Lompat ke isi

November 1828: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tjmoel (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Penghargaan dan nominasi: Bot: Merapikan artikel
 
(21 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Film
{{Infobox Film
|movie_name = November 1828
|name = November 1828
|image = November 1828.jpg
|image = November 1828.jpg
|image_size = 200px
|image_size =
|director = [[Teguh Karya]]
|director = [[Teguh Karya]]
|producer = [[Interstudio]]<br />[[Gemini Film]]<br />[[Satria Film]]<br />[[Garuda Film]]
|producer = {{ubl|[[Nyoo Han Siang]]|[[Ronald Lolang]]|[[Hendrik G. Gozali]]}}
|eproducer = [[Nyoo Han Siang]]<br />[[Ronald Lolang]]<br />[[Hendrik G. Gozali]]
|aproducer =
|writer = [[Teguh Karya]]
|writer = [[Teguh Karya]]
|starring = [[Slamet Rahardjo]]<br />[[Rachmat Hidayat]]<br />[[El Manik]]<br />[[Yenny Rachman]]<br />[[Maruli Sitompul]]<br />[[Sardono W. Kusumo]]<br />[[Sunarti Rendra]]
|starring = {{ubl|[[Slamet Rahardjo]]|[[Rachmat Hidayat]]|[[El Manik]]|[[Yenny Rachman]]|[[Maruli Sitompul]]|[[Sardono W. Kusumo]]|[[Sunarti Rendra]]|[[Soerip]]}}
|music = [[Frankie Raden]]<br />[[Sardono W. Kusumo]]<br />[[Slamet Rahardjo]]
|music = {{ubl|[[Franki Raden]]|[[Sardono W. Kusumo]]|[[Slamet Rahardjo]]}}
|cinematography = [[Tantra Suryadi]]
|cinematography = [[Tantra Surjadi]]
|editing = [[Tantra Suryadi]]
|editing = [[Tantra Surjadi]]
|studio = {{ubl|[[Interstudio]]|[[Gemini Film]]|[[Satria Film]]|[[Garuda Film]]}}
|distributor =
|release_date = [[1979]]
|released = {{film date|1979||}}
|runtime = 140 menit
|runtime = 140 menit
|country = [[Indonesia]]
|country = Indonesia
|language = [[Bahasa Indonesia]]
|awards =
|movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
|budget =
|gross =
|preceded_by =
|followed_by =
|amg_id =
|imdb_id = 0079644
}}
}}
{{Penghargaan film
'''November 1828''' adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dan disutradarai oleh [[Teguh Karya]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Slamet Rahardjo]], [[Rachmat Hidayat]] dan [[Yenny Rachman]].
|award1=[[Festival Film Indonesia 1979]]
|ket-award1=
* '''Film Terbaik'''
* '''Sutradara Terbaik''': [[Teguh Karya]]
* '''Pemeran Pendukung Pria Terbaik''': [[El Manik]]
* '''Sinematografi Terbaik''': [[Tantra Surjadi]]
* '''Tata Artistik Terbaik''': [[Benny Benhardi]]
* '''Tata Suara Terbaik''': [[Suparman Sidik]]
* '''Tata Musik Terbaik''' : [[Franki Raden]], [[Sardono W. Kusumo]], [[Slamet Rahardjo]]
}}
'''November 1828''' adalah [[film drama]] [[epos]] [[Indonesia]] produksi tahun 1979 dan disutradarai oleh [[Teguh Karya]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Slamet Rahardjo]], [[Rachmat Hidayat]], [[El Manik]], dan [[Yenny Rachman]].

Film ini memenangkan tujuh penghargaan pada [[Festival Film Indonesia 1979]], termasuk Film Terbaik.


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==
Baris 31: Baris 35:
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di [[Jawa]] yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan [[Hindia Belanda]]. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di [[Jawa]] yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan [[Hindia Belanda]]. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.


Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian [[Sentot Prawirodirdjo]], tangan kanan [[Pangeran Diponegoro]]. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut.
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian [[Sentot Prawirodirdjo]], tangan kanan [[Pangeran Diponegoro]]. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut.


Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain seringkali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri.
Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain sering kali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri.


Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara.
Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara.


Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan -- dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro -- hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong
Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan—dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro—hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong


== Penghargaan ==
== Penghargaan dan nominasi==
{| class="wikitable"
Film ini meraih Piala Citra di [[Festival Film Indonesia]] 1979 untuk kategori film, sutradara (Teguh Karya), fotografi (Tantra Surjadi), musik (Franki Raden, Sardono W Kusumo, Slamet Rahardjo), artistik (Benny Benhardi, Slamet Rahardjo), Pemeran Pembantu Pria (El Manik).
|+
!Tahun
!Penghargaan
!Kategori
!Penerima
!Hasil
|-
|rowspan="11" |1979
| rowspan="11" |[[Festival Film Indonesia 1979|Festival Film Indonesia]]
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Terbaik]]
|November 1828
|{{won}}
|-
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
|[[Teguh Karya]]
|{{won}}
|-
|[[Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Pria Terbaik]]
|[[Maruli Sitompul]]
|{{nom}}
|-
|rowspan="2"|[[Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Pendukung Pria Terbaik]]
|[[El Manik]]
|{{won}}
|-
|[[Rachmat Hidayat]]
|{{nom}}
|-
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
|[[Teguh Karya]]
|{{nom}}
|-
|[[Penata Suara Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Suara Terbaik]]
|Suparman Sidik
|{{won}}
|-
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]]
|rowspan="2"|Tantra Surjadi
|{{won}}
|-
|[[Penyunting Gambar Terbaik Festival Film Indonesia|Penyunting Gambar Terbaik]]
|{{nom}}
|-
|[[Pengarah Artistik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Artistik Terbaik]]
|Benny Benhardi
|{{won}}
|-
|[[Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Musik Terbaik]]
|[[Franki Raden]], [[Sardono W. Kusumo]], [[Slamet Rahardjo]]
|{{won}}
|-
|}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.arts.monash.edu.au/mai/films/november.html November 1828]
* {{en}} [http://www.arts.monash.edu.au/mai/films/november.html November 1828]
* {{id}} [http://www.geocities.com/denmasmarto/nov1828.htm Review Film]
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20071123210044/http://www.geocities.com/denmasmarto/nov1828.htm Review Film]
* {{id}} [http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n012-78-003298_november-1828#.V1nKQiEexWU]


{{start box}}
{{start box}}
Baris 56: Baris 113:
{{end box}}
{{end box}}
{{Film Terbaik (FFI)}}
{{Film Terbaik (FFI)}}
{{film-indo-stub}}


[[Kategori:Film drama]]
[[Kategori:Film perang]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1979]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1979]]

[[en:November 1828]]

{{film-indo-stub}}

Revisi terkini sejak 30 Desember 2023 04.12

November 1828
SutradaraTeguh Karya
Produser
Ditulis olehTeguh Karya
Pemeran
Penata musik
SinematograferTantra Surjadi
PenyuntingTantra Surjadi
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
  • 1979 (1979)
Durasi140 menit
NegaraIndonesia
BahasaBahasa Indonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1979

November 1828 adalah film drama epos Indonesia produksi tahun 1979 dan disutradarai oleh Teguh Karya. Film ini dibintangi antara lain oleh Slamet Rahardjo, Rachmat Hidayat, El Manik, dan Yenny Rachman.

Film ini memenangkan tujuh penghargaan pada Festival Film Indonesia 1979, termasuk Film Terbaik.

Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di Jawa yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.

Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian Sentot Prawirodirdjo, tangan kanan Pangeran Diponegoro. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut.

Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain sering kali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri.

Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara.

Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan—dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro—hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Penghargaan Kategori Penerima Hasil
1979 Festival Film Indonesia Film Terbaik November 1828 Menang
Sutradara Terbaik Teguh Karya Menang
Pemeran Utama Pria Terbaik Maruli Sitompul Nominasi
Pemeran Pendukung Pria Terbaik El Manik Menang
Rachmat Hidayat Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Teguh Karya Nominasi
Penata Suara Terbaik Suparman Sidik Menang
Pengarah Sinematografi Terbaik Tantra Surjadi Menang
Penyunting Gambar Terbaik Nominasi
Penata Artistik Terbaik Benny Benhardi Menang
Penata Musik Terbaik Franki Raden, Sardono W. Kusumo, Slamet Rahardjo Menang

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Jakarta Jakarta
(1978)
Film Bioskop Terbaik
(Festival Film Indonesia)

1979
Diteruskan oleh:
Perawan Desa
(1980)