Lompat ke isi

Mengkirai

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mengkirai
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Rosid
  • C. guineensis Schum. & Thonn.
  • C. madagascariensis Bojer
  • C. orientalis L. (basionym)
  • C. rigida Blume
  • Sponia andaresa Comm. ex Lam.
  • S. argentea Planch.
  • S. commersonii Decne. ex Planch.
  • S. glomerata Hochst.
  • S. orientalis (L.) Decne.
  • S. wightii Planch.
  • Trema affinis (Planch.) Blume
  • T. africana Blume
  • T. commersonii (Decne. ex Planch.) Blume
  • T. grevei Baill.
  • T. grisea Baker
  • T. guineensis (Schum. & Thonn.) Ficalho
  • T. hochstetteri Engl.
  • T. nitens Blume
  • T. polygama Z.M.Wu & J.Y.Lin
  • T. velutina (Planch.) Blume
  • T. wightii Blume

Mengkirai, atau mengkurai adalah spesies tumbuhan berbunga dari keluarga rami, Cannabaceae. Di pelbagai daerah, ia juga memiliki nama lain, seperti; anggrung (Jw.); kuray (Sd.); angghrung (Mdr.); lenggung (Bl.) bengkire (Ach.); bongkoreyon (Btk.) mangkirai (Mng.) kemirei (Mly.); kutu, dehong, ngawoi, kawaemogane, bono, wulaya (ragam bhs.Sulawesi); mumusut (Ambon); rufu (Trnt.) luwi (Tdr.).[1][2][3]

Penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Mengkirai adalah tumbuhan asli Afrika tropis dan selatan (termasuk Madagaskar), Asia (Semenanjung Arab, Asia Timur, Asia tropis (Asia Selatan dan Asia Tenggara) dan Australia.[4]

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Kayunya relatif lunak dan mudah terbakar saat kering. Kayu ini cocok dalam pembuatan kertas dan pulp,[5][6] menghasilkan kertas dengan daya tahan tarik yang baik dan daya tahan lipat.[5] Kulit kayu juga dapat digunakan untuk membuat benang atau tali, dan dapat pula digunakan sebagai senar pancing kedap air.[7][8] Di India dan Tanzania, kayu digunakan untuk membuat arang.[8]

Mengkirai memiliki berbagai khasiat sebagai obat herbal dalam berbagai budaya.[7] Daun dan pepagannya digunakan untuk mengobati batuk, sakit tenggorokan, asma, bronkitis, kencing nanah, demam kuning, sakit gigi, dan sebagai penawar keracunan umum.[5][9] Rendaman kulit batang dilaporkan diminum untuk mengendalikan disentri dan rebusan daunnya digunakan untuk menyembuhkan anjing cacingan.[5]

Dalam studi farmakologis baru-baru ini, ekstrak air dari kulit batang telah terbukti mengurangi kadar gula darah dalam model hewan percobaan diabetes mellitus, dan mungkin berguna untuk mengobati penyakit ini.[10] Ekstrak dari daun spesies terkait (T. guineense dan T. micrantha) menunjukkan aktivitas anti-inflamasi, anti-rematik dan analgesik pada hewan pengerat,[11] dengan kemungkinan bahwa T. orientalis dapat menghasilkan hal yang serupa.

Pohon ini memiliki dampak ekologis yang tinggi dengan setidaknya 14 spesies kupu-kupu memanfaatkan pohoni sebagai makanan larvanya.[7] Beberapa spesies burung memakan buah atau memakan serangga berlimpah yang hidup di pohon ini. Merpati sering bersarang di pohon ini di mana mereka memakan buah pohon ini.[7] Daun segarnya juga dipakai sebagai pakan sapi, kerbau dan kambing di Filipina.[5][9]

Pohon ini adalah spesies yang cepat tumbuh dan kadang ditemukan di tanah yang rusak dan tercemar.[2] Mengkirai adalah spesies perintis yang dapat tumbuh di tanah yang buruk dan dapat digunakan untuk regenerasi kawasan hutan bekas pertambangan.[2] Mengkirai juga pengikat nitrogen yang baik dan dengan demikian dapat meningkatkan kesuburan tanah untuk tumbuhan lainnya.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Asosiasi Herbalis Nusantara, Khasiat dan Kandungan Anggrung" (PDF). herbalisnusantara.com. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-05-08. Diakses tanggal 2020-04-29. 
  2. ^ a b c Mangopang, Albert Donatus (2016/08). "Morfologi Trema Orientalis (L.) Blume dan Manfaatnya sebagai Tanaman Pionir Restorasi Tambang Nikel". Seminar Nasional from Basic Science to Comprehensive Education 2016. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. ISBN 978-602-72245-1-3. 
  3. ^ Wicahyani, Suksesi (2014). "Trema orientalis, KBR 2014 BPDAS Unda Anyar". BPDAS Unda Anyar. Diakses tanggal 2020-04-29. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama grin
  5. ^ a b c d e Orwa, C; A Mutua; Kindt R; Jamnadass R; S Anthony (2009). "Trema orientalis". World Agroforestry Centre. Archived from the original on 2011-09-27. Diakses tanggal 2010-03-09. 
  6. ^ Jahan, M.S. et al. (2007). Evaluation of cooking processes for Trema orientalis pulping Journal of Scientific & Industrial Research, Vol. 66 (2007) 853
  7. ^ a b c d Malan, Christien; Notten, Alice (April 2005). "Trema orientalis". South African National Biodiversity Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal 2 March 2010. 
  8. ^ a b FAO Forestry Department (1986). Some Medicinal Forest Plants Of Africa And Latin America Forestry - Paper 67. hlm. 223–227. Diakses tanggal 2010-03-02. 
  9. ^ a b c Eckman, Karlyn; Hines, Deborah A. (1993). "Trema orientalis". Indigenous multipurpose trees of Tanzania: uses and economic benefits for people. FAO Forestry Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-16. Diakses tanggal 2010-03-02. 
  10. ^ Dimo, T.; Ngueguim, F. T.; Kamtchouing, P.; Dongo, E.; Tan, P. V. (2006-03). "Glucose lowering efficacy of the aqueous stem bark extract of Trema orientalis (Linn) Blume in normal and streptozotocin diabetic rats". Die Pharmazie. 61 (3): 233–236. ISSN 0031-7144. PMID 16599266. 
  11. ^ Barbera, R.; Trovato, A.; Rapisarda, A.; Ragusa, S. (1992). "Analgesic and antiinflammatory activity in acute and chronic conditions of Trema guineense (Schum. et Thonn.) Ficalho and Trema micrantha Blume extracts in rodents". Phytotherapy Research. 6 (3): 146. doi:10.1002/ptr.2650060309.