Lompat ke isi

Perumpamaan orang kaya yang bodoh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
 
(31 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Yesus}}
{{Yesus}}
'''Orang kaya yang bodoh''' adalah sebuah [[perumpamaan]] yang diajarkan oleh [[Yesus]] kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam {{Ayat Alkitab|buku=Lukas|pasal=12|ayat=13|sampaiayat=21}}
'''Orang kaya yang bodoh''' adalah sebuah [[perumpamaan]] yang diajarkan oleh [[Yesus]] kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum hanya pada satu [[Kitab Injil]] dalam [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]], yaitu di dalam [[Injil Lukas]]: {{Ayat Alkitab|buku=Lukas|pasal=12|ayat=13|sampaiayat=21}}.


==Orang kaya yang bodoh==
== Orang kaya yang bodoh ==
{{cquote2|Ada seorang [[kaya]], [[tanah]]nya berlimpah-limpah hasilnya.Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak [[lumbung]]-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada [[jiwa]]ku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.|Lukas 12:16-21}}
{{cquote2|Ada seorang [[kaya]], [[tanah]]nya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak [[lumbung]]-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala [[gandum]] dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada [[jiwa]]ku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.|Lukas 12:16-21}}
<!--
==Penjelasan==
{{cquote|}} -->


[[Berkas:Rembrandt_-_The_Parable_of_the_Rich_Fool.jpg|jmpl|ka|300px|'''The Parable of the Rich Fool''' ("Perumpamaan orang kaya yang bodoh") lukisan [[Rembrandt]], tahun 1627.]]
== Naskah lain ==
Suatu kutipan dalam bentuk lebih singkat didapati pada naskah di luar Alkitab yang dinamai "[[Injil Tomas]]" (Perkataan 63).<ref>''Gospel of Thomas'': [http://www.gnosis.org/naghamm/gthlamb.html Lamb translation] and [http://www.gnosis.org/naghamm/gosthom.html Patterson/Meyer translation]</ref>

== Interpretasi ==
[[Perumpamaan Yesus|Perumpamaan]] ini disampaikan kepada seorang penanya yang berusaha meminta pertolongan [[Yesus]] [[Kristus]] untuk menjadi hakim dalam pertikaian harta dengan saudaranya.<ref name="Green">[[:en:Joel B. Green|Joel B. Green]], ''[http://books.google.com.au/books?id=wzRVN2S8cVgC&pg=PA487 The Gospel of Luke]'', Eerdmans, 1997, ISBN 0-8028-2315-7, pp. 487-491.</ref> Orang kaya dalam perumpamaan ini digambarkan mempunyai sifat negatif yaitu ketamakan.<ref name="Green"/> Dengan memperbesar lumbung-lumbungnya, orang ini bermaksud untuk meningkatkan penghasilannya, sekaligus menunggu waktu yang tepat untuk menjual dengan harga tinggi.<ref name="Green"/> [[Augustinus dari Hippo|St. Augustinus]] memberi komentar bahwa petani itu "berencana untuk mengisi jiwanya dengan pesta pora yang berlebihan dan tidak perlu serta dengan sombong mengabaikan perut-perut kosong orang-orang miskin. Ia tidak menyadari bahwa perut-perut kosong orang miskin merupakan tempat penyimpanan yang lebih aman daripada lumbung-lumbungnya."<ref name="Just">Arthur A. Just, ''[http://books.google.com.au/books?id=Gh6sFDUfq8cC&pg=PA208 Luke]'', InterVarsity Press, 2003, ISBN 0-8308-1488-4, p. 208.</ref>

Percakapan si petani dengan dirinya sendiri selain bersifat negatif<ref name="Green"/> juga berpusat pada diri sendiri: banyak menggunakan kata "aku" atau "jiwaku".<ref name="Hultgren">Arland J. Hultgren, ''[http://books.google.com.au/books?id=P2UvmRVLF18C&pg=PA104 The Parables of Jesus: A Commentary]'', Eerdmans, 2002, ISBN 0-8028-6077-X, pp. 104-109.</ref> Arland J. Hultgren berkomentar bahwa perumpamaan ini "memberikan contoh untuk tidak berbuat hal yang sama. Orang yang identitasnya dikaitkan dengan harta, status atau prestasinya — dan difokuskan pada perolehan hal-hal tersebut — mudah untuk tidak menyadari panggilan Allah dan kebutuhan sesamanya."<ref name="Hultgren"/>

Kebodohan si petani itu terletak pada fakta bahwa kekayaan tidak menjamin masa depan: '''[[Penghakiman terakhir]]''' datang lebih dini dari yang diperkirakannya.<ref name="Purdy">John Clifford Purdy, ''[http://books.google.com.au/books?id=hxf4h-HJU9AC&pg=PA41 Parables at Work]'', Westminster John Knox Press, 1986, ISBN 0-664-24640-0, pp. 41-43.</ref>

== Karya seni ==
Perumpamaan ini menjadi objek karya seni sejumlah pelukis, termasuk [[Rembrandt]], [[:en:Jan Luyken|Jan Luyken]], [[James Tissot]], and [[:en:David Teniers the Younger|David Teniers the Younger]].

== Lihat pula ==
* [[Lukas 12]]

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
{{Perumpamaan Yesus}}
{{Perumpamaan Yesus}}
{{kristen-stub}}


[[en:The Rich Fool]]
[[Kategori:Injil Lukas]]
[[Kategori:Perumpamaan Yesus]]
[[ta:மூட செல்வந்தன் உவமை]]

Revisi terkini sejak 9 November 2018 21.15

Orang kaya yang bodoh adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum hanya pada satu Kitab Injil dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen, yaitu di dalam Injil Lukas: Lukas 12:13-21.

Orang kaya yang bodoh

[sunting | sunting sumber]

Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.

The Parable of the Rich Fool ("Perumpamaan orang kaya yang bodoh") lukisan Rembrandt, tahun 1627.

Naskah lain

[sunting | sunting sumber]

Suatu kutipan dalam bentuk lebih singkat didapati pada naskah di luar Alkitab yang dinamai "Injil Tomas" (Perkataan 63).[1]

Interpretasi

[sunting | sunting sumber]

Perumpamaan ini disampaikan kepada seorang penanya yang berusaha meminta pertolongan Yesus Kristus untuk menjadi hakim dalam pertikaian harta dengan saudaranya.[2] Orang kaya dalam perumpamaan ini digambarkan mempunyai sifat negatif yaitu ketamakan.[2] Dengan memperbesar lumbung-lumbungnya, orang ini bermaksud untuk meningkatkan penghasilannya, sekaligus menunggu waktu yang tepat untuk menjual dengan harga tinggi.[2] St. Augustinus memberi komentar bahwa petani itu "berencana untuk mengisi jiwanya dengan pesta pora yang berlebihan dan tidak perlu serta dengan sombong mengabaikan perut-perut kosong orang-orang miskin. Ia tidak menyadari bahwa perut-perut kosong orang miskin merupakan tempat penyimpanan yang lebih aman daripada lumbung-lumbungnya."[3]

Percakapan si petani dengan dirinya sendiri selain bersifat negatif[2] juga berpusat pada diri sendiri: banyak menggunakan kata "aku" atau "jiwaku".[4] Arland J. Hultgren berkomentar bahwa perumpamaan ini "memberikan contoh untuk tidak berbuat hal yang sama. Orang yang identitasnya dikaitkan dengan harta, status atau prestasinya — dan difokuskan pada perolehan hal-hal tersebut — mudah untuk tidak menyadari panggilan Allah dan kebutuhan sesamanya."[4]

Kebodohan si petani itu terletak pada fakta bahwa kekayaan tidak menjamin masa depan: Penghakiman terakhir datang lebih dini dari yang diperkirakannya.[5]

Karya seni

[sunting | sunting sumber]

Perumpamaan ini menjadi objek karya seni sejumlah pelukis, termasuk Rembrandt, Jan Luyken, James Tissot, and David Teniers the Younger.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Gospel of Thomas: Lamb translation and Patterson/Meyer translation
  2. ^ a b c d Joel B. Green, The Gospel of Luke, Eerdmans, 1997, ISBN 0-8028-2315-7, pp. 487-491.
  3. ^ Arthur A. Just, Luke, InterVarsity Press, 2003, ISBN 0-8308-1488-4, p. 208.
  4. ^ a b Arland J. Hultgren, The Parables of Jesus: A Commentary, Eerdmans, 2002, ISBN 0-8028-6077-X, pp. 104-109.
  5. ^ John Clifford Purdy, Parables at Work, Westminster John Knox Press, 1986, ISBN 0-664-24640-0, pp. 41-43.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]