Pengguna:Dedhert.Jr/Uji halaman 05/2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bilangan π (dibaca pi) adalah konstanta matematika yang nilainya kira-kira sama dengan 3,14159. Bilangan ini juga merupakan perbandingan antara keliling lingkaran dengan diameter. Bilangan ini ditemukan dalam banyak rumus-rumus di bidang matematika dan fisika. π adalah bilangan irasional, yang berarti bahwa π tidak dapat dinyatakan sebagai bentuk pecahan, meskipun 227 seringkali dipakai untuk mendekati nilainya. Akibatnya, representasi bilangan desimal π tidak pernah berakhir dan polanya tidak pernah berulang. Bilangan π juga merupakan bilangan transendental, yang berarti bahwa bilangan yang bukan merupakan akar suatu suku banyak dengan koefisien bilangan rasional. Transendensi π menyiratkan bahwa mustahil untuk menyelesaikan tantangan kuno seperti mempersegikan lingkaran dengan jangka sorong dan penggaris. Digit desimal (atau basis lain) π tersebar secara acak,[a] sayangnya bukti konjektur tersebut masih belum ditemukan.

Selama beribu-ribu tahun, para matematikawan mencoba untuk memperluas pemahamannya akan bilangan π, terkadang dengan menghitung nilainya menjadi sangat akurat. Peradaban kuno seperti Mesir dan Babilonia, memerlukan pendekatan yang sangat akurat dalam menghitung nilai π. Sekitar 250 BC, matematikawan Yunani, Archimedes, menciptakan algoritma untuk menghitung pendekatan π dengan akurasi sembarang. Pada abad ke-5 AD, matematika Tiongkok menghitung pendekatan π sampai tujuh digit dengan metode geometris, sedangkan matematika India mehghitung pendekatan sampai lima digit dengan metode yang serupa. Rumus menghitung nilai π pertama kali didasari dengan deret takhingga, ditemukan seribu tahun kemudian, ketika mazhab astronomi dan matematika Kerala menemukan deret Madhava–Leibniz yang dicatat di Yuktibhāṣā sekitar tahun 1530.[1][2]

Penemuan kalkulus segera mengakibatkan perhitungan ratusan digit π, yang diperlukan untuk semua perhitungan ilmiah. Namun pada abad ke-20 dan ke-21, para ahli matematika dan ilmu komputer melanjutkan pendekatan baru yang apabila digabungkan dengan daya perhitungan tinggi, akan mampu memperluas representasi desimal π hingga triliunan digit.[3][4] Alasan utama penghitungan ini adalah mengembangkan algoritma yang efisien untuk menghitung rangkaian bilangan yang panjang, sekaligus memecahkan rekor.[5][6] Perhitungan ekstensif ini juga digunakan untuk menguji kemampuan superkomputer dan algoritma perkalian presisi tinggi.

Karena π merupakan definisi paling dasar yang berhubungan dengan lingkaran, π ditemukan dalam banyak rumus-rumus trigonometri dan geometri, terutama melibatkan lingkaran, elips, dan bola. Dalam analisis matematika yang lebih modern, π bahkan didefinisikan sebagai eigennilai atau periode dengan menggunakan sifat-sifat spektral dari sistem bilangan real tanpa mengacu pada geometri. π juga muncul dalam cabang matematika dan sains yang sedikit melibatkan lingkaran dalam geometri, seperti teori bilangan dan statistika, dan hampir semua cabang fisika. Keberadaan π yang sangat umum menjadi salah satu konstanta matematika yang terkenal di dalam dan di luar komunitas ilmiah. Beberapa buku yang menyediakan nilai π telah diterbitkan dan perhitungan rekor digit dari π seringkali terlihat di pokok berita.

Fundamental[sunting | sunting sumber]

Nama[sunting | sunting sumber]

Penggunaan simbol π oleh para matematikawan yang mewakili perbandingan antara keliling lingkaran dengan diameter berasal dari huruf kecil Yunani π (terkadan dieja pi), dan simbol ini berasal dari huruf pertama dari kata Yunani perimetros, yang artinya keliling lingkaran.[7] Dalam matematika, penggunaan huruf kecil π berbeda dengan huruf kapital Π, yang melambangkan hasil kali barisan. Penggunaan huruf kapital ini mirip dengan Σ, yang melambangkan penjumlahan.

Definisi[sunting | sunting sumber]

A diagram of a circle, with the width labelled as diameter, and the perimeter labelled as circumference
Keliling lingkaran kurang lebih tiga kalinya panjang diameter. Nilai dari perbandingan eksak adalah π.

π biasanya didefinisikan sebagai perbandingan antara keliling lingkaran C dengan diameter lingkaran d:[8][9]

Perbandingan C/d bernilai konstanta, tidak peduli seberapa besar ukuran lingkaran. Sebagai contoh, jika sebuah lingkaran memiliki dua kali diameter dari lingkaran lain, maka lingkaran tersebut juga memiliki dua kali kelilingnya, tetapi mempertahankan perbandingan C/d. Definisi π secara tidak langsung menggunakan geometri (Euklides) datar; walaupun gagasan suatu lingkaran dapat diperluas untuk setiap geometri (takEuklides) kurva, tetapi lingkaran-lingkaran baru tersebut tidak akan memenuhi rumus π = C/d.[8]

Keliling lingkaran merupakan panjang busur di sekitar keliling lingkaran, dengan jumlah yang dapat didefinisikan geometri secara terpisah melalui sebuah konsep dalam kalkulus, limit.[10] Sebagai contoh, kelilingnya dapat menghitung panjang busur di bagian atas lingkaran satuan secara langsung, dinyatakan dalam koordinat Cartesius melalui persamaan x2 + y2 = 1, sebagai integral:[11]

Karl Weierstrass mendefinisikan π secara langsung melalui integral pada 1841.[b] Akan tetapi, Remmert 2012 menjelaskan bahwa pengintegralan tersebut tidak lagi dipakai dalam definisi analitik pertama, karena kalkulus diferensial dalam kurikum universitas biasanya mendahului kalkulus integral, jadi sangat diperlukan untuk memperoleh definisi dari π tanpa bergantung pada definisi sebelumnya. Definisi yang dinyatakan Richard Baltzer[12], yang kemudian dipopulerkan oleh Edmund Landau,[13] mengatakan bahwa π adalah dua kali bilangan positif terkecil saat nilai dari fungsi kosinus sama dengan 0.[8][11][14] π juga merupakan bilangan positif terkecil saat nilai dari fungsi sinus sama dengan nol, serta merupakan selisih antara akar-akar fungsi yang berurutan dari fungsi sinus. Dalam geometri, fungsi kosinus dan sinus dapat didefinisikan secara terpisah sebagai deret kuasa,[15] atau sebagai penyelesaian dari persamaan diferensial.[14]

Pada gagasan yang serupa, π dapat didefinisikan melalui sifat dari eksponensial kompleks, katakanlah exp z, dari variabel bilangan kompleks z. Sama halnya dengan kosinus, eksponensial kompleks dapat didefinisikan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah himpunan kompleks di exp z yang sama dengannya merupakan barisan aritmetika (imajiner), yang ditulis dalam bentuk:

dan terdapat bilangan real positif tunggal π dengan sifat-sifat tersebut.[11][16]

Ada berbagai gagasan serupa yang menggunakan konsep matematika seperti topologi dan aljabar, yang dijelaskan melalui teorema berikut:[17] there is a unique (up to automorphism) continuous isomorphism from the group R/Z of real numbers under addition modulo integers (the circle group), onto the multiplicative group of complex numbers of absolute value one. The number π is then defined as half the magnitude of the derivative of this homomorphism.[18]

Irasionalitas dan normalitas[sunting | sunting sumber]

π adalah bilangan irasional, dalam artian bahwa π tak dapat ditulis sebagai perbandingan antara dua bilangan bulat. Pecahan seperti 227 dan 355113 umumnya dipakai untuk mengaproksimasi π, tetapi pecahan biasa (perbandingan dari bilangan cacah) tak dapat dijadikan sebagai nilai eksak.[19] Karena π irasional, ia mempunyai jumlah digit yang tak terhingga dalam representasi desimal, dan mempunyai jumlah digit tak terhingga dengan polanya tidak berulang. Terdapat beberapa bukti bahwa π adalah irasional, yang secara umum membutuhkan kalkulus dan bergantung pada teknik reductio ad absurdum. The degree to which π can be approximated by rational numbers (called the irrationality measure) is not precisely known; estimates have established that the irrationality measure is larger than the measure of e or ln 2 but smaller than the measure of Liouville numbers.[20]

The digits of π have no apparent pattern and have passed tests for statistical randomness, including tests for normality; a number of infinite length is called normal when all possible sequences of digits (of any given length) appear equally often. The conjecture that π is normal has not been proven or disproven.[21]

Since the advent of computers, a large number of digits of π have been available on which to perform statistical analysis. Yasumasa Kanada has performed detailed statistical analyses on the decimal digits of π, and found them consistent with normality; for example, the frequencies of the ten digits 0 to 9 were subjected to statistical significance tests, and no evidence of a pattern was found.[22] Any random sequence of digits contains arbitrarily long subsequences that appear non-random, by the infinite monkey theorem. Thus, because the sequence of π's digits passes statistical tests for randomness, it contains some sequences of digits that may appear non-random, such as a sequence of six consecutive 9s that begins at the 762nd decimal place of the decimal representation of π.[23] This is also called the "Feynman point" in mathematical folklore, after Richard Feynman, although no connection to Feynman is known.

Rujukan[sunting | sunting sumber]

Catatan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Secara khusus, π diduga merupakan bilangan normal, yang menyiratkan jenis spesifik dari keacakan statistik pada digitnya di semua basis.
  2. ^ Integral tepat yang dipakai Weierstrass adalah Remmert 2012, hlm. 148

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Andrews, Askey & Roy 1999, hlm. 59.
  2. ^ Gupta 1992, hlm. 68–71.
  3. ^ e trillion digits of π". pi2e.ch. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 December 2016. 
  4. ^ Haruka Iwao, Emma (14 March 2019). "Pi in the sky: Calculating a record-breaking 31.4 trillion digits of Archimedes' constant on Google Cloud". Google Cloud Platform. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 October 2019. Diakses tanggal 12 April 2019. 
  5. ^ Arndt & Haenel 2006, hlm. 17.
  6. ^ Bailey et al. 1997, hlm. 50–56.
  7. ^ Boeing 2016.
  8. ^ a b c Arndt & Haenel 2006, hlm. 8.
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :22
  10. ^ Apostol, Tom (1967). Calculus, volume 1 (edisi ke-2nd). Wiley. . p. 102: "From a logical point of view, this is unsatisfactory at the present stage because we have not yet discussed the concept of arc length." Arc length is introduced on p. 529.
  11. ^ a b c Remmert 2012, hlm. 129.
  12. ^ Baltzer, Richard (1870), Die Elemente der Mathematik [The Elements of Mathematics] (dalam bahasa Jerman), Hirzel, hlm. 195, diarsipkan dari versi asli tanggal 14 September 2016 
  13. ^ Landau, Edmund (1934), Einführung in die Differentialrechnung und Integralrechnung (dalam bahasa Jerman), Noordoff, hlm. 193 
  14. ^ a b Rudin, Walter (1976). Principles of Mathematical AnalysisPerlu mendaftar (gratis). McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-054235-8. , p. 183.
  15. ^ Rudin, Walter (1986). Real and complex analysis. McGraw-Hill. , hlm. 2.
  16. ^ Ahlfors, Lars (1966), Complex analysis, McGraw-Hill, hlm. 46 
  17. ^ Bourbaki, Nicolas (1981), Topologie generale, Springer , §VIII.2.
  18. ^ Bourbaki, Nicolas (1979), Fonctions d'une variable réelle (dalam bahasa Prancis), Springer , §II.3.
  19. ^ Arndt & Haenel 2006, hlm. 5.
  20. ^ Salikhov, V. (2008). "On the Irrationality Measure of pi". Russian Mathematical Surveys. 53 (3): 570–572. Bibcode:2008RuMaS..63..570S. doi:10.1070/RM2008v063n03ABEH004543. 
  21. ^ Arndt & Haenel 2006, hlm. 22–23.
  22. ^ Arndt & Haenel 2006, hlm. 22, 28–30.
  23. ^ Arndt & Haenel 2006, hlm. 3.

Kutipan[sunting | sunting sumber]

Sumber[sunting | sunting sumber]

Bacaan lebih lanjut[sunting | sunting sumber]

External links[sunting | sunting sumber]