Lompat ke isi

Hominidae

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sivapithecus)

Hominidae[1]
Rentang waktu: Miosensekarang, 17–0 jtyl
Delapan spesies hominid yang masih ada, satu baris per genus (manusia, simpanse, gorila, orang utan)
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Subordo: Haplorhini
Infraordo: Simiiformes
Parvordo: Catarrhini
Superfamili: Hominoidea
Famili: Hominidae
Gray, 1825[2]
Genus tipe
Homo
Linnaeus, 1758
Subfamili

sister: Hylobatidae

Sebaran spesies-spesies Kera Besar
Sinonim
  • Pongidae Elliot, 1913
  • Gorillidae Frechkop, 1943
  • Panidae Ciochon, 1983

Hominidae (/hɒˈmɪnɪd/), yang para anggotanya dikenal sebagai kera besar[note 1] atau hominid (/ˈhɒmɪnɪd/), adalah keluarga taksonomi primata yang mencakup delapan spesies yang masih ada dalam empat genera: Pongo (orang utan Kalimantan, Sumatera, dan Tapanuli); Gorila (gorila timur dan barat); Pan (simpanse dan bonobo); dan Homo, yang hanya tersisa manusia modern.[1]

Sejumlah revisi dalam mengklasifikasikan kera besar telah menyebabkan penggunaan istilah "hominid" bervariasi dari waktu ke waktu. Makna asli "hominid" semula hanya merujuk pada manusia (Homo) dan kerabat terdekat mereka yang telah punah. Namun, pada 1990-an manusia, kera, dan nenek moyang mereka diklasifikasikan sebagai "hominid". Pengertian sebelumnya yang lebih ketat kini telah beralih sebagian besar ke istilah "hominin", yang terdiri atas semua anggota klade manusia setelah pemisahan dari simpanse (Pan). Makna "hominid" saat ini mencakup semua kera besar termasuk manusia. Namun, penggunaannya masih bervariasi, dan beberapa ilmuwan dan orang awam masih menggunakan "hominid" dalam arti terbatas yang sebelumnya; literatur ilmiah umumnya menggunakan istilah tradisional yang lebih awal tersebut hingga peralihan di abad ke-21.[5]

Di dalam takson Hominidae, sejumlah genera yang masih ada dan diketahui punah, yakni dalam bentuk fosil, dikelompokkan bersama manusia, simpanse, dan gorila dalam subfamili Homininae; yang lainnya bersama orangutan dalam subfamili Ponginae. Nenek moyang bersama terakhir dari semua Hominidae hidup sekitar 14 juta tahun yang lalu,[6] ketika nenek moyang orangutan berspesialisasi dari garis leluhur tiga genera lainnya.[7] Nenek moyang keluarga Hominidae sebelumnya telah berspesialisasi dari keluarga Hylobatidae (owa), mungkin 15 hingga 20 juta tahun yang lalu.[7][8]

Karena hubungan genetik yang erat antara manusia dan kera besar lainnya, sejumlah organisasi hak asasi binatang, seperti Great Ape Project, berpendapat bahwa kera besar non-manusia adalah manusia dan harus diberikan hak-hak asasi dasar yang dimiliki manusia. Dua puluh sembilan negara telah memberlakukan larangan penelitian untuk melindungi kera besar dari segala jenis pengujian ilmiah.[9]

Orangutan Sumatra (Pongo abelii)

Pada awal Miosin, sekitar 22 juta tahun lalu, banyaknya jenis dari hewan arboreal mengadaptasi catarrhine [catatan 1] primitif dari Afrika Timur menyarankan sejarah panjang dari diversifikasi awal. Fosil-fosil pada 20 juta tahun lalu memiliki bagian-bagian yang diatribusikan kepada Victoriapithecus, Monyet Dunia Lama yang paling awal. Di antara genera yang dianggap berada pada garis keturunan kera sampai pada 13 juta tahun lalu adalah Proconsul, Rangwapithecus, Dendropithecus, Limnopithecus, Nacholapithecus, Equatorius, Nyanzapithecus, Afropithecus, Heliopithecus, dan Kenyapithecus, semuanya dari Afrika Timur. Adanya non-cercopithecids umum lainnya dari zaman Miosin tengah dari situs yang sangat jauh — Otavipithecus dari timbunana gua di Namibia, dan Pierolapithecus dan Dryopithecus dari Prancis, Spanyol dan Austria — adalah bukti dari luasnya diversitas bentuk-bentuk di antara Afrika dan lembah Mediterania selama iklim yang relatif hangat dan tidak berubah pada masa awal dan pertengahan Miosin. Hominid paling muda pada masa Miosin, Oreopithecus, adalah dari tambang batubara di Itali yang telah diperkirakan berusia sampai 9 juta tahun lalu.

Bukti molekular mengindikasikan bahwa keturunan dari gibon (keluarga Hylobatidae) terpisah dari Kera Besar sekitar 18-12 juta tahun lalu, dan bahwa orangutan (sub-keluarga Ponginae) berpisah dari Kera Besar lainnya sekitar 12 juta tahun lalu; tidak ada fosil-fosil yang secara jelas mencatat leluhur dari gibon, yang mungkin berasal dari populasi hominoid Asia Timur Selatan yang sangat-jauh dan tak-diketahui, tetapi fosil proto-orangutan bisa direpresentasikan oleh Sivapithecus dari India dan Griphopithecus dari Turki, berusia sekitar 10 juta tahun lalu.[10]

Spesies yang dekat dengan leluhur awal terakhir dari gorila, simpanse, bonobo dan manusia mungkin bisa direpresentasikan oleh fosil-fosil Nakalipithecus yang ditemukan di Kenya dan Ouranopithecus yang ditemukan di Yunani. Bukti molekular menyarankan bahwa 8 dan 4 juta tahun lalu, pertama gorila, dan kemudian simpanse dan bonobo (genus Pan) berpisah dari barisan mengarah kepada manusia; DNA manusia diperkirakan 98,4% identik dengan simpanse bila membandingkan satu nucleotide polymorphisms (lihat Evolusi genetik manusia). Catatan fosil dari gorila, simpanse dan bonobo terbatas. Kurang terawatnya pemeliharaan pada beberapa kondisi (misalnya, tanah pada hutan tropis cenderung memiliki asam dan menghancurkan tulang) berkontribusi terhadap permasalaha ini dan terhadap bias percobaan. Homininae lain mungkin beradaptasi terhadap lingkungan kering mereka di luar lingkar khatulistiwa, bersama dengan antelop, hiena, anjing, babi, gajah, dan kuda. Lingkar khatulistiwa yang basah berkurang sekitar 8 juta tahun lalu. Sangat sedikit bukti fosil bagi perpisahan dari garis keturunan hominin dari garis keturunan gorila dan Pan (simpanse dan bonobo). Fosil paling awal yang telah diperdebatkan yang termasuk garis keturunan manusia adalah Sahelanthropus tchadensis (7 Ma) dan Orrorin tugenensis (6 Ma), diikuti oleh Ardipithecus (5,5 - 4,4 Ma), dengan spesies Ar. kadabba dan Ar. ramidus.

Sejarah Taksonomi

[sunting | sunting sumber]
Manusia adalah salah satu dari empat hominid genera yang masih ada.

Klasifikasi dari kera besar telah di revisi berulang kali dalam beberapa dekade lalu. Berbagai revisi ini mengakibatkan penggunaan kata "hominid" yang beragam—arti awalnya dari Hominidae mengacu hanya pengertian modern dari Hominini, contohnya hanya pada manusia dan kerabat dekatnya. Pengertian takson berubah secara bertahap, mengarah kepada pengertian modern dari "hominid", yang mengikutkan semua kera besar dan manusia.

Model dari Tengkorak hominid pada manusia modern
Fosil hominid dipertunjukan di The Museum of Osteology, Oklahoma City, Oklahoma.

Istilah primatologi hominid sering dianggap dengan sejumlah kata yang sama:

  • Hominoid, secara umum disebut dengan kera, adalah anggota dari keluarga Hominoidea: anggota yang masih hidup adalah kera kecil (ungka) dan kera besar.
  • Hominine adalah anggota dari sub-keluarga Homininae: gorila, simpanse, bonobo dan manusia (tidak termasuk orangutan).
  • Hominin adalah anggota dari suku Hominini: manusia modern dan kerabatnya yang telah punah.
  • Manusia adalah anggota dari genus Homo, dimana Homo sapiens adalah satu-satunya extant spesies (spesies yang masih ada), dan Homo sapiens sapiens adalah satu-satunya yang bertahan dalam subspesies.

Banyak ilmuwan, termasuk paleontropologis, terus menggunakan istilah hominid untuk mengacu pada manusia dan kepada leluhurnya baik yang bipedal maupun yang hampir bipedal.

Seperti yang telah disebutkan, Hominidae awalnya adalah nama yang diberikan kepada manusia dan relasinya yang telah punah, dengan kera besar lainnya ditempatkan di keluarga yang terpisah, yaitu Pongidae. Namun, definisi tersebut membuat Pongidae menjadi paraphyletic karena paling tidak salah satu spesies kera besar berelasi lebih dekat kepada manusia dibandingkan kera besar lainnya. Kebanyakan taksonomi sekarang menyarankan pengelompokan monophyletic - hal ini akan membuat penggunaan Pongidae hanya terbatas pada satu kelompok kera besar (yang terdiri dari Pongo, orangutan) saja. Banyak biologis menganggap Hominidae mengikutkan Pongidae sebagai sub-keluarga dari Ponginae, atau membatasinya hanya pada orangutan dan relasinya yang punah, seperti Gigantopithecus. Taksonomi yang diperlihatkan di sini mengacu pada pengelompokan monophyletic berdasarkan kepada pemahaman modern dari hubungan manusia dan kera besar.

Terutama relasi yang berdekatan dengan manusia membentuk sebuah sub-keluarga, Homininae. Beberapa peneliti memasukan simpanse dan bonobo [11] dan gorila [12] [13] dalam genus Homo bersama dengan manusia. Kemungkinan lain, fosil relasi yang lebih dekat berhubungan dengan manusia daripada spesies kera besar yang masih hidup merepresentasikan anggota dari Hominidae tanpa perlu mengkategorikannya dalam sub-keluarga atau tribal. [14]

Banyak hominid yang punah telah dipelajari untuk membantu memahami hubungan antara manusia modern dan hominid punah lainnya. Beberapa anggota yang punah dari keluarga ini termasuk Gigantopithecus, Orrorin, Ardipithecus, Kenyanthropus, dan australopithecine Australopithecus dan Paranthropus. [15]

Kriteria untuk keanggotaan dalam keluarga Homininae dalam pemahaman sekarang sebagai asal manusia tidak begitu jelas, tetapi takson secara umum mengikutkan spesies yang memiliki 97% kesamaan DNA dengan genom pada manusia modern, dan memperlihatkan sebuah kapasitas untuk bahasa atau kultur sederhana di luar keluarga atau kelompok. Teori pikiran mengikutkan sarat-sarat seperti atribusi keadaan mental, empati dan bahkan sifat menipu merupakan kriteria kontroversial yang membedakan manusia dewasa di antara hominid. Manusia memperoleh kapasitas ini sekitar umur empat setengah tahun, walaupun belum pernah dibuktikan atau disanggah bahwa gorila, simpanse dan bonobo mengembangkan teori pikiran.[16] Hal ini juga menjadi kasus untuk beberapa Monyet Dunia Baru di luar keluarga dari kera besar, contohnya, monyet capuchin.

Bagaimanapun, tanpa kemampuan menguji apakah anggota terdahulu dari Hominini (seperti Homo erectus, Homo neanderthalensis, atau bahkan australopithecine) memiliki teori pikiran, sangat sulit untuk mengindahkan persamaan yang tampak pada saudaranya yang masih hidup. Orangutan memiliki kultur yang sebanding dengan simpanse [17] dan beberapa mengatakan orangutan memenuhi kriteria tersebut. Debat ilmiah mengenai hal-hal tersebut berguna untuk mendukung Kepribadian Kera Besar.

Klasifikasi

[sunting | sunting sumber]

Masih hidup

[sunting | sunting sumber]
Tengkorak dari orangutan dan gorila
Tengkorak dan otak manusia dan simpanse (tidak diperbesar), diilustrasikan dalam Histoire naturelle des mammifères oleh 'Gervais

Tujuh spesies hidup dari kera besar dikelompokan dalam empat genera. Klasifikasi berikut secara umum diterima:[1]

Fosil-fosil

[sunting | sunting sumber]
Replika dari tengkorak ini dikenal juga dengan "Nutcracker Man", ditemukan oleh Mary Leakey.

Sebagai tambahan dari spesies dan subspesies yang masih hidup di atas, arkeolog, paleontolog, dan antropolog telah menemukan spesies kera besar yang telah punah. Daftar di bawah ini adalah berdasarkan taksonomi.[18]

Keluarga Hominidae

Deskripsi Fisik

[sunting | sunting sumber]

Kera besar adalah primata besar, tanpa ekor, dengan spesies terkecil yang hidup yaitu bonobo dengan berat 30-40 kilogram, dan yang terbesar yaitu gorila, dengan jantan seberat 140-180 kilogram. Disemua kera besar, jantan, rata-rata, lebih besar dan kuat dari betina, walaupun tingkat dimorfisme seksual berbeda di antara spesies. Meskipun kebanyakan spesies lebih dominan quadrupedal, mereka mampu menggunakan tangannya untuk meraih makanan atau membuat sarang, dan, pada beberapa kasus, untuk menggunakan alat.[25]

Kebanyakan spesies adalah omnivora, tetapi buah-buahan adalah makanan yang disukai di antara semua spesies kecuali beberapa kelompok manusia. Simpanse dan orangutan memakan buah-buahan. Saat gorila kehabisan buah-buahan pada suatu periode waktu atau pada daerah tertentu, mereka akan memakan pucuk atau daun, terkadang bambu, tipe-tipe dari rerumputan. Gorila memiliki adaptasi yang ekstrem dalam mengunyah dan mencerna makanan berkualitas rendah, tetapi mereka lebih menyukai buah-buahan bila ada, bahkan akan menempuh bermil-mil untuk menemukan buah-buahan tertentu. Manusia, semenjak revolusi neolithic, mengkonsumsi kebanyakan makanan sereal dan pati lainnya, termasuk meningkatnya makanan hasil proses, dan juga tumbuhan domestikasi (termasuk buah-buahan) dan daging. Gigi Hominid sama dengan monyet Dunia Lama dan ungka, walaupun lebih besar pada gorila. Dental formula adalah: 2.1.2.32.1.2.3

Gigi dan mulut manusia lebih kecil ukurannya dibandingkan kera lainnya, yang mungkin merupakan adaptasi terhadap memakan makanan yang dimasak lebih dari jutaan tahun.[26] [27]

Gorila

Kehamilan pada kera besar berlangsung selama 8-9 bulan, dan menghasilkan satu keturunan, atau, jarang sekali, kembar. Yang muda ini terlahir tidak berdaya, dan mereka harus diperhatikan selalu, untuk periode waktu yang lama. Dibandingkan dengan mamalia lainnya, kera besar memiliki masa pubertas yang lama, tidak menyapih untuk beberapa tahun, dan tidak menjadi sepenuhnya dewasa untuk selama delapan sampai tigabelas tahun pada kebanyakan spesies (lebih lama dari manusia). Oleh sebab itu, betina biasanya melahirkan sekali dalam beberapa tahun. Tidak ada perbedaan dalam musim melahirkan.[25]

Gorila dan simpanse hidup dalam sekelompok keluarga yang terdiri dari lima atau sepuluh individu, meskipun kelompok lebih besar terkadang juga ada. Simpanse hidup di kelompok yang lebih besar dan bercerai menjadi kelompok yang lebih kecil bila makanan menjadi berkurang. Bila kelompok kecil simpanse betina keluar dengan arah yang berbeda untuk mencari makanan, jantan dominan tidak akan dapat mengkontrol mereka lagi dan betina sering kali kawin dengan jantan bawahan yang lain, apakah karena pilihan atau bukan. Secara kontras, kelompok gorila selalu bersama baik ada atau tidaknya buah-buahan. Bila buah tidak ada mereka akan memakan dedaunan dan tunas. Karena gorila selalu bersama-sama, jantan dapat memonopoli betina dalam kelompoknya. Fakta ini berhubungan dengan dimorfisme seksual yang kuat pada gorila dibandingkan simpanse. Kelompok simpanse dan gorila memiliki paling kurang satu jantan dominan, dan betina meninggalkan kelompok setelah dewasa. Secara berlawanan, orangutan umumnya suka bersendiri.[butuh rujukan]

Status hukum

[sunting | sunting sumber]

Disebabkan hubungan genetis yang dekat antara manusia dan kera besar, beberapa organisasi hak binatang, seperti Great Ape Project, berargumen bahwa kera besar selain manusia adalah orang dan harusnya diberikan dasar hak manusia. Beberapa negara telah melakukan pelarangan penelitian untuk melindungi kera besar dari segala jenis pengujian sainstifik.

Pada 25 Juni 2008, parlemen Spanyol mendukung undang-undang baru yang mengilegalkan "pemeliharaan kera untuk sirkus, komersial televisi atau perfilman" [28]

Konservasi

[sunting | sunting sumber]

Tabel berikut berisi daftar jumlah estimasi dari kera besar yang hidup di alam bebas.

Spesies Jumlah estimasi
Bornean orangutan 61.234[29]
Orangutan sumatra 6,667[29]
Gorila barat 200.000[30]
Gorila timur 6.000[30]
Simpanse biasa 100.000[31]
Bonobo 10.000[31]

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Tentang atau berkaitan dengan grup primata yang terdiri dari monyet Dunia Lama, gibon, kera besar, dan manusia. Mereka dibedakan dari lubang hidungnya yang berdekatan dan mengarah ke bawah.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 181–184. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ Gray, J. E. (1825). "An outline of an attempt at the disposition of Mammalia into Tribes and Families, with a list of genera apparently appertaining to each Tribe". Annals of Philosophy. New Series. 10: 337–334. 
  3. ^ Dawkins, R. (2005). The Ancestor's Tale: A Pilgrimage to the Dawn of Life (edisi ke-p/b). London, England: Phoenix (Orion Books). hlm. 114. ISBN 978-0-7538-1996-8. 
  4. ^ Dawkins (2005), hlm. 126.
  5. ^ Morton, Mary. "Hominid vs. hominin". Earth Magazine. Diakses tanggal 17 July 2017. 
  6. ^ Andrew Hill; Steven Ward (1988). "Origin of the Hominidae: The Record of African Large Hominoid Evolution Between 14 My and 4 My". Yearbook of Physical Anthropology. 31 (59): 49–83. doi:10.1002/ajpa.1330310505alt=Dapat diakses gratis. 
  7. ^ a b Dawkins R (2004) The Ancestor's Tale.
  8. ^ "Query: Hominidae/Hylobatidae". TimeTree. Temple University. 2015. Diakses tanggal 28 December 2017. 
  9. ^ "International Bans | Laws | Release & Restitution for Chimpanzees". releasechimps.org. Diakses tanggal 2020-12-19. 
  10. ^ Srivastava (2009). Morphology Of The Primates And Human Evolution. PHI Learning Pvt. Ltd. hlm. 87. ISBN 978-81-203-3656-8. Diakses tanggal 6 November 2011. 
  11. ^ Pickrell, John (2003-05-20). "Chimps Belong on Human Branch of Family Tree, Study Says". National Geographic. Diakses tanggal 2007-08-04.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  12. ^ Relationship Humans-Gorillas Diarsipkan 2007-11-30 di Wayback Machine..
  13. ^ Watson, E. E.; et al. (2001). "Homo genus: a review of the classification of humans and the great apes". Dalam eds. Tobias, P. V.; et al. Humanity from African Naissance to Coming Millennia. Florence: Firenze Univ. Press. hlm. Pp. 311–323. 
  14. ^ Schwartz, J.H. (1986) Primate systematics and a classification of the order. Comparative primate biology volume 1: Systematics, evolution, and anatomy (ed. by D.R. Swindler, and J. Erwin), pp. 1-41, Alan R. Liss, New York.
  15. ^ Schwartz, J.H. (2004b) Issues in hominid systematics. Zona Arqueología 4, 360-371.
  16. ^ Heyes, C. M. (1998). "Theory of Mind in Nonhuman Primates". Behavioral and Brain Sciences. 21 (01). doi:10.1017/S0140525X98000703. bbs00000546. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-04. Diakses tanggal 2011-09-29. 
  17. ^ Van Schaik C.P.; et al. (2003). "Orangutan cultures and the evolution of material culture". Science. 299 (5603): 102–105. doi:10.1126/science.1078004. PMID 12511649. 
  18. ^ http://www.helsinki.fi/~mhaaramo/metazoa/deuterostoma/chordata/synapsida/eutheria/primates/hominoidea/hominoidea.html | title = Hominoidea | publisher = Mikko's Phylogeny Archive | date = 2005-01-14 | first = Mikko | last = Haaramo }}
  19. ^ Haaramo, Mikko (2004-02-04). "Pongidae". Mikko's Phylogeny Archive. 
  20. ^ Haaramo, Mikko (2005-01-14). "Hominoidea". Mikko's Phylogeny Archive. 
  21. ^ Haaramo, Mikko (2007-11-10). "Hominidae". Mikko's Phylogeny Archive. 
  22. ^ Paleodb
  23. ^ Barras, Colin (2012-03-14). "Chinese human fossils unlike any known species". New Scientist. Diakses tanggal 2012-03-15. 
  24. ^ "National Geographic". National Geographic Society. Diakses tanggal 25 July 2009. 
  25. ^ a b Harcourt, A.H., MacKinnon, J. & Wrangham, R.W. (1984). Macdonald, D., ed. The Encyclopedia of Mammals. New York: Facts on File. hlm. 422–439. ISBN 0-87196-871-1. 
  26. ^ Brace, C. Loring; Mahler, Paul Emil (1971). "Post-Pleistocene changes in the human dentition". American Journal of Physical Anthropology. 34 (2): 191–203. doi:10.1002/ajpa.1330340205. PMID 5572603. 
  27. ^ Richard Wrangham (2007). "Chapter 12: The Cooking Enigma". Dalam Charles Pasternak (ed.). What Makes Us Human?. Oxford: Oneworld Press. ISBN 978-1-85168-519-6. 
  28. ^ "Spanish parliament to extend rights to apes". Reuters. 2008-06-25. Diakses tanggal 2008-07-11. 
  29. ^ a b Estimasi jumlah orangutan liar orangutans tahun 2004: "Orangutan Action Plan 2007-2017" (PDF) (dalam bahasa indonesian). Government of Indonesia. 2007. hlm. 5. Diakses tanggal 1 May 2010. 
  30. ^ a b "Gorillas on Thin Ice". United Nations Environment Programme. 15 January 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-18. Diakses tanggal 19 May 2010. 
  31. ^ a b Linda Vigilant (2004). "Chimpanzees". Current Biology. 14 (10): R369–R371. doi:10.1016/j.cub.2004.05.006. PMID 15186757. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan