Lompat ke isi

Kolam Siloam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kolam Siloam bagian bawah

Kolam Siloam adalah sebuah kolam air di Yerusalem yang berfungsi sebagai tempat persediaan air.[1] Sejak zaman Daud, kolam Siloam menjadi sumber air suci yang digunakan dalam upacara-upacara di Bait Allah.[2] Kolam ini menjadi sumber air bagi seluruh kota Yerusalem. Kata Siloam juga memiliki arti "yang diutus".[3] Siloam dihubungkan oleh terowongan dengan sumber air Gihon.[1] Suatu prasasti pernah ditemukan oleh dua orang pemuda pada tahun 1880 yang menjelaskan bahwa terowongan itu digali dari kedua ujungnya.[1] Tulisan pada prasasti itu menyatakan bahwa pembuatan terowongan tersebut dilakukan tidak lama sebelum tahun 701 SM, ketika Sanherib mengepung kota Yerusalem.[1] Terowongan tersebut merupakan bagian dari sistem pertahanan kota.[1] Nabi Yesaya menyebutkan bahwa air dari kolam Siloam itu mengalir lambat (Yesaya 8:6).[1] Selain itu di dalam Injil Yohanes pasal 9 juga disebutkan bahwa Yesus menyembuhkan orang yang buta dengan air kolam itu.[1] Yesus yang telah mengoleskan mata orang buta dengan tanah dan air ludahnya menyuruh orang buta tersebut untuk membasuh dirinya di kolam Siloam.[3] Sedangkan menara Siloam yang ambruk, yang mendatangkan malapetaka itu merupakan bagian dari kubu pertahanan.[1]

Kolam Siloam disebutkan beberapa kali di Alkitab. Kitab Yesaya pasal 8:6 menyebutkan "air Syiloah yang mengalir lamban" ("Siloam" adalah nama Yunani dari kata Ibrani "Syiloah").[4] Pembangunan terowongan Hizkia disiratkan dalam Kitab Yesaya pasal 22:6 untuk "mengumpulkan air kolam bawah.[5] Ditulis dalam bagian lain di Alkitab bahwa raja Hizkia "membuat kolam dan saluran air dan mengalirkan air ke dalam kota."[6]

Bagi orang Kristen, kolam Siloam mempunyai makna tambahan yang khusus, karena dicatat dalam Injil Yohanes sebagai tempat Yesus Kristus melakukan mujizat memberikan penglihatan bagi orang yang buta sejak lahir, sebagai berikut:[7]

Yesus melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.[8]

Ditemukan ada upaya perbaikan (remodeling) substansial pada kolam yang didekatnya, pernah diduga sebagai kolam Siloam, yang dilakukan pada abad ke-5 Masehi di bawah Kekaisaran Bizantin, dikatakan atas perintah Ratu (Empress) Aelia Eudocia. Kolam ini, yang kemudian ditinggalkan dan menjadi puing-puing, sebagian masih ada sampai sekarang; dikelilingi oleh tembok batu tinggi di semua sisinya, kecuali sebuah gerbang yang atasnya melengkung, yang menuju ke terowongan Hizkia. Terowongan itu sendiri baru ditemukan kembali pada abad ke-19 M.[9]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h W.R.F. Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 409.
  2. ^ Gordon Thomas. 2009, The Jesus Conspiracy. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 173.
  3. ^ a b J.H. Bavinck. 2007, Sejarah Kerajaan Allah 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 427.
  4. ^ Yesaya 8:6
  5. ^ Yesaya 22:9
  6. ^ 2 Raja–raja 20:20
  7. ^ Lihat Yohanes 9
  8. ^ Yohanes 9:1–7
  9. ^ Lihat Terowongan Hizkia untuk lebih jelasnya.