Lompat ke isi

Penangkapan Yesus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Fehufanga (bicara | kontrib)
Reverted to revision 16647673 by JohnThorne (talk): Bukan di dalam Injil (TwinkleGlobal)
Tag: Pembatalan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 54: Baris 54:
* Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.<ref>{{Alkitab|Markus 14:51-52}}</ref>
* Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.<ref>{{Alkitab|Markus 14:51-52}}</ref>
== Yesus ditangkap ==
== Yesus ditangkap ==
Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.<ref>{{Alkitab|Yohanes 18:12-13}}</ref>
Maka pasukan prajurit nakal serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.<ref>{{Alkitab|Yohanes 18:12-13}}</ref>


== Galeri Lukisan ==
== Galeri Lukisan ==

Revisi terkini sejak 7 April 2023 06.48

Penangkapan Kristus lukisan Caravaggio, ca. 1602.

Penangkapan Yesus merupakan suatu peristiwa dramatik yang dicatat dalam kitab-kitab Injil. Setelah penangkapan ini, Yesus Kristus kemudian diadili dan akhirnya dihukum mati dengan disalibkan. Yesus ditangkap di taman Getsemani, tidak berapa lama setelah makan perjamuan terakhir Paskah dengan murid-murid-Nya. Penangkapan ini terjadi di malam hari atau menjelang dini hari, pada tanggal 14 bulan Nisan, yaitu hari pertama Hari Raya Roti Tak Beragi (Paskah Yahudi)[1][2]

Pengkhianatan Yudas

[sunting | sunting sumber]
Penangkapan Kristus by Fra Angelico, c. 1440, melukiskan Yudas Iskariot dan Simon Petrus, yang memotong telinga Malkhus, seorang hamba Kayafas.
  • Injil Matius dan Injil Markus menempatkan awal pengkhianatan Yudas Iskariot setelah peristiwa pengurapan Yesus oleh Maria, saudara Lazarus, di rumah Simon si kusta, di kota Betania, 6 hari sebelum Paskah.[3] Injil Yohanes mencatat bahwa Yudas Iskariot menggalang murid-murid Yesus untuk menunjukkan rasa tidak senang, bahwa minyak narwastu yang mahal itu dibuang percuma untuk mengurapi kepala dan kaki Yesus Kristus. Hal itu dikatakannya bukan karena Yudas memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.[4] Yesus menegurnya bahwa pengurapan ini untuk mempersiapkan penguburan-Nya, sehingga kemungkinan Yudas menjadi marah tersinggung dan juga kecewa karena Yesus tidak berniat untuk memberontak terhadap orang Romawi, melainkan malah bersiap untuk mati.
  • Karena itu masuklah Iblis ke dalam Yudas, dan pergilah ia kepada imam-imam kepala dan kepala-kepala pengawal Bait Allah dan berunding dengan mereka, bagaimana ia dapat menyerahkan Yesus kepada mereka. Yudas berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya, 30 uang perak. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus tanpa setahu orang banyak.[5]
  • Keempat Injil sepakat bahwa pengkhianatan ini terjadi beberapa hari sebelum malam penangkapan Yesus.

Pengumuman di Perjamuan Terakhir

[sunting | sunting sumber]
  • Ketika mereka sedang makan, Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."[6] yaitu kepada para pemuka agama yang membenci Yesus. Ditambah juga "Lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini."[7]
  • Yesus memberi peringatan kepada pengkhianat tanpa membuka identitasnya: "Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."[8]
  • Murid-murid Yesus yang tidak tahu siapa orang yang dimaksudkan merasa sedih mendengar hal tersebut. Mereka memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" termasuk Yudas Iskariot yang bertanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya.".[9]
  • Akhirnya Simon Petrus memberi isyarat kepada Yohanes, yang bersandar dekat kepada Yesus, di sebelah kanan-Nya dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?"[10]
  • Yesus menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku." atau menurut catatan Yohanes: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam.[11]
  • Yudas sudah tahu ke mana Yesus dan murid-murid-Nya akan pergi setelah perjamuan malam itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.[12] Ia segera menemui imam-imam kepala untuk mempersiapkan penangkapan Yesus.
  • Sesudah Yudas pergi, Yesus memulai pengajarannya, tetapi tidak terus di tempat itu. Yesus dan murid-murid-Nya menyanyikan nyanyian pujian, kemudian pergi ke Bukit Zaitun, sementara terus memberikan pengajaran.[13]

Di taman Getsemani

[sunting | sunting sumber]

Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.[14] Tempat itu bernama Getsemani.[15]

Yesus berdoa tiga kali

[sunting | sunting sumber]
  • Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa"[16]
  • Katanya pula: "Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan."[17]
  • Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes, serta-Nya.[18]
  • Maka mulailah Ia merasa sedih, sangat takut dan gentar, kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."[19]
  • Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, berlutut, merebahkan diri ke tanah dan berdoa, supaya, sekiranya mungkin, saat itu lalu daripada-Nya.[20]
  • Katanya: "Ya Abba, Ya Bapa-Ku, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."[21]
  • Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.[22]
  • Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.[23] Kondisi keringat darah ini dikenal di dunia medis sebagai hematidrosis.
  • Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati ketiganya sedang tidur, karena dukacita. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."[24]
  • Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa yang itu juga. Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"[25]
  • Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat dan mereka tidak tahu jawab apa yang harus mereka berikan kepada-Nya.[26]
  • Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.[27]
  • Sesudah itu Ia datang kembali untuk ketiga kalinya kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa." disambung pula: "Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat."[28]
  • Waktu Yesus masih berbicara datanglah Yudas, salah seorang dari kedua belas murid itu, dan bersama-sama dia serombongan besar orang, sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang membawa senjata (pedang dan pentung) lengkap dengan lentera dan suluh, disuruh oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan tua-tua bangsa Yahudi. Yudas berjalan di depan mereka.[29]
  • Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya. Yudas yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: "Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia." Dan segera ia maju mendapatkan Yesus dan berkata: "Salam Rabi," lalu mencium Dia. Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?" (Matius mencatat: "Hai teman, untuk itukah engkau datang?")[30]

Perlawanan

[sunting | sunting sumber]
  • Injil Yohanes secara khusus mencatat: Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Maka Ia bertanya pula: "Siapakah yang kamu cari?" Kata mereka: "Yesus dari Nazaret." Jawab Yesus: "Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi." Demikian hendaknya supaya genaplah firman yang telah dikatakan-Nya: "Dari mereka yang Engkau serahkan kepada-Ku, tidak seorangpun yang Kubiarkan binasa."[31]
  • Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.[32]
  • Ketika mereka, yang bersama-sama dengan Yesus, melihat apa yang akan terjadi, berkatalah mereka: "Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?"[33]
  • Lalu Simon Petrus, seorang dari mereka yang menyertai Yesus dan yang membawa pedang, mengulurkan tangannya, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.[34]
  • Kata Yesus kepada Petrus: "Sudahlah itu. Sarungkan pedangmu itu sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian? Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?"[35]
  • Lalu Ia menjamah telinga orang itu dan menyembuhkannya.[36]
  • Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi (Kitab Suci). Inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu."[37]

Murid-murid melarikan diri

[sunting | sunting sumber]
  • Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.[38]
  • Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya, tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.[39]

Yesus ditangkap

[sunting | sunting sumber]

Maka pasukan prajurit nakal serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia. Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.[40]

Galeri Lukisan

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
Penangkapan Yesus
Didahului oleh:
Minggu Sengsara:
Penderitaan di taman Getsemani
Peristiwa dalam
Perjanjian Baru
Diteruskan oleh:
Pengadilan Yesus

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pustaka tambahan

[sunting | sunting sumber]
  • Brown, Raymond E. An Introduction to the New Testament Doubleday 1997 ISBN 0-385-24767-2
  • Brown, Raymond E. et al. The New Jerome Biblical Commentary Prentice Hall 1990 ISBN 0-13-614934-0
  • Kilgallen, John J. A Brief Commentary on the Gospel of Mark Paulist Press 1989 ISBN 0-8091-3059-9
  • Miller, Robert J. Editor The Complete Gospels Polebridge Press 1994 ISBN 0-06-065587-9