Sunan Mertayasa
As-Syekh Syarif Khalifah Husein | |
---|---|
Gelar | Sunan Mertayasa |
Nasab | bin Maulana Ishaq |
Nisbah | Al Qadiri |
Lahir | Khalifah Husein |
Dimakamkan di | Martajasah, Bangkalan, Bangkalan |
Kebangsaan | Majapahit |
Firkah | Sunni |
Murid dari | Maulana Ishaq, Sunan Ampel Dan Guru-guru lainnya |
Mempengaruhi | |
Istri |
|
Keturunan | |
Orang tua | Maulana Ishaq (ayah) Sayyidah Zainab (Ibu) |
Syekh Khalifah Husein atau Sunan Mertayasa Merupakan Ulama penyebar agama Islam di Madura dan sekitarnya. Beliau adalah putra dari Maulana Ishaq dengan Siti Zainab binti Syekh Jumadil Qubro.
Menurut Serat Walisana Khalifah Husein adalah ayah dari Syekh Sabil. Sedangkan, Serat Panengen menjelaskan secara detail bahwa Khalifah Husein menikah dengan Nyi Ageng Manyuro.
NYI Ageng Manyuro menikah 2 kali, pertama dengan Pangeran Ibrahim Karangkemuning dan kedua dengan Khalifah Husein.
Khalifah Husein juga menikah 2 kali, pertama dengan Nyi Gede Tondo dan kedua dengan Nyi Ageng Manyuro.
Nah, ketika Khalifah Husein menikah dengan Nyi Ageng Manyuro masing-masing membawa anak dari pasangan sebelumnya.
Khalifah Husein membawa putranya yang bernama Syekh Sabil dan Nyi Ageng Manyuro membawa putrinya yang bernama Nyai Ageng Manyuran. Keduanya adalah anak Gawan.
Kemudian Syekh Sabil menikah dengan Nyai Ageng Manyuran dan berputra Sunan Kudus.[1]
Riwayat
[sunting | sunting sumber]Syekh Maulana Ishaq dengan putra bernama Khalifah Kusen bersama-sama pergi menuju Ampel Denta, kemudian ditugaskan oleh Susuhunan Ampel Denta untuk mengimankan di Madura dan sekitarnya. Serta supaya Sri Lembu Peteng Madura memeluk islam, kedua sayid kemudian pergi menuju Madura.
Sri Lembu Peteng sangat sukacita menerimanya, hingga diambil ipe (misan), tetapi tidak lama kemudian diusir dari Madura. Syekh Maulana Iskak kemudian diterima di tanah Malaka, adapun Khalifah Kusen kembali ke Ampel Denta.
Sri Lembu Peteng menyamar ke Ampel Denta, hendak mencidrai Susuhunan Ampel Denta, tetapi kalah pribawa, akhirnya Sri Lembu Peteng memeluk agama islam.
Sri Lembu Peteng kemudian pulang kembali ke Madura dengan diikuti Khalifah Kusen, namun Khalifah Kusen kemudian meneruskan perjalanannya menuju Sumenep bertemu dengan Sri Jaran Panolih.
Sang Prabu sudah terbuka hatinya sehingga mau masuk agama islam, Khalifah Kusen kemudian datang ke Balega, Pembesar Balega juga kemudian masuk agama islam. Khalifah Kusen selanjutnya menetap tinggal di Madura.
Pemakaman
[sunting | sunting sumber]Jl. Mertajasah, Tajasah, Mertajasah, Kec. Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Verifikasi
[sunting | sunting sumber]- Hasil Itsbat Nasab dari Maroko
- Resmi dari NAAT
Kutipan
[sunting | sunting sumber]- ^ Abdussalam Assyaibani, Muhsin (24 Mei 2023). "SILSILAH SYEKH MUZAKKI DARI BERBAGAI JALUR". KELUARGA BESAR BANI BATOKOLONG. Diakses tanggal 27 Desember 2024.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Sajarah Dalem Pangiwa lan Panengen, Karya Ki Padmasusastra. Penerbit : Yayasan Sastra Lestari. Semarang-Surabaya: G.C.T van Dorep & Co 1902.
- Serat Walisana (Babad Para Wali), Karya Sunan Dalem. Diterjemahkan oleh Ki Tarka Sutarahardja. Penyadur R. Tanojo. Editor Naqobah Ansab Awliya’ Tis’ah (NAAT). Cetakan Pertama 2020. ISBN : 978-623-7817-04-8. Penerbit : Yudharta Press Pasuruan 2020.