Hidrosalping

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Hidrosalping adalah suatu keadaan ketika tuba falopi tersumbat dan berisi cairan bening atau serosa di dekat ovarium (distal rahim). Gangguan ini biasanya menyerang wanita dan disebabkan oleh pembengkakan atau pelebaran organ reproduksi wanita yang menyebabkan infertilitas. Ditemukan pertama kali oleh Regnier de Graaf pada akhir abad ke-19.[1]

Penyebab[sunting | sunting sumber]

Hidrosalping biasanya menyerang wanita yang mengalami pembengkakan di salah satu atau kedua saluran tuba akibat penumpukan cairan yang disebabkan oleh penyakit radang panggul, akibat dari infeksi asenden oleh bakteri klamidia, gonore, atau tuberkulosis. Keadaan ini dapat menyebabkan infertilitas atau kemandulan pada wanita. Dikarenakan tersumbatnya sel telur pada sistem reproduksi membuat sperma dan sel telur akan sulit untuk membuahi.[2]

Jaringan ikat yang dihasilkan dari infeksi sebelumnya membentuk penyumbatan. Akibatnya, air menumpuk di saluran telur sehingga embrio diracuni oleh cairan ini, yang dapat menurunkan kemungkinan keberhasilan kehamilan. Meskipun berhasil, kelainan ini juga memiliki tingkat keguguran yang tinggi. Sehingga gangguan ini sering dikaitkan dengan kehamilan ektopik.[2]

Penyebab lain adanya hidrosalping:[1]

  1. Pembentukan adhesi dari pembedahan. Adhesi adalah efek penyakit yang disebabkan operasi, infeksi, atau endometriosis;
  2. Usus yang pecah. Usus yang ternfeksi karena radang usus buntu y, kemudian pecah dan cairannya lengket dapat mempengaruhi hidrosalping;
  3. Endometriosis atau pertumbuhan dinding rahim di luar rahim atau biasa disebut hematosalping oleh karena cairan yang terakumulasi mengandung darah;
  4. Induksi ovulasi. Stimulasi hormonal pada wanita yang menjalani program hamil dapat memicu peningkatan produksi cairan pada tuba falopi yang tersumbat;
  5. Kanker tuba;
  6. Usus buntu (apendisitis);
  7. Ovarium maupun organ terdekat lainnya.

Gejala[sunting | sunting sumber]

Gangguan ini memiliki banyak gejala yang berbeda. Ada beberapa pasien yang mengeluhkan nyeri panggul atau perut bagian bawah secara teratur, sementara yang lain tidak menunjukkan gejala apa pun. Gejala umum gangguan ini adalah infertilitas dan endometriosis, usus buntu yang pecah sertaoperasi perut juga merupakan gejala awal hidrosalping.[1]

Sementara itu, gejala lainnya sebagai berikut:[2]

  • Sakit perut ringan di sati sisi atau seluruh bagian perut;
  • Rasa sakit dan nyeri menjadi lebih sering;
  • Dibagian panggul terrasa sakit atau nyeri;
  • Demam dan rasa sakit secara bersamaan;
  • Saat menstruasi perut akan lebih sakit;
  • Keluarnya cairan dari vagina yang tidak hanya berbau tetapi juga terlihat aneh;
  • Mengalami nyeri saat berhubungan seks atau saat buang air kecil.

Diagnosa[sunting | sunting sumber]

Bebapa metode untuk mendiagnosis hidrosalping:[1]

  1. Ultrasonografi (pembedahan): dapat digunakan untuk mendiagnosis hidrosalping karena tabung panjang berisi cairan memiliki pola gema yang khas. Namun, sonografi mungkin melewatkan hidrosalping jika kecil;
  2. Hysterosalpingogram (HGS): Sinar-X dan agen kontras berbasis cairan digunakan dalam pemeriksaan ini untuk menentukan apakah ada obstruksi. Cairan akan tumpah ke dalam rongga panggul saat tuba falopi terbuka, atau paten. Di sisi lain, jika tuba falopi tersumbat, cairan akan tertahan dan tidak tumpah ke dalam rongga panggul. Namun, interpretasi hasil yang cermat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman;
  3. Ultrasonografi (USG): Karena saluran tuba tampak membesar selama pemeriksaan ini, hidrosalpinx yang parah dapat diidentifikasi dengan USG;
  4. Tes infertilitas dan prosedur sinar-X dengan kontras.

Pencegahan[sunting | sunting sumber]

Sebagai penyebab utama gangguan hidrosalpinx adalah penyakit radang panggul. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengurangi penyakit menular seksual dan pemberian pengobatan antibiotik yang memadai dan cepat untuk infeksi panggul.[2]

Pengobatan[sunting | sunting sumber]

Beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengobati Hidrosalping sebagai berikut:[2]

  1. In-vitro fertilization (IVF). Pengobatan terapi kesuburan dengan metode hidrosalping bilateral. Dengan menerapkan IVF, dokter akan mengoptimalkan tingkat pembuahan, menempatkan embrio ke lokasi yang tepat, dan mendukung hormon baik untuk embrio yang berkembang awal agar tingkat keberhasilan naik. Pengobatan ini diperkenalkan pada tahun 1994 oleh Strandell.[3]
  2. Laparoskopi. Untuk menentukan tingkat kelainan wanita, tindakan laparoskopi cukup akurat. Selama pemeriksaan ini, teropong dimasukkan ke dalam rongga perut untuk lapisan minimal. Setelah itu, dokter akan merusak tuba falopi untuk membersihkannya dari sumbatan. Prognosis atau kemungkinan memiliki anak di masa depan akan ditentukan oleh dokter. Menggunakan metode ini dapat mengakibatkan kehamilan ektopik yang berpotensi fatal.Metode ini terdiri dari 2 cara yakni salpingostomi (hanya tuba rusak yang diangkat) dan salpingektomi (seluruh bagian tuba)
  3. Sclerotherapy. Perawatan untuk hidrosalping melibatkan penyuntikan cairan yang mengiritasi saluran tuba. Penumpukan cairan akan dipaksa keluar oleh cairan ini, yang akan menyebabkan pembengkakan.
  4. Tubal reanastomosis. Prosedur ini akan memperbaiki sebagian tuba falopi yang tersumbat atau rusak akibat penyakit. Bagian tabung yang sakit atau tersumbat diangkat, dan kedua ujung tabung diikat menjadi satu.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "Hydrosalpinx". www.reproductivefacts.org. Diakses tanggal 2022-12-10. 
  2. ^ a b c d e Nora, Hilwah; Rajuddin, Rajuddin; Shalahuddin, Shalahuddin (2022-10-17). "Hidrosalping bilateral dan infertilitas: laporan kasus". Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 22 (3). doi:10.24815/jks.v22i3.27301. ISSN 2550-0112. 
  3. ^ Strandell, A.; Lindhard, A.; Waldenström, U.; Thorburn, J.; Janson, P.O.; Hamberger, L. (1999-11). "Hydrosalpinx and IVF outcome: a prospective, randomized multicentre trial in Scandinavia on salpingectomy prior to IVF *". Human Reproduction. 14 (11): 2762–2769. doi:10.1093/humrep/14.11.2762. ISSN 1460-2350.