Kertasemaya, Kertasemaya, Indramayu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Nama - nama Kuwu / Kepala Desa :

○(Belum diketahui sampai dengan)

● Sadikin .

● Harjo .

● Samsuri .

● Sarobi .

● Karnoto, S.E = 1997 sd 2008 .

● Tauhid, S.T.P = 2009 sd 2014 .

● Novanita Putri Aryani, S.AB = 2015 sd 2020

● Arisman, S.H = 16 Agustus 2021 sd ...

Kertasemaya
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenIndramayu
KecamatanKertasemaya
Kode pos
45274
Kode Kemendagri32.12.08.2014
Luas80 ha


Kertasemaya adalah nama desa di kecamatan Kertasemaya, Indramayu, Jawa Barat, Indonesia, dengan luas 80 ha yang terdiri dari 6 Blok dengan 5 Rukun Warga (RW) dan 10 Rukun Tetangga (RT) . Adapun batas wilayah desa Kertasemaya yaitu sebelah Utara desa Kliwed kecamatan Kertasemaya, sebelah Selatan desa Tulungagung kecamatan Kertasemaya, sebelah Timur desa Tenajar Kidul kecamatan Kertasemaya, dan sebelah Barat desa Beduyut kecamatan Bangodua.

Sejarah desa Kertasemaya kecamatan Kertasemaya kabupaten Indramayu. Konon menurut sumber dari cerita. Orang yang pertama menempati desa Kertasemaya adalah sebuah padepokan yang menginduk ke padukuhan Babadan. Padepokan itu dipimpin oleh Raden Kiyai Haji Surya Sufiah, beliau adalah keturunan ke empat dari Sunan Gunung Jati anak Sultan Matangaji, Raden K.H Surya Sufiah punya anak yang bernama K.H Sarkowi, pada masa kepemimpinannya K.H Sarkowi itu terjadi pembuatan sungai Sindu Praja dan sungai Duta Mati dengan pelaksananya adalah Ir. Van Dorzhen dan Tuan De Vuch oleh Pemerintah Belanda. Dibangunnya sungai Sindu Praja oleh Pemerintah Belanda bermaksud untuk memenuhi kebutuhan air untuk wilayah Indramayu, sedangkan sungai Duta Mati dibangun untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah Karangampel. Dan pada saat itu juga dibangun sebuah Pompa Air yang ada di Blok Tanjung di tanggul sungai Cimanuk untuk mengantisipasi terjadinya sungai kering di waktu musim kemarau. Pompa air itu diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pengairan di wilayah Indramayu. Desa Kertasemaya dulunya adalah terkenal dengan nama Dorzhen dan sungai Duta Mati lebih dikenal dengan sebutan sungai Sinyur. Mungkin walaupun pelaksana pembangunan sungai Sindu Praja dan sungai Duta Mati dilaksanakan oleh bangsa Belanda yang masih menjajah bangsa Indonesia tapi masyarakat kita (Kertasemaya) sangat menghargai jasa peninggalan orang Belanda yang telah membangun sungai tersebut sehingga untuk mengenangnya Desa Kertasemaya terkenal dengan nama Dorzhen dan Sungai Duta Mati terkenal dengan nama Sinyur (Ir=insinyur) sampai sekarang.

Dan satu - satunya desa yang tidak menggelar acara Mapag Sri dari desa - desa yang ada di Kecamatan Kertasemaya sampai sekarang adalah Desa Kertasemaya, sebab ketika desa Kertasemaya waktu dipimpin oleh Kuwu Johar Aripin; setiap akan diadakannya acara Mapag Sri saat itu pula terjadi hujan dan angin besar sehingga menurut orang - orang sesepuh acara Mapag Sri tidak usah diadakan.

Sedangkan asal - muasal nama desa Kertasemaya sendiri berasal dari istilah selembar Kertas dan Semaya yang artinya Samar - samar sulaya. Pada saat dibangunnya sungai Sindu Praja, sungai Duta Mati dan Pompa Air para pekerjanya pada saat itu setiap hari Minggu mendapatkan selembar Kertas yang berisi tentang nilai uang yang akan diterima dari hasil pekerjaannya selama satu minggu untuk ditukarkan dengan uang. Tetapi pada saat itu sering terjadi ketidakpastian tentang pembayarannya (upah kerja), dari situlah muncul nama Kertasemaya. Kertas yang selalu diberikan pada hari Minggu dan Semaya yang artinya Sulaya ( di semaya bae kata orang kerja ) atau tidak tepat janji.

Wallahu a'lam.

Oleh : Topikudin HSE