Lompat ke isi

Kalio: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'thumb|150px|Gambar kalio daging'''Kalio''' adalah sebutan dari rendang setengah jadi, yang masih berwarna kecoklatan, sebenarny...'
 
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(18 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox food
[[Berkas:Rendang_dish_closeup.jpg|thumb|150px|Gambar kalio daging]]'''Kalio''' adalah sebutan dari [[rendang]] setengah jadi, yang masih berwarna kecoklatan, sebenarnya rendang yang dijual kebanyakan warung padang di luar [[Sumatera Barat]] adalah kalio, Kalau kalio di keringkan dengan api kecil akan bewarna kehitaman dan itu baru disebut rendang Bumbu dasar kalio sama dengan rendang, yaitu [[santan]], cabe merah giling halus, jahe, laos bawang merah bawang putih, daun jeruk, dan daun salam, namun biasanya tidak menggunakan kunyit.
| name = Kalio
| image = Rendang dish closeup.jpg
| image_size = 250px
| caption = Kalio
| alternate_name = Rendang basah
| course = Hidangan utama
| country = [[Indonesia]]
| region = [[Sumatera Barat]]
| national_cuisine =
| creator =
| served = panas atau suhu ruangan
| main_ingredient =
| variations =
| calories =
| other =
}}
'''Kalio''' adalah jenis [[rendang]] yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan sebagian besar cairan santannya belum menguap. Kalio memiliki kuah cair yang cukup melimpah yang diperoleh dari santan matang yang sebagian telah berubah menjadi minyak pedas yang cukup berasa jika dikonsumsi dengan nasi putih. Banyak rendang yang disajikan di luar negeri sebenarnya lebih mirip dengan kalio atau rendang versi basah. Jika disimpan di suhu ruangan, kalio bertahan kurang dari seminggu.<ref name="Lipoeto2001">{{cite journal | last =Lipoeto| first =Nur I|author2=Agus, Zulkarnain |author3=Oenzil, Fadil |author4=Masrul, Mukhtar |author5=Wattanapenpaiboon, Naiyana |author6= Wahlqvist, Mark L | title =Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatra, Indonesia | journal =Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition| volume =10| issue =1| publisher =Blackwell Synergy| date =February 2001| pages =10–16| doi =10.1046/j.1440-6047.2001.00201.x| pmid=11708602}}</ref> Kalio biasanya berwarna cokelat muda keemasan, lebih pucat daripada rendang yang lebih kering.


Isi kalio biasanya daging [[sapi]], [[ayam]], hati sapi atau [[jengkol]] (jering). Khusus untuk [[hati]] dan [[jering]] tidak dibuat kering menjadi [[rendang]] karena akan membuat bahan itu keras dan tidak enak
Seperti juga rendang, isi ''kalio'' biasanya daging [[sapi]], [[ayam]], [[limpa]], hati sapi atau [[jengkol]]. Hati, limpa, jengkol, dan kentang biasanya lebih banyak dimasak menjadi ''kalio'' karena sering hancur saat diaduk dan terlalu keras saat sudah menjadi rendang.


==Lihat pula==
{{masakan-stub}}
* [[Hidangan Indonesia]]
* [[Masakan Minang|Hidangan Minangkabau]]


==Referensi==
[[Kategori:Masakan Indonesia]]
{{Reflist}}

[[Kategori:Hidangan Indonesia]]


{{makanan-indonesia-stub}}{{Hidangan Indonesia}}
[[Kategori:Hidangan Minangkabau]]

Revisi terkini sejak 28 September 2023 20.11

Kalio
Kalio
Nama lainRendang basah
SajianHidangan utama
Tempat asalIndonesia
DaerahSumatera Barat
Suhu penyajianpanas atau suhu ruangan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kalio adalah jenis rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan sebagian besar cairan santannya belum menguap. Kalio memiliki kuah cair yang cukup melimpah yang diperoleh dari santan matang yang sebagian telah berubah menjadi minyak pedas yang cukup berasa jika dikonsumsi dengan nasi putih. Banyak rendang yang disajikan di luar negeri sebenarnya lebih mirip dengan kalio atau rendang versi basah. Jika disimpan di suhu ruangan, kalio bertahan kurang dari seminggu.[1] Kalio biasanya berwarna cokelat muda keemasan, lebih pucat daripada rendang yang lebih kering.

Seperti juga rendang, isi kalio biasanya daging sapi, ayam, limpa, hati sapi atau jengkol. Hati, limpa, jengkol, dan kentang biasanya lebih banyak dimasak menjadi kalio karena sering hancur saat diaduk dan terlalu keras saat sudah menjadi rendang.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lipoeto, Nur I; Agus, Zulkarnain; Oenzil, Fadil; Masrul, Mukhtar; Wattanapenpaiboon, Naiyana; Wahlqvist, Mark L (February 2001). "Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatra, Indonesia". Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. Blackwell Synergy. 10 (1): 10–16. doi:10.1046/j.1440-6047.2001.00201.x. PMID 11708602.