Reichskommissariat Niederlande
Reichskommissariat Niederlande Rijkscommissariaat Nederland | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1940–1945 | |||||||||
Reichskommissariat Niederlande tahun 1942. | |||||||||
Status | Reichskommissariat Jerman | ||||||||
Ibu kota | Amsterdam | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Belanda Jerman | ||||||||
Pemerintahan | Pemerintahan sipil | ||||||||
Reichskommissar | |||||||||
• 1940–1945 | Arthur Seyss-Inquart | ||||||||
Pemimpin Bangsa Belanda | |||||||||
• 1942–1945 | Anton Mussert | ||||||||
Era Sejarah | Perang Dunia II | ||||||||
• Seyss-Inquart diangkat | 19 Mei 1940 | ||||||||
• Jerman menyerah | 9 Mei 1945 | ||||||||
Penduduk | |||||||||
• 1940 | 8834000 | ||||||||
Mata uang | Guilder Belanda (NLG) | ||||||||
Kode ISO 3166 | NL | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Belanda | ||||||||
Reichskommissariat Niederlande adalah rezim pendudukan sipil yang didirikan oleh Jerman Nazi di wilayah Belanda selama Perang Dunia II. Nama lengkapnya adalah Reich Commissariat untuk Wilayah Pendudukan Belanda (bahasa Jerman: Reichskommissariat für die besetzten niederländischen Gebiete). Pemerintahan ini dikepalai oleh seorang Reichskommissar yang bernama Arthur Seyss-Inquart, yang merupakan kanselir Austria terakhir sebelum negara tersebut dicaplok oleh Jerman (Anschluss). Di bawah Reichskommissar terdapat empat Generalkommissare, yaitu:
- Hans Fischböck, Generalkommissar für Finanz und Wirtschaft (keuangan dan ekonomi);
- Hanns Albin Rauter, Generalkommissar für das Sicherheitswesen (keamanan);
- Fritz Schmidt, Generalkommissar zur Besonderen Verwendung ('tugas-tugas khusus'). Digantikan oleh Willi Ritterbusch setelah ia bunuh diri pada 26 Juni 1943;
- Friedrich Wimmer, Generalkommissar für Verwaltung und Justiz (administrasi dan keadilan).
Adolf Hitler, Heinrich Himmler, dan petinggi-petinggi Nazi sendiri menganggap bangsa Belanda sebagai bagian dari "Herrenvolk" (ras unggul) Arya. Maka dari itu, kebijakan Seyss-Inquart adalah untuk mempersiapkan negara dan bangsa Belanda kepada ideologi Nazisme dan pada akhirnya mengasimilasi mereka ke dalam Jerman Raya setelah perang selesai. Namun, ia sadar bahwa kebijakan ini tidak akan didukung oleh rakyat Belanda, sehingga ia menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar tidak menimbulkan kecemasan di antara orang-orang Belanda. Ia juga sadar bahwa kelompok fasis dan Nazi lokal di Belanda (terutama Nationaal-Socialistische Beweging (NSB) yang dipimpin oleh Anton Mussert) merupakan kelompok minoritas yang dibenci oleh sebagian besar orang Belanda.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- (Belanda) L. de Jong (1969–1991). Het Koninkrijk der Nederlanden in de Tweede Wereldoorlog. Staatsuitgeverij, The Hague.