Lompat ke isi

Kabupaten Kaimana

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Kaimana
Teluk Triton, Kaimana
Teluk Triton, Kaimana
Lambang resmi Kabupaten Kaimana
Julukan: 
Kota Senja
Peta
Peta
Kabupaten Kaimana di Maluku dan Papua
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana
Peta
Kabupaten Kaimana di Indonesia
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana (Indonesia)
Koordinat: 3°39′39″S 133°46′28″E / 3.66093°S 133.77451°E / -3.66093; 133.77451
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Barat
Tanggal berdiri11 Desember 2002[1]
Dasar hukumUU Nomor 26 Tahun 2002[1]
Ibu kotaKaimana
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 7
  • Kelurahan: 2
  • Kampung: 99
Pemerintahan
 • BupatiFreddy Thie
 • Wakil BupatiHasbullah Furuada
 • Sekretaris DaerahDonald R. Wakum
Luas
 • Total18.500,00 km2 (7,142,89 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[3][2]
 • Total64.252
 • Kepadatan3,5/km2 (9,0/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 40,38% Islam
  • 0,08% Hindu
  • 0,01% Buddha[3]
 • BahasaBahasa Indonesia dan bahasa daerah
 • IPMKenaikan 68,31 (2023)
 sedang [4]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9102 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanPB xxxx K*
Kode Kemendagri92.08 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 642.471.028.000,- (2020)
Situs webwww.kaimanakab.go.id


Kabupaten Kaimana adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Kabupaten Kaimana berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4245).[1]

Ibukota kabupaten ini terletak di distrik Kaimana. Luas wilayah darat dan laut Kabupaten Kaimana adalah 36.000 km2, terdiri atas luas daratan mencapai 18.500 km2 dan Luas lautan/perairan ± 17.500 km2. Populasi kabupaten Kaimana pada akhir tahun 2023 berjumlah 64.252 jiwa, dan 67% penduduknya berada di ibukota kabupaten, yakni distrik Kaimana, sekitar 43.154 jiwa.[3]

Secara morfologi Kabupaten Kaimana meliputi wilayah datar hingga berbukit-bukit dan bahkan bergunung dengan kemiringan lereng bervariasi mulai dari < 2% hingga di atas 70% dan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 2.800 m di atas permukaan laut. Kaimana berada di sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan bukit tinggi yang berbaris memanjang sejajar dengan pantai menjulang seperti yang terihat. Jadi pengembangan kota hanya mungkin mengikuti garis pantai. Sesuai dengan peta kondisi medan, morfologi Kabupaten Kaimana dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu:

Wilayah datar

[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini mempunyai relief datar dengan kemiringan lereng < 2% dengan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 50 m dpl. Daerah ini berada di sepanjang sungai, dataran bergambut dan sebagian kecil di daerah pesisir pantai. Kondisi penutupan lahan ini merupakan hutan rawa, hutan mangrove dan sebagian telah digunakan masyarakat berupa ladang. Luas wilayah areal ini mencapai 2.241 Km2 (12,11%) dengan penyebaran terluas di Kecamatan Teluk Etna.

Wilayah bergelombang

[sunting | sunting sumber]

Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng dominan berkisar antara 2 - 8% dan berada pada ketinggian tempat antara 0 – 150 m dpl. Kondisi penutupan lahan ini berupa hutan dataran rendah. Daerah ini tersebar di 4 kecamatan dengan luas areal 3.610 Km² (1,95%).

Wilayah bergelombang hingga berbukit kecil

[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini menempati areal yang sangat sempit yang berada di Kecamatan Teluk Etna bagian utara, yaitu di sekitar Desa Urubika, Yapima dan Desa Ure. Kemiringan lereng daerah ini berkisar antara 9 – 15% (0,40%) dengan ketinggian tempat 20 – 800 m dpl, kondisi penutup lahan berupa kebun dan belukar.

Wilayah berbukit

[sunting | sunting sumber]

Wilayah ini berbukit-bukit dengan kondisi lahan terjal dan mempunyai kemiringan lereng antara 15 – 25% dan setempat hingga 40% dengan ketinggian tempat 5 – 600 m dpl. Daerah ini penyebarannya paling luas mulai dari bagian tenggara hingga barat daya, seperti di Kecamatan Buruway dan Kecamatan Kaimana dengan luas areal 1503,9 Km² (8,61%) dengan penutupan lahan berupa hutan sekunder dan hutan primer.

Wilayah berbukit hingga bergunung

[sunting | sunting sumber]

Daerah ini mempunyai bentuk wilayah berbukit-bukit hingga bergunung dengan kemiringan lereng > 40% dan setempat bisa mencapai 70%. Ketinggian tempat 100 – 2.800 m dpl. Daerah seperti ini tersebar luas di bagian utara merupakan Gunung Wagura Kote dan sebelah barat merupakan pegunungan Kumawa dengan luas areal 14.415,8 Km² (77,92%).

Wilayah Kabupaten Kaimana sebagian besar berada pada kemiringan lereng > 40%.

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
No Bupati Awal menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
3
Freddy Thie
26 April 2021
Petahana
Hasbullah Fuarada

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 1 Penurunan 0
Gerindra 1 Steady 1
PDI-P 3 Kenaikan 6
Golkar 5 Penurunan 4
NasDem 2 Steady 2
PPP 0 Kenaikan 2
PAN 3 Penurunan 1
Hanura 1 Steady 1
Demokrat 4 Penurunan 3
Jumlah Anggota 20 Steady 20
Jumlah Partai 8 Steady 8

Distrik/Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Luas wilayah tersebut secara administratif terbagai dalam distrik, kelurahan dan kampung sebagai berikut:

  1. Distrik Kaimana, Ibu Kota di Kaimana terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Kaimana Kota dan Kelurahan Krooy serta 17 kampung;
  2. Distrik Teluk Arguni Atas, Ibu Kota di Funiara dan terdiri dari 29 kampung;
  3. Distrik Teluk Etna, Ibu Kota di Kiruru dan terdiri dan dari 5 kampung;
  4. Distrik Buruway, Ibu Kota di Kambala dan terdiri 10 kampung;
  5. Distrik Teluk Arguni Bawah, Ibu Kota di Tanusan dan terdiri dari 15 kampung;
  6. Distrik Kambrauw, Ibu Kota di Waho terdiri dan terdiri dari 7 kampung; serta
  7. Distrik Yamor, Ibu Kota di Urubika dan terdiri dari 6 kampung.

Kondisi geografis pada umumnya bebatuan, dengan ketinggian rata- rata 600 m di atas permukaan laut dan terletak diantara 02,90”- 04,20” Lintang Selatan dan 132,75” – 135,15” Bujur Timur, tepat di bawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. Di sebelah Utara Kaimana berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama, di sebelah Timur dengan Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Mimika, di Selatan dengan Laut Arafura, dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Fakfak.

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Saat ini, penduduk kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia. Suku asli Papua yang berada di Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambrauw, Miereh, Mairasi, Irarutu, Koiwai, Oburau, Madewana, dan Kuri.[5][6] Sementara penduduk yang berasal dari suku pendatang asal Papua, yakni suku Sentani, Merauke, Serui, Nabire, Fakfak, Raja Ampat, Sorong dan Biak. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, dan asal Maluku seperti Ambon, Key, Tual, Dobo dan Ternate.[5][7]

Persebaran suku Irarutu terdapat di daerah Selatan kelurahan Kaimana kota dan suku ini berasal dari Distrik Teluk Arguni. Suku Maerasi berasal dari pedalaman bagian Timur Kaimana dan tersebar di pesisir pantai Utara Timur Distrik Kaimana. Suku Kambrau berasal dari Distrik Teluk Kambrau,Distrik Kaimana dan daerah Teluk Arguni dan tersebar di pesisir pantai selatan dan Utara distrik Kaimana Kota. Suku Koiwai berasal dari daerah Barat Distrik Buruway dan daerah Utara Distrik Kaimana suku ini hampir sebagian besar mendiami daerah-daerah kepulauan.[5]

Penduduk distrik Kaimana lebih beragam suku dan bangsa. Di wilayah kelurahan kaimana kota, seperti kampung Seram dan Kaki Air, penduduk dari luar Kaimana atau Papua di dua kampung ini merupakan migrasi penduduk dari daerah Maluku dan Sulawesi Selatan serta pulau Jawa, yang kemudian bermukim di kawasan ini.[5]

Adat istiadat di Kabupaten Kaimana telah mendapat pengaruh budaya dari luar, sehingga nilai-nilai adat asli daerah ini telah terakulturasi oleh nilai-nilai budaya sekitar. Sementara penduduk yang bermukim di daerah pegunungan pedalaman belum banyak dipengaruhi oleh interaksi dari luar, sedangkan penduduk daerah pesisir telah banyak mendapat pengaruh tersebut melalui perkawinan, seni musik dan tari maupun cara berbusana.[5]

Gereja Katolik Paroki St. Martinus, Kaimana

Persentasi pemeluk agama di Kabupaten Kaimana terlihat cukup beragam, yakni Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha. Kondisi kerukunan dan toleransi antar umat beragama berjalan cukup baik. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri tahun 2023, per tanggal 31 Desember 2023, mayoritas penduduk beragama Kekristenan yakni 59,53% dimana Protestan sebanyak 50,52% dan Katolik sebanyak 9,01% yang pada dasarnya adalah penduduk asli Papua dan pendatang dari Maluku, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Toraja, Minahasa dan Batak. Kemudian yang beragama Islam yakni 40,38% (umumnya adalah penduduk pesisir dan pendatang dari luar Papua ), sementara pemeluk agama Hindu 0,08% dan beragama Budha serta Konghucu 0,01%.[3]

Kondisi sosial ekonomi penduduk wilayah Kabupaten Kaimana umumnya bergerak dalam bidang perikanan dan pertanian yang sifatnya subsistem, perkebunan tradisional, buruh bangunan dan buruh pelabuhan. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal bugis, jawa dan Warga Negaran Indonesia keturunan. Dengan berhembusnya arus reformasi maka telah pula diberdayakan sejumlah putra daerah asli Kaimana untuk menekuni bidang leveransir dan developer.

Kondisi ekonomi penduduk di kampung-kampung maupun di kota Kabupaten Kaimana bersifat usb-sistem, yaitu sebagai petani maupun nelayan, artinya hasil produksi pertanian maupun perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas dan konsumtif, sebagian kecil penduduk lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai PNS, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.

Mata pencaharian penduduk di wilayah Kabupaten Kaimana umumnya pada sektor pertanian, perikanan, perdagangan, jasa. Sektor pertanian dan perikanan masih bersifat tradisional. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal Bugis, Jawa dan Warga Negara Indonesia Keturunan. Dewasa ini telah diberdayakan sejumlah putera daerah untuk menekuni bidang leveransir dan developer.

kondisi ekonomi penduduk pedesaan hingga saat ini masih bersifat tradisional (pertanian dan perikanan), artinya hasil produksi pertanian dan perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas, sedangkan penduduk perkotaan di Kabupaten Kaimana sebagian lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Saat ini untuk mencapai Kaimana, dapat dilakukan melalui jalur laut dan udara. Kapal Penumpang Nggapulu dengan kapasitas 2000 penumpang berlayar dari Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar), Baubau, Ambon, Banda, Tual, Dobo, Kaimana, Fakfak dua kali dalam sebulan. Sementara maskapai penerbangan yang singgah di Kaimana yaitu: Lion (wings) air dengan pesawat ATR-72 pada hari: Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu; Ekspress Air dengan pesawat Dornier Torbo Prop pada tiap hari kecuali hari minggu; Merpati dengan Twin Otter pada hari Rabu dan Sabtu; Trigana Air dengan Pesawat Twin Otter pada hari Selasa. Seluruh penerbangan telah terkoneksi dengan pesawat berbadan lebar untuk melanjutkan penerbangan ke kota-kota lain di Indonesia.[8]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Objek pariwisata di Kaimana antara lain:

  1. Pulau Venu (pantai, diving, sunset, melihat langsung penyu bertelur)
  2. Pulau Kilimala (pantai, diving)
  3. Pulau Karawatu (spot diving)
  4. Tanjung Kinara (bird watching, sunset view, diving)
  5. Pulau Adi (agrowisata)
  6. Teluk Triton (wisata menyelam)
  7. Tanjung Bicari (lukisan kuno di tebing, wisata Hiu Paus)
  8. Jembatan KM 14 (bird watching)
  9. Pantai Bantemi (sunset view)
  10. Air Terjun Kiti-kiti
  11. Air Terjun Karawawi
  12. Air Terjun Werifi
  13. Jembatan Usaha Mina (pancing mania, sunset view)
  14. Suasana hari Raya Lebaran (hadrat pesta rebana)
  15. DLL.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 29 Oktober 2021. 
  2. ^ a b "Kabupaten Kaimana Dalam Angka 2021" (pdf). www.kaimanakab.bps.go.id. BPS Kaimana. hlm. 6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-22. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  3. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  4. ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia [UHH Hasil LF-SP2020] Menurut Kabupaten/Kota 2021-2023". www.papuabarat.bps.go.id. Diakses tanggal 3 April 2024. 
  5. ^ a b c d e "Kondisi Masyarakat Kaimana". 15 Augustus 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-01. Diakses tanggal 5 Desember 2021. 
  6. ^ "Profil Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat". kaimanakab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2021. 
  7. ^ "Delapan Suku Asli Kaimana Serahkan Pengelolaan Laut ke Pemkab". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-24. Diakses tanggal 24 Februari 2020. 
  8. ^ "Profil Singkat Kaimana". 15 August 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-01. Diakses tanggal 2012-08-15. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]