Lompat ke isi

Bogasari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(26 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Kotak info perusahaan
{{Kotak info perusahaan
| company_name = Bogasari Flour Mills | company_logo = [[Berkas:Bogasari.jpg|250px]] |2=| company_type = [[Divisi]] |3=| foundation = 29 November 1971 |4=| location = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]] |5=| key_people =Franciscus Welirang |6=| industry = Pembuatan [[tepung terigu]] |7=| products = [[Tepung terigu]], [[pasta]]
| company_name = Bogasari Flour Mills
| company_logo = logo-bogasari.png
| company_type = [[Divisi]]
| foundation = {{start date and age|1971|11|29}}
| location = Jl. Raya Cilincing No.1, [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
| key_people = [[Franciscus Welirang]]
| industry = Pembuatan [[tepung terigu]]
| products = [[Tepung terigu]], [[pasta]]
| revenue =
| revenue =
| operating_income =
| operating_income =
| net_income =
| net_income =
| num_employees =
| num_employees =
| parent = [[Indofood Sukses Makmur|Indofood]]
| parent = [[Indofood]]
| subsid =
| subsid =
| homepage = [http://www.bogasari.com Bogasari] |8=| footnotes =
| homepage = [http://www.bogasari.com Bogasari]
| footnotes =
}}
}}
'''Bogasari Flour Mills''' adalah divisi dalam [[Indofood Sukses Makmur|PT Indofood Sukses Makmur]], Tbk dan merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar dalam satu lokasi.
'''Bogasari Flour Mills''' adalah divisi dalam [[Indofood|PT Indofood Sukses Makmur Tbk]] dan merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar dalam satu lokasi.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
===Perkembangan hingga akhir Orde Baru===
Pabrik Bogasari di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari di [[Pelabuhan Tanjung Perak|Tanjung Perak]], [[Kota Surabaya|Surabaya]]. Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang berlokasi di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]] dengan total kapasitas produksi [[Gandum|tepung]] sebesar 3,2 juta ton per tahun.
Kelahiran Bogasari tidak bisa dilepaskan dari era [[Orde Baru]]. Secara tradisional, Indonesia tidak terlalu mengenal terigu dalam penganan sehari-hari. Akan tetapi, keadaan berubah ketika Orde Baru lahir dan menjalin hubungan baik dengan [[Amerika Serikat]]. AS yang merasa perlu untuk membantu [[Soeharto]] mendapat dukungan publik, lalu memberikan bantuan pangan lewat Public Law 480 berupa [[gandum]] ke Indonesia. Akan tetapi, gandum tersebut masih harus digiling menjadi terigu di [[Singapura]], dan penanganannya yang buruk membuat terigu impor itu cepat rusak. Maka muncullah ide untuk membuat pabrik penggilingan gandum di Indonesia, dan [[Sudono Salim]] (Liem Sioe Liong), seorang rekan terdekat Soeharto kemudian ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan pabrik tersebut. Ia dipilih karena selain kroni [[Presiden Indonesia|Presiden]], juga memiliki lahan yang pas dan koneksi internasional, dengan [[Robert Kuok]]. Maka, PT Boga Sari (kemudian menjadi Bogasari Flour Mills) didirikan pada Mei 1969 dengan modal Rp 500 juta. Liem dan rekan-rekannya (seperti [[Sudwikatmono]]) bersama yayasan [[ABRI]], yaitu Yayasan Dharma Putra dan Yayasan Harapan Kita menjadi pemegang saham di perusahaan terigu ini. Dengan bantuan modal dari Kuok dan pinjaman pemerintah, pabrik Bogasari pun dibangun di dua tempat.<ref name=Lim>[https://books.google.co.id/books?id=6hxqDwAAQBAJ&pg=PT150&dq=flour+bogasari&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwizue-N1un3AhUHSWwGHQ8_A9IQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=flour%20bogasari&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group]</ref>


Pabrik Bogasari di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971 setelah diresmikan Presiden Soeharto. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari di [[Pelabuhan Tanjung Perak|Tanjung Perak]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan pada 1977 didirikan pabrik kantong terigu yang berlokasi di [[Citeureup, Bogor]], [[Jawa Barat]].<Ref>[https://tirto.id/kisah-om-liem-dan-soeharto-dalam-sejarah-tepung-terigu-di-indonesia-ep9u Kisah Om Liem dan Soeharto dalam Sejarah Tepung Terigu di Indonesia]</ref> Kapasitas pabrik Jakarta adalah 650 ton saat awal beroperasi, dan penggilingannya yang pertama adalah 8.000 ton gandum bantuan dari [[Australia]]. Kedekatan dengan Presiden akhirnya membuat Bogasari memonopoli penggilingan gandum di Indonesia. Walaupun yang mengendalikan impor dan ekspor gandum adalah [[Bulog]] (karena saat itu dianggap "komoditas strategis"), namun Bulog menunjuk Bogasari sebagai penggiling tunggal dari gandum-gandum yang telah diimpor negara.<ref name=Lim/> Pemerintah juga mensubsidi gandum yang digiling oleh Bogasari, meskipun kemudian justru Bogasari kembali menjualnya ke Bulog dengan harga yang lebih mahal.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=AJVLDwAAQBAJ&pg=PT162&dq=flour+bogasari&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwid8Jyd1un3AhXCSmwGHQL1BAo4ChDoAXoECAoQAg#v=onepage&q=flour%20bogasari&f=false A Nation In Waiting: Indonesia's Search For Stability]</reF>
Bogasari memproduksi berbagai [[Gandum|tepung terigu]] yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya.


Keberadaan pesaing lain, dengan mudah dikendalikan lewat kontrol suplai ke penggilingan lain oleh Bulog.<ref name=Lim/> Apalagi, Bogasari memiliki hak khusus menggiling untuk daerah [[Pulau Jawa]] dan [[Sumatra]], sedangkan rivalnya harus di luar Jawa. Akhirnya, pada tahun 1983, seluruh kendali pengolahan gandum menjadi terigu sebesar US$ 400 miliar sudah berada di tangan Bogasari.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=WRyDDwAAQBAJ&pg=PA181&dq=flour+bogasari&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwizue-N1un3AhUHSWwGHQ8_A9IQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=flour%20bogasari&f=false The Rise of International Capital: Indonesian Conglomerates in ASEAN]</ref> Ketika pemerintah mulai menganjurkan [[deregulasi]] pada 1990-an pun, Bogasari yang sudah beraset Rp 600 miliar dan menggiling gandum sebesar 9.500 ton/tahun,<ref name=Lim/> masih dibebaskan dari kewajiban bahwa penggiling gandum harus mengekspor 65% terigu yang mereka hasilkan. Akibat praktik monopoli ini, harga terigu di Indonesia jauh lebih mahal dari harga di luar negeri.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=hHVREAAAQBAJ&pg=PA15&dq=monopoli+terigu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiNidXy1en3AhVdH7cAHRSSBXQQ6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=monopoli%20terigu&f=false Kiprah Politik Siti Hardiyanti Rukmana Di Akhir kekuasaan Soeharto]</ref> Kehadiran monopoli ini ikut membantu [[Salim Group]] membangun bisnis pangannya saat itu, terutama [[mi instan]] yang hingga saat ini masih menjadi basis pendapatannya. Diperkirakan, pada era 1990-an, sekitar 90% pasar terigu dan pasar mi instan dikendalikan oleh Salim Grup.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=axEHu7A8kmUC&pg=PA201&dq=monopoli+terigu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjFsbzj3On3AhXT73MBHUbKCYwQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=monopoli%20terigu&f=false Perusahaan saling mematikan & bersekongkol: bagaimana cara memenangkan?]</reF>
[[Gandum|Tepung terigu]] Bogasari tersedia di berbagai pelosok [[Indonesia]] melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah.,


Struktur kepemilikan Bogasari berubah pada tahun 1992, dengan sahamnya kemudian dialihkan menjadi milik perusahaan Salim Group lain (saat itu), yaitu [[Indocement]]. Kemudian, sejak Juni 1995 sampai sekarang, Bogasari berada di bawah Indofood, yang bisa dikatakan sebenarnya tidak mengubah pengendalian.<ref name=Lim/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Jd19AgAAQBAJ&pg=RA1-PR87&dq=bogasari+indocement&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwink_2Q3On3AhXTjOYKHVBaDJ0Q6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=bogasari%20indocement&f=false Financial Fragility and Instability in Indonesia]</ref> Monopoli terigu Bogasari dihapus pasca Indonesia masuk dalam [[krisis finansial Asia 1997|krisis pada tahun 1997-1998]], yang memaksa pemerintah menandatangani ''Letter of Intent'' di tanggal 15 Januari 1998 dengan [[IMF]] yang mewajibkan eliminasi pengendalian Bulog atas tata niaga gandum dan terigu, kedelai, dan [[bawang putih]].<ref>[https://books.google.co.id/books?id=zz5DEAAAQBAJ&pg=PA118&dq=monopoli+terigu+bawang&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiVoIWL3un3AhWhUGwGHTljCWQQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=monopoli%20terigu%20bawang&f=false TOP SECRET KONSPIRASI]</ref> Subsidi Bulog untuk Bogasari pun dicabut, dan kemudian impor terigu secara bebas dibuka mulai September 1998. Tidak hanya itu, kemudian disahkan UU No. 5/1999 yang melarang praktik monopolistik ala Bogasari. Salim Grup sempat berencana akan melepas asetnya ini pasca krisis tersebut, dikarenakan khawatir akan tersangkut masalah dan perlu uang untuk membayar hutang-hutangnya, namun batal.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=dJDVDwAAQBAJ&pg=PA38&dq=monopoli+terigu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiNidXy1en3AhVdH7cAHRSSBXQQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=monopoli%20terigu&f=false Jatuh Bangun Keluarga Salim Membesarkan Bogasari]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=la3NDwAAQBAJ&pg=PA25&dq=monopoli+terigu&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiNidXy1en3AhVdH7cAHRSSBXQQ6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=monopoli%20terigu&f=false Gurita Bisnis Makanan Indofood di Indonesia]</reF>
Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang memproduksi jenis makanan asal [[Italia]] seperti [[Spageti|spaghetti]], [[macaroni]], [[fettucini]], dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk [[pasta]] tersebut juga diekspor ke [[mancanegara]].

===Bogasari di masa kini===
Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang berlokasi di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]] dengan total kapasitas produksi [[Gandum|tepung]] sebesar 3,2 juta ton per tahun. Bogasari memproduksi berbagai [[Gandum|tepung terigu]] yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. [[Gandum|Tepung terigu]] Bogasari tersedia di berbagai pelosok [[Indonesia]] melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah.

Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] yang memproduksi jenis makanan asal [[Italia]] seperti [[spageti]], [[makaroni]], [[fetucini]], dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk [[pasta]] tersebut juga diekspor ke [[mancanegara]].


== Produk ==
== Produk ==
{{prosa}}
=== [[Gandum|Tepung terigu]] ===
=== [[Gandum|Tepung terigu]] ===
* Cakra Kembar Emas
* Cakra Kembar Emas
* [[Cakra Kembar]]
* Cakra Kembar
* [[Segitiga Biru]]
* Segitiga Biru
* Kunci Biru
* Kunci Biru
* Kompas
* [[Lencana Merah]]
* Lencana Merah
* Taj Mahal
* Taj Mahal


=== [[Pasta]] ===
=== [[Pasta]] ===
* La Fonte Pasta
* La Fonte Pasta
* La Fonte Quick n' Eazy
* La Fonte Pronto
* La Fonte Saus Pasta
* La Fonte Saus Pasta
* Sedani Pasta
* Sedani Pasta
Baris 40: Baris 56:
* Tepung Industri
* Tepung Industri
* Pellet
* Pellet
* Germ
* Germ

== Rujukan ==
{{Reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.bogasari.com Situs resmi Bogasari]
* [http://www.bogasari.com Situs resmi Bogasari]

{{Salim Group}}
{{Indofood produk}}
{{perusahaan-Indonesia-stub}}
{{perusahaan-Indonesia-stub}}


Baris 49: Baris 71:
[[Kategori:Perusahaan makanan Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan makanan Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan Indonesia]]
[[Kategori:Bogasari]]
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1971]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1971 di Indonesia]]
[[Kategori:Merek Indonesia]]

Revisi terkini sejak 12 Februari 2024 14.43

Bogasari Flour Mills
Divisi
IndustriPembuatan tepung terigu
Didirikan29 November 1971; 52 tahun lalu (1971-11-29)
Kantor
pusat
Jl. Raya Cilincing No.1, Tanjung Priok, Jakarta, Indonesia
Tokoh
kunci
Franciscus Welirang
ProdukTepung terigu, pasta
IndukIndofood
Situs webBogasari

Bogasari Flour Mills adalah divisi dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan merupakan perusahaan penggilingan tepung terigu terintegrasi dan terbesar dalam satu lokasi.

Perkembangan hingga akhir Orde Baru

[sunting | sunting sumber]

Kelahiran Bogasari tidak bisa dilepaskan dari era Orde Baru. Secara tradisional, Indonesia tidak terlalu mengenal terigu dalam penganan sehari-hari. Akan tetapi, keadaan berubah ketika Orde Baru lahir dan menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat. AS yang merasa perlu untuk membantu Soeharto mendapat dukungan publik, lalu memberikan bantuan pangan lewat Public Law 480 berupa gandum ke Indonesia. Akan tetapi, gandum tersebut masih harus digiling menjadi terigu di Singapura, dan penanganannya yang buruk membuat terigu impor itu cepat rusak. Maka muncullah ide untuk membuat pabrik penggilingan gandum di Indonesia, dan Sudono Salim (Liem Sioe Liong), seorang rekan terdekat Soeharto kemudian ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan pabrik tersebut. Ia dipilih karena selain kroni Presiden, juga memiliki lahan yang pas dan koneksi internasional, dengan Robert Kuok. Maka, PT Boga Sari (kemudian menjadi Bogasari Flour Mills) didirikan pada Mei 1969 dengan modal Rp 500 juta. Liem dan rekan-rekannya (seperti Sudwikatmono) bersama yayasan ABRI, yaitu Yayasan Dharma Putra dan Yayasan Harapan Kita menjadi pemegang saham di perusahaan terigu ini. Dengan bantuan modal dari Kuok dan pinjaman pemerintah, pabrik Bogasari pun dibangun di dua tempat.[1]

Pabrik Bogasari di Tanjung Priok, Jakarta mulai beroperasi pada tanggal 29 November 1971 setelah diresmikan Presiden Soeharto. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 10 Juli 1972, dilakukan peresmian Pabrik Bogasari di Tanjung Perak, Surabaya, dan pada 1977 didirikan pabrik kantong terigu yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat.[2] Kapasitas pabrik Jakarta adalah 650 ton saat awal beroperasi, dan penggilingannya yang pertama adalah 8.000 ton gandum bantuan dari Australia. Kedekatan dengan Presiden akhirnya membuat Bogasari memonopoli penggilingan gandum di Indonesia. Walaupun yang mengendalikan impor dan ekspor gandum adalah Bulog (karena saat itu dianggap "komoditas strategis"), namun Bulog menunjuk Bogasari sebagai penggiling tunggal dari gandum-gandum yang telah diimpor negara.[1] Pemerintah juga mensubsidi gandum yang digiling oleh Bogasari, meskipun kemudian justru Bogasari kembali menjualnya ke Bulog dengan harga yang lebih mahal.[3]

Keberadaan pesaing lain, dengan mudah dikendalikan lewat kontrol suplai ke penggilingan lain oleh Bulog.[1] Apalagi, Bogasari memiliki hak khusus menggiling untuk daerah Pulau Jawa dan Sumatra, sedangkan rivalnya harus di luar Jawa. Akhirnya, pada tahun 1983, seluruh kendali pengolahan gandum menjadi terigu sebesar US$ 400 miliar sudah berada di tangan Bogasari.[4] Ketika pemerintah mulai menganjurkan deregulasi pada 1990-an pun, Bogasari yang sudah beraset Rp 600 miliar dan menggiling gandum sebesar 9.500 ton/tahun,[1] masih dibebaskan dari kewajiban bahwa penggiling gandum harus mengekspor 65% terigu yang mereka hasilkan. Akibat praktik monopoli ini, harga terigu di Indonesia jauh lebih mahal dari harga di luar negeri.[5] Kehadiran monopoli ini ikut membantu Salim Group membangun bisnis pangannya saat itu, terutama mi instan yang hingga saat ini masih menjadi basis pendapatannya. Diperkirakan, pada era 1990-an, sekitar 90% pasar terigu dan pasar mi instan dikendalikan oleh Salim Grup.[6]

Struktur kepemilikan Bogasari berubah pada tahun 1992, dengan sahamnya kemudian dialihkan menjadi milik perusahaan Salim Group lain (saat itu), yaitu Indocement. Kemudian, sejak Juni 1995 sampai sekarang, Bogasari berada di bawah Indofood, yang bisa dikatakan sebenarnya tidak mengubah pengendalian.[1][7] Monopoli terigu Bogasari dihapus pasca Indonesia masuk dalam krisis pada tahun 1997-1998, yang memaksa pemerintah menandatangani Letter of Intent di tanggal 15 Januari 1998 dengan IMF yang mewajibkan eliminasi pengendalian Bulog atas tata niaga gandum dan terigu, kedelai, dan bawang putih.[8] Subsidi Bulog untuk Bogasari pun dicabut, dan kemudian impor terigu secara bebas dibuka mulai September 1998. Tidak hanya itu, kemudian disahkan UU No. 5/1999 yang melarang praktik monopolistik ala Bogasari. Salim Grup sempat berencana akan melepas asetnya ini pasca krisis tersebut, dikarenakan khawatir akan tersangkut masalah dan perlu uang untuk membayar hutang-hutangnya, namun batal.[9][10]

Bogasari di masa kini

[sunting | sunting sumber]

Saat ini Bogasari memiliki dua pabrik yang berlokasi di Jakarta dan Surabaya dengan total kapasitas produksi tepung sebesar 3,2 juta ton per tahun. Bogasari memproduksi berbagai tepung terigu yang berkualitas untuk berbagai kebutuhan dan dipasarkan dengan berbagai merek utama antara lain Cakra Kembar, Segitiga Biru, dan Kunci Biru. Merek-merek utama tersebut merupakan merek yang telah mapan, dikenal luas dan dekat di hati konsumen. Guna menjawab kebutuhan konsumen akan berbagai jenis terigu untuk berbagai makanan, Bogasari melakukan berbagai terobosan dan mengembangkan berbagai merek lainnya seperti Cakra Kembar Emas, Lencana Merah, Taj Mahal dan lainnya. Tepung terigu Bogasari tersedia di berbagai pelosok Indonesia melalui lebih dari 40 depo yang menyebar luas di berbagai daerah.

Pada tahun 1991, usaha Bogasari telah diperluas dengan mendirikan pabrik pasta dalam kawasan pabrik Bogasari di Jakarta yang memproduksi jenis makanan asal Italia seperti spageti, makaroni, fetucini, dan lainnya, yang dipasarkan dengan merek La Fonte. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri, berbagai produk pasta tersebut juga diekspor ke mancanegara.

  • Cakra Kembar Emas
  • Cakra Kembar
  • Segitiga Biru
  • Kunci Biru
  • Kompas
  • Lencana Merah
  • Taj Mahal
  • La Fonte Pasta
  • La Fonte Pronto
  • La Fonte Saus Pasta
  • Sedani Pasta

By Product

[sunting | sunting sumber]
  • Bran
  • Pollard
  • Tepung Industri
  • Pellet
  • Germ

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]