MySejahtera

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
MySejahtera
Tangkapan layar
Tipeaplikasi seluler dan Aplikasi pelacak COVID-19
Versi pertama16 April 2020; 4 tahun lalu (2020-April-16)
Versi stabil
2.0.9 (6 Januari 2023)
GenrePelacakan kontak digital
Aplikasi Covid-19
Bahasa
Daftar bahasa

Inggris, Melayu

Karakteristik teknis
Sistem operasiAndroid, iOS, HarmonyOS
PlatformAndroid, iOS dan HarmonyOS
Formatunduhan digital
Metode inputlayar sentuh
Informasi pengembang
PengembangDewan Keamanan Nasional Malaysia
Kementrian Kesehatan Malaysia
Unit Perencanaan Modernisasi dan Manajemen Administrasi Malaysia
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia
PenyuntingPemerintah Federasi Malaysia
Ministry of Health
Malaysian Administrative Modernisation and Management Planning Unit
Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia
PenerbitGoogle Play dan App Store
Informasi tambahan
Situs webmysejahtera.malaysia.gov.my
Twitter: my_sejahtera
Sunting di Wikidata Sunting di Wikidata • Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Kode QR MySejahtera QR di sebuah toko Lotus's. Pengunjung diharuskan untuk memendai kode tersebut. Bila tidak, maka mereka akan diberikan sanksi denda atau bahkan dijebloskan ke penjara.

MySejahtera adalah aplikasi seluler yang dikembangkan oleh Pemerintah Malaysia untuk memfasilitasi upaya pelacakan kontak dalam menangani pandemi COVID-19 di Malaysia. Fungsi utamanya adalah identifikasi secara cepat orang-orang yang mungkin telah melakukan kontak dekat dengan siapa saja yang positif terkena COVID-19.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

MySejahtera dikembangkan dengan kerjasama dari Dewan Keamanan Nasional, Kementerian Kesehatan, Unit Perencanaan Modernisasi dan Manajemen Administrasi, dan Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia. Aplikasi ini diluncurkan oleh mantan Menteri Kesehatan Adham Baba pada 20 April 2020. Aplikasi MySejahtera tersedia di Galeri Aplikasi Seluler Pemerintah Malaysia (GAMMA), Apple App Store, Google Play, dan Huawei AppGallery.[1]

Pada tanggal 19 November 2020, Dirjen Noor Hisham Abdullah mengkonfirmasi bahwa 9.167 kasus COVID-19 telah teridentifikasi oleh aplikasi MySejahtera sejak diluncurkan pada bulan April 2020 melalui metode pelacakan kontak, termasuk info dari dinas kesehatan kabupaten setempat menggunakan pangkalan data MySejahtera serta pelacakan potensi kontak dekat dengan pasien COVID-19.[2] Pada tanggal 27 Agustus 2021, tercatat 1,9 juta dari 2,32 juta siswa berusia antara 12 sampai 17 tahun yang terdaftar di sekolah nasional Malaysia di seluruh dunia melakukan pendaftaran vaksinasi COVID-19 melalui aplikasi MySejahtera.[3]

Pada awal bulan November 2021, Menteri Kesehatan Khairy Jamaluddin menyatakan bahwa aplikasi MySejahtera tidak akan digunakan untuk penertiban moral sebagai tanggapan atas klaim Pemimpin Oposisi Anwar Ibrahim yang menyatakan bahwa aplikasi MySejahtera digunakan untuk mengecek umat Muslim yang pergi ke pusat gim.[4]

Pada 7 November, aplikasi MySejahtera mengalami gangguan yang menyebabkan beberapa pengguna diberikan status isolasi mandiri dan orang dalam pengawasan yang salah. Administrator aplikasi meminta maaf kepada publik atas kepanikan yang ditimbulkan galat tersebut.[5][6] Pada hari yang sama, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kuala Lumpur mengkonfirmasi bahwa warga Malaysia yang bepergian ke Amerika Serikat dapat menunjukkan bukti vaksinasi mereka di aplikasi MySejatera serta tes negatif COVID-19.[7]

Pelacakan kontak[sunting | sunting sumber]

Fungsi utama dari aplikasi MySejahtera adalah untuk membantu pengelolaan dan mitigasi wabah COVID-19. Pengguna dapat memantau kondisi kesehatan mereka selama wabah COVID-19, serta menemukan fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dan pengobatan COVID-19. Aplikasi ini digunakan juga ketika mengunjungi tempat publik melalui metode pemindaian kode QR serta juga digunakan untuk pendaftaran vaksin COVID-19.[8][9]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "MySejahtera application to assist in monitoring COVID-19". Bernama. 21 April 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Juni 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  2. ^ Kaos, Jr., Joseph (19 November 2020). "Covid-19: Over 9k cases in M'sia tracked via MySejahtera app". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 November 2020. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  3. ^ Menon, Sandhya (27 August 2021). "INTERACTIVE: Looking into the two million students eligible for vaccination". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 Agustus 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  4. ^ Tan, Tarrence (2 November 2021). "Govt will not use MySejahtera for moral policing, says Khairy". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 November 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  5. ^ "MySejahtera users vent frustration as HSO, PUS error still persists". The Star. 7 November 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  6. ^ Achariam, Timothy (7 November 2021). "Covid-19-driven MySejahtera app administrator apologises for glitch". The Edge. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  7. ^ Chin, Chester (7 November 2021). "MySejahtera users vent frustration as HSO, PUS error still persists". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  8. ^ "MySejahtera". Government of Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Mei 2021. Diakses tanggal 30 November 2021. 
  9. ^ Wong, Alexander (8 April 2021). "Here's how MySejahtera will notify you about your Covid-19 vaccine appointment". Malay Mail. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Juni 2021. Diakses tanggal 30 November 2021.