Sensitivitas (bahan peledak)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam teknik bahan peledak, sensitivitas mengacu pada sejauh mana suatu bahan peledak dapat dipicu oleh benturan, panas, atau gesekan. Metode standar penentuan sensitivitas mekanis (benturan dan gesekan) yang saat ini digunakan berbeda berdasarkan persiapan sampel (biasanya digunakan massa atau volume konstan; tumpukan atau pelet yang ditekan), susunan sampel (sampel terkurung/tidak terkekang, dll), jenis instrumen, kriteria boleh/tidak berangkat, dan analisis statistik hasil.[1][2]

Sensitivitas, stabilitas dan brisance adalah tiga sifat bahan peledak yang paling signifikan yang mempengaruhi penggunaan dan penerapannya. Semua senyawa yang mudah meledak mempunyai sejumlah energi yang diperlukan untuk memulai, serupa dengan energi penyalaan minimum campuran bahan bakar-udara. Jika bahan peledak terlalu sensitif, bahan peledak tersebut dapat meledak secara tidak sengaja. Bahan peledak yang lebih aman kurang sensitif dan tidak akan meledak jika terjatuh atau salah penanganan secara tidak sengaja. Namun, bahan peledak seperti itu lebih sulit untuk dilakukan dengan sengaja.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ NAVSEA OP 5, Volume 1. U.S. Navy. 
  2. ^ Muravyev, Nikita V.; Meerov, Dmitry B.; Monogarov, Konstantin A.; Melnikov, Igor N.; Kosareva, Ekaterina K.; Fershtat, Leonid L.; Sheremetev, Aleksei B.; Dalinger, Igor L.; Fomenkov, Igor V.; Pivkina, Alla N. (October 2021). "Sensitivity of energetic materials: Evidence of thermodynamic factor on a large array of CHNOFCl compounds". Chemical Engineering Journal (dalam bahasa Inggris). 421: 129804. doi:10.1016/j.cej.2021.129804.