Lompat ke isi

Marcus Antonius

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Markus antonius)
Patung Marcus Antonius

Marcus Antonius (Latin: Marcus Antonius, 14 Januari 83 SM – 1 Agustus 30 SM) adalah seorang jenderal dan politikus Romawi yang memainkan peran kunci dalam peralihan dari Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Ia dikenal karena hubungan eratnya dengan Julius Caesar, perannya dalam Perang Saudara Romawi, serta hubungannya dengan Cleopatra, Ratu Mesir. Antonius merupakan anggota Triumvirat Kedua bersama Octavianus (kelak menjadi Kaisar Augustus) dan Lepidus, yang terbentuk setelah pembunuhan Caesar pada tahun 44 SM.

Kehidupan Awal

[sunting | sunting sumber]

Marcus Antonius lahir di Roma dari keluarga bangsawan yang terhubung dengan keluarga Julius Caesar. Ayahnya, Marcus Antonius Creticus, adalah seorang jenderal Romawi, dan ibunya, Julia Antonia, berasal dari keluarga terkenal di Roma. Antonius mendapatkan pendidikan klasik yang meliputi seni berpidato dan kepemimpinan militer.

Pada masa mudanya, Antonius dikenal memiliki kehidupan yang liar dan boros, tetapi kemudian ia memilih jalur militer dan terlibat dalam beberapa kampanye militer di wilayah timur. Pengalaman militernya semakin diperkuat ketika ia berperang di bawah komando Aulus Gabinius di Suriah dan Mesir pada tahun 57–55 SM.

Hubungan dengan Julius Caesar

[sunting | sunting sumber]

Karier Antonius melonjak ketika ia menjalin hubungan erat dengan Julius Caesar. Ia menjadi salah satu pendukung setia Caesar selama Perang Saudara Caesar melawan Pompeius. Setelah kemenangan Caesar, Antonius ditunjuk sebagai konsul bersama Caesar pada tahun 44 SM.

Setelah Caesar dibunuh pada Maret 44 SM, Antonius dengan cepat mengklaim kekuasaan sebagai salah satu penerus politiknya. Namun, hubungan dengan Octavianus, keponakan Caesar yang diadopsi menjadi anak angkatnya, segera memburuk, yang menyebabkan persaingan politik dan militer.

Triumvirat Kedua

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 43 SM, Antonius, Octavianus, dan Lepidus membentuk Triumvirat Kedua, sebuah aliansi politik untuk mengendalikan Republik Romawi dan mengalahkan pembunuh-pembunuh Caesar. Mereka berhasil mengalahkan Brutus dan Cassius, pemimpin dari pihak yang membunuh Caesar, dalam Pertempuran Filipi pada tahun 42 SM.

Setelah kemenangan tersebut, kekuasaan di Romawi terbagi: Antonius mendapatkan kendali atas provinsi-provinsi di timur, Octavianus di barat, dan Lepidus di Afrika.

Hubungan dengan Cleopatra

[sunting | sunting sumber]

Di wilayah timur, Antonius bertemu dan menjalin hubungan romantis dengan Cleopatra, penguasa Mesir. Hubungan ini tidak hanya bersifat pribadi tetapi juga politik, karena Cleopatra menyediakan dukungan finansial dan militer kepada Antonius dalam perjuangannya untuk mempertahankan kekuasaannya di wilayah timur.

Antonius dan Cleopatra memiliki tiga anak bersama: Alexander Helios, Cleopatra Selene II, dan Ptolemy Philadelphus. Hubungan mereka sering dipandang sebagai ancaman bagi kekuasaan Octavianus di Roma, terutama ketika Antonius memberikan wilayah Romawi di timur sebagai hadiah kepada anak-anaknya dengan Cleopatra.

Konflik dengan Octavianus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 32 SM, hubungan Antonius dengan Octavianus mencapai titik puncak ketika Octavianus mengumumkan perang terhadap Cleopatra. Antonius, yang setia kepada Cleopatra, memihak Mesir dalam konflik ini. Pertempuran yang menentukan terjadi pada tahun 31 SM di lepas pantai Actium, di mana armada gabungan Antonius dan Cleopatra dikalahkan oleh pasukan Octavianus yang dipimpin oleh Agrippa.

Setelah kekalahan di Actium, Antonius dan Cleopatra mundur ke Mesir. Pada tahun berikutnya, pasukan Octavianus menyerbu Mesir, dan Antonius, setelah mendengar kabar yang salah bahwa Cleopatra telah bunuh diri, memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri pada 1 Agustus 30 SM.

Kematian dan Warisan

[sunting | sunting sumber]

Antonius tewas dengan cara bunuh diri dengan pedang. Cleopatra mengikuti jejaknya beberapa waktu kemudian, kemungkinan dengan menggunakan racun. Dengan kematian mereka, Octavianus menjadi penguasa tunggal Romawi dan mengakhiri era Republik Romawi. Pada tahun 27 SM, Octavianus mengubah Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi dan mengambil gelar Augustus.

Sumber Sejarah

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar informasi tentang Antonius berasal dari karya sejarawan Romawi seperti Plutarch, Appian, dan Cassius Dio. Karya-karya ini memberikan gambaran yang mendetail tentang kehidupan Antonius, meskipun sebagian besar dari mereka dipengaruhi oleh propaganda yang dibuat oleh Octavianus dan sekutunya.

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Plutarch, Lives of the Noble Greeks and Romans
  • Appian, Roman History
  • Cassius Dio, Roman History

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Media tentang Marcus Antonius di Wikimedia Commons

Didahului oleh:
Julius Caesar tanpa mitra
Konsul Republik Romawi
44 SM
(pertama dengan Julius Caesar,
kemudian dengan Publius Cornelius Dolabella (suffectus))
Diteruskan oleh:
Aulus Hirtius
Gaius Vibius Pansa Caetronianus
Didahului oleh:
Lucius Cornificius
Sixtus Pompeius
Konsul Republik Romawi
34 SM
(pertama dengan Lucius Scribonius Libo,
kemudian dengan Aemilius Lepidus Paullus (suffectus))
Diteruskan oleh:
Kaisar Augustus
Lucius Volcatius Tullus