Pamanukan, Subang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pamanukan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenSubang
Pemerintahan
 • CamatDrs. Mochamad Solih Moefraeni, M.Si
Populasi
 • Total80,780 jiwa
Kode Kemendagri32.13.11
Kode BPS3213190
Luas49,232 km²
Desa/kelurahan8
Kantor Kecamatan Pamanukan, Subang

Pamanukan (aksara Sunda: ᮕᮙᮔᮥᮊᮔ᮪, Latin: Pamanukan) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Kecamatan ini terdiri atas 8 desa.

Lahan[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar (4.987 Ha) wilayah Kecamatan Pamanukan terdiri atas sawah berpengairan teknis dan karena letaknya yang strategis pada persilangan jalan negara (Jalur Pantura) dengan jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Pantai Utara (pantura) Jawa Barat dengan Bandung, Pamanukan sudah sejak lama menjadi pusat pertumbuhan di pantura Kabupaten Subang.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

  • Pertanian
  • Perdagangan
  • Jasa
  • Perikanan

dari keempat faktor ini, Pamanukan ditetapkan sebagai pusat perdagangan dan jasa di Pantura Kabupaten Subang.

Pusat Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]

Toko Tionghoa di Pamanukan (1900-1920)

Kota Pamanukan adalah kota dinamis yang selama 24 jam dalam sehari senantiasa menampakan kehidupannya. Prasarana Perdagangan yang ada di antaranya adalah Pertokoan Pasar Baru (PMK MALL) dan Pasar Inpres Pamanukan sebagai pasar tradisonal, Pamanukan Trade Center (PTC) - pertokoan yang dirancang sebagai pusat perdagangan modern adapun seperti yogya group, supermarket bahan bangunan, toko-toko waralaba dan pertokoan perorangan.

Lembaga Keuangan[sunting | sunting sumber]

Selain dari itu di Pamanukan terdapat beberapa bank seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Syariah Indonesia, BCA, BTN, Bank Danamon, Bank BJB, Bank Woori Saudara, juga Bank Perkreditan Rakyat (Pamanukan Bangun Artha, Tutur Ganda, dan Markoni) dan Lembaga Perkreditan Kecamatan yang berjumlah lebih dari 5 buah. Terdapat pula Money Changer dan Koperasi.

Pelayanan Jasa Lainnya[sunting | sunting sumber]

Hal lainnya dalam penyediaan jasa di antaranya adalah jasa pengiriman barang atau surat, notaris dan PPAT serta pelayanan kesehatan, baik dokter praktik, laboratorium dan puskesmas perawatan, maupun RS Swasta, adapun pet shop dan praktik dokter hewan.

Kondisi Ekonomi Rakyat[sunting | sunting sumber]

Sekalipun Pamanukan merupakan kota jasa dan perdagangan, tetapi keadaan perekonomian warga Pamanukan tidak lebih baik dibandingkan dengan warga kecamatan lain semisal Binong. Menurut data Bappeda Subang, Indeks Pembangunan Manusia di Pamanukan, baik di bidang kesehatan, pendidikan, maupun ekonomi menunjukkan angka rendah dibanding kecamatan lain. Ironis memang, sebuah data dari yang harus diuji ulang dan kalau benar dicarikan 'akar persoalannnya' untuk solusi lebih lanjut.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Dulu sekitar tahun 1980-1990'an kecamatan Pamanukan menjadi tujuan pendidikan di pantura Kabupaten Subang dan sekitarnya. Namun kini kecamatan-kecamatan di Subang sudah memiliki gedung SMP dan SMA masing-masing.

Tahun 1980-90an lulusan SD/MI dari Kecamatan Pusakanegara (termasuk Compreng), Ciasem (termasuk Blanakan), dan Binong, menjadikan SMPN Pamanukan dan SMAN Pamanukan (juga beberapa SMP Swasta/MTs dan SMA/aliyah swasta) sebagai tujuan melanjutkan sekolahnya.

Saat ini terdapat 2 SMPN (SMPN 1 Pamanukan dan SMPN2 Pamanukan), 3 SMP Swasta (SMP Bunda Maria, SMP Taman Dewasa, dan SMP Tri Dharma), 3 MTs Swasta (Miftahul Huda, Darul Maarif,dan MTs Persis), 1 SMAN, 2 SMK dan 2 MA Swasta dan terdapat 2 perguruan tinggi swasta sarjana dan pascasarjana "STAI dan STIE", dalam beberapa tahun kedepan rencananya akan dibangun STIKES oleh perguruan tinggi swasta yang sama.

Bencana Alam[sunting | sunting sumber]

Pusat Kota Pamanukan Terendam Banijir

Di pertengehan bulan Januari tahun 2014 dan di awal bulan Februari tahun 2021, wilayah Pamanukan dan sekitarnya di landa banjir setinggi 2 meter lebih yang melumpuhkan roda perekonomian warga serta jalan nasional Jalur pantura dalam beberapa hari, untuk banjir tahun 2021 dinyatakan lebih parah dari tahun 2014 silam, pada banjir 2021 mengalami 3 periode banjir yakni banjir besar akibat luapan sungai Cipunagara sehingga menyebabkan tanggul jebol di beberapa titik (08-10 Feb 2021) banjir susulan ke 1 akibat luapan sungai Cigadung (16-17 Feb 2021), dan banjir susulan ke 2 (21 Feb 2021) akibat luapan Sungai Cipungara yang keluar melalui tanggul jebol. Menurut BMKG banjir yang terjadi di pulau jawa diakibatkan oleh adanya curah hujan yang sangat tinggi dari biasanya, hal ini terjadi karena bersamaan dengan fenomena alam La Nina.

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]