Lompat ke isi

Indikator asam–basa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berbagai jenis indikator pH

Indikator asam-basa atau penunjuk asam-basa (disebut juga Indikator pH atau penunjuk pH) adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa. Kebanyakan senyawa organik yang dihasilkan makhluk hidup mudah melepaskan proton (bersifat sebagai asam Lewis), umumnya asam karboksilat dan amina, sehingga indikator asam-basa banyak digunakan dalam bidang biologi dan kimia analitik. Mekanisme perubahan warna oleh indikator adalah reaksi asam-basa, pembentukan kompleks, dan reaksi redoks.[1][2]

Rol kertas indikator universal

Indikator pH secara umum digunakan dalam teknik titrasi kimia analitik dan biologi untuk menentukan reaksi kimia.[3] Karena pilihan subyektif (penentuan) warna, indikator pH tidak memberi hasil pembacaan yang presisi. Untuk mengukur pH secara presisi, suatu pH meter biasanya digunakan. Terkadang, pencampuran beberapa indikator berbeda digunakan untuk menghasilkan perubahan warna pada rentang nilai pH yang lebar. Indikator komersial tersebut (misalnya indikator universal) digunakan hanya ketika membutuhkan pengetahuan kasar mengenai pH.

Tabel berikut ini berisi beberapa indikator pH yang umum digunakan di laboratorium. Indikator biasanya memberi perubahan warna pada nilai pH yang tertulis pada nilai transisi. Contohnya, fenol merah menghasilkan warna jingga antara pH 6.8 dan pH 8.4. Rentang transisi mungkin berbeda sedikit bergantung pada konsentrasi indikator dalam larutan dan pada suhu di mana indikator tersebut digunakan. Gambar di sebelah kanan menunjukkan rentang dan perubahan warna yang terjadi pada indikator tersebut.[4]

Perubahan warna pada indikator Bromotimol biru, Metil jingga dan Fenolftalein
Indikator Warna pada pH
batas bawah
Batas
transisi bawah
Batas
transisi atas
Warna pada pH
batas atas
Gentian violet (Metil ungu 10B) kuning 0.0 2.0 biru-violet
Malasit hijau (transisi pertama) kuning 0.0 2.0 hijau
Malasit hijau (transisi kedua) hijau 11.6 14.0 tak berwarna
Timol biru (transisi pertama) merah 1.2 2.8 kuning
Timol biru (transisi kedua) kuning 8.0 9.6 biru
Metil kuning merah 2.9 4.0 kuning
Bromofenol biru kuning 3.0 4.6 biru
Merah kongo biru-violet 3.0 5.0 merah
Metil jingga merah 3.1 4.4 kuning
Bromokresol hijau kuning 3.8 5.4 biru
Metil merah merah 4.4 6.2 kuning
Metil ungu ungu 4.8 5.4 hijau
Azolitmin merah 4.5 8.3 biru
Bromokresol ungu kuning 5.2 6.8 ungu
Bromotimol biru kuning 6.0 7.6 biru
Fenol merah kuning 6.4 8.0 merah
Merah netral merah 6.8 8.0 kuning
Naftolftalein merah pucah 7.3 8.7 biru kehijauan
Kresol merah kuning 7.2 8.8 ungu-kemerahan
Kresolftalein tidak berwarna 8.2 9.8 ungu
Fenolftalein tidak berwarna 8.3 10.0 ungu-merah muda
Timolftalein tidak berwarna 9.3 10.5 biru
Alizarin kuning R kuning 10.2 12.0 merah
Indigo carmine biru 11.4 13.0 kuning

Indikator pH alam

[sunting | sunting sumber]
Struktur umum senyawaan antosianin

Banyak tumbuhan yang mengandung zat kimia yang berasal dari senyawa famili antosianin yang berwarna secara alami. Mereka berwarna merah dalam larutan asam dan biru dalam larutan basa. Antosianin dapat diekstrak dengan air atau pelarut lain dari banyak tumbuhan berwarna atau bagian tumbuhan, termasuk dari daun (kubis merah); bunga (geranium, poppy, atau kelopak mawar); beri (blueberry, blackcurrant); dan batang (rhubarb). Ekstraksi antosianin dari tanaman rumah tangga, terutama kubis merah, untuk membentuk indikator pH mentah adalah pengantar kimia demonstrasi yang populer.[5]

Lakmus, yang digunakan oleh alkemis pada Abad Pertengahan dan banyak tersedia, adalah indikator pH yang dibuat secara alami dari spesi lumut, terutama Roccella tinctoria. Perubahan warna terjadi apabila di larutan asam akan berwarna merah dan biru dalam larutan alkali.

Bunga Hydrangea macrophylla dapat berubah warna bergantung pada keasaman tanah. Pada tanah yang asam, reaksi kimia terjadi di tanah yang membuat aluminium tersedia untuk tanaman ini, mengubah bunga berwarna biru. Di tanah alkali, reaksi ini tidak dapat terjadi dan karena aluminium tidak diambil oleh tanaman. Akibatnya, bunga tetap berwarna merah muda.[5]

Indikator Warna pH batas bawah Warna pH batas bawah
Bunga Hortensia biru merah muda ke ungu
Antosianin merah biru
Lakmus merah biru

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Schwarzenbach, Gerold (1957). Complexometric Titrations. Diterjemahkan oleh Irving, Harry (edisi ke-1st English). London: Methuen & Co. hlm. 29–46. 
  2. ^ West, T. S. (1969). Complexometry with EDTA and related reagents (edisi ke-3rd). Poole, UK: BDH Chemicals Ltd. hlm. 14–82. 
  3. ^ Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka. 
  4. ^ Skoog, Douglas A. (1998). Principles of Instrumental Analysis: Introduction. Harcourt Brace. hlm. 18. ISBN 0-03-002078-6. 
  5. ^ a b Chang, Raymond (2003). Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]