Pemberontakan Mat Salleh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi terkini sejak 16 September 2023 12.04

Pemberontakan Mat Salleh adalah serangkaian gangguan besar bersenjata terhadap pemerintahan Serikat Borneo Utara Inggris kolonial di Borneo Utara, sekarang negara bagian Sabah, Malaysia. Pemberontakan ini digerakkan oleh Datu Muhammad Salleh (juga dikenal sebagai Mat Salleh), seorang pemimpin daerah setempat dari distrik Lingkabo dan Sungai Sugut. Dia memimpin pemberontakan antara tahun 1894 hingga kematiannya di Tambunan tahun 1900.^[1]^:p.5^[2]^:p.41^[3]^:p.189–190 Perlawanan kemudian berlanjut selama 5 tahun berikutnya hingga 1905.^{[note 1]}^[4]^:p.54^[5]^:p.863

Pemberontakannya secara luas didukung oleh masyarakat setempat dan memengaruhi kawasan geografis yang luas dari Sandakan, menyeberangi Pulau Gaya, termasuk pedalaman, terutama Tambunan.^[3]^:p.190 Pemberontakannya yang paling menonjol terjadi pada tengah malam tanggal 9 Juli 1897, ketika dia memimpin para pengikutnya sukses menyerang sebuah permukiman kolonial utama di Pulau Gaya.

Biografi Mat Salleh

Mat Salleh lahir di Inanam.^[3]^:p.190^[6] Ayahnya bernama Datu Balu, seorang pemimpin tradisional di Inanam dan anggota komunitas suku Suluk.^[6] Ibunya berasal dari keturunan suku Bajau.^[3]^:p.189–190^[7] Dia memiliki tiga saudara kandung: Ali, Badin, dan Bolong.^[7] Keluarganya pindah ke Sugut, yang tidak seperti Inanam, berada dalam konsesi Serikat Borneo Utara tetapi sejak meninggalkan perkebunan tembakau, telah dilaporkan "sebagian besar diserahkan kepada perangkatnya sendiri",^[8]^:p.47 dan menikmati otonomi relatif. Di sana, Datu Bulu memangku posisi kepemimpinan lokal di sepanjang daerah Sungai Sugut di pantai timur Borneo Utara.^[5]

Dalam kehidupannya kemudian, Mat Salleh menikahi seorang putri Sulu putri bernama Dayang Bandang.^[3]^:p.190^[6] Istrinya memiliki hubungan dengan keluarga Sultan Sulu dan desanya berada di Penggalaban, Paitan. Dia kemudian mewarisi posisi kepemimpinan lokal ayahnya sebagai kepala kampung di distrik Lingkabau dan Sungei Sugut.^[3]^:p.190^[6]^[7]

Mat Salleh secara fisik sering dideskripsikan ramping dan tinggi, dengan berwajah bopeng. Dia juga dikenal sebagai seorang yang misterius^{[note 2]}^[5]^:p.862^[9]^:p.64 dan pria yang cerdas, dengan kepribadian yang berwibawa dan berkarisma. Dia dihormati dan keterampilan taktisnya yang hebat terkenal di kalangan masyarakat setempat.^[5]^:p.862

Para pendukung Salleh

Tampaknya, ini merupakan satu-satunya foto Mat Salleh yang tersedia yang diketahui (ditandai dengan warna putih "X").

Keturunan campurannya dan peran sebagai seorang pemimpin lokal tradisional yang dia warisi dari ayahnya berkontribusi pada pengikutnya yang signifikan dari suku Bajau dan Suluk. Juga, pernikahannya dengan Dayang Bandang, yang terkait dengan keluarga yang berkuasa di Sulu membantunya memperoleh lebih banyak pendukung.^[3]^:p.203–204

Namun, dukungannya yang luas tidak hanya berasal dari afiliasi dan koneksi keluarganya. Di antaranya, dia juga mampu menghimpun pendukung dari komunitas suku Dayak Kadazan yang tersebar di wilayah geografis yang cukup besar di Sabah dan memiliki komunitas suku Tagaha sebagai sekutu.^[3]^:p.204 Dia terampil berhubungan dengan dan menyatukan komunitas lain, membuatnya menjadi tokoh yang hebat di antara penduduk asli multietnis.^[5]^:p.862 Sebagai contoh, beberapa cerita mengklaim bahwa dia menggunakan dan menyatukan berbagai simbol otoritas dan mistisisme yang dapat dihubungkan dengan komunitas yang berbeda untuk menegaskan posisi kepemimpinan dan kecakapan militernya.^{[note 3]}^[5] ^:p.862

Catatan

^ Sources conflict about the end date of the rebellion. Some state 1903, others 1905.
^ Some of his supporters believed he possessed supernatural powers that made him invulnerable to physical harm and the inability to be hurt or killed by conventional weapons (typically known as Kebal in the Malay language). Even, invisibility so as not to be seen by his enemies. For many, his ability to repeatedly evade the Company's attacks served as proof of these claims.
^ Some symbols that he used were enormous silk umbrellas (high society), insignia of royalty, and even inscriptions that were apparently believed to make him invincible.

Referensi

^ Wong, Danny Tze Ken (2004). Historical Sabah: Community and Society. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo). ISBN 9838120901.
^ Wong, Danny Tze Ken (Dec 2007). "From Gaya to Jesselton: A preliminary study on the establishment of a colonial township". Borneo Research Journal. 1: 31–42.
^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h Singh, Ranjit D. S. (2003). The making of Sabah 1865–1941: The dynamics of indigenous society (2nd ed.). Kuala Lumpur: University of Malaya Press. ISBN 9831001648.
^ Gill, Sarjit S.; 2007. "Sejarah Penglibatan orang Sikh dalam pasukan constabulari bersenjata Borneo Utara, 1882–1949 dan kesan terhadap identiti". Jebat (dalam bahasa Malay). 34: 49–70.
^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f Ooi, Keat Gin (2004). "Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion". Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set). ABC-CLIO: 862–863. ISBN 9781576077702.
^ ^a ^b ^c ^d Zainal Abidin, bin Abdul Wahid; Khoo Kay Kim; Muhd Yusof bin Ibrahim; Singh, Ranjit D.S. (1994). Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2 (dalam bahasa Malay). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9836210091.
^ ^a ^b ^c "Mat Salleh". Sambutan kemerdekaan. Kementerian Penerangan Komunikasi & Kebudayaan. Nov 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-18. Diakses tanggal 12 November 2012.
^ Tarling, Nicholas (Mar 1985). "Mat Salleh and Krani Usman". Journal of Southeast Asian Studies. 16 (1): 46–68. doi:10.1017/s0022463400012765.
^ Fernandez, Callistus (Dec 2001). "The legend by Sue Harris: A critique of the rundum rebellion and a counter argument on the rebellion". Kajian Malaysia. XIX (2): 61–78.

Pranala luar

Visit the Memorial ([1], [2], [3]).
Read about an official biographical movie on Mat Salleh.
Watch a fan video on Mat Salleh's life (part 1 / part 2).
This entry mentions many parts of Sabah. Refer to a map of Sabah to follow Mat Salleh's movements throughout the rebellion.

[Sources_Conflict-4] Sources conflict about the end date of the rebellion. Some state 1903, others 1905.

[10] Some of his supporters believed he possessed supernatural powers that made him invulnerable to physical harm and the inability to be hurt or killed by conventional weapons (typically known as Kebal in the Malay language). Even, invisibility so as not to be seen by his enemies. For many, his ability to repeatedly evade the Company's attacks served as proof of these claims.

[12] Some symbols that he used were enormous silk umbrellas (high society), insignia of royalty, and even inscriptions that were apparently believed to make him invincible.

[Wong2004-1] Wong, Danny Tze Ken (2004). Historical Sabah: Community and Society. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo). ISBN 9838120901.

[Wong-2] Wong, Danny Tze Ken (Dec 2007). "From Gaya to Jesselton: A preliminary study on the establishment of a colonial township". Borneo Research Journal. 1: 31–42.

[Singh-3] ^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h Singh, Ranjit D. S. (2003). The making of Sabah 1865–1941: The dynamics of indigenous society (2nd ed.). Kuala Lumpur: University of Malaya Press. ISBN 9831001648.

[Gill-5] Gill, Sarjit S.; 2007. "Sejarah Penglibatan orang Sikh dalam pasukan constabulari bersenjata Borneo Utara, 1882–1949 dan kesan terhadap identiti". Jebat (dalam bahasa Malay). 34: 49–70.

[Ooi-6] ^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f Ooi, Keat Gin (2004). "Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion". Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set). ABC-CLIO: 862–863. ISBN 9781576077702.

[Zainal-7] Zainal Abidin, bin Abdul Wahid; Khoo Kay Kim; Muhd Yusof bin Ibrahim; Singh, Ranjit D.S. (1994). Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2 (dalam bahasa Malay). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. ISBN 9836210091.

[Kementirian-8] "Mat Salleh". Sambutan kemerdekaan. Kementerian Penerangan Komunikasi & Kebudayaan. Nov 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-18. Diakses tanggal 12 November 2012.

[Tarling-9] Tarling, Nicholas (Mar 1985). "Mat Salleh and Krani Usman". Journal of Southeast Asian Studies. 16 (1): 46–68. doi:10.1017/s0022463400012765.

[Fernandez-11] Fernandez, Callistus (Dec 2001). "The legend by Sue Harris: A critique of the rundum rebellion and a counter argument on the rebellion". Kajian Malaysia. XIX (2): 61–78.

[1]

[2]

[3]

[note 1]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[note 2]

[9]

[note 3]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
+{{Kotak kampanye Pemberontakan Malaysia Awal}}
 {{Sejarah Malaysia}}
-'''Pemberontakan Mat Salleh''' adalah serangkaian gangguan besar bersenjata terhadap pemerintahan [[Serikat Borneo Utara Inggris]] kolonial di [[Borneo Utara]], sekarang negara bagian [[Sabah]], [[Malaysia]]. Pemberontakan ini digerakkan oleh Datu Muhammad Salleh (juga dikenal sebagai Mat Salleh), seorang pemimpin daerah setempat dari distrik Lingkabo dan [[Daftar sungai Malaysia#Sabah|Sungai Sugut]]. Dia memimpin pemberontakan antara tahun 1894 hingga kematiannya di [[Tambunan]] tahun 1900.<ref name=Wong2004>{{cite book|last=Wong|first=Danny Tze Ken|title=Historical Sabah: Community and Society|year=2004|publisher=Natural History Publications (Borneo)|location=Kota Kinabalu|isbn=9838120901}}</ref>{{rp|p.5}}<ref name=Wong>{{cite journal|last=Wong|first=Danny Tze Ken|title=From Gaya to Jesselton: A preliminary study on the establishment of a colonial township|journal=Borneo Research Journal|date=Dec 2007|volume=1|pages=31–42}}</ref>{{rp|p.41}}<ref name=Singh>{{cite book|last=Singh|first=Ranjit D. S.|title=The making of Sabah 1865–1941: The dynamics of indigenous society (2nd ed.)|year=2003|publisher=University of Malaya Press|location=Kuala Lumpur|isbn=9831001648}}</ref>{{rp|p.189–190}} Perlawanan kemudian berlanjut selama 5 tahun berikutnya hingga 1905.<ref name="Sources Conflict" group="note">Sources conflict about the end date of the rebellion. Some state 1903, others 1905.</ref><ref name=Gill>{{cite journal|last=Gill|first=Sarjit S.|author2=2007|title=Sejarah Penglibatan orang Sikh dalam pasukan constabulari bersenjata Borneo Utara, 1882–1949 dan kesan terhadap identiti|journal=Jebat|volume=34|pages=49–70|language=Malay}}</ref>{{rp|p.54}}<ref name=Ooi>{{cite journal|last=Ooi|first=Keat Gin|title=Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion|journal=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set)|year=2004|publisher=ABC-CLIO|pages=862–863|isbn=9781576077702}}</ref>{{rp|p.863}}
+'''Pemberontakan Mat Salleh''' adalah serangkaian gangguan besar bersenjata terhadap pemerintahan [[Serikat Borneo Utara Inggris]] kolonial di [[Borneo Utara]], sekarang negara bagian [[Sabah]], [[Malaysia]]. Pemberontakan ini digerakkan oleh Datu Muhammad Salleh (juga dikenal sebagai Mat Salleh), seorang pemimpin daerah setempat dari distrik Lingkabo dan [[Daftar sungai Malaysia#Sabah|Sungai Sugut]]. Dia memimpin pemberontakan antara tahun 1894 hingga kematiannya di [[Tambunan]] tahun 1900.<ref name=Wong2004>{{cite book|last=Wong|first=Danny Tze Ken|title=Historical Sabah: Community and Society|year=2004|publisher=Natural History Publications (Borneo)|location=Kota Kinabalu|isbn=9838120901}}</ref>{{rp|p.5}}<ref name=Wong>{{cite journal|last=Wong|first=Danny Tze Ken|title=From Gaya to Jesselton: A preliminary study on the establishment of a colonial township|journal=Borneo Research Journal|date=Dec 2007|volume=1|pages=31–42}}</ref>{{rp|p.41}}<ref name=Singh>{{cite book|last=Singh|first=Ranjit D. S.|title=The making of Sabah 1865–1941: The dynamics of indigenous society (2nd ed.)|year=2003|publisher=University of Malaya Press|location=Kuala Lumpur|isbn=9831001648}}</ref>{{rp|p.189–190}} Perlawanan kemudian berlanjut selama 5 tahun berikutnya hingga 1905.<ref name="Sources Conflict" group="note">Sources conflict about the end date of the rebellion. Some state 1903, others 1905.</ref><ref name=Gill>{{cite journal|last=Gill|first=Sarjit S.|author2=2007|title=Sejarah Penglibatan orang Sikh dalam pasukan constabulari bersenjata Borneo Utara, 1882–1949 dan kesan terhadap identiti|journal=Jebat|volume=34|pages=49–70|language=Malay}}</ref>{{rp|p.54}}<ref name=Ooi>{{cite journal|last=Ooi|first=Keat Gin|title=Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion|url=https://archive.org/details/southeastasiahis00ooik|journal=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set)|year=2004|publisher=ABC-CLIO|pages=[https://archive.org/details/southeastasiahis00ooik/page/862 862]–863|isbn=9781576077702}}</ref>{{rp|p.863}}
 Pemberontakannya secara luas didukung oleh masyarakat setempat dan memengaruhi kawasan geografis yang luas dari [[Sandakan]], menyeberangi [[Pulau Gaya]], termasuk pedalaman, terutama Tambunan.<ref name=Singh />{{rp|p.190}} Pemberontakannya yang paling menonjol terjadi pada tengah malam tanggal 9 Juli 1897, ketika dia memimpin para pengikutnya sukses menyerang sebuah permukiman kolonial utama di Pulau Gaya.
-==Biografi Mat Salleh==
+== Biografi Mat Salleh ==
-[[Berkas:Mat Salleh.jpg|thumb|right|Datu Mat Salleh]]
+[[Berkas:Mat Salleh.jpg|jmpl|ka|Datu Mat Salleh]]
-Mat Salleh lahir di [[Inanam]].<ref name=Singh />{{rp|p.190}}<ref name=Zainal>{{cite book|last=Zainal Abidin|first=bin Abdul Wahid|title=Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2|year=1994|publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka|location=Kuala Lumpur|isbn=9836210091|language=Malay|author2=Khoo Kay Kim |author3=Muhd Yusof bin Ibrahim |author4= Singh, Ranjit D.S. }}</ref> Ayahnya bernama Datu Balu, seorang pemimpin tradisional di Inanam dan anggota komunitas [[suku Suluk]].<ref name=Zainal /> Ibunya berasal dari keturunan [[suku Bajau]].<ref name=Singh />{{rp|p.189–190}}<ref name=Kementirian>{{cite web|title=Mat Salleh|url=http://www.malaysiamerdeka.gov.my/v2/en/my-malaysia/heroes-and-leaders/national-warriors/65-mat-salleh|work=Sambutan kemerdekaan|publisher=Kementerian Penerangan Komunikasi & Kebudayaan|accessdate=12 November 2012|date=Nov 2011}}</ref> Dia memiliki tiga saudara kandung: Ali, Badin, dan Bolong.<ref name=Kementirian /> Keluarganya pindah ke Sugut, yang tidak seperti Inanam, berada dalam konsesi Serikat Borneo Utara tetapi sejak meninggalkan perkebunan tembakau, telah dilaporkan "sebagian besar diserahkan kepada perangkatnya sendiri",<ref name=Tarling>{{cite journal|last=Tarling|first=Nicholas|title=Mat Salleh and Krani Usman|journal=Journal of Southeast Asian Studies|date=Mar 1985|volume=16|issue=1|pages=46–68|doi=10.1017/s0022463400012765}}</ref>{{rp|p.47}} dan menikmati otonomi relatif. Di sana, Datu Bulu memangku posisi kepemimpinan lokal di sepanjang daerah Sungai Sugut di pantai timur Borneo Utara.<ref name=Ooi>{{cite journal|last=Ooi|first=Keat Gin|title=Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion|journal=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set)|year=2004|publisher=ABC-CLIO|pages=862–863|isbn=9781576077702}}</ref>
+Mat Salleh lahir di [[Inanam]].<ref name=Singh />{{rp|p.190}}<ref name=Zainal>{{cite book|last=Zainal Abidin|first=bin Abdul Wahid|title=Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah Sejarah Tingkatan 2|year=1994|publisher=Dewan Bahasa dan Pustaka|location=Kuala Lumpur|isbn=9836210091|language=Malay|author2=Khoo Kay Kim |author3=Muhd Yusof bin Ibrahim |author4= Singh, Ranjit D.S. }}</ref> Ayahnya bernama Datu Balu, seorang pemimpin tradisional di Inanam dan anggota komunitas [[suku Suluk]].<ref name=Zainal /> Ibunya berasal dari keturunan [[suku Bajau]].<ref name=Singh />{{rp|p.189–190}}<ref name=Kementirian>{{cite web|title=Mat Salleh|url=http://www.malaysiamerdeka.gov.my/v2/en/my-malaysia/heroes-and-leaders/national-warriors/65-mat-salleh|work=Sambutan kemerdekaan|publisher=Kementerian Penerangan Komunikasi & Kebudayaan|accessdate=12 November 2012|date=Nov 2011|archive-date=2012-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20120718062230/http://www.malaysiamerdeka.gov.my/v2/en/my-malaysia/heroes-and-leaders/national-warriors/65-mat-salleh|dead-url=yes}}</ref> Dia memiliki tiga saudara kandung: Ali, Badin, dan Bolong.<ref name=Kementirian /> Keluarganya pindah ke Sugut, yang tidak seperti Inanam, berada dalam konsesi Serikat Borneo Utara tetapi sejak meninggalkan perkebunan tembakau, telah dilaporkan "sebagian besar diserahkan kepada perangkatnya sendiri",<ref name=Tarling>{{cite journal|last=Tarling|first=Nicholas|title=Mat Salleh and Krani Usman|journal=Journal of Southeast Asian Studies|date=Mar 1985|volume=16|issue=1|pages=46–68|doi=10.1017/s0022463400012765}}</ref>{{rp|p.47}} dan menikmati otonomi relatif. Di sana, Datu Bulu memangku posisi kepemimpinan lokal di sepanjang daerah Sungai Sugut di pantai timur Borneo Utara.<ref name=Ooi>{{cite journal|last=Ooi|first=Keat Gin|title=Mat Salleh Rebellion (1894–1905): Resisting foreign intrusion|url=https://archive.org/details/southeastasiahis00ooik|journal=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor (3 volume set)|year=2004|publisher=ABC-CLIO|pages=[https://archive.org/details/southeastasiahis00ooik/page/862 862]–863|isbn=9781576077702}}</ref>
 Dalam kehidupannya kemudian, Mat Salleh menikahi seorang putri [[Kesultanan Sulu|Sulu]] putri bernama Dayang Bandang.<ref name=Singh />{{rp|p.190}}<ref name=Zainal /> Istrinya memiliki hubungan dengan keluarga Sultan Sulu dan desanya berada di [[Penggalaban]], [[Pulau Jambongan|Paitan]]. Dia kemudian mewarisi posisi kepemimpinan lokal ayahnya sebagai kepala kampung di distrik Lingkabau dan Sungei Sugut.<ref name=Singh />{{rp|p.190}}<ref name=Zainal /><ref name=Kementirian />
@@ Baris 12: / Baris 13: @@
 Mat Salleh secara fisik sering dideskripsikan ramping dan tinggi, dengan berwajah bopeng. Dia juga dikenal sebagai seorang yang misterius<ref group="note">Some of his supporters believed he possessed supernatural powers that made him invulnerable to physical harm and the inability to be hurt or killed by conventional weapons (typically known as ''Kebal'' in the Malay language). Even, invisibility so as not to be seen by his enemies. For many, his ability to repeatedly evade the Company's attacks served as proof of these claims.</ref><ref name=Ooi />{{rp|p.862}}<ref name=Fernandez>{{cite journal|last=Fernandez|first=Callistus|title=The legend by Sue Harris: A critique of the rundum rebellion and a counter argument on the rebellion|journal=Kajian Malaysia|date=Dec 2001|volume=XIX|issue=2|pages=61–78}}</ref>{{rp|p.64}} dan pria yang cerdas, dengan kepribadian yang berwibawa dan berkarisma. Dia dihormati dan keterampilan taktisnya yang hebat terkenal di kalangan masyarakat setempat.<ref name=Ooi />{{rp|p.862}}
-==Para pendukung Salleh==
+== Para pendukung Salleh ==
-[[Berkas:MatSalleh-Photo.jpg|thumb|left|Tampaknya, ini merupakan satu-satunya foto Mat Salleh yang tersedia yang diketahui (ditandai dengan warna putih "X").]]
+[[Berkas:MatSalleh-Photo.jpg|jmpl|kiri|Tampaknya, ini merupakan satu-satunya foto Mat Salleh yang tersedia yang diketahui (ditandai dengan warna putih "X").]]
-Keturunan campurannya dan peran sebagai seorang pemimpin lokal tradisional yang dia warisi dari ayahnya berkontribusi pada pengikut Bajau dan Suluk yang signifikan. Juga, pernikahannya dengan Dayang Bandang, yang terkait dengan keluarga yang berkuasa di Sulu membantunya memenangkan lebih banyak pendukung.<ref name=Singh />{{rp|p.203–204}}
+Keturunan campurannya dan peran sebagai seorang pemimpin lokal tradisional yang dia warisi dari ayahnya berkontribusi pada pengikutnya yang signifikan dari suku Bajau dan Suluk. Juga, pernikahannya dengan Dayang Bandang, yang terkait dengan keluarga yang berkuasa di Sulu membantunya memperoleh lebih banyak pendukung.<ref name=Singh />{{rp|p.203–204}}
+Namun, dukungannya yang luas tidak hanya berasal dari afiliasi dan koneksi keluarganya. Di antaranya, dia juga mampu menghimpun pendukung dari komunitas [[suku Dayak Kadazan]] yang tersebar di wilayah geografis yang cukup besar di Sabah dan memiliki komunitas suku Tagaha sebagai sekutu.<ref name=Singh />{{rp|p.204}} Dia terampil berhubungan dengan dan menyatukan komunitas lain, membuatnya menjadi tokoh yang hebat di antara penduduk asli multietnis.<ref name=Ooi />{{rp|p.862}} Sebagai contoh, beberapa cerita mengklaim bahwa dia menggunakan dan menyatukan berbagai simbol otoritas dan mistisisme yang dapat dihubungkan dengan komunitas yang berbeda untuk menegaskan posisi kepemimpinan dan kecakapan militernya.<ref group="note">Some symbols that he used were enormous silk umbrellas (high society), insignia of royalty, and even inscriptions that were apparently believed to make him invincible.</ref><ref name=Ooi /> {{rp|p.862}}
-==Catatan==
+== Catatan ==
 {{Reflist|group=note}}
-==Referensi==
+== Referensi ==
 {{Reflist|30em}}
-==Pranala luar==
+== Pranala luar ==
 * Visit the [https://web.archive.org/web/20121019101152/http://www.sabahtourism.com/sabah-malaysian-borneo/en/destination/41-mat-salleh-memorial/ Memorial] ([http://museum.sabah.gov.my/?q=content/memorial-mat-salleh], [https://web.archive.org/web/20090209072747/http://www.malaysian-museums.org/matsalleh.htm], [http://www.borneo-online.com.my/attract.htm]).
-* [https://archive.is/20130221022130/http://cinemamalaysia.com.my/film/info/?id=Mat_Salleh_Pahlawan_Sabah_405/ Read] about an official biographical movie on Mat Salleh.
+* [https://archive.today/20130221022130/http://cinemamalaysia.com.my/film/info/?id=Mat_Salleh_Pahlawan_Sabah_405/ Read] about an official biographical movie on Mat Salleh.
 * Watch a fan video on Mat Salleh's life ([https://www.youtube.com/watch?v=0sxG7zeizF4/ part 1] [https://www.youtube.com/watch?v=-erHl8kCuzg / part 2]).
 * This entry mentions many parts of Sabah. Refer to [http://www.google.com.sg/imgres?hl=en&sa=X&biw=1366&bih=677&tbs=isz:l&tbm=isch&prmd=imvns&tbnid=RBtWYoAZGXWKFM:&imgrefurl=http://travelmalaysiaguide.com/malaysia-maps/&docid=rkD4NvAqxpxhwM&imgurl=http://travelmalaysiaguide.com/images/Maps/borneo-malaysia-map.jpg&w=1175&h=823&ei=W66rUMGaBMj_rAeEs4DoAw&zoom=1&iact=hc&vpx=182&vpy=378&dur=2662&hovh=188&hovw=268&tx=154&ty=107&sig=110124280020301413348&page=2&tbnh=135&tbnw=192&start=17&ndsp=24&ved=1t:429,r:17,s:0,i:120/ a map of Sabah] to follow Mat Salleh's movements throughout the rebellion.

l b s Konflik kolonial melibatkan Inggris/Imperium Britania
Abad ke-17	Virginia (1609–46) Swally (1612) Ormuz (1622) Saint Kitts (1626) Quebec (1628) Perang Pequot (1634–38) Acadia (1654–67) Perang Inggris-Spanyol (1654–60) Jamaika (1655–1739) Tangier (1664) Perang Raja Philip (1675–78) Perang Raja William (1688–97) Ghana (1694–1700)
Abad ke-18	Perang Ratu Anne (1702–13) Perang Tuscarora (1711–15) Perang Yamasee (1715–17) Perang Bapa Rale/Perang Dummer (1722–25) Perang Jenkins' Ear (1740–42) Perang Raja George (1744–48) Perang Karnataka (1746–63) Nova Scotia (1749–55) Perang Prancis dan Indian (1754–63) Perang Tujuh Tahun (1756–63) Perang Inggris–Cherokee (1758–61) Perang Karib Pertama (1769–73) Jamaika (1762) Perang Inggris-Spanyol (1762–63) Perang Pontiac (1763–66) Perang Lord Dunmore (1774) Perang Revolusi Amerika Serikat (1775–83) Perang Inggris-Maratha Pertama (1775–82) Perang Inggris–Mysore Kedua (1779–84) Gold Coast (1781–82) Sumatra (1782–84) Perang Pedalaman Australia (1788–1934) Nootka Sound (1789) Perang Inggris–Mysore Ketiga (1789–92) Perang Cotiote (Wayanad) (1793–1806) Cape Colony (1795) Jamaika (1795–96) Ceylon (1795) Perang Kandy (1796–1818) Malta (1798–1800) Perang Inggris–Mysore Keempat (1798–99) Kampanye Gerilya Dwyer (1799–1803)
Abad ke-19	Newfoundland (1800) Pemberontakan narapidana Castle Hill Perang Inggris–Maratha Kedua (1803–05) Suriname (1804) Guiana (1804) Cape Colony (1806) Río de la Plata (1806–07) Mesir (1807) Pemberontakan Froberg (1807) Reunion (1809) Seychelles (1809) Mauritius (1810) Jawa (1810–11) Perang Xhosa (1811–79) Martinique (1809) Guadeloupe (1810) AS (1812–15) Nepal (1814–16) Guadeloupe (1815) Cape Colony (1815) Algiers (1816) Perang Inggris-Maratha Ketiga (1817–18) Guiana (1823) Perang Inggris-Ashanti (1824–1901) Perang Inggris-Burma Pertama (1824–26) Perang Hitam (Daratan Van Diemen) 1828–32) Jamaika (1831–32) Malaka (1831–33) Kanada Hilir (1837–38) Kanada Hulu (1837–38) Perang Mesir–Utsmaniyah (1839–41) Perang Inggris-Afghan Pertama (1839–42) Perang Opium Pertama (1839–42) Perang Selandia Baru (1845–72) Perang Inggris–Sikh Pertama (1845–46) Río de la Plata (1845–50) Ceylon (1848) Perang Inggris–Sikh Kedua (1848–49) Perang Inggris–Burma Kedua (1852) Pemberontakan Eureka (1854) Perang Inggris–Persia (1856–57) Perang Opium Kedua (1856–60) Pemberontakan India (1857–59) Kampanye Ambela (1863–64) Perang Bhutan (1864–65) Pemberontakan Fenian di Kanada (1866–71) Abisinia (1868) Manitoba (1870) Perak (1875–76) Perang Inggris–Zulu (1879) Perang Inggris-Afghan Kedua (1879–80) Basutoland (1880–81) Perang Boer Pertama (1880–81) Perang Mahdis (1881–99) Perang Inggris-Mesir (1882) Saskatchewan (1885) Afrika Tengah (1886–89) Perang Inggris-Burma Ketiga (1885) Mashonaland (1890) Kampanye Hunza-Nagar (1891) Perang Inggris-Manipur (1891) Matabeleland (1893–94) Borneo Utara (1894–1905) Ekspedisi Chitral (1895) Serangan Jameson Afrika Selatan (1896) Perang Inggris–Zanzibar (1896) Matabeleland (1896–97) Ekspedisi Benin (1897) Pengepungan Malakand (1897) Kampanye Mohmand Pertama (1897–98) Kampanye Tirah (1897–98) Perang Enam Hari (1899) Pemberontakan Boxer (1898–1901) Perang Boer Kedua (1899–1902)
Abad ke-20	Somaliland (1900–20) Afrika Barat (1901–02) Ekspedisi Tibet (1903–04) Pemberontakan Bambatha (1906) Nyasaland (1915) Nigeria (1915) Nigeria (1918) Perang Inggris-Afghan Ketiga (1919) Kampanye Waziristan (1919–1920) Irak (1920) Pemberontakan Malabar (1921) Kurdistan (1922–24) Transyordania (1923) Perang Pink (1925) Pemberontakan Ikhwan (1927–30) Pemberontakan Barzani (1931–32) Kampanye Mohmand Kedua (1935) Palestina (1936–39) Kampanye Waziristan (1936–1939) Ethiopia (1943) Indocina (1945–46) Indonesia (1945) Sarawak (1946–50) Kedaruratan Malaya (1948–60) Pemberontakan Mau Mau Kenya (1952–60) Oman (1954–59) Kedaruratan Siprus (1955–59) Krisis Suez (1956) Oman (1962–76) Brunei (1962) Sarawak (1962–90) Malaysia (1962–66) Aden (1963–67) Falklands (1982)