Lompat ke isi

Peritonitis infeksius kucing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
k Menambahkan kategori
Fermionisme (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(18 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Penyangkalan-medis}}
[[Berkas:FIPHisto1.jpg|bingkai|jmpl|Ginjal yang terinfeksi oleh penyakit Feline infectious peritonitis yang menunjukkan respon inflamasi.]]
{{Infobox medical condition (new)
'''''Feline infectious peritonitis''''' atau '''radang selaput rongga perut dan dada pada kucing''' (disingkat '''FIP''') adalah suatu penyakit menular pada [[kucing]] berakibat kematian yang sering memengaruhi lapisan dada dan perut yang disebabkan oleh [[virus]] ''[[Feline Coronavirus|feline coronavirus]]'' (FCoV), yaitu ''Feline Enteric Coronavirus'' (FECV) dan ''Feline Infectious Peritonitis Virus'' (FIPV).
|name = Peritonitis infeksius kucing
|synonym =
|image = FIPHisto1.jpg
|image_size =
|alt =
|caption = Gambaran histopatologis ginjal kucing yang terinfeksi FIP. Terlihat reaksi radang.
|pronounce =
|specialty = [[Kedokteran hewan]]
|symptoms =
|complications =
|onset =
|duration =
|types =
|causes = ''[[Coronavirus]]'' kucing
|risks =
|diagnosis =
|differential =
|prevention =
|treatment =
|medication =
|prognosis =
|frequency =
|deaths =
}}


'''Peritonitis infeksius kucing''' ([[bahasa Inggris]]: ''feline infectious peritonitis''; disingkat '''FIP''') atau '''radang peritoneum infeksius pada kucing''' adalah [[penyakit menular]] pada [[kucing]] akibat infeksi [[virus]] ''Feline Coronavirus'' (FCoV). Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah [[radang]] pada peritoneum, selaput tipis yang melapisi [[rongga abdominal|rongga perut]]. Penyakit ini bersifat mematikan, dapat menyerang semua jenis kucing pada semua umur, dan kasusnya dilaporkan di seluruh dunia.
[[Berkas:FIP-Basah.jpg|jmpl|Perut buncit yang berisi cairan pada penyakit Feline infectious peritonitis tipe basah.]]
== Bentuk penyakit ==
Penyakit ini bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu basah (''wet'') dan kering (''dry''). Tipe basah menyebabkan sekitar 60-70% dari keseluruhan kasus penyakit ini dan lebih ganas dari tipe kering. Bentuk penyakit yang muncul sangat tergantung pada reaksi kekebalan tubuh kucing. Jika kekebalan tubuh bereaksi cepat, biasanya yang muncul adalah tipe kering. Sebaliknya, jika kekebalan tubuh lambat bereaksi, maka tipe basah yang muncul.


== Penyebab ==
Pada saat respon kekebalan tubuh cukup kuat, gejala penyakit ini dapat tidak muncul tetapi kucing dapat menjadi pembawa dan dapat menularkan virus selama beberapa tahun hingga kekebalan tubuhnya berkurang sedikit demi sedikit. Seiring dengan berkurangnya kekebalan, penyakit akan semakin berkembang hingga timbul gejala sakit dan akhirnya menyebabkan kematian.
[[Berkas:Vis2.jpg|150px|ka|jmpl|Ilustrasi ''Coronavirus'']]
Penyakit FIP disebabkan oleh virus dari famili ''[[Koronavirus|Coronaviridae]]'', kelompok virus [[Asam ribonukleat|RNA]] rantai tunggal beramplop yang mampu menginfeksi berbagai spesies makhluk hidup. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh ''Coronavirus'' di antaranya [[sindrom pernapasan akut berat]] (SARS) dan [[sindrom pernapasan Timur Tengah]] (MERS) pada manusia, [[Bronkitis infeksius|bronkitis infeksius pada burung]], [[gastroenteritis menular pada babi]], dan radang peritoneum infeksius pada kucing (FIP).


''Feline Coronavirus'' terbagi menjadi dua jenis, yaitu ''Feline Enteric Coronavirus'' (FECV) yang kurang patogenik dan ''Feline Infectious Peritonitis Virus'' (FIPV) yang sifatnya lebih patogenik.<ref name=":0">{{Cite web|last=Addie|first=Diane|last2=Tasker|first2=Séverine|date=2021|title=Feline Infectious Peritonitis|url=http://www.abcdcatsvets.org/feline-infectious-peritonitis/|website=ABCD Cats Vets|access-date=9 Februari 2022}}</ref> Virus FECV menginfeksi [[sel epitelial]] usus yang menyebabkan [[diare]] atau bahkan tidak memunculkan tanda klinis sama sekali. Dalam tubuh kucing, virus FECV dapat mengalami [[mutasi]] genetik menjadi FIPV yang menyebabkan penyakit FIP yang mematikan.<ref>{{Cite journal|last=Addie|first=Diane|last2=Belák|first2=Sándor|last3=Boucraut-Baralon|first3=Corine|last4=Egberink|first4=Herman|last5=Frymus|first5=Tadeusz|last6=Gruffydd-Jones|first6=Tim|last7=Hartmann|first7=Katrin|last8=Hosie|first8=Margaret J|last9=Lloret|first9=Albert|date=2009|title=Feline Infectious Peritonitis: ABCD Guidelines on Prevention and Management|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1016/j.jfms.2009.05.008|journal=Journal of Feline Medicine and Surgery|volume=11|issue=7|pages=594–604|doi=10.1016/j.jfms.2009.05.008|issn=1098-612X|pmc=PMC7129471|pmid=19481039}}</ref>Itulah kenapa, FIP merupakan virus corona yang sudah bermutasi<ref>{{Cite web|title=Feline Infectious Peritonitis (FIP) berasal dari Feline Coronavirus (FCoV) yang bermutasi|url=https://www.pethealthspecialist.com/2022/10/filene-infectious-peritonitis-fip.html|language=en|access-date=2023-02-21}}</ref>. Sekitar 12% kucing terinfeksi FCoV berkembang menjadi FIP. Virus FIPV sendiri bereplikasi dalam [[sel darah putih]] seperti [[monosit]] dan [[makrofag]].<ref>{{Cite journal|last=Barker|first=Emi N.|last2=Tasker|first2=Séverine|date=2020|title=Advances in Molecular Diagnostics and Treatment of Feline Infectious Peritonitis|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S2666450X20300110|journal=Advances in Small Animal Care|volume=1|pages=161–188|doi=10.1016/j.yasa.2020.07.011}}</ref> Berdasarkan sifat genetiknya, FCoV terbagi menjadi tipe I dan tipe II.<ref name=":0" />
== Statistik kejadian ==
Ada dua strain virus penyebab penyakit ini, yaitu FcoV-1 dan FcoV-2, sekitar 85% penyakit FIP disebabkan oleh ''strain'' pertama. Kejadian penyakit FIP sekitar 1% dari total kucing sakit yang dibawa ke dokter hewan untuk diobati.

Penyakit ini biasa menyerang kucing, terutama kucing-kucing di penampungan hewan, di mana terdapat sejumlah besar kucing dewasa dan anakan hidup bersama. Diperkirakan sekitar 10-20% kucing pada tempat-tempat yang positif mengandung FECV, terinfeksi FIP. Sekitar 2% kasus penyakit terjadi pada pemeliharaan kucing kurang dari tiga ekor.


== Penularan ==
== Penularan ==
[[Tinja|Feses]] yang dikeluarkan oleh kucing terinfeksi merupakan sumber penularan utama. Kotak feses menjadi sumber infeksi pada kucing-kucing yang dipelihara secara berkelompok, misalnya pada peternakan kucing. Kucing sehat kemungkinan besar akan terinfeksi secara oral setelah mengalami kontak dengan partikel virus sehingga transmisi terjadi secara tidak langsung dengan [[Transmisi fekal–oral|rute fekal–oral]].<ref name=":0" /> FCoV jarang ditemukan di [[air liur]] kucing sehat sehingga penularan melalui kontak langsung atau berbagi [[air minum]] diduga bukan merupakan cara [[penularan penyakit]].<ref>{{Cite journal|last=Addie|first=D.D.|last2=Jarrett|first2=O.|date=2001|title=Use of a reverse-transcriptase polymerase chain reaction for monitoring the shedding of feline coronavirus by healthy cats|url=http://doi.wiley.com/10.1136/vr.148.21.649|journal=Veterinary Record|volume=148|issue=21|pages=649–653|doi=10.1136/vr.148.21.649}}</ref> Virus FECV sendiri dapat bertahan selama kurang lebih enam pekan di lingkungan.<ref>{{Cite web|date=13 September 2013|title=Feline Infectious Peritonitis|url=https://pdhbvet.com/feline-infectious-peritonitis/|website=PDHB drh. Cucu Kartini S, dkk|access-date=9 Februari 2022}}</ref>
Kucing sehat dapat tertular melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi atau kotorannya. Kucing yang terinfeksi menyebarkan virus melalui liur dan kotoran. Penularan terutama terjadi melalui kontak kotoran dengan mulut, lainnya melalui liur atau lendir saluran pernafasan.


Anak kucing umumnya mulai terinfeksi pada usia beberapa pekan, ketika [[antibodi]] maternal yang diturunkan dari induknya telah menurun. Setelah virus ditelan oleh kucing, misalnya akibat menjilat kaki yang mengandung virus akibat menyentuh kotak feses, virus akan masuk dan bereplikasi di dalam sel epitelial pada vili [[usus halus]]. Kucing terinfeksi kemudian mulai meluruhkan virus (''shedding'') di dalam fesesnya dalam waktu dua hari setelah terinfeksi.<ref>{{Cite journal|last=Meli|first=M|last2=Kipar|first2=A|last3=Müller|first3=C|last4=Jenal|first4=K|last5=Gönczi|first5=E|last6=Borel|first6=N|last7=Gunn-Moore|first7=D|last8=Chalmers|first8=S|last9=Lin|first9=F|date=2004|title=High viral loads despite absence of clinical and pathological findings in cats experimentally infected with feline coronavirus (FCoV) type I and in naturally FCoV-infected cats|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1016/j.jfms.2003.08.007|journal=Journal of Feline Medicine and Surgery|volume=6|issue=2|pages=69–81|doi=10.1016/j.jfms.2003.08.007|issn=1098-612X|pmc=PMC7128724|pmid=15123151}}</ref> Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Kucing muda lebih rentan terhadap penyakit ini; sekitar 70% kasus dilaporkan pada kucing berusia kurang dari 1,5 tahun dan 50% kasus dilaporkan pada kucing berusia kurang dari tujuh bulan.<ref name=":1">{{Cite web|date=4 Oktober 2017|title=Feline Infectious Peritonitis|url=https://www.vet.cornell.edu/departments-centers-and-institutes/cornell-feline-health-center/health-information/feline-health-topics/feline-infectious-peritonitis|website=Cornell University College of Veterinary Medicine|access-date=9 Februari 2022}}</ref>
Virus FIP dapat bertahan hidup selama 2-3 minggu dengan suhu ruangan pada permukaan kering, termasuk pada peralatan makan kucing, mainan, kotak kotoran (''litter box''), tempat tidur, pakaian kucing atau bulu kucing. Induk yang pembawaan dapat menularkan virus ke anaknya. Menurut para ahli, kucing jarang tertular virus FIP secara langsung. Sebagian besar penyakit FIP yang terjadi diduga berasal dari mutasi FECV yang memang banyak terdapat pada pencernaan kucing dan relatif tidak berbahaya.


== Gejala ==
== Bentuk penyakit ==
Peritonitis infeksius kucing bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu tipe basah (atau efusif) dan tipe kering (atau nonefusif). Tipe basah lebih sering ditemui dan sifatnya lebih ganas dari tipe kering. Meskipun demikian, banyak kucing yang menunjukkan kombinasi dua bentuk penyakit ini. Kucing yang menderita tipe basah dapat berubah menjadi tipe kering dan begitu pula sebaliknya.<ref name=":1" />
Sebagian besar kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang nyata, tetapi sebenarnya virus tetap berkembang di dalam tubuh. Setelah kontak, virus mulai berkembang di tenggorokan dan usus halus kucing. Kemudian pindah ke paru-paru, perut, dan menyebar diseluruh usus. Sekitar 1-10 hari kemudian virus sudah dapat ditularkan ke kucing lain. Selama infeksi ini, gejala yang muncul dapat berupa [[Bersin|bersin-bersin]], mata berair, lendir hidung yang berlebihan, [[diare]], berat badan berkurang, lemah, dan lesu. Gejala yang muncul dapat juga tidak spesifik, seperti hilangnya nafsu makan, depresi, rambut kasar, dan [[demam]].


== Tanda klinis ==
Pada bentuk basah terjadi akumulasi cairan di rongga perut dan rongga dada, menyebabkan menyebabkan pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit) disertai kesulitan bernafas. Sedangkan, pada bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan gejala yang muncul tergantung organ yang terinfeksi virus. Sekitar setengah dari kasus bentuk kering, menunjukkan gejala radang mata atau gangguan saraf, seperti lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil dan kejang-kejang. Gejala lainnya dapat berupa gagal ginjal atau pembengkakan hati, depresi, [[anemia]], berat badan berkurang drastis, gangguan [[pankreas]], dan sering disertai demam. Gejala lain berupa [[muntah]], diare & [[Jaundis|ikterus]] (warna kekuningan pada kulit dan selaput lendir).
Kucing yang terpapar FCoV biasanya tidak menunjukkan tanda klinis yang jelas. Sebagian kucing menunjukkan gangguan pernapasan ringan, seperti [[bersin]], mata berair, dan lendir hidung yang berlebihan, sementara kucing lainnya menunjukkan gangguan pencernaan ringan seperti diare. Pada sebagian kecil kucing, FCoV dalam tubuhnya berkembang hingga menyebabkan terjadinya FIP. Perkembangan ini dapat berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, atau tahun setelah pertama kali terpapar virus.


Pada kucing yang menderita FIP, tanda klinis dapat muncul secara mendadak dan menjadi semakin berat dalam beberapa pekan, hingga berujung pada kematian. Tanda klinis yang pertama kali muncul sifatnya tidak spesifik, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, depresi, rambut kasar, [[anemia]], dan [[demam]] persisten yang tidak menanggapi terapi [[antibiotika]].
== Pencegahan ==
Jaga kebersihan kandang dan peralatan kucing. Jangan lupa untuk mencucinya dengan sabun, deterjen, atau desinfektan. Bahan yang murah meriah dan cukup efektif adalah larutan kaporit atau pemutih +3%. Jagalah juga kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan baik.


Pada FIP bentuk basah terjadi [[asites]] atau akumulasi cairan di rongga perut (pada sebagian kasus hingga rongga dada) hingga menyebabkan pembengkakan (biasanya tanpa rasa sakit) disertai kesulitan bernafas. Pada FIP bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan tanda klinis yang muncul tergantung pada organ yang terinfeksi virus. Oleh karena itu, FIP bentuk kering lebih sulit didiagnosis. Sebagian kasus bentuk kering menyebabkan gangguan mata, gangguan saraf (lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil, dan kejang-kejang), dan gangguan organ pada rongga perut ([[hati]], [[ginjal]], [[pankreas]], [[limpa]], [[kelenjar getah bening]], dan [[usus]]), hingga [[muntah]] dan [[jaundis]]. Terkadang, tanda klinis FIP bentuk basah juga muncul bersamaan dengan bentuk kering.
Vaksin FIP pertama digunakan tahun 1991 di Amerika Serikat. Sampai saat ini efektivitas vaksin masih diperdebatkan. Sampai saat ini Vaksin FIP belum tersedia di Indonesia.

== Pencegahan dan pengobatan ==
Kucing yang dipelihara secara berkelompok lebih berisiko terkena FIP. Menjaga higiene dan kebersihan merupakan cara pencegahan yang disarankan karena penularan FIP terjadi melalui rute fekal[[Transmisi fekal–oral|–]]<nowiki/>oral. Pemeliharaan kucing dalam kelompok-kelompok kecil di ruangan yang berbeda, penempatan kotak feses yang jauh dari kotak pakan dan minum, membuang feses dari kotaknya sesering mungkin, serta rutin membersihkan kandang dan peralatan kucing dengan [[sabun]], [[deterjen]], atau [[disinfektan]] dapat mengurangi risiko FIP. Kesehatan kucing secara umum dapat dijaga dengan pemberian nutrisi yang cukup dan berkualitas.

Hingga saat ini, baru satu jenis vaksin FIP komersial yang tersedia di [[Amerika Serikat]] dan beberapa negara di [[Eropa]]. Efektivitas vaksin ini masih diperdebatkan. Vaksin FIP tersebut belum tersedia di Indonesia.

Kucing yang menderita FIP biasanya berujung pada kematian. Terapi yang diberikan hanya bersifat suportif untuk mengurangi tanda klinis yang muncul dan memperpanjang usia kucing, misalnya terapi [[infus]] untuk mengatasi [[dehidrasi]], antibiotika untuk infeksi sekunder, pembedahan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut dan dada, serta pemberian antimuntah, antiradang, dan [[interferon]].


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
* [http://www.kucingkita.com/penyakit-kucing/feline-infectious-peritonitis-fip-radang-selaput-rongga-perut-dada-kucing Feline Infectious Peritonitis (FIP), Radang Selaput Rongga Perut & Dada Kucing].Diakes 13 Mei 2014.

== Bacaan lanjutan ==
* {{Cite journal|last=Hartmann|first=Katrin|date=2005|title=Feline infectious peritonitis|url=https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0195561604001512|journal=Veterinary Clinics of North America: Small Animal Practice|volume=35|issue=1|pages=39–79|doi=10.1016/j.cvsm.2004.10.011|pmc=PMC7114919|pmid=15627627}}


{{kucing domestik}}
{{kucing domestik}}
{{penyakit-stub}}
{{virus-stub}}


[[Kategori:Penyakit hewan]]
[[Kategori:Penyakit kucing]]
[[Kategori:Penyakit kucing]]

Revisi terkini sejak 17 Januari 2024 05.46

Peritonitis infeksius kucing
Gambaran histopatologis ginjal kucing yang terinfeksi FIP. Terlihat reaksi radang.
Informasi umum
SpesialisasiKedokteran hewan
PenyebabCoronavirus kucing

Peritonitis infeksius kucing (bahasa Inggris: feline infectious peritonitis; disingkat FIP) atau radang peritoneum infeksius pada kucing adalah penyakit menular pada kucing akibat infeksi virus Feline Coronavirus (FCoV). Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah radang pada peritoneum, selaput tipis yang melapisi rongga perut. Penyakit ini bersifat mematikan, dapat menyerang semua jenis kucing pada semua umur, dan kasusnya dilaporkan di seluruh dunia.

Ilustrasi Coronavirus

Penyakit FIP disebabkan oleh virus dari famili Coronaviridae, kelompok virus RNA rantai tunggal beramplop yang mampu menginfeksi berbagai spesies makhluk hidup. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus di antaranya sindrom pernapasan akut berat (SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) pada manusia, bronkitis infeksius pada burung, gastroenteritis menular pada babi, dan radang peritoneum infeksius pada kucing (FIP).

Feline Coronavirus terbagi menjadi dua jenis, yaitu Feline Enteric Coronavirus (FECV) yang kurang patogenik dan Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV) yang sifatnya lebih patogenik.[1] Virus FECV menginfeksi sel epitelial usus yang menyebabkan diare atau bahkan tidak memunculkan tanda klinis sama sekali. Dalam tubuh kucing, virus FECV dapat mengalami mutasi genetik menjadi FIPV yang menyebabkan penyakit FIP yang mematikan.[2]Itulah kenapa, FIP merupakan virus corona yang sudah bermutasi[3]. Sekitar 12% kucing terinfeksi FCoV berkembang menjadi FIP. Virus FIPV sendiri bereplikasi dalam sel darah putih seperti monosit dan makrofag.[4] Berdasarkan sifat genetiknya, FCoV terbagi menjadi tipe I dan tipe II.[1]

Penularan

[sunting | sunting sumber]

Feses yang dikeluarkan oleh kucing terinfeksi merupakan sumber penularan utama. Kotak feses menjadi sumber infeksi pada kucing-kucing yang dipelihara secara berkelompok, misalnya pada peternakan kucing. Kucing sehat kemungkinan besar akan terinfeksi secara oral setelah mengalami kontak dengan partikel virus sehingga transmisi terjadi secara tidak langsung dengan rute fekal–oral.[1] FCoV jarang ditemukan di air liur kucing sehat sehingga penularan melalui kontak langsung atau berbagi air minum diduga bukan merupakan cara penularan penyakit.[5] Virus FECV sendiri dapat bertahan selama kurang lebih enam pekan di lingkungan.[6]

Anak kucing umumnya mulai terinfeksi pada usia beberapa pekan, ketika antibodi maternal yang diturunkan dari induknya telah menurun. Setelah virus ditelan oleh kucing, misalnya akibat menjilat kaki yang mengandung virus akibat menyentuh kotak feses, virus akan masuk dan bereplikasi di dalam sel epitelial pada vili usus halus. Kucing terinfeksi kemudian mulai meluruhkan virus (shedding) di dalam fesesnya dalam waktu dua hari setelah terinfeksi.[7] Hal ini dapat berlangsung hingga beberapa bulan. Kucing muda lebih rentan terhadap penyakit ini; sekitar 70% kasus dilaporkan pada kucing berusia kurang dari 1,5 tahun dan 50% kasus dilaporkan pada kucing berusia kurang dari tujuh bulan.[8]

Bentuk penyakit

[sunting | sunting sumber]

Peritonitis infeksius kucing bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu tipe basah (atau efusif) dan tipe kering (atau nonefusif). Tipe basah lebih sering ditemui dan sifatnya lebih ganas dari tipe kering. Meskipun demikian, banyak kucing yang menunjukkan kombinasi dua bentuk penyakit ini. Kucing yang menderita tipe basah dapat berubah menjadi tipe kering dan begitu pula sebaliknya.[8]

Tanda klinis

[sunting | sunting sumber]

Kucing yang terpapar FCoV biasanya tidak menunjukkan tanda klinis yang jelas. Sebagian kucing menunjukkan gangguan pernapasan ringan, seperti bersin, mata berair, dan lendir hidung yang berlebihan, sementara kucing lainnya menunjukkan gangguan pencernaan ringan seperti diare. Pada sebagian kecil kucing, FCoV dalam tubuhnya berkembang hingga menyebabkan terjadinya FIP. Perkembangan ini dapat berlangsung dalam hitungan minggu, bulan, atau tahun setelah pertama kali terpapar virus.

Pada kucing yang menderita FIP, tanda klinis dapat muncul secara mendadak dan menjadi semakin berat dalam beberapa pekan, hingga berujung pada kematian. Tanda klinis yang pertama kali muncul sifatnya tidak spesifik, seperti kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, depresi, rambut kasar, anemia, dan demam persisten yang tidak menanggapi terapi antibiotika.

Pada FIP bentuk basah terjadi asites atau akumulasi cairan di rongga perut (pada sebagian kasus hingga rongga dada) hingga menyebabkan pembengkakan (biasanya tanpa rasa sakit) disertai kesulitan bernafas. Pada FIP bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan tanda klinis yang muncul tergantung pada organ yang terinfeksi virus. Oleh karena itu, FIP bentuk kering lebih sulit didiagnosis. Sebagian kasus bentuk kering menyebabkan gangguan mata, gangguan saraf (lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil, dan kejang-kejang), dan gangguan organ pada rongga perut (hati, ginjal, pankreas, limpa, kelenjar getah bening, dan usus), hingga muntah dan jaundis. Terkadang, tanda klinis FIP bentuk basah juga muncul bersamaan dengan bentuk kering.

Pencegahan dan pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Kucing yang dipelihara secara berkelompok lebih berisiko terkena FIP. Menjaga higiene dan kebersihan merupakan cara pencegahan yang disarankan karena penularan FIP terjadi melalui rute fekaloral. Pemeliharaan kucing dalam kelompok-kelompok kecil di ruangan yang berbeda, penempatan kotak feses yang jauh dari kotak pakan dan minum, membuang feses dari kotaknya sesering mungkin, serta rutin membersihkan kandang dan peralatan kucing dengan sabun, deterjen, atau disinfektan dapat mengurangi risiko FIP. Kesehatan kucing secara umum dapat dijaga dengan pemberian nutrisi yang cukup dan berkualitas.

Hingga saat ini, baru satu jenis vaksin FIP komersial yang tersedia di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Efektivitas vaksin ini masih diperdebatkan. Vaksin FIP tersebut belum tersedia di Indonesia.

Kucing yang menderita FIP biasanya berujung pada kematian. Terapi yang diberikan hanya bersifat suportif untuk mengurangi tanda klinis yang muncul dan memperpanjang usia kucing, misalnya terapi infus untuk mengatasi dehidrasi, antibiotika untuk infeksi sekunder, pembedahan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut dan dada, serta pemberian antimuntah, antiradang, dan interferon.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Addie, Diane; Tasker, Séverine (2021). "Feline Infectious Peritonitis". ABCD Cats Vets. Diakses tanggal 9 Februari 2022. 
  2. ^ Addie, Diane; Belák, Sándor; Boucraut-Baralon, Corine; Egberink, Herman; Frymus, Tadeusz; Gruffydd-Jones, Tim; Hartmann, Katrin; Hosie, Margaret J; Lloret, Albert (2009). "Feline Infectious Peritonitis: ABCD Guidelines on Prevention and Management". Journal of Feline Medicine and Surgery. 11 (7): 594–604. doi:10.1016/j.jfms.2009.05.008. ISSN 1098-612X. PMC 7129471alt=Dapat diakses gratis. PMID 19481039. 
  3. ^ "Feline Infectious Peritonitis (FIP) berasal dari Feline Coronavirus (FCoV) yang bermutasi" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-02-21. 
  4. ^ Barker, Emi N.; Tasker, Séverine (2020). "Advances in Molecular Diagnostics and Treatment of Feline Infectious Peritonitis". Advances in Small Animal Care. 1: 161–188. doi:10.1016/j.yasa.2020.07.011. 
  5. ^ Addie, D.D.; Jarrett, O. (2001). "Use of a reverse-transcriptase polymerase chain reaction for monitoring the shedding of feline coronavirus by healthy cats". Veterinary Record. 148 (21): 649–653. doi:10.1136/vr.148.21.649. 
  6. ^ "Feline Infectious Peritonitis". PDHB drh. Cucu Kartini S, dkk. 13 September 2013. Diakses tanggal 9 Februari 2022. 
  7. ^ Meli, M; Kipar, A; Müller, C; Jenal, K; Gönczi, E; Borel, N; Gunn-Moore, D; Chalmers, S; Lin, F (2004). "High viral loads despite absence of clinical and pathological findings in cats experimentally infected with feline coronavirus (FCoV) type I and in naturally FCoV-infected cats". Journal of Feline Medicine and Surgery. 6 (2): 69–81. doi:10.1016/j.jfms.2003.08.007. ISSN 1098-612X. PMC 7128724alt=Dapat diakses gratis. PMID 15123151. 
  8. ^ a b "Feline Infectious Peritonitis". Cornell University College of Veterinary Medicine. 4 Oktober 2017. Diakses tanggal 9 Februari 2022. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]