Lompat ke isi

Sanatsujatiya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Sage_Sanathkumara_teaches_King_Dhirutarashtra.jpg|ka|jmpl|Sanatasugata mengajarkan [[Atman|Atma vidya]] kepada Raja [[Dretarastra|Dṛetarāṣṭra]]]]
[[Berkas:Sage_Sanathkumara_teaches_King_Dhirutarashtra.jpg|ka|jmpl|Sanatasugata mengajarkan [[Atman|Atma vidya]] kepada Raja [[Dretarastra|Dṛetarāṣṭra]]]]
'''''Sanatsujatiya''''', mengacu pada satu parwa dalam ''[[Mahabharata|Mahābhārata]]'', sebuah epik [[Umat Hindu|Hindu]]. Itu muncul dalam [[Udyogaparwa|Udyoga Parva]] dan terdiri dari lima bab (''adhyāya'' 41–46).<ref>Buitenen (1978) identifies it as chapters 42–46, whereas Müller (p. 135, footnote 1) identifies it as chapters 41–46.</ref> ''Sanatsujatiya'' berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya.<ref name="vanb78" />
'''''Sanatsujatiya''''' {{sanskerta|सानत्सुजातिय|Sānatsujātiya}} mengacu pada satu bagian dalam ''[[Mahabharata|Mahābhārata]]'', sebuah [[wiracarita]] [[Umat Hindu|Hindu]]. Itu muncul dalam ''[[Udyogaparwa]]'' dan terdiri dari lima bab (''adhyāya'' 41–46).<ref>Buitenen (1978) identifies it as chapters 42–46, whereas Müller (p. 135, footnote 1) identifies it as chapters 41–46.</ref> ''Sanatsujatiya'' berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya.<ref name="vanb78" />


Salah satu alasan pentingnya ''Sanatsujatiya'' adalah karena dikomentari oleh [[Adi Shankara]],<ref name="vanb78">Johannes Buitenen (1978). ''[https://books.google.com/books?id=wFtXBGNn0aUC&pg=PA182&dq=sanatsujatiya&cd=19#v=onepage&q=sanatsujatiya&f=false The Mahābhārata (vol. 3)]''. Chicago: University of Chicago Press. {{ISBN|0-226-84665-2}}</ref> ekspositor terkemuka [[Adwaita Wedanta|Advaita Vedanta]], dan salah satu orang bijak, filsuf, dan mistikus Hindu terpenting. Buitenen menulis bahwa "Sanatsujatiya kurang mendapat perhatian sebagai bahan filosofi klasik ... Teks tersebut layak mendapat studi lebih dari yang telah diterimanya saat ini” (hal. 182).<ref name="vanb78" /> Dia juga menulis:<blockquote>Sanatsujatiya lebih tepat didekati sebagai naskah pendek, teks [[Upanisad|upaniṣadik]] akhir yang paling sejak awal mengundang perhatian, melalui lampiran, komentar, dan kelanjutan, teks lain yang dianggap memiliki inspirasi yang sama. . . . Inti pengajarannya terdapat pada tiga bait awal yang membahas masalah kematian. Ini diikuti, dalam bentuk ''[[śloka]]'', perenungan tentang ''[[brahman]]'' dan kebijaksanaan, tentang dua belas sifat buruk dan dua belas kebajikan, dan tentang ''[[brahmacarya]]''. Teks ini diakhiri dengan himne mistis tentang manifestasi Yang Mahakuasa... dengan pengulangan: "Para [[Yoga|yogi]] melihat Tuhan yang terberkati yang kekal." (hal.182)<ref name="vanb78" /></blockquote>
Salah satu alasan pentingnya ''Sanatsujatiya'' adalah karena diulas oleh [[Adi Shankara]],<ref name="vanb78">Johannes Buitenen (1978). ''[https://books.google.com/books?id=wFtXBGNn0aUC&pg=PA182&dq=sanatsujatiya&cd=19#v=onepage&q=sanatsujatiya&f=false The Mahābhārata (vol. 3)]''. Chicago: University of Chicago Press. {{ISBN|0-226-84665-2}}</ref> ekspositor terkemuka [[Adwaita Wedanta]], dan salah satu [[resi]], filsuf, dan mistikus Hindu terpenting. Buitenen menulis bahwa "Sanatsujatiya kurang mendapat perhatian sebagai bahan filosofi klasik Teks tersebut layak mendapat studi lebih dari yang telah diterimanya saat ini” (hal. 182).<ref name="vanb78" /> Dia juga menulis:<blockquote>Sanatsujatiya lebih tepat didekati sebagai naskah pendek, teks [[Upanisad|upaniṣadik]] akhir yang paling sejak awal mengundang perhatian, melalui lampiran, komentar, dan kelanjutan, teks lain yang dianggap memiliki inspirasi yang sama. . . . Inti pengajarannya terdapat pada tiga bait awal yang membahas masalah kematian. Ini diikuti, dalam bentuk ''[[śloka]]'', perenungan tentang ''[[brahman]]'' dan kebijaksanaan, tentang dua belas sifat buruk dan dua belas kebajikan, dan tentang ''[[brahmacarya]]''. Teks ini diakhiri dengan himne mistis tentang manifestasi Yang Mahakuasa... dengan pengulangan: "Para [[Yoga|yogi]] melihat Tuhan yang terberkati yang kekal." (hal.182)<ref name="vanb78" /></blockquote>


== Edisi ==
== Edisi ==
Baris 11: Baris 11:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}

== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


Baris 21: Baris 22:


[[Kategori:Mahabharata]]
[[Kategori:Mahabharata]]
[[Kategori:Wiracarita]]
[[Kategori:Sastra Hindu]]
[[Kategori:Mitologi Hindu]]
[[Kategori:Kitab Mahabharata]]
[[Kategori:Kitab Mahabharata]]

Revisi terkini sejak 26 Desember 2023 03.05

Sanatasugata mengajarkan Atma vidya kepada Raja Dṛetarāṣṭra

Sanatsujatiya (Dewanagari: सानत्सुजातिय; ,IASTSānatsujātiya, सानत्सुजातिय) mengacu pada satu bagian dalam Mahābhārata, sebuah wiracarita Hindu. Itu muncul dalam Udyogaparwa dan terdiri dari lima bab (adhyāya 41–46).[1] Sanatsujatiya berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya.[2]

Salah satu alasan pentingnya Sanatsujatiya adalah karena diulas oleh Adi Shankara,[2] ekspositor terkemuka Adwaita Wedanta, dan salah satu resi, filsuf, dan mistikus Hindu terpenting. Buitenen menulis bahwa "Sanatsujatiya kurang mendapat perhatian sebagai bahan filosofi klasik … Teks tersebut layak mendapat studi lebih dari yang telah diterimanya saat ini” (hal. 182).[2] Dia juga menulis:

Sanatsujatiya lebih tepat didekati sebagai naskah pendek, teks upaniṣadik akhir yang paling sejak awal mengundang perhatian, melalui lampiran, komentar, dan kelanjutan, teks lain yang dianggap memiliki inspirasi yang sama. . . . Inti pengajarannya terdapat pada tiga bait awal yang membahas masalah kematian. Ini diikuti, dalam bentuk śloka, perenungan tentang brahman dan kebijaksanaan, tentang dua belas sifat buruk dan dua belas kebajikan, dan tentang brahmacarya. Teks ini diakhiri dengan himne mistis tentang manifestasi Yang Mahakuasa... dengan pengulangan: "Para yogi melihat Tuhan yang terberkati yang kekal." (hal.182)[2]

  • Terjemahan Mahābhārata karya Johannes Buitenen (1978) berisi ringkasan (hal. 285) dan terjemahan (hal. 285–294) dari Sanatsujatiya (sebagian tersedia online melalui pratinjau buku Google).
  • Kashinath Trimbak Telang (1882) menerjemahkan Sānatsugātiya (tersedia gratis – lihat Pranala luar), yang muncul di volume 8 dari seri Sacred Books of the East yang diedit oleh Max Müller. Volume tersebut dicetak ulang dalam edisi tahun 2001.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Buitenen (1978) identifies it as chapters 42–46, whereas Müller (p. 135, footnote 1) identifies it as chapters 41–46.
  2. ^ a b c d Johannes Buitenen (1978). The Mahābhārata (vol. 3). Chicago: University of Chicago Press. ISBN 0-226-84665-2
  3. ^ Telang, Kâshinâth Trimbak (trans.) (1882). F. Max Müller, ed. The Bhagavâdgîta with the Sanatsugâtîya and the Anugîtâ. Sacred books of the East (vol. 8). Oxford, UK: Clarendon. hlm. 135–194. Diakses tanggal 19 March 2010. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Bhagvadgita dengan Sanatsugatiya dan Anugita Vol.8, Buku Suci dari Timur. Diterjemahkan oleh Kashinath Trimbak Telang (teks lengkap online )
  • Pengantar Müller (hal. 135), dan terjemahan terkait (hal. 149) dari Sanatsujatiya [1] (sebagian daring)
  • Terjemahan SN Sastri tentang Sanatsugatiya [2] Diarsipkan 2017-12-26 di Wayback Machine. (online). Termasuk bahasa Sansekerta yang diromanisasi berdasarkan ITRANS, ditambah komentar "Berdasarkan bhAshya dari SrI Sankara bhagavatpAda" (diakses 22 Maret 2010).
  • Bahasa Sanskerta Paralel dan Bahasa Sansekerta yang Diromanisasi, dapat dilihat secara bebas di sacred.texts.com – Buku 5, bab: 41, 42, 43, 44, 45