Suku Irarutu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Suku Irarutu atau Irahutu adalah salah satu suku terbesar di Papua Barat yang tersebar di pantai dan pegunungan Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Kaimana, dan Kabupaten Fakfak. Suku Irarutu identik dengan konsep cinta kasih, toleransi, pluralisme, dan kemanusiaan. Disebut demikian karena sebelum dan sesudah agama disebarkan di pesisir Teluk Arguni, Teluk Bintuni, dan Fakfak, masyarakat Suku Irarutu sangat terbuka dengan setiap perbedaan dan hidup berdampingan dengan harmonis bersama saudaranya yang berbeda keyakinan. Secara harfiah, pemaknaan Irarutu menurut perspektif beberapa orang tua yang dijumpai yaitu Iraru yang berarti bahasa, ungkapan, atau tuturan. Sedangkan, Tu yang bermakna benar. Dengan demikian, Irarutu bermakna berbahasa yang benar.[1]

Snetan[sunting | sunting sumber]

Gelang tangan atau Snetan dalam bahasa Irarutu adalah sebutan bagi gelang tangan yang terbuat dari tempaan bahan baku berupa besi putih, perak, atau kuningan. Benda ini bukan produk asli dari Suku Irarutu, melainkan pengaruh dari luar. Snetan dijadikan sebagai harta dalam proses pembayaran mas kawin pada Suku Irarutu karena punya nilai berharga seperti layaknya harta maskawin yang lain seperti guci dan piring batu. Gelang tangan ini bisa dipakai oleh pria maupun wanita. Pada masa lampau, Snetan sulit untuk didapat dikarenakan sedikitnya orang yang bisa membuatnya, namun sekarang ini, Snetan mudah untuk didapatkan, karena sudah banyak yang bisa membuat Snetan tergantung bahan bakunya.[2]

Rumah adat Sirus[sunting | sunting sumber]

Sirus dan Irarutu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dan tidak akan terpisahkan. Setiap kampung memiliki sirus sebagai penanda bahwa masyarakat suku ini hidup beradab yang beradat. Sirus terdiri dari satu lantai yang luas dengan atap yang dibuat dari daun-daun sagu, dinding yang terbuat dari gaba-gaba, papan dan/atau pancangan kayu, dengan ciri khas desain berbentuk rumah panjang dengan satu pintu utama di depan (kadang dua, satu di depan dan satu di belakang). Lantainya disangga oleh tiang pilar penyangga dengan jeruji di bagian atas dindingnya. Sirus adalah rumah panjang, rumah bagi semua orang. Rumah edukasi yang memberikan pemahaman baru tentang akar rumput dan nilai-nilai budaya masa lampau dalam upaya memahami budaya.[1]

Filosofi Sirus[sunting | sunting sumber]

1. Simbol Perekat Masyarakat Adatis

Sirus adalah rumah panjang tempat mengumpulkan masyarakat adat.

2. Simbol Prestis

Sirus adalah simbol prestis, kehormatan, wibawa, dan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat adat Irarutu. Mereka yang masuk dan duduk di dalam sirus adalah masyarakat yang menjujung kewibawaan kehidupan adatis.

3. Simbol Perdamaian

Saat salah satu keret (keluarga besar) dengan keret lainnya saling bertikai, maka Kpar (Kepala Suku) menjadikan sirus sebagai sarana mediasi kedua belah pihak yang bertikai. Segeram apapun seseorang untuk mengalahkan orang lain, saat memasuki sirus dan duduk bersila, sangat terasa 'daya magis' yang 'mengambil alih' kegeraman itu.[1]

Fungsi Sirus[sunting | sunting sumber]

1. Tempat Menyusun Strategi

Saat terjadi ekspedisi Hongi atau suatu bentuk pelayaran serta pengawasan pemerintahan zaman VOC Belanda yang bertujuan menjaga keberlangsungan monopoli rempah-rempah termasuk Hak Ekstirpasi yaitu hak memusnahkan pohon Pala atau Cengkeh termasuk wilayah Teluk Bintuni, Kaimana dan Fakfak. Sirus mengumpulkan masyarakat untuk menyikapi hal ini.

2. Tempat Belajar

Sirus menyediakan ruang belajar bagi anak usia sekolah yang tidak mendapatkan fasilitas sekolah atau pembelajaran dalam bentuk apapun.

3. Tempat Pembinaan Spiritual

Sebelum Injil menjangkau masyarakat adat, sirus adalah tempat berkumpul untuk memenuhi 'panggilan', namun sejak Injil diberitakan, sirus difungsikan ulang sebagai tempat pembinaan spiritual Kristiani. Sirus bukanlah sekedar bangunan, sirus adalah penanda masyarakat suku Irarutu telah hidup dalam peradaban jauh sebelum agama dan pendidikan yang menjangkau mereka.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "SIRUS, RUMAH PERADABAN SUKU IRARUTU". infopublik.id. 2019-11-06. Diakses tanggal 2022-08-06. 
  2. ^ "Beranda". Warisan Budaya Takbenda. Diakses tanggal 2022-08-06. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]