Laksagreha
Dalam wiracarita Mahabharata, Laksagreha (Dewanagari: लाक्षागृह; IAST: Lākṣāgṛha )[1][2] adalah istana berlapis lak, yang menjadi kediaman para Pandawa beserta Kunti (ibu mereka), saat berlibur di Warnabrata (Barnava). Kata laksagreha berarti "rumah (dari) lak"; lak adalah zat pelapis perabot rumah tangga yang terbuat dari damar. Kisah tentang Laksagreha dimuat dalam Adiparwa, buku pertama dari 18 kitab Mahabharata.
Kisah
[sunting | sunting sumber]Dalam Mahabharata dikisahkan bahwa Duryodana begitu membenci para Pandawa dan berniat membinasakan mereka. Dengan bimbingan dan nasihat dari Sangkuni, ia merancang suatu siasat untuk membunuh para Pandawa dan merekayasa agar pembunuhan tersebut terlihat sebagai kecelakaan belaka. Maka dari itu, ia memanggil seorang arsitek bernama Purocana, dan memerintahkannya untuk membangun suatu istana kecil berbahan lak di tengah hutan Warnabrata (Barnava) sebagai perangkap mematikan bagi para Pandawa.
Menurut kisah, istana yang dibangun oleh Purocana disebut Laksagreha, dan dirancang agar cepat terbakar—sebab lak adalah zat yang mudah terbakar—agar cepat menewaskan penghuni di dalamnya. Setelah istana tersebut selesai, Duryodana segera memberi saran kepada para Pandawa untuk berlibur ke Warnabrata dan menginap di istana yang baru dibangun di sana. Para Pandawa setuju dan mengajak ibu mereka, sementara Yudistira (Pandawa yang sulung) tetap waspada setelah menerima peringatan dari paman mereka, Widura.
Pada hari yang ditetapkan, Laksagreha dibakar oleh Purocana saat para Pandawa berada di dalamnya. Namun, percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Duryodana akhirnya gagal sebab Pandawa berhasil menyelamatkan diri melalui terowongan yang dibangun oleh para penambang yang diutus oleh Widura. Setelah kabur, para Pandawa dan Kunti mengembara sampai kerajaan Panchala.
Referensi
[sunting | sunting sumber]