Kognisi gajah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Banyak etolog melihat gajah sebagai salah satu hewan yang paling cerdas di dunia. Dengan massa otak lebih dari 5 kg, otak gajah memiliki massa lebih besar daripada hewan darat lainnya, dan meskipun paus terbesar memiliki massa tubuh dua puluh kali daripada massa gajah pada umumnya, otak paus hanya bermassa hampir dua kali massa otak gajah. Sebagai tambahan, gajah memiliki total neuron (sel saraf) di dalam tubuh sebanyak 300 miliar.[1] Otak Gajah mirip dengan otak manusia dalam hal konektivitas umum dan area. Korteks Gajah memiliki neuron sama banyak seperti otak manusia,[2] yang menjadi petunjuk dari evolusi konvergen.[3]

Gajah menunjukkan berbagai macam perilaku, termasuk yang berhubungan dengan kesedihan, belajar, mimikri, bermain, altruisme, penggunaan alat-alat, kasih sayang, kerjasama,[4][5] kesadaran diri, memori, dan komunikasi.[6] Selain itu, bukti-bukti juga menunjukkan bahwa gajah dapat memahami sikap menunjuk, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi secara nonverbal kepada sebuah objek dengan memperpanjang jari, atau sejenisnya.[7] Perilaku tersebut menunjukkan bahwa gajah adalah hewan yang sangat cerdas dan diperkirakan bahwa kecerdasan mereka setara dengan hewan cetacea[8][9][10][11] dan primata[12][13] dalam hal ini. Para filsuf Yunani Kuno, Aristoteles, pernah berkata bahwa gajah adalah "hewan yang melampaui seluruh hewan lainnya dalam hal kecerdasan dan pikiran."[14]

Namun, beberapa peneliti gajah, dan juga beberapa etolog, menunjuk pada bukti eksperimental dan anekdotal yang bertentangan dengan pandangan bahwa gajah adalah hewan yang memiliki kesadaran diri, dapat berpikir, dan memiliki teori pikiran.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ http://blogs.scientificamerican.com/brainwaves/2014/02/26/searching-for-the-elephants-genius-inside-the-largest-brain-on-land/
  2. ^ Roth, Gerhard; Maxim I. Stamenov; Vittorio Gallese (2002). "Is the human brain unique?". Mirror Neurons and the Evolution of Brain and Language. John Benjamins Publishing. hlm. 63–76. 
  3. ^ Goodman, M.; Sterner, K.; Islam, M.; Uddin, M.; Sherwood, C.; Hof, P.; Hou, Z.; Lipovich, L.; Jia, H. (19 November 2009). "Phylogenomic analyses reveal convergent patterns of adaptive evolution in elephant and human ancestries". Proceedings of the National Academy of Sciences. 106 (49): 20824–20829. doi:10.1073/pnas.0911239106. PMC 2791620alt=Dapat diakses gratis. PMID 19926857. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2017-05-03. 
  4. ^ "Elephants know when they need a helping trunk in a cooperative task". PNAS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-08. Diakses tanggal 2011-03-08. 
  5. ^ BBC: Elephants know how to co-operate http://news.bbc.co.uk/earth/hi/earth_news/newsid_9417000/9417308.stm
  6. ^ Parsell, D.L. (2003-02-21). "In Africa, Decoding the "Language" of Elephants". National Geographic News. Diakses tanggal 2007-10-30. 
  7. ^ Zimmer, Carl (10 October 2013). "Elephants Get the Point of Pointing, Study Shows". New York Times. Diakses tanggal 10 October 2013. 
  8. ^ Jennifer Viegas (2011). "Elephants smart as chimps, dolphins". ABC Science. Diakses tanggal 2011-03-08. 
  9. ^ Jennifer Viegas (2011). "Elephants Outwit Humans During Intelligence Test". Discovery News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-08. Diakses tanggal 2011-03-19. 
  10. ^ "What Makes Dolphins So Smart?". The Ultimate Guide: Dolphins. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-30. Diakses tanggal 2007-10-30. 
  11. ^ "Mind, memory and feelings". Friends Of The Elephant. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-18. Diakses tanggal 2007-12-20. 
  12. ^ Hart, B.L.; L.A. Hart; M. McCoy; C.R. Sarath (November 2001). "Cognitive behaviour in Asian elephants: use and modification of branches for fly switching". Animal Behaviour. Academic Press. 62 (5): 839–847. doi:10.1006/anbe.2001.1815. Diakses tanggal 2007-10-30. 
  13. ^ Scott, David (2007-10-19). "Elephants Really Don't Forget". Daily Express. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-12. Diakses tanggal 2007-10-30. 
  14. ^ O'Connell, Caitlin (2007). The Elephant's Secret Sense: The Hidden Lives of the Wild Herds of Africa. New York City: Simon & Schuster. hlm. 174, 184. ISBN 0-7432-8441-0. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]