Lompat ke isi

Negosiasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Penandatanganan Perjanjian Trianon pada 4 Juni 1920. Albert Apponyi berdiri di tengah.

Menurut kamus Oxford, negosiasi atau perundingan adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal.[1]

Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerja sama dan kompetisi.[2] Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.[2] Contoh kasus mengenai negosiasi, seperti Christopher Columbus meyakinkan Ratu Elizabeth untuk membiayai ekspedisinya saat Inggris dalam perang besar yang memakan banyak biaya[3] atau sengketa Pulau Sipadan-Ligitan antara Indonesia dengan Malaysia.[4]

  • Partisipan
  • Perbedaan kepentingan dari kedua belah pihak
  • Ada pengajuan dan penawaran
  • Persetujuan atau kesepakatan[5]
  • Pihak yang memiliki program (pihak pertama) menyampaikan maksud dengan kalimat santun, jelas, dan terinci.
  • Pihak mitra bicara menyanggah mitra bicara dengan santun dan tetap menghargai maksud pihak pertama.
  • Pemilik program mengemukakan argumentasi dengan kalimat santun dan meyakinkan mitra bicara disertai dengan alasan yang logis.
  • Terjadi pembahasan dan kesepakatan terlaksananya program/ maksud negosiasi.

Negosiasi dan lobi

[sunting | sunting sumber]

Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal dan informal. Bentuk formalnya, negosiasi sedangkan bentuk informalnya disebut lobi.[6] Proses lobi tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta dapat dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang sedangkan negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu dan tempat.[6]

Kemampuan-kemampuan dasar bernegosiasi

[sunting | sunting sumber]

Faktor yang paling berpengaruh dalam negosiasi adalah filosofi yang menginformasikan bahwa masing-masing pihak yang terlibat.[7] Ini adalah kesepakatan dasar kita bahwa "semua orang menang", filsafat ini menjadi dasar setiap negosiasi.[7] Kunci untuk mengembangkan filsafat supaya "semua orang menang" adalah dengan mempertimbangkan setiap aspek negosiasi dari sudut pandang pada pihak lain dan pihak negosiator.[7]

Keterampilan dasar[8]
  1. Ketajaman pikiran/kelihaian
  2. Sabar
  3. Kemampuan beradaptasi
  4. Daya tahan berkomunikasi
  5. Kemampuan bersosialisasi
  6. Konsentrasi
  7. Kemampuan berartikulasi
  8. Memiliki selera humor

Taktik akan membantu untuk melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja perundingan.[9] Taktik dapat menguraikan kemandekan,[9] juga dapat membantu untuk melihat dan melindungi diri dari kebohongan negosiator.[9][10]

Mengernyit (The Wince)

Taktik ini dikenal juga dengan istilah Terkejut (Flinch) merupakan reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata lain, bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator berjalan dengan keinginan pihak lain.

Berdiam (The Silence)

Jika Anda tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika Anda baru saja membuat tawaran dan Anda sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi pilihan terbaik Anda. Kebanyakan orang tidak bisa bertahan dalam kesunyian panjang (Dead Air Time). Mereka menjadi tidak nyaman jika tidak ada percakapan untuk mengisi kekosongan antara Anda dan pihak lain. Biasanya, pihak lain akan merespon dengan konsesi atau memberikan kelonggaran.

Ikan Haring Merah (Red Herring)

Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris, Berburu Rubah (Fox Hunting Competition). Dalam kompetisi ini, tim lawan akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan. Sehingga, anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat negosiator membawa "ikan amis" atau isu lain ke meja perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan.

Kelakuan Menghina (Outrageous Behaviour)

Segala bentuk perilaku – biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak dapat diterima oleh lingkungan- dengan tujuan memaksa pihak lain untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan yang dianggap tidak masuk akal dan terpaksa menandatangi kontrak dengan air mata kemudian membuangnya secara ganas dan dramatis seolah-olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik ini adalah untuk menggertak orang-orang yang terlibat dalam negosiasi.

Yang Tertulis (The Written Word)

Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu gugat. Perjanjian, sewa guna usaha (leasing), atau harga di atas pahatan batu dan sekarang di kertas (uang).

Pertukaran (The Trade-off)

Taktik ini digunakan untuk tawar menawar. Pertukaran hanya menawarkan konsesi, sampai semua pihak setuju dengan syarat – syarat. Sebenarnya, taktik ini dipakai untuk kompromi.

Ultimatum (The Ultimatum)

Penggunaan ultimatum kadang-kadang (seldom) efektif sebagai taktik pembuka dalam negosiasi. Namun, suatu saat dalam sebuah negosiasi yang panjang saat Anda merasa Anda perlu menggunakan taktik ini.

Berjalan Keluar (Walking Out)

Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai strategi untuk memberikan tekanan pada pihak lain.

Kemampuan untuk Mengatakan "Tidak" (The Ability to Say "No")

Sebuah taktik memegang peran sangat penting dalam segala macam strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apa pun bila mengatakan 'tidak' secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain sebagai 'ya'.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Inggris)Oxford Learner's Pocket Dictionary. 3rd Ed. 2004. China. Oxford University Press.
  2. ^ a b p Situs Conflictanddevelopment: Negosias Diarsipkan 2010-05-08 di Wayback Machine..diakses pada tanggal 27 Mei 2010
  3. ^ (Inggris)Kozicki, Stephen. The Creative Negotiator. 2005. New Delhi. McGrawHill. hal 47.
  4. ^ Situs Mahendraputra: Upaya Penyelesaian Sengketa Indonesia – Malaysia Diarsipkan 2010-12-25 di Wayback Machine. diakses pada tanggal 27 Mei 2010
  5. ^ Suherli, dkk (2017). Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 171. ISBN 987-602-427-098-8 Periksa nilai: invalid prefix |isbn= (bantuan). 
  6. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama unicef
  7. ^ a b c (Inggris)Nierenberg, Juliet;Irene, S Ross. The Secrets of Successful Negotiation: Effective Strategies to Improve Your Negotiating Skills.2003.Singapore.Duncan Baird Publishers.hal 11
  8. ^ (Inggris)Curry, Edmund Jeffrey. Memenangkan Negosiasi Bisnis Internasional: Merencanakan dan Mengendalikan Negosiasi Bisnis Internasional. 2002. PPM. Jakarta. Hal 3-4. isbnn979-442-128-6
  9. ^ a b c (Inggris)Dolan, Patrick John. Smart Negotiating: It’s a Done Deal. 2006. Canada. Entrepreneur Press. Hal 96-106
  10. ^ (Inggris)Tribe, Diana . Essential Legal Skills: Negotiation. 1993. Great Britain. Cavendish Publishing Limited. Hal 78 – 85