Lompat ke isi

Kajian komunikasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
(45 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Komunikasi}}
{{Komunikasi}}
'''Komunikasi''' ({{lang-en|communication}}) berasal dari bahasa Latin ''communis'' yang berarti 'sama' atau ''communico'', ''communicatio'' atau ''communicare'' yang berarti 'membuat sama' ({{lang-en|make to common}}).<ref>
'''Komunikasi''' [[bahasa Inggris|(bahasa Inggris]]: ''communication)'' adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.<ref>{{Cite web|url=https://id.wiktionary.org/wiki/komunikasi|title=komunikasi - Wiktionary bahasa Indonesia|website=id.wiktionary.org|language=id|access-date=2017-10-13}}</ref> Sedangkan 'kajian komunikasi' adalah suatu disiplin akademis yang mempelajari proses komunikasi manusia. Jenis komunikasi terdiri dari tiga tipe, diantaranya adalah komunikasi "verbal" yaitu sebuah proses komunikasi yang dilakukan untuk memahami makna sebuah pesan dengan melibatkan pendengaran; komunikasi "tertulis" yang artinya sebuah pesan didapatkan melalui proses [[membaca]]; dan komunikasi "nonverbal" atau proses komunikasi yang melibatkan pengamatan seseorang dalam menyimpulkan makna.<ref>{{Cite web|url=https://web.archive.org/web/20160310233148/https://new.edu/resources/different-types-of-communication-and-channels--5|title=Leadership and Organizational Behavior|date=2016-03-10|access-date=2017-10-13}}</ref> Kajian komunikasi terdiri dari beragam topik, mulai dari percakapan langsung hingga komunikasi lewat media seperti penyiaran televisi, dan radio. Kajian komunikasi juga menguji bagaimana sebuah pesan ditafsirkan dengan menggunakan dimensi politik, budaya, ekonomi, semiotika, hermeneutika, dan dimensi sosial dalam konteks komunikasinya. Misalnya adalah [[Statistika]] yang merupakan disiplin ilmu dengan pendekatan kuantitatif dalam mengkomunikasikan sains. Statistika juga merupakan topik dalam penelitian kajian komunikasi, yang dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat klaim.<ref>
{{Cite book
{{cite book
|title = Imu Komunikasi Suatu Pengantar
|last = Mulyana
|first = Deddy, Prof.
|publisher = PT Remaja Rosdakarya
|year = 2007
|isbn =
|location =
|pages =}}</ref> Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.<ref>
{{cite book
|title = Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi
|last = Rohim
|first = Syaiful
|publisher = Rineka Cipta
|year = 2009
|isbn =
|location = Jakarta
|pages =}}</ref> Selain itu, definisi lain komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.<ref>{{cite web|url=https://id.wiktionary.org/wiki/komunikasi|title=komunikasi - Wiktionary bahasa Indonesia|website=id.wiktionary.org|language=id|access-date=2017-10-13}}</ref> Sedangkan 'kajian komunikasi' adalah suatu disiplin akademis yang mempelajari proses komunikasi manusia. Adapun jenis komunikasi terdiri dari tiga tipe, diantaranya adalah komunikasi "verbal" yaitu sebuah proses komunikasi yang dilakukan untuk memahami makna sebuah pesan dengan melibatkan pendengaran; komunikasi "tertulis" yang artinya sebuah pesan didapatkan melalui proses [[membaca]]; dan komunikasi "nonverbal" atau proses komunikasi yang melibatkan pengamatan seseorang dalam menyimpulkan makna.<ref>{{cite web|url=https://new.edu/resources/different-types-of-communication-and-channels--5|title=Leadership and Organizational Behavior|date=2016-03-10|language=en|access-date=2017-10-13|archive-date=2016-03-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20160310233148/https://new.edu/resources/different-types-of-communication-and-channels--5|dead-url=unfit}}</ref> Kajian komunikasi terdiri dari beragam topik, mulai dari percakapan langsung hingga komunikasi lewat media seperti penyiaran televisi, atau radio. Kajian komunikasi juga menguji bagaimana sebuah pesan ditafsirkan dengan menggunakan dimensi [[politik]], [[budaya]], [[ekonomi]], [[semiotika]], [[hermeneutika]], dan dimensi [[sosial]] berdasarkan konteks komunikasinya. Misalnya ilmu [[Statistika]], merupakan disiplin ilmu dengan pendekatan kuantitatif dalam mengkomunikasikan ilmu eksakta. [[Statistika]] juga merupakan topik dalam penelitian kajian komunikasi, yang sering kali digunakan sebagai alat untuk memperkuat klaim.<ref>
{{cite book
|title = Statistical Methods for Communication Science
|title = Statistical Methods for Communication Science
|last = Hayes
|last = Hayes
Baris 11: Baris 29:
|pages = 8–9}}</ref>
|pages = 8–9}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah kajian komunikasi ==
Studi tentang komunikasi manusia berawal dari peradaban Yunani Kuno dan Romawi dengan filsuf seperti [[Socrates|Sokrates]], [[Cicero]], dan [[Plato]]. Di zamannya, kajian ini disebut dengan apa yang kini dikenal sebagai retorika publik; [[komunikasi publik]] atau [[orasi]]; dan [[persuasi]]. Lalu, seiring dengan perkembangan zaman, kajian komunikasi menjadi lebih banyak dipelajari khususnya selama [[Perang Dunia I]] dan [[Perang Dunia II|II]]. Para pengkaji mengerti betapa pentingnya mempelajari proses pembuatan pesan dan pertukarannya. Kemudian mereka membangun pusat-pusat komunikasi di institusinya masing-masing.<ref name=":3" /> Kajian komunikasi modern sangat berkembang selama beberapa dekade. Beragam pendekatan metodologi digunakan terhadap topik kajian yang berbeda pula. Para pengkaji juga mempelajari topik-topik yang berhubungan dengan sub-bidang kajian komunikasi seperti [[komunikasi kesehatan]]; [[komunikasi massa]]; [[komunikasi interpersonal]]; [[komunikasi antarbudaya]]; [[persuasi]] dan pengaruh sosial; [[komunikasi politik]]; dan [[teknologi komunikasi]]. Para pengkaji mulai mempelajari dan meneliti komunikasi manusia melalui beragam pendekatan [[ontologi]] dan [[epistemologi]]; termasuk [[retorika]], [[semiotika]], [[fenomenologi]], [[sibernetika]], sosiopsikologi, dan tradisi [[teori kritis]].<ref name=":3">{{cite journal
{{Main|Sejarah komunikasi}}
| last = Craig
Kajian komunikasi mulai dibangun oleh murid [[Wilbur Schram]], yaitu orang yang pertama kali mendirikan Departemen Seni Komunikasi Umum, pada awal tahun 1950-an di Universitas Michigan.<ref>
| first = Robert T.
{{Citation
| date = 1999-05-01
| title = Communication Theory as a Field
| url = http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1468-2885.1999.tb00355.x/abstract
| journal = Communication Theory
| language = en
| volume = 9
| issue = 2
| pages = 119–161
| doi = 10.1111/j.1468-2885.1999.tb00355.x
| issn = 1468-2885
}}</ref> Oleh sebab itu, istilah "[[komunikasi]]" digunakan untuk menjelaskan beragam tradisi yang berbeda ini.

Kajian komunikasi modern banyak dikembangkan oleh [[Paul Lazarsfeld]], [[Kurt Lewin]], dan [[Harold Lasswell]] sebagai para pendiri awal pranata pendidikan komunikasi.<ref name=":2">{{cite book|title=The beginnings of communication study in America: A memoir|url=https://archive.org/details/beginningsofcomm0000schr|last=Schramm|first=W. L.|publisher=Sage|year=1997|isbn=|location=Thousand Oaks|pages=}}</ref> Lazarsfeld adalah seorang ahli matematika, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran sosialisme. Dia mendalami metodologi komunikasi dengan menggunakan latar belakangnya sebagai matematikawan. Dia juga banyak mengkaji pengaruh [[propaganda]], lalu merumuskan teori [[dua tahap aliran komunikasi]]; yaitu teori yang menjelaskan bagaimana informasi menyebar dalam opini publik. Teori tersebut masih digunakan hingga masa kini. Sedangkan [[Harold Lasswell]] lebih banyak mengkaji pergerakan kekuasaan dalam [[politik]]. Dia mendalami pengaruh [[efek media]] dalam pesan-pesan [[propaganda]], termasuk penggunaan kajian kritis dan desain [[penelitian kualitatif]]. Dia juga banyak dipengaruhi pemikiran pragmatisme dan psikoanalisa [[Sigmund Freud|Freud]]. Dia berkontribusi dalam merumuskan model-model komunikasi.<ref name=":2" />

Salah satu tokoh komunikasi lainnya adalah [[Kurt Lewin]], yaitu seorang psikolog eksperimen di [[Universitas Berlin]]. Dia banyak berkontribusi dalam penelitian ilmiah teoretis. Dia juga banyak menggunakan ilmu-ilmu alam seperti fisika dan kedokteran dalam merumuskan teorinya. Sedangkan, [[Carl Hovland]] adalah pengkaji [[persuasi]] dengan pendekatan [[Psikoanalisis|psikoanalisa]] [[Sigmund Freud|Freud]]. Dia banyak dipengaruhi aliran pemikiran behaviorisme dari [[Clark L. Hull]]. Dia juga mempelajari masalah-masalah sosial dengan pendekatan multidisipliner di Institut Hubungan Manusia di [[Universitas Yale]].<ref name=":2" />

Di penghujung abad 20, domain akademis dengan beragam departemen dalam kajian komunikasi semakin berkembang; termasuk diantaranya adalah bagian-bagian humaniora seperti seni pertunjukan, seni bercerita, [[analisis]] [[retorika]], cara [[berpikir kritis]]; dan bagian [[ilmu sosial]] seperti percobaan-percobaan ilmiah; serta komponen-komponen [[kedokteran]] atau [[biologi]] seperti gangguan bicara dan bahasa, serta audiologi. Departemen komunikasi juga berhubungan dengan pelatihan-pelatihan profesional, yang berhubungan dengan [[media]], seperti [[Jurnalisme|jurnalistik]], produksi [[media massa]], desain web, dan [[telekomunikasi]]. Sedangkan beberapa kajian komunikasi dengan metode [[penelitian kuantitatif]] seperti desain [[survei]], eksperimen, analisis konten kuantitatif, dan meta-analisis berada pada satu bidang keilmuan yang disebut komunikologi. [[Komunikologi]] mulai dibangun oleh murid [[Wilbur Schram]], yaitu orang pertama yang mendirikan Departemen Ilmu Komunikasi Umum, pada awal tahun 1950-an di Universitas Michigan. [[Universitas Michigan]] adalah universitas pertama di [[Amerika Serikat]] yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam kajian komunikasi.<ref>{{Citation
|last=Rogers
|last=Rogers
|first=Everett M.
|first=Everett M.
|title=The Department of Communication at Michigan State University as a Seed Institution for Communication Study
|author-link=
|date=
|url=
|year=2001
|last2=
|last2=
|first2=
|first2=
|author-link=
|author2-link=
|author2-link=
|title=The Department of Communication at Michigan State University as a Seed Institution for Communication Study
|journal=Communication Studies
|journal=Communication Studies
|volume=52
|volume=52
|issue=3
|issue=3
|pages=234–248
|pages=234–248
|date=
|year=2001
|url=
|doi=
|doi=
|id=}}</ref>
|id=}}</ref> [[Universitas Michigan]] adalah universitas pertama di [[Amerika Serikat]] yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam kajian komunikasi. Program ini adalah program paling unggul dalam bidang komunikasi manusia.


== Batasan kajian ==
== Batasan kajian dan pendekatan teori ==
Kajian komunikasi menghubungkan aspek-aspek ilmu sosial dan humaniora. Secara alami, kajian komunikasi merupakan fokus bidang akademis. Sebagai halnya ilmu sosial, disiplin ilmu ini seringkali terkait dengan [[sosiologi]], [[psikologi]], [[antropologi]], [[biologi]], [[ilmu politik]], [[ekonomi]], [[kebijakan publik]], dan lain sebagainya.
Kajian komunikasi menghubungkan aspek-aspek ilmu sosial dan humaniora. Secara alami, kajian komunikasi merupakan fokus bidang akademis. Sebagai halnya ilmu sosial, disiplin ilmu ini sering kali terkait dengan [[sosiologi]], [[psikologi]], [[antropologi]], [[biologi]], [[ilmu politik]], [[ekonomi]], [[kebijakan publik]], dan lain sebagainya.<ref>
{{cite journal
<ref>
{{citejournal
|last=Calhoun
|last=Calhoun
|first=Craig
|first=Craig
Baris 44: Baris 78:
|publisher=McGill University
|publisher=McGill University
|volume=5
|volume=5
|pages=1479–1496}}</ref> Fokus pengembangan penelitian dalam kajian komunikasi merupakan bagian dari jenjang komunikasi secara umum. Banyak dari mahasiswa yang memilih bidang studi ini untuk meraih gelar doktor. Namun bagi mahasiswa sarjana, fokus kajian ini adalah untuk mempersiapkan mereka dalam memahami proses komunikasi di masyarakat; dan perkembangan kajian komunikasi dalam bidang yang lebih spesifik.<ref>
|pages=1479–1496}}</ref> Fokus pengembangan penelitian dalam kajian komunikasi merupakan bagian dari jenjang komunikasi secara umum. Bagi mahasiswa sarjana, fokus kajian ini adalah untuk mempersiapkan mereka dalam memahami proses komunikasi di masyarakat; serta melakukan pengembangan kajian komunikasi dalam bidang yang lebih spesifik.<ref>
{{cite journal
{{cite journal
|last=Morreale
|last=Morreale
Baris 60: Baris 94:
|pages=1–25}}</ref>
|pages=1–25}}</ref>


Dalam penelitian media [[daring]] dan [[media massa]] misalnya, para peneliti melakukan [[Kode|pengawasandian]] ({{lang-en|decoding}}) yang sangat teliti, untuk menghindari 'reaktansi-pesan' atau 'perlawanan' dalam menerima pesan. Reaksi atas penerimaan pesan juga dapat dipengaruhi oleh pendekatan dalam pembacaan pesan, seperti:
Amerika Serikat memiliki Asosiasi Komunikasi Nasional (AKN) yang mengidentifikasi sembilan sub disiplin kajian komunikasi, yang digunakan untuk memperluas disiplin ilmu diantaranya adalah: [[komunikasi teknis]], kritik budaya, [[komunikasi kesehatan]], [[komunikasi antarbudaya]], [[komunikasi interpersonal]] untuk kelompok, [[komunikasi massa]], [[komunikasi organisasi]], [[komunikasi politik]] atau [[retoris]], dan [[komunikasi lingkungan]]; dimana mahasiswa di sana dapat mengambil program studi ini sebagai pilihan. Program dan mata kuliah lain yang seringkali terhubung dalam program komunikasi diantaranya adalaha [[jurnalistik]], [[studi kritik]] film, [[teater]], [[hubungan masyarakat]], [[ilmu politik]] seperti strategi [[kampanye]], [[komunikasi publik]], kajian [[efek media]] dalam [[pemilu]] seperti [[radio]], [[televisi]], dan produksi [[film]]. Kini sudah banyak program yang menjadi sub bidang dari kajian komunikasi seperti komunikasi termediasi komputer ({{lang-en|computer mediated communication)}} dan penelitian-penelitaian mengenai dampak [[media baru]] terhadap komunikasi.
# "Pembacaan radikal", di mana audiens menolak makna, nilai-nilai, dan pandangan pada teks yang dibangun oleh penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan ditolak.
# "Pembacaan dominan", di mana audiens menerima makna, nilai-nilai, dan pandangan pada teks yang dibangun oleh penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan diterima.
# "Pembacaan subordinat", di mana audiens menerima keseluruhan makna, nilai-nilai, dan pandangan dunia yang dibangun dalam teks oleh sang penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan dipatuhi.<ref>{{cite book
|title = Dictionary of Media and Communications
|last = Marcel
|first = Danesi.
|publisher = M.E.Sharpe, Armonk
|year = 2009
|isbn =
|location = New York
|pages = 8–9}}</ref>
Pendekatan holistik dalam kajian komunikasi dengan konteks politik misalnya adalah untuk menguji beragam kemungkinan, seperti 'aktor' dan saluran televisi, atau media apa saja yang dapat mengubah lansekap [[semiotika]], dan mengubah [[persepsi]]; serta mengubah [[kredibilitas]] dan latar belakang [[memetika]]; lalu mengubah gambaran dari seorang kandidat politik. Bidang [[komunikasi politik]] modern banyak dipengaruhi oleh paktek-praktek pembingkaian doktrin-doktrin operasi informasi, yang diturunkan dari sifat alamiahnya dengan dasar seperti kajian militer dan strategi. Berdasarkan pandangan ini, konsep tindakan dalam [[lingkungan informasi]] sangat relevan. Lingkungan informasi adalah suatu agregasi atau kumpulan dari individu-individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terhubung; seperti individu-individu yang saling berinteraksi, organisasi-organisasi, dan sistem. Dimensi-dimensi ini dikenal sebagai dimensi fisik, informasional, dan kognitif.<ref>{{cite web|title=Chairman of the Joint Chiefs of Staff, U.S. Army (2012). Information Operations. Joint Publication 3-13. Joint Doctrine Support Division, 116 Lake View Parkway, Suffolk, VA.|url=http://www.dtic.mil/doctrine/new_pubs/jp3_13.pdf|format=PDF|website=Dtic.mil|language=en|accessdate=2017-05-01|archive-date=2017-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20170504054720/http://www.dtic.mil/doctrine/new_pubs/jp3_13.pdf|dead-url=yes}}</ref>

Asosiasi Komunikasi Nasional (AKN) di Amerika Serikat mengidentifikasi sembilan sub-disiplin kajian komunikasi, diantaranya adalah [[komunikasi teknis]], kritik budaya, [[komunikasi kesehatan]], [[komunikasi antarbudaya]], [[komunikasi interpersonal]], [[komunikasi massa]], [[komunikasi organisasi]], [[komunikasi politik]] atau [[retorika]], dan [[komunikasi lingkungan]]. Program dan mata kuliah lain yang sering kali terhubung dalam program kajian komunikasi diantaranya adalah [[jurnalistik]]; [[studi kritik]] film; [[teater]]; [[hubungan masyarakat]]; [[ilmu politik]] seperti strategi [[kampanye]]; [[komunikasi publik]]; kajian [[efek media]] dalam [[pemilu]], seperti [[radio]], [[televisi]], dan produksi [[film]]. Kini sudah banyak program yang menjadi sub-bidang dari kajian komunikasi seperti komunikasi termediasi komputer ({{lang-en|computer mediated communication)}} dan penelitian-penelitian mengenai dampak [[media baru]] terhadap komunikasi.


== Bentuk umum komunikasi ==
== Bentuk umum komunikasi ==
[[Berkas:Communication shannon-weaver2.svg|jmpl|ka|250px|Deskripsi pengiriman pesan dari komunikator ke komunikan]]
[[Komunikasi massa]] memiliki peran vital dalam mempengaruhi jumlah audiens. Pada dasarnya komunikasi massa memiliki dua bentuk komunikasi yaitu [[komunikasi interpersonal]] dan komunikasi dengan media. Adapun bentuk umum dalam komunikasi terdiri dari [[komunikasi intrapersonal]], [[komunikasi diadik]], [[komunikasi kelompok]], [[komunikasi publik]], dan [[komunikasi massa]].
[[Komunikasi massa]] memiliki peran vital dalam mempengaruhi jumlah audiens. Pada dasarnya komunikasi massa memiliki dua bentuk komunikasi yaitu [[komunikasi interpersonal]] dan komunikasi dengan media. Adapun bentuk umum dalam komunikasi terdiri dari [[komunikasi intrapersonal]], [[komunikasi diadik]], [[komunikasi kelompok]], [[komunikasi publik]], dan [[komunikasi massa]].


=== Komunikasi intrapersonal ===
=== Komunikasi intrapersonal ===
{{Main|Komunikasi intrapersonal}}
{{Main|Komunikasi intrapersonal}}
Komunikasi intrapersonal terjadi pada diri sendiri, dimana pengirim dan penerima pesan terjadi hanya pada satu orang. Jadi umpan balik bekerja tanpa interupsi. Contohnya seseorang dapat berkomunikasi tentang kesakitan, pemikiran, perasaan, emosi, dan lain sebagainya kepada dirinya sendiri.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://communicationtheory.org/forms-of-communication/|title=Forms of Communication|newspaper=Communication Theory|language=en-US|access-date=2017-10-14}}</ref>
Komunikasi intrapersonal terjadi pada diri sendiri, di mana pengirim dan penerima pesan terjadi hanya pada satu orang. Jadi umpan balik bekerja tanpa interupsi. Contohnya seseorang dapat berkomunikasi tentang kesakitan, pemikiran, perasaan, emosi, dan lain sebagainya, hanya kepada dirinya sendiri.<ref name=":0">{{cite news|url=http://communicationtheory.org/forms-of-communication/|title=Forms of Communication|newspaper=Communication Theory|language=en-US|access-date=2017-10-14}}</ref>

=== Komunikasi diadik ===
=== Komunikasi diadik ===
Komunikasi diadik terjadi jika dua orang terlibat dalam proses komunikasi; dimana sumber pesan menjadi penerima pesan, dan sebaliknya.<ref name=":0" /> Hal ini terjadi karena proses komunikasi terjadi dinamis dan pemberian respon terjadi antara sumber dan penerima pesan.
Komunikasi diadik terjadi jika dua orang terlibat dalam proses komunikasi; di mana sumber pesan menjadi penerima pesan, dan sebaliknya.<ref name=":0" /> Hal ini terjadi karena proses komunikasi terjadi dinamis dan pemberian respon terjadi antara sumber dan penerima pesan.

=== Komunikasi kelompok ===
=== Komunikasi kelompok ===
Pada bentuk komunikasi diadik, proses komunikasi hanya melibatkan dua orang. Sedangkan bentuk komunikasi kelompok terdapat lebih dari dua orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam bentuk komunikasi ini, semua orang dapat menjadi sumber pemberi pesan, dan saling memberikan respon satu sama lain.<ref name=":0" /> Dalam bentuk komunikasi kelompok, terdapat empat pola yang seringkali banyak digunakan, diantaranya:
Pada bentuk komunikasi diadik, proses komunikasi hanya melibatkan dua orang. Sedangkan bentuk komunikasi kelompok terdiri lebih dari dua orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam bentuk komunikasi ini, semua orang dapat menjadi sumber pemberi pesan, dan saling memberikan respon satu sama lain.<ref name=":0" /> Dalam bentuk komunikasi kelompok, terdapat empat pola yang sering kali banyak digunakan, diantaranya:
* '''Pola lingkaran'''
* '''Pola lingkaran'''
Dalam komunikasi pola lingkaran, pengirim pesan merupakan pemimmpin kelompok dengan anggota kelompok sebagai penerimanya; dimana pemimpin kelompok mengirimkan pesannya secara langsung kepada salah satu anggota kelompok, dan anggota kelompok yang menerima pesan tersebut ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Tidak ada dari anggota kelompok lainnya yang menerima pesan tersebut langsung dari pemimpin kelompok. Dalam pola ini, pesan dari pengirim pesan sampai ke seluruh anggota kelompok dengan cara saling menginformasikan pesan tersebut dalam anggota kelompok, karena akan membutuhkan banyak waktu untuk bertemu sang pengirim pesan.<ref name=":1">{{Cite news|url=http://communicationtheory.org/patterns-of-communication/|title=Patterns of Communication|newspaper=Communication Theory|language=en-US|access-date=2017-10-14}}</ref>
Dalam komunikasi pola lingkaran, pengirim pesan merupakan pemimpin kelompok dengan para anggota kelompok sebagai penerimanya; di mana pemimpin kelompok mengirimkan pesan secara langsung kepada salah satu anggota kelompok; dan anggota kelompok yang menerima pesan tersebut ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Tidak ada dari anggota kelompok lainnya yang menerima pesan tersebut secara langsung dari pemimpin kelompok. Dalam pola ini, pesan dari pengirim pesan sampai ke seluruh anggota kelompok dengan cara saling menginformasikan pesan tersebut dalam anggota kelompok, karena tidak tersedianya waktu bagi anggota kelompok untuk bertemu langsung dengan sumber pesan atau ketua kelompok.<ref name=":1">{{cite news|url=http://communicationtheory.org/patterns-of-communication/|title=Patterns of Communication|newspaper=Communication Theory|language=en-US|access-date=2017-10-14}}</ref>
* '''Pola rantai'''
* '''Pola rantai'''
Dalam komunikasi pola rantai, akan ditemui masalah yang sama seperti pada komunikasi pola lingkaran. Bagian terburuk dari pola ini adalah, penerima pesan terakhir mungkin sengkali menerima pesan yang tidak sama atau 'termodifikasi' dari pesan awalnya. Dalam kasus ini, pemimpin kelompok tidak dapat menemukan apakah penerima terakhir tersebut menerima informasi yang benar atau tidak; karena tidak ada umpan balik yang dapat mengidentifikasi distorsi pesan ini.<ref name=":1" />
Dalam komunikasi pola rantai, akan ditemui masalah yang sama seperti pada komunikasi pola lingkaran. Bagian terburuk dari pola ini adalah, penerima pesan paling terakhir sering kali menerima pesan yang tidak sama atau 'termodifikasi' dari pesan awalnya. Dalam kasus ini, pemimpin kelompok tidak dapat menemukan apakah penerima terakhir tersebut menerima informasi yang benar atau tidak; karena tidak ada umpan balik yang dapat mengidentifikasi distorsi pesan ini.<ref name=":1" />
* '''Pola Y'''
* '''Pola Y'''
Komunikasi pola Y merupakan komunikasi yang lebih kompleks dan juga memiliki masalah komunikasi yang sama seperti dalam pola lingkaran ataupun pola rantai; karena anggota kelompok terbagi menjadi tiga kelompok kecil, dan suatu anggota kelompok kecil tidak dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok kecil lainnya, kecuali lewat pemimpin kelompok.<ref name=":1" />
Komunikasi pola Y merupakan komunikasi yang lebih kompleks dan juga memiliki masalah komunikasi yang sama seperti dalam pola lingkaran dan pola rantai, karena anggota kelompok terbagi menjadi tiga kelompok kecil; dan suatu anggota kelompok kecil tidak dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok kecil lainnya, kecuali lewat pemimpin kelompok.<ref name=":1" />
* '''Pola Roda'''
* '''Pola Roda'''
Komunikasi kelompok dengan pola roda, adalah pola komunikasi terbaik dibandingkan tiga pola sebelumnya; dimana pemimpin kelompok memiliki kontak langsung dengan seluruh anggota kelompok. Pada komunikasi pola ini hampir dipastikan tidak akan ada masalah komunikasi, masalah waktu maupun umpan balik dari anggota kelompok. Namun, semua anggota kelompok tidak dapat terhubung satu sama lain.<ref name=":1" />
Komunikasi kelompok dengan pola roda, adalah pola komunikasi terbaik dibandingkan tiga pola komunikasi sebelumnya; di mana pemimpin kelompok memiliki kontak langsung dengan seluruh anggota kelompok. Pada komunikasi pola ini hampir dipastikan tidak akan terjadi masalah komunikasi, baik masalah waktu atau masalah umpan balik dari anggota kelompok. Namun, semua anggota kelompok tidak dapat terhubung satu sama lain.<ref name=":1" />

=== Komunikasi publik ===
=== Komunikasi publik ===
{{Main|Komunikasi publik}}
{{Main|Komunikasi publik}}
Dalam komunikasi publlik, pesan diberikan hanya oleh satu orang atau satu entitas dengan jumlah penerima pesan yang sangat banyak. Berbeda dengan bentuk komunikasi kelompok; dimana semua entitas yang terlibat dapat saling memberikan respon, baik sebagai pemberi atau penerima pesan; maka dalam komunikasi publik, semua audiens lebih difokuskan perhatiannya pada pemberi pesan.<ref name=":0" />
Dalam komunikasi publlik, pesan diberikan hanya oleh satu orang atau satu entitas dengan jumlah penerima pesan yang sangat banyak. Berbeda dengan bentuk komunikasi kelompok; di mana semua entitas yang terlibat dapat saling memberikan respon, baik sebagai pemberi atau penerima pesan. Maka dalam komunikasi publik, semua audiens lebih difokuskan perhatiannya pada pemberi pesan.<ref name=":0" />


=== Komunikasi massa ===
=== Komunikasi massa ===
{{Main|Komunikasi massa}}
{{Main|Komunikasi massa}}
Bentuk komunikasi massa, biasanya memiliki jumlah audiens yang sangat banyak, dan tidak dapat dikelompokkan dalam satu tempat. Oleh sebab itu, bentuk komunikasi massa akan membutuhkan alat atau teknologi supaya proses komunikasi dapat berlangsung. Namun, karena tidak adanya akses kepada penerima pesan, maka media lain seperti surat kabar, radio, televisi atau internet sangat dibutuhkan. Selain itu, dalam bentuk komunikasi ini respon audiens sangat sedikit dan lambat.<ref name=":0" /> Bidang khusus yang lebih fokus mempelajari komunikasi massa adalah [[kajian media]].
Bentuk komunikasi massa, biasanya memiliki jumlah audiens yang sangat banyak, dan tidak dapat dikelompokkan dalam satu tempat. Oleh sebab itu, bentuk komunikasi massa akan membutuhkan alat atau teknologi supaya proses komunikasi dapat berlangsung. Maka, karena tidak adanya akses kepada penerima pesan, media lain seperti [[Koran|surat kabar]], radio, televisi atau internet sangat dibutuhkan. Namun, dalam bentuk komunikasi ini respon audiens sangat sedikit dan lambat.<ref name=":0" /> Bidang khusus yang lebih fokus mempelajari komunikasi massa adalah [[kajian media]].

== Konteks budaya komunikasi ==
Konsep budaya "konteks tinggi" dan budaya "konteks rendah" pertama kali dipopulerkan oleh [[Edward Hall]] dalam menjelaskan perbedaan budaya secara umum dalam masyarakat. Masyarakat atau kelompok ini dilihat sebagai budaya "konteks tinggi" atau budaya "konteks rendah" berdasarkan aspek hubungan antar individu dan adanya keterhubungan dalam jangka waktu yang lama. Banyak aspek kebiasaan dari suatu budaya tidak dikomunikasikan secara [[eksplisit]], karena anggota suatu kelompok atau masyarakat tersebut sudah mengetahui tentang apa yang sedang dilakukan; dan apa yang harus dipikirkan, dalam berinteraksi satu sama lain, selama bertahun-tahun.<ref name=":4" /> Salah satu budaya dengan "konteks tinggi" adalah hubungan-hubungan [[keluarga]] dan [[kekerabatan]]. Sedangkan budaya dengan "konteks rendah" lebih ditujukan kepada masyarakat dengan hubungan berdurasi pendek; atau masyarakat yang hanya berhubungan untuk alasan-alasan spesifik. Pada masyarakat ini, [[kebiasaan]] dan [[kepercayaan]] harus diungkapkan secara eksplisit, supaya orang-orang yang baru masuk pada lingkungan budaya tersebut mengetahui apa dan bagaimana harus bersikap di lingkungan dengan budaya yang sama sekali baru.<ref name=":4" /> Adapun perbedaan antara budaya "konteks tinggi" dan "konteks rendah", dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

{| class="wikitable mw-collapsible" style="margin-left: auto; margin-right: auto; border: none;"
! Budaya "konteks tinggi"
! Budaya "konteks rendah"
|-
| Memiliki tingkat kekerabatan yang sangat dekat, dengan hubungan antar individu yang sedikit bicara; atau jarang menggunakan gaya komunikasi eksplisit dan gaya informasi formal
| Lebih berorientasi aturan, di mana masyarakat mengikuti aturan-aturan eksternal
|-
| Pengetahuan berdasarkan situasi, dan relasi
| Pengetahuan lebih banyak dikodifikasi, bersifat publlik, eksternal dan dapat diakses
|-
| Beberapa hubungan lintas sektoral atau berupa persimpangan dengan orang lain
| Berdasarkan urutan yang dipisahkan oleh waktu, ruang, aktivitas, dan hubungan-hubungan
|-
| Hubungan jangka panjang
| Lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan-hubungan interpersonal dengan durasi pendek
|-
| Pemahaman lebih banyak diinternalisasi lewat apa yang dikomunikasikan
| Pengetahuan lebih sering dikomunikasikan
|-
| Adanya batasan yang kuat tentang siapa saja yang diterima sebagai kerabat dan siapa saja yang dianggap "orang luar"
| Berfokus pada tugas
|-
| Keputusan dan aktivitas berfokus pada hubungan-hubungan langsung, dan sering kali di sekitar orang-orang yang memiliki otoritas
| Keputusan dan aktivitas lebih banyak berfokus pada apa yang harus segera diselesaikan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab individu
|}

Setiap masyarakat memiliki campuran atau bentuk masing-masing dari kedua konteks budaya, baik budaya "konteks tinggi" maupun "konteks rendah" ini. Oleh sebab itu, kedua konteks budaya ini berguna dalam menjelaskan beberapa aspek dari suatu budaya, khususnya dalam memahami situasi dan lingkungan tertentu dalam masyarakat.<ref name=":4">{{cite web|url=http://www.culture-at-work.com/highlow.html|title=High and low context|website=www.culture-at-work.com|language=en|access-date=2017-10-18}}</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Filsafat bahasa]]
* [[Ilmu komunikasi]]
* [[Ilmu komunikasi]]
* [[Teori komunikasi]]
* [[Kajian budaya]]
* [[Teori kritis]]
* [[Retoris]]
* [[Linguistik]]
* [[Linguistik]]
* [[Filsafat bahasa]]
* [[Retorika]]
* [[Semiotika]]
* [[Semiotika]]
* [[Kajian budaya]]
* [[Teori komunikasi]]
* [[Teori kritis]]


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
{{Reflist|35em}}
{{Reflist|35em}}

== Bacaan lanjut ==
== Bacaan lanjut ==
{{refbegin|2|indent=yes}}
{{refbegin|2|indent=yes}}
: {{cite book
|title=Communication as Culture
|last1=Carey
|first1=James.
|year=1988
|publisher=
|location=
|ref=harv
}}
: {{cite book
: {{cite book
|last1=Cohen
|last1=Cohen
Baris 117: Baris 192:
|editor-last=VA
|editor-last=VA
|title=The History of Speech Communication: The Emergence of a Discipline, 1914-1945
|title=The History of Speech Communication: The Emergence of a Discipline, 1914-1945
|url=https://archive.org/details/historyofspeechc0000cohe
|publisher=Speech Communication Association
|publisher=Speech Communication Association
|year=1994
|year=1994
Baris 129: Baris 205:
|publisher=Southern Illinois University Press
|publisher=Southern Illinois University Press
|location=Carbondale, IL
|location=Carbondale, IL
|ref=harv
}}
: {{cite book
|last1=Packer
|first1=J.
|editor-first=Robertson
|editor-last=C
|title=Thinking with James Carey: Essays on Communications, Transportation, History
|year=2006
|publisher=
|location=
|ref=harv
}}
: {{cite book
|last1=Peters
|first1=John Durham.
|editor-first=Peter
|editor-last=Simonson
|title=Mass Communication and American Social Thought: Key Texts 1919-1968
|year=2004
|publisher=
|location=
|ref=harv
}}

: '''Jurnal akademik''':
: {{cite journal
|last1=Wahl-Jorgensen
|first1=Karin
|title=How Not to Found a Field: New Evidence on the Origins of Mass Communication Research
|Journal=
|location=
|year=2004
|publisher=
|volume=
|issue=
|isbn=
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
Baris 173: Baris 212:
{{Library resources box |by=no |onlinebooks=no |others=no |cheading=yes}}
{{Library resources box |by=no |onlinebooks=no |others=no |cheading=yes}}


* {{Wikiquote-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}
* {{commons category-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}
* {{commons category-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}
* {{Wikisource-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}
* {{Wikisource-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}
* {{Wikiquote-inline|Communication studies|Kajian komunikasi}}


{{Kajian komunikasi|autocollapse}}
{{Kajian komunikasi|autocollapse}}

Revisi per 22 Februari 2024 03.25

Komunikasi (bahasa Inggris: communication) berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama' atau communico, communicatio atau communicare yang berarti 'membuat sama' (bahasa Inggris: make to common).[1] Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.[2] Selain itu, definisi lain komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.[3] Sedangkan 'kajian komunikasi' adalah suatu disiplin akademis yang mempelajari proses komunikasi manusia. Adapun jenis komunikasi terdiri dari tiga tipe, diantaranya adalah komunikasi "verbal" yaitu sebuah proses komunikasi yang dilakukan untuk memahami makna sebuah pesan dengan melibatkan pendengaran; komunikasi "tertulis" yang artinya sebuah pesan didapatkan melalui proses membaca; dan komunikasi "nonverbal" atau proses komunikasi yang melibatkan pengamatan seseorang dalam menyimpulkan makna.[4] Kajian komunikasi terdiri dari beragam topik, mulai dari percakapan langsung hingga komunikasi lewat media seperti penyiaran televisi, atau radio. Kajian komunikasi juga menguji bagaimana sebuah pesan ditafsirkan dengan menggunakan dimensi politik, budaya, ekonomi, semiotika, hermeneutika, dan dimensi sosial berdasarkan konteks komunikasinya. Misalnya ilmu Statistika, merupakan disiplin ilmu dengan pendekatan kuantitatif dalam mengkomunikasikan ilmu eksakta. Statistika juga merupakan topik dalam penelitian kajian komunikasi, yang sering kali digunakan sebagai alat untuk memperkuat klaim.[5]

Sejarah kajian komunikasi

Studi tentang komunikasi manusia berawal dari peradaban Yunani Kuno dan Romawi dengan filsuf seperti Sokrates, Cicero, dan Plato. Di zamannya, kajian ini disebut dengan apa yang kini dikenal sebagai retorika publik; komunikasi publik atau orasi; dan persuasi. Lalu, seiring dengan perkembangan zaman, kajian komunikasi menjadi lebih banyak dipelajari khususnya selama Perang Dunia I dan II. Para pengkaji mengerti betapa pentingnya mempelajari proses pembuatan pesan dan pertukarannya. Kemudian mereka membangun pusat-pusat komunikasi di institusinya masing-masing.[6] Kajian komunikasi modern sangat berkembang selama beberapa dekade. Beragam pendekatan metodologi digunakan terhadap topik kajian yang berbeda pula. Para pengkaji juga mempelajari topik-topik yang berhubungan dengan sub-bidang kajian komunikasi seperti komunikasi kesehatan; komunikasi massa; komunikasi interpersonal; komunikasi antarbudaya; persuasi dan pengaruh sosial; komunikasi politik; dan teknologi komunikasi. Para pengkaji mulai mempelajari dan meneliti komunikasi manusia melalui beragam pendekatan ontologi dan epistemologi; termasuk retorika, semiotika, fenomenologi, sibernetika, sosiopsikologi, dan tradisi teori kritis.[6] Oleh sebab itu, istilah "komunikasi" digunakan untuk menjelaskan beragam tradisi yang berbeda ini.

Kajian komunikasi modern banyak dikembangkan oleh Paul Lazarsfeld, Kurt Lewin, dan Harold Lasswell sebagai para pendiri awal pranata pendidikan komunikasi.[7] Lazarsfeld adalah seorang ahli matematika, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran sosialisme. Dia mendalami metodologi komunikasi dengan menggunakan latar belakangnya sebagai matematikawan. Dia juga banyak mengkaji pengaruh propaganda, lalu merumuskan teori dua tahap aliran komunikasi; yaitu teori yang menjelaskan bagaimana informasi menyebar dalam opini publik. Teori tersebut masih digunakan hingga masa kini. Sedangkan Harold Lasswell lebih banyak mengkaji pergerakan kekuasaan dalam politik. Dia mendalami pengaruh efek media dalam pesan-pesan propaganda, termasuk penggunaan kajian kritis dan desain penelitian kualitatif. Dia juga banyak dipengaruhi pemikiran pragmatisme dan psikoanalisa Freud. Dia berkontribusi dalam merumuskan model-model komunikasi.[7]

Salah satu tokoh komunikasi lainnya adalah Kurt Lewin, yaitu seorang psikolog eksperimen di Universitas Berlin. Dia banyak berkontribusi dalam penelitian ilmiah teoretis. Dia juga banyak menggunakan ilmu-ilmu alam seperti fisika dan kedokteran dalam merumuskan teorinya. Sedangkan, Carl Hovland adalah pengkaji persuasi dengan pendekatan psikoanalisa Freud. Dia banyak dipengaruhi aliran pemikiran behaviorisme dari Clark L. Hull. Dia juga mempelajari masalah-masalah sosial dengan pendekatan multidisipliner di Institut Hubungan Manusia di Universitas Yale.[7]

Di penghujung abad 20, domain akademis dengan beragam departemen dalam kajian komunikasi semakin berkembang; termasuk diantaranya adalah bagian-bagian humaniora seperti seni pertunjukan, seni bercerita, analisis retorika, cara berpikir kritis; dan bagian ilmu sosial seperti percobaan-percobaan ilmiah; serta komponen-komponen kedokteran atau biologi seperti gangguan bicara dan bahasa, serta audiologi. Departemen komunikasi juga berhubungan dengan pelatihan-pelatihan profesional, yang berhubungan dengan media, seperti jurnalistik, produksi media massa, desain web, dan telekomunikasi. Sedangkan beberapa kajian komunikasi dengan metode penelitian kuantitatif seperti desain survei, eksperimen, analisis konten kuantitatif, dan meta-analisis berada pada satu bidang keilmuan yang disebut komunikologi. Komunikologi mulai dibangun oleh murid Wilbur Schram, yaitu orang pertama yang mendirikan Departemen Ilmu Komunikasi Umum, pada awal tahun 1950-an di Universitas Michigan. Universitas Michigan adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam kajian komunikasi.[8]

Batasan kajian dan pendekatan teori

Kajian komunikasi menghubungkan aspek-aspek ilmu sosial dan humaniora. Secara alami, kajian komunikasi merupakan fokus bidang akademis. Sebagai halnya ilmu sosial, disiplin ilmu ini sering kali terkait dengan sosiologi, psikologi, antropologi, biologi, ilmu politik, ekonomi, kebijakan publik, dan lain sebagainya.[9] Fokus pengembangan penelitian dalam kajian komunikasi merupakan bagian dari jenjang komunikasi secara umum. Bagi mahasiswa sarjana, fokus kajian ini adalah untuk mempersiapkan mereka dalam memahami proses komunikasi di masyarakat; serta melakukan pengembangan kajian komunikasi dalam bidang yang lebih spesifik.[10]

Dalam penelitian media daring dan media massa misalnya, para peneliti melakukan pengawasandian (bahasa Inggris: decoding) yang sangat teliti, untuk menghindari 'reaktansi-pesan' atau 'perlawanan' dalam menerima pesan. Reaksi atas penerimaan pesan juga dapat dipengaruhi oleh pendekatan dalam pembacaan pesan, seperti:

  1. "Pembacaan radikal", di mana audiens menolak makna, nilai-nilai, dan pandangan pada teks yang dibangun oleh penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan ditolak.
  2. "Pembacaan dominan", di mana audiens menerima makna, nilai-nilai, dan pandangan pada teks yang dibangun oleh penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan diterima.
  3. "Pembacaan subordinat", di mana audiens menerima keseluruhan makna, nilai-nilai, dan pandangan dunia yang dibangun dalam teks oleh sang penulis pesan. Dampaknya adalah: pesan dipatuhi.[11]

Pendekatan holistik dalam kajian komunikasi dengan konteks politik misalnya adalah untuk menguji beragam kemungkinan, seperti 'aktor' dan saluran televisi, atau media apa saja yang dapat mengubah lansekap semiotika, dan mengubah persepsi; serta mengubah kredibilitas dan latar belakang memetika; lalu mengubah gambaran dari seorang kandidat politik. Bidang komunikasi politik modern banyak dipengaruhi oleh paktek-praktek pembingkaian doktrin-doktrin operasi informasi, yang diturunkan dari sifat alamiahnya dengan dasar seperti kajian militer dan strategi. Berdasarkan pandangan ini, konsep tindakan dalam lingkungan informasi sangat relevan. Lingkungan informasi adalah suatu agregasi atau kumpulan dari individu-individu, organisasi, dan sistem yang mengumpulkan, memproses, dan menyebarkan atau bertindak berdasarkan informasi. Lingkungan ini terdiri dari tiga dimensi yang saling terhubung; seperti individu-individu yang saling berinteraksi, organisasi-organisasi, dan sistem. Dimensi-dimensi ini dikenal sebagai dimensi fisik, informasional, dan kognitif.[12]

Asosiasi Komunikasi Nasional (AKN) di Amerika Serikat mengidentifikasi sembilan sub-disiplin kajian komunikasi, diantaranya adalah komunikasi teknis, kritik budaya, komunikasi kesehatan, komunikasi antarbudaya, komunikasi interpersonal, komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi politik atau retorika, dan komunikasi lingkungan. Program dan mata kuliah lain yang sering kali terhubung dalam program kajian komunikasi diantaranya adalah jurnalistik; studi kritik film; teater; hubungan masyarakat; ilmu politik seperti strategi kampanye; komunikasi publik; kajian efek media dalam pemilu, seperti radio, televisi, dan produksi film. Kini sudah banyak program yang menjadi sub-bidang dari kajian komunikasi seperti komunikasi termediasi komputer (bahasa Inggris: computer mediated communication) dan penelitian-penelitian mengenai dampak media baru terhadap komunikasi.

Bentuk umum komunikasi

Deskripsi pengiriman pesan dari komunikator ke komunikan

Komunikasi massa memiliki peran vital dalam mempengaruhi jumlah audiens. Pada dasarnya komunikasi massa memiliki dua bentuk komunikasi yaitu komunikasi interpersonal dan komunikasi dengan media. Adapun bentuk umum dalam komunikasi terdiri dari komunikasi intrapersonal, komunikasi diadik, komunikasi kelompok, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

Komunikasi intrapersonal

Komunikasi intrapersonal terjadi pada diri sendiri, di mana pengirim dan penerima pesan terjadi hanya pada satu orang. Jadi umpan balik bekerja tanpa interupsi. Contohnya seseorang dapat berkomunikasi tentang kesakitan, pemikiran, perasaan, emosi, dan lain sebagainya, hanya kepada dirinya sendiri.[13]

Komunikasi diadik

Komunikasi diadik terjadi jika dua orang terlibat dalam proses komunikasi; di mana sumber pesan menjadi penerima pesan, dan sebaliknya.[13] Hal ini terjadi karena proses komunikasi terjadi dinamis dan pemberian respon terjadi antara sumber dan penerima pesan.

Komunikasi kelompok

Pada bentuk komunikasi diadik, proses komunikasi hanya melibatkan dua orang. Sedangkan bentuk komunikasi kelompok terdiri lebih dari dua orang yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam bentuk komunikasi ini, semua orang dapat menjadi sumber pemberi pesan, dan saling memberikan respon satu sama lain.[13] Dalam bentuk komunikasi kelompok, terdapat empat pola yang sering kali banyak digunakan, diantaranya:

  • Pola lingkaran

Dalam komunikasi pola lingkaran, pengirim pesan merupakan pemimpin kelompok dengan para anggota kelompok sebagai penerimanya; di mana pemimpin kelompok mengirimkan pesan secara langsung kepada salah satu anggota kelompok; dan anggota kelompok yang menerima pesan tersebut ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Tidak ada dari anggota kelompok lainnya yang menerima pesan tersebut secara langsung dari pemimpin kelompok. Dalam pola ini, pesan dari pengirim pesan sampai ke seluruh anggota kelompok dengan cara saling menginformasikan pesan tersebut dalam anggota kelompok, karena tidak tersedianya waktu bagi anggota kelompok untuk bertemu langsung dengan sumber pesan atau ketua kelompok.[14]

  • Pola rantai

Dalam komunikasi pola rantai, akan ditemui masalah yang sama seperti pada komunikasi pola lingkaran. Bagian terburuk dari pola ini adalah, penerima pesan paling terakhir sering kali menerima pesan yang tidak sama atau 'termodifikasi' dari pesan awalnya. Dalam kasus ini, pemimpin kelompok tidak dapat menemukan apakah penerima terakhir tersebut menerima informasi yang benar atau tidak; karena tidak ada umpan balik yang dapat mengidentifikasi distorsi pesan ini.[14]

  • Pola Y

Komunikasi pola Y merupakan komunikasi yang lebih kompleks dan juga memiliki masalah komunikasi yang sama seperti dalam pola lingkaran dan pola rantai, karena anggota kelompok terbagi menjadi tiga kelompok kecil; dan suatu anggota kelompok kecil tidak dapat berkomunikasi dengan anggota kelompok kecil lainnya, kecuali lewat pemimpin kelompok.[14]

  • Pola Roda

Komunikasi kelompok dengan pola roda, adalah pola komunikasi terbaik dibandingkan tiga pola komunikasi sebelumnya; di mana pemimpin kelompok memiliki kontak langsung dengan seluruh anggota kelompok. Pada komunikasi pola ini hampir dipastikan tidak akan terjadi masalah komunikasi, baik masalah waktu atau masalah umpan balik dari anggota kelompok. Namun, semua anggota kelompok tidak dapat terhubung satu sama lain.[14]

Komunikasi publik

Dalam komunikasi publlik, pesan diberikan hanya oleh satu orang atau satu entitas dengan jumlah penerima pesan yang sangat banyak. Berbeda dengan bentuk komunikasi kelompok; di mana semua entitas yang terlibat dapat saling memberikan respon, baik sebagai pemberi atau penerima pesan. Maka dalam komunikasi publik, semua audiens lebih difokuskan perhatiannya pada pemberi pesan.[13]

Komunikasi massa

Bentuk komunikasi massa, biasanya memiliki jumlah audiens yang sangat banyak, dan tidak dapat dikelompokkan dalam satu tempat. Oleh sebab itu, bentuk komunikasi massa akan membutuhkan alat atau teknologi supaya proses komunikasi dapat berlangsung. Maka, karena tidak adanya akses kepada penerima pesan, media lain seperti surat kabar, radio, televisi atau internet sangat dibutuhkan. Namun, dalam bentuk komunikasi ini respon audiens sangat sedikit dan lambat.[13] Bidang khusus yang lebih fokus mempelajari komunikasi massa adalah kajian media.

Konteks budaya komunikasi

Konsep budaya "konteks tinggi" dan budaya "konteks rendah" pertama kali dipopulerkan oleh Edward Hall dalam menjelaskan perbedaan budaya secara umum dalam masyarakat. Masyarakat atau kelompok ini dilihat sebagai budaya "konteks tinggi" atau budaya "konteks rendah" berdasarkan aspek hubungan antar individu dan adanya keterhubungan dalam jangka waktu yang lama. Banyak aspek kebiasaan dari suatu budaya tidak dikomunikasikan secara eksplisit, karena anggota suatu kelompok atau masyarakat tersebut sudah mengetahui tentang apa yang sedang dilakukan; dan apa yang harus dipikirkan, dalam berinteraksi satu sama lain, selama bertahun-tahun.[15] Salah satu budaya dengan "konteks tinggi" adalah hubungan-hubungan keluarga dan kekerabatan. Sedangkan budaya dengan "konteks rendah" lebih ditujukan kepada masyarakat dengan hubungan berdurasi pendek; atau masyarakat yang hanya berhubungan untuk alasan-alasan spesifik. Pada masyarakat ini, kebiasaan dan kepercayaan harus diungkapkan secara eksplisit, supaya orang-orang yang baru masuk pada lingkungan budaya tersebut mengetahui apa dan bagaimana harus bersikap di lingkungan dengan budaya yang sama sekali baru.[15] Adapun perbedaan antara budaya "konteks tinggi" dan "konteks rendah", dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Budaya "konteks tinggi" Budaya "konteks rendah"
Memiliki tingkat kekerabatan yang sangat dekat, dengan hubungan antar individu yang sedikit bicara; atau jarang menggunakan gaya komunikasi eksplisit dan gaya informasi formal Lebih berorientasi aturan, di mana masyarakat mengikuti aturan-aturan eksternal
Pengetahuan berdasarkan situasi, dan relasi Pengetahuan lebih banyak dikodifikasi, bersifat publlik, eksternal dan dapat diakses
Beberapa hubungan lintas sektoral atau berupa persimpangan dengan orang lain Berdasarkan urutan yang dipisahkan oleh waktu, ruang, aktivitas, dan hubungan-hubungan
Hubungan jangka panjang Lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan-hubungan interpersonal dengan durasi pendek
Pemahaman lebih banyak diinternalisasi lewat apa yang dikomunikasikan Pengetahuan lebih sering dikomunikasikan
Adanya batasan yang kuat tentang siapa saja yang diterima sebagai kerabat dan siapa saja yang dianggap "orang luar" Berfokus pada tugas
Keputusan dan aktivitas berfokus pada hubungan-hubungan langsung, dan sering kali di sekitar orang-orang yang memiliki otoritas Keputusan dan aktivitas lebih banyak berfokus pada apa yang harus segera diselesaikan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab individu

Setiap masyarakat memiliki campuran atau bentuk masing-masing dari kedua konteks budaya, baik budaya "konteks tinggi" maupun "konteks rendah" ini. Oleh sebab itu, kedua konteks budaya ini berguna dalam menjelaskan beberapa aspek dari suatu budaya, khususnya dalam memahami situasi dan lingkungan tertentu dalam masyarakat.[15]

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Mulyana, Deddy, Prof. (2007). Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 
  2. ^ Rohim, Syaiful (2009). Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 
  3. ^ "komunikasi - Wiktionary bahasa Indonesia". id.wiktionary.org. Diakses tanggal 2017-10-13. 
  4. ^ "Leadership and Organizational Behavior" (dalam bahasa Inggris). 2016-03-10. Archived from the original on 2016-03-10. Diakses tanggal 2017-10-13. 
  5. ^ Hayes, Andrew F. (2005). Statistical Methods for Communication Science. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. hlm. 8–9. 
  6. ^ a b Craig, Robert T. (1999-05-01). "Communication Theory as a Field". Communication Theory (dalam bahasa Inggris). 9 (2): 119–161. doi:10.1111/j.1468-2885.1999.tb00355.x. ISSN 1468-2885. 
  7. ^ a b c Schramm, W. L. (1997). The beginnings of communication study in America: A memoir. Thousand Oaks: Sage. 
  8. ^ Rogers, Everett M. (2001), "The Department of Communication at Michigan State University as a Seed Institution for Communication Study", Communication Studies, 52 (3): 234–248 
  9. ^ Calhoun, Craig (2011). "Communication as Social Science (And More)" (PDF). International Journal of Communication. McGill University. 5: 1479–1496. 
  10. ^ Morreale, Sherwyn; Osborn, Michael; Pearson, Judy (2000). "Why Communication is Important: A Rationale for the Centrality of the Study of Communication" (PDF). Journal of the Association for Communication Administration. National Communication Association. 29: 1–25. 
  11. ^ Marcel, Danesi. (2009). Dictionary of Media and Communications. New York: M.E.Sharpe, Armonk. hlm. 8–9. 
  12. ^ "Chairman of the Joint Chiefs of Staff, U.S. Army (2012). Information Operations. Joint Publication 3-13. Joint Doctrine Support Division, 116 Lake View Parkway, Suffolk, VA." (PDF). Dtic.mil (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-05-04. Diakses tanggal 2017-05-01. 
  13. ^ a b c d e "Forms of Communication". Communication Theory (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-14. 
  14. ^ a b c d "Patterns of Communication". Communication Theory (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-14. 
  15. ^ a b c "High and low context". www.culture-at-work.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-18. 

Bacaan lanjut

Cohen, Herman. (1994). VA, Annandale, ed. The History of Speech Communication: The Emergence of a Discipline, 1914-1945. Speech Communication Association. 
Gehrke, Pat J. (2009). The Ethics and Politics of Speech: Communication and Rhetoric in the Twentieth Century. Carbondale, IL: Southern Illinois University Press. 

Pranala luar