Lompat ke isi

Sunda dan Upasunda

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sunda dan Upasunda
सुन्द-उपसुन्
Relief perseteruan Sunda dan Upasunda memperebutkan Tilotama, di Banteay Srei, Kamboja.
Relief perseteruan Sunda dan Upasunda memperebutkan Tilotama, di Banteay Srei, Kamboja.
Tokoh Mahabharata
NamaSunda dan Upasunda
Ejaan Dewanagariसुन्द-उपसुन्
Ejaan IASTSunda-Upasunda
Kitab referensiMahabharata (Adiparwa)
Golonganasura
AyahNikumba

Sunda (Dewanagari: सुन्द; ,IASTSunda, सुन्द) dan Upasunda (Dewanagari: उपसुन्द; ,IASTUpasunda, उपसुन्द) adalah nama dua asura bersaudara dalam wiracarita Mahabharata. Ayah mereka adalah Nikumba.[1] Diceritakan bahwa kedua asura tersebut sangat kuat dan selalu kompak. Pada akhirnya, mereka tewas setelah bertarung memperebutkan bidadari Tilottama.

Catatan dalam Mahabharata

[sunting | sunting sumber]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Cerita Sunda dan Upasunda merupakan cerita berbingkai yang terdapat dalam Adiparwa, kitab pertama Mahabharata, bab Rajyalabhaparwa. Cerita ini dinarasikan oleh Narada kepada Yudistira setelah dibangunnya kota Indraprastha. Narada bermaksud mengingatkan Yudistira dan adik-adiknya (Pandawa) agar selalu menjaga kerukunan dalam berbagi istri (Dropadi), dan memakai cerita Sunda dan Upasunda untuk mencontohkan bahwa suatu godaan dapat menghancurkan persaudaraan.[1]

Dalam Adiparwa bab Rajyalabhaparwa dinarasikan bahwa Sunda dan Upasunda adalah dua asura bersaudara yang termasuk golongan Detya. Mereka selalu kompak dan berbagi dalam banyak hal. Pada suatu ketika mereka berkeinginan menaklukkan dunia. Mereka pergi bertapa ke pegunungan Windhya untuk mendapatkan kesaktian. Pertapaan mereka mengguncangkan tiga alam sehingga Brahma sang dewa pencipta pun muncul untuk menanyakan tujuan pertapaan mereka. Sunda dan Upasunda menjawab bahwa mereka menginginkan senjata tiada tanding, serta menginginkan keabadian, hidup tanpa kematian. Brahma mengabulkan permintaan mereka yang pertama tetapi keberatan dengan permintaan yang terakhir. Sunda dan Upasunda akhirnya mengganti permintaan terakhirnya dengan permohonan supaya tidak bisa dibunuh oleh makhluk-makhluk di tiga alam; kematian mereka hanya bisa terjadi jika saling bertarung. Akhirnya permintaan tersebut terkabul.[2]

Selesai dari pertapaannya, mereka meninggalkan pegunungan Windhya. Sunda dan Upasunda kembali ke rumahnya, mengumpulkan pasukan, dan berangkat untuk menaklukkan seluruh dunia. Mereka bahkan mengusir para dewa dari kahyangan. Demi menghentikan kerusakan yang mereka buat, Brahma kembali tergerak untuk bertindak. Dia mengutus bidadari Tilottama yang sangat cantik. Kecantikannya dimaksudkan untuk membuat Sunda dan Upasunda berseteru. Tilottama menemukan Sunda dan Upasunda di suatu desa dengan pasukan mereka, sedang minum dan merayakan kemenangan mereka. Melihat kecantikan Tilottama, mereka segera berkelahi untuk memperebutkannya, dan akhirnya saling membunuh satu sama lain.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Section CCX: Rajya-labha parva", Adi Parva, Sacred-text.com 
  2. ^ Buitenen, Johannes Adrianus Bernardus (1978). The Mahābhārata. vol 1 University of Chicago Press Adi Parva (Book of Beginnings) Cantos 201-204. pp. 392-8