Lompat ke isi

Perang Batak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Akh Fauzan (bicara | kontrib)
Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Theodorus420 (bicara | kontrib)
Penambahan pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(33 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| date = 1878-1907
| date = 1878-1907
| image = [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batak krijgers met speren TMnr 60025550.jpg|310px]]
| image = [[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Batak krijgers met speren TMnr 60025550.jpg|310px]]
| caption = Pasukan Perang Batak dengan senjatanya
| caption = Pasukan perang Batak dengan senjatanya
| place = [[Tapanuli Utara]], [[Indonesia]]
| place = [[Tapanuli Utara]]
| result = Kemenangan Belanda
| result = Kemenangan Belanda
| combatant1 = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[Belanda]]
| combatant1 = {{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
| combatant2 = {{flagicon image|Flag of Batak WRB.jpg}} [[Kerajaan Batak]]<br>[[Berkas:Bendera Sisingamangaraja XII.svg|22px]] [[Dinasti Sisingamangaraja]]
| combatant2 = Kerajaan Batak
| commander1 = [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|25px]] [[G.C.E. van Daalen (1863-1930)|Van Daalen]]
| commander1 = {{flagicon|Belanda}} [[G.C.E. van Daalen (1863-1930)|Van Daalen]]
| commander2 = [[Sisingamangaraja XII]] {{KIA}}
| commander2 = {{flagicon image|Flag of Batak WRB.jpg}}[[Berkas:Bendera Sisingamangaraja XII.svg|25px]] [[Sisingamangaraja XII]] {{KIA}}
| strength1 =
| strength1 =
| strength2 =
| strength2 =
Baris 15: Baris 15:
| casualties2 =
| casualties2 =
}}
}}
'''Perang Batak''' (1878-1907), merupakan perang antara Kerajaan Batak melawan [[Belanda]]. Perang ini berlangsung selama 29 tahun.
'''Perang Batak''' adalah [[perang]] yang terjadi antara [[Kerajaan Batak]] melawan [[Belanda]]. Perang ini berlangsung pada tahun 1878–1907 atau selama 29 tahun. Alasan meletusnya perang ini adalah Belanda berusaha mewujudkan ''[[Pax Netherlandica]]''.


Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di [[Tarutung]], dengan tujuan untuk melindungi penyebar agama Kristen tergabung dalam gerakan ''Rijnsche zending'', dengan tokoh penyebarnya [[Nommensen]] (orang Jerman). Raja [[Sisingamangaraja XII]] memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di [[Bahal Batu]], [[Siborong-borong]], [[Balige]], [[Laguboti]], dan [[Lumban Julu]].
Alasan meletusnya perang ini adalah:


Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke [[Parlilitan, Humbang Hasundutan|Parlilitan]]. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah pimpinan Mayor van Daalen dari [[Aceh Tengah]], melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, pasukan Marsose di bawah pimpinan [[Hans Christoffel|Kapten Hans Christoffel]] berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan [[Kabupaten Pakpak Bharat|Simsim]]. Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya Perang Batak.
* Belanda berusaha mewujudkan [[Pax Netherlandica]].

Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di [[Tarutung]], dengan tujuan untuk melindungi penyebar agama Kristen yang tergabung dalam ''[[Rhijnsnhezending]]'', dengan tokoh penyebarnya [[Nommensen]] (orang Jerman). Raja Sisingamangaraja XII memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di [[Bahal Batu]], [[Siborong-borong]], [[Balige Laguboti]] dan [[Lumban Julu]].

Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai [[Bakkara]], pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke [[Dairi Pakpak]]. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah pimpinan Van Daalen dari [[Aceh]] Tengah, melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, Pasukan Marsose di bawah pimpinan [[Hans Christoffel|Kapten Hans Christoffel]] berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan Simsim. Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya Perang Batak.

== Pranala luar ==
* [http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=104&fname=sej201_24.htm Perang Tapanuli 1878-1907], e-dukasi.net


==Referensi==
{{Reflist}}
{{sejarah-indo-stub}}
{{sejarah-indo-stub}}
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{Lembaran hitam Nusantara}}
Baris 33: Baris 28:
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Sejarah Nusantara]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Indonesia]]

Revisi terkini sejak 27 Februari 2024 05.38

Perang Batak

Pasukan perang Batak dengan senjatanya
Tanggal1878-1907
LokasiTapanuli Utara
Hasil Kemenangan Belanda
Pihak terlibat
Belanda Belanda Kerajaan Batak
Dinasti Sisingamangaraja
Tokoh dan pemimpin
Belanda Van Daalen Sisingamangaraja XII  

Perang Batak adalah perang yang terjadi antara Kerajaan Batak melawan Belanda. Perang ini berlangsung pada tahun 1878–1907 atau selama 29 tahun. Alasan meletusnya perang ini adalah Belanda berusaha mewujudkan Pax Netherlandica.

Perang meletus setelah Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung, dengan tujuan untuk melindungi penyebar agama Kristen tergabung dalam gerakan Rijnsche zending, dengan tokoh penyebarnya Nommensen (orang Jerman). Raja Sisingamangaraja XII memutuskan untuk menyerang kedudukan Belanda di Tarutung. Perang berlangsung selama tujuh tahun di daerah Tapanuli Utara, seperti di Bahal Batu, Siborong-borong, Balige, Laguboti, dan Lumban Julu.

Pada tahun 1894, Belanda melancarkan serangan untuk menguasai Bakkara, pusat kedudukan dan pemerintahan Kerajaan Batak. Akibat penyerangan ini, Sisingamangaraja XII terpaksa pindah ke Parlilitan. Pada tahun 1904, pasukan Belanda, di bawah pimpinan Mayor van Daalen dari Aceh Tengah, melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara, sedangkan di Medan didatangkan pasukan lain. Pada tahun 1907, pasukan Marsose di bawah pimpinan Kapten Hans Christoffel berhasil menangkap Boru Sagala, istri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu Sisingamangaraja XII dan para pengikutnya berhasil melarikan diri ke hutan Simsim. Ia menolak tawaran untuk menyerah, dan dalam pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII gugur bersama dengan putrinya Lopian dan dua orang putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi. Gugurnya Sisingamangaraja XII menandai berakhirnya Perang Batak.

Referensi

[sunting | sunting sumber]