Lompat ke isi

Gulab jamun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gulab jamun
Gulab jamun yang di atasnya diberi irisan almond
Nama lainGulab jaman, Lal mohan, Gulab jam, Gulap jam
SajianHidangan penutup
DaerahAnak benua India, Mauritius, Fiji, Afrika bagian selatan dan timur, Karibia, dan Semenanjung Malaya
Suhu penyajianPanas, dingin, atau pada suhu kamar
Bahan utamaKhoa, safron, Maida
VariasiPantua, kalo jam
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Gulab jamun (terj. har.''beri air mawar'' atau "beri mawar") adalah makanan penutup atau makanan manis yang berasal dari Anak benua India, dan sejenis mithai (makanan manis dan makanan penutup) yang populer di India, Pakistan, Nepal, Maladewa, Bangladesh dan Myanmar. Makanan ini juga umum terdapat di negara-negara dengan populasi besar penduduk keturunan Asia Selatan seperti Mauritius, Fiji, Negara-negara Arab di Teluk Persia, Semenanjung Malaya, Britania Raya, Afrika Selatan; serta negara-negara Karibia seperti Jamaika, Trinidad dan Tobago, Guyana, dan Suriname.

Makanan ini dibuat terutama dari susu padat, secara tradisional dari khoya, yaitu susu yang direduksi menjadi adonan lembut. Resep modern memerlukan susu kering atau susu bubuk sebagai pengganti khoya. Seringkali dihias dengan buah geluk kering seperti almond dan kacang mete untuk menambah rasa.

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Menurut sejarawan kuliner Michael Krondl, Manasollasa abad ke-12 menyebutkan resep bola goreng yang terbuat dari keju chenna dan tepung beras serta direndam dalam sirup beraroma kapulaga, namun resep ini tidak menggunakan sirup air mawar (gulab).[1][2] Makanan penutup Arab abad ke-13, luqmat al-qadi, memiliki tampilan yang mirip dengan gulab jamun, meskipun dibuat dari adonan yang sama sekali berbeda dari gulab jamun tetapi direndam dalam sirup beraroma air mawar (gulab), satu-satunya koneksi Persia mungkin adalah penggunaan sirup air mawar secara umum.[3] Gulab Jamun muncul di India abad pertengahan selama periode masuknya Islam, memadukan pengaruh Persia dengan pengaruh lokal yang akhirnya menjadi gulab jamun.[4] Kata "gulab" berasal dari kata Bahasa Persia gul ("bunga") dan āb ("air"), mengacu pada sirup beraroma air mawar; serta "Jamun" atau "jaman" adalah kata Bahasa Hindi untuk jamblang, buah dengan ukuran dan bentuk serupa yang biasa dikenal dengan sebutan "prem hitam".[5] Jamun juga diartikan sebagai kelezatan yang digoreng dengan sirup gula.[6]

Pembuatan

[sunting | sunting sumber]

Di anak benua India, susu dan padatan keju dibuat dengan memanaskan susu di atas api kecil hingga kandungan airnya menguap sehingga hanya tersisa padatan susu yang disebut khoya. Padatannya diremas dengan tepung maida, dan bola-bola kecil dari adonan ini digoreng dalam minyak atau minyak samin dengan suhu rendah,[7] kemudian direndam dalam sirup gula ringan yang diberi rasa kapulaga hijau dan air mawar, kewra, atau safron.[8] Gulab jamun panas sering disajikan dengan es krim vanilla atau kulfi.

Dalam acara-acara khusus

[sunting | sunting sumber]

Gulab jamun sering dihidangkan pada festival, ulang tahun, atau hari raya keagamaan seperti pernikahan, dua hari raya umat Islam (Idul Fitri dan Idul Adha), serta hari raya Hindu Diwali dan Ganesh Chaturthi. Terdapat banyak jenis gulab jamun.

Sebuah variasi gulab jamun yang disebut kala jamun
Gulab jamun ala Maharashtria

Gulab jamun berwarna merah kecokelatan karena kandungan gula dalam susu bubuk (khoya). Pada jenis gulab jamun lainnya, gula ditambahkan ke dalam adonan, dan setelah digoreng, karamelisasi gula menghasilkan warna gelap, hampir hitam, yang kemudian disebut kala jamun atau "jamun hitam". Sirup gula dapat diganti dengan sirup maple yang (sedikit) diencerkan untuk gulab jamun.

Gulab jamun buatan sendiri biasanya terbuat dari khoya, sedikit tepung terigu serbaguna/tepung gandum halus/tepung gandum (opsional), bubuk pengembang, dan mentega murni (minyak samin); susu diremas untuk membentuk adonan, dibentuk menjadi bola-bola, digoreng, dan dicelupkan ke dalam sirup gula yang mendidih.

Dalam bahasa Benggala, Gulab Jamun dikenal sebagai Kalo Jam atau Pantua, yang mirip dengan gulab jamun biasa, dan dapat disebut sebagai varian Benggala dari hidangan tersebut.[9] Ledikeni, variasi dari Pantua, adalah varian lain dari gulab jamun.[10]

Katangi, sebuah kota dekat Jabalpur terkenal dengan Jhurre Ka Rasgulla, yang telah dibuat di sana selama 100 tahun terakhir.[11][12] Ukurannya beberapa kali lebih besar dari gulab jamun biasa dan disiapkan dengan desi ghee lokal.[13]

Di Rajasthan, alih-alih merendam bola gulab jamun dalam sirup gula, bola-bola tersebut dimasak dalam kuah yang terbuat dari rempah-rempah, kacang-kacangan, dan tomat untuk membuat Gulab Jamun ki Sabzi yang populer.

Di Madhya Pradesh Barat dan Malwa, Mawa Bati populer sebagai versi lokal Gulab Jamun. Berbeda dengan Gulab Jamun dari segi ukuran, isi, dan jumlah kemanisan, Mawa Bati biasanya tidak direndam dalam sirup gula dan sedikit lebih besar dari Gulab Jamun.[14]

Bangladesh

[sunting | sunting sumber]
Hidangan Benggala serupa gulab jamun, terbuat dari tepung kacang arab, yang disebut Pantua.

Di Bangladesh, Pantua tersedia hampir di mana-mana di seluruh negeri, yang dapat disebut sebagai variasi Gulab Jamun dalam bahasa Benggala. Selain itu, ada dua jenis jamun yang terkenal yakni Golap Jam (গোলাপ জাম) dan Kalo Jam (কালো জাম).

Makanan manis ini dikenal sebagai Lal Mohan (लालमोहन) dalam bahasa Nepal dan tersedia di hampir setiap toko makanan. Penjualan makanan ini biasanya meningkat secara signifikan selama festival seperti Tihar, Dashain, dll.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Michael Krondl (2011). Sweet Invention: A History of Dessert. Chicago Review Press. hlm. 7-8. ISBN 978-1-55652-954-2. In another recipe he gives directions for a syrup-soaked fritter many modern Indians would recognize. To make it, the cook is told to curdle warm milk by adding buttermilk, then strain it to remove the liquid. (Nowadays this fresh cheese would be called chhana.) The resulting curds are then mixed with a little rice flour, formed into balls, and fried in ghee. Finally, they are soaked in syrup. 
  2. ^ Michael Krondl (1 June 2014). The Donut: History, Recipes, and Lore from Boston to Berlin. Chicago Review Press. hlm. 7–8. ISBN 978-1-61374-673-8. To make it, you form balls out of a dough of fresh cheese curds mixed with rice flour, fry these in ghee, and then soak them in cardamom-scented syrup. I imagine the king feeding the morsels—tender, buttery, and dripping with the perfumed syrup—to his favorite as she lies resplendent on a silk-lined bed. Most of these fritters still exist and in more than one variation. 
  3. ^ Michael Krondl (2011). Sweet Invention: A History of Dessert. Chicago Review Press. hlm. 38. ISBN 978-1-55652-954-2. A fitters of very similar appearance is made in the Middle East under the name Luqmat Al Qadi. It is conceivable that they both developed from an earlier Persian antecedent. Gulab comes from the Persian word for rosewater, while Jamun refers to a local fruit of roughly this size. The two batters are made entirely differently, though, so the only Persian connection may be the common use of rosewater syrup. 
  4. ^ Michael Krondl (2011). Sweet Invention: A History of Dessert. Chicago Review Press. hlm. 38. ISBN 978-1-55652-954-2. The two batters are made entirely differently, though, so the only Persian connection may be the common use of rosewater syrup...Gulab comes from the Persian word for rosewater, while jamun refers to a local fruit of roughly this size." 
  5. ^ [Banerjee, A; Dasgupta, N; De, B (2005). "In vitro study of antioxidant activity of Syzygium cumini fruit". Food Chemistry. 90 (4): 727. doi:10.1016/j.foodchem.2004.04.033]
  6. ^ Achaya K. T. (1994). Indian Food Tradition A Historical Companion. ISBN 9780195628456. Diakses tanggal 2019-01-29. 
  7. ^ Marty Snortum, Lachu Moorjani (2005). Ajanta: regional feasts of India. Gibbs Smith. hlm. 17. ISBN 1-58685-777-0. 
  8. ^ shraddha.bht. "Gulab Jamun". Konkani Recipes. Diakses tanggal 25 May 2010. 
  9. ^ Charmaine O'Brien (2003). Flavours of Delhi: A Food Lover's Guide. Penguin Books Limited. hlm. 145. ISBN 978-93-5118-237-5. 
  10. ^ Richardson, Tim H. (2002). Sweets: A History of Candy. Bloomsbury USA. hlm. 334. ISBN 1-58234-229-6. 
  11. ^ "यहां के रसगुल्लों के लिए थम जाते हैं वाहनों के पहिए". www.patrika.com. Diakses tanggal 24 September 2019. 
  12. ^ उसमें प्राण जगाओ साथी- 3, मायाराम सुरजन, Deshbandhu, 2009-11-12, जबलपुर-दमोह के बीच कटंगी के रसगुल्ले, 1959
  13. ^ "Folk music. Katangi ke rasgulla. AKASH sahu". Diakses tanggal 24 September 2019 – via www.youtube.com. 
  14. ^ "Mawa Bati | District Raisen, Government of Madhya Pradesh | India" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-24. 
  15. ^ sampurna. "सबैको प्यारो लालमोहन". Sampurna Weekly (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 December 2022. Diakses tanggal 2022-12-05. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]