Mandat Liga Bangsa-Bangsa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mandat-mandat di Timur Tengah dan Afrika, yang meliputi: 1. Suriah, 2. Lebanon, 3. Palestina, 4. Transyordania, 5. Mesopotamia, 6. Togoland Inggris, 7. Togoland Prancis, 8. Kamerun Inggris, 9. Kamerun Prancis, 10. Ruanda-Urundi, 11. Tanganyika dan 12. Afrika Barat Daya
Mandat-mandat di Pasifik. 1. Mandat Pasifik Selatan, 2. Teritorial Nugini, 3. Nauru dan 4. Samoa Barat

Mandat Liga Bangsa-Bangsa adalah sebuah status hukum bagi wilayah tertentu yang diserahkan dari satu negara ke negara lainnya setelah Perang Dunia I, atau instrumen hukum yang terdiri dari syarat-syarat yang disetujui oleh dunia internasional untuk mengurus suatu wilayah atas perantara Liga Bangsa-Bangsa. Sistem "mandat" memiliki ciri traktat dan konstitusi, yang mengandung klausa-klausa hak minoritas yang memberikan hak untuk membawa kasus ke Pengadilan Internasional.[1] Sistem mandat tersebut ditetapkan oleh Pasal 22 Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa, yang mulai berlaku pada 28 Juni 1919. Setelah pembubaran Liga Bangsa-Bangsa pada masa menjelang berakhirnya Perang Dunia II, Konferensi Yalta mengatur bahwa mandat-mandat yang tersisa akan menjadi wilayah perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan didiskusikan statusnya kemudian hari. Maka dari itu, sebagian besar mandat Liga Bangsa-Bangsa yang masih tersisa (kecuali Afrika Barat Daya) kemudian diubah statusnya menjadi Wilayah Perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sumber dan referensi[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Legal Consequences for States of the Continued Presence of South Africa in Namibia (South West Africa) notwithstanding Security Council Resolution 276 (1970)" (PDF). International Court of Justice: 28–32. 21 June 1971. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-01-06. Diakses tanggal 28 August 2010. 

Bacaan tambahan[sunting | sunting sumber]

  • Anghie, Antony. "Colonialism and the Birth of International Institutions: Sovereignty, Economy, and the Mandate System of the League of Nations." NYUJ Int'l L. & Pol. 34 (2001): 513.
  • Bruce, Scot David, Woodrow Wilson's Colonial Emissary: Edward M. House and the Origins of the Mandate System, 1917–1919 (University of Nebraska Press, 2013).
  • Callahan, Michael D. Mandates and empire: the League of Nations and Africa, 1914–1931 (Brighton: Sussex Academic Press, 1999)
  • Haas, Ernst B. "The reconciliation of conflicting colonial policy aims: acceptance of the League of Nations mandate system," International Organization (1952) 6#4 pp: 521–536.
  • Hall, H. Duncan. Mandates, Dependencies and Trusteeship (1948) online
  • Margalith, Aaron M. The International Mandates (1930) online
  • Matz, Nele. "Civilization and the Mandate System under the League of Nations as Origin of Trusteeship." Max Planck Yearbook of United Nations Law (2005) 9#1 pp. 47–95. online
  • Pedersen, Susan. The Guardians: the League of Nations and the Crisis of Empire, (New York: Oxford University Press, 2015)
  • Sluggett, Peter. "An improvement on colonialism? The 'A' mandates and their legacy in the Middle East," International Affairs (2014) 90#2 pp. 413–427. On the former Arab provinces of the Ottoman Empire
  • Wright, Quincy. Mandates under the League of Nations (1930), 730 pp; Comprehensive coverage