Sejarah Nusantara (1509–1602)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Portugis masuk ke Nusantara di bawah pimpinan pelaut terkenal Afonso de Albuquerque (1453–1515). Ia merupakan 'arsitek' utama dari ekspansi Portugis ke Asia serta orang Eropa pertama yang memulai kolonisasi Eropa atas Nusantara.

Berikut ini adalah kronologis sejarah Indonesia pada era kolonialisme Portugis (1509–1602).

Abad ke-16[sunting | sunting sumber]

1509–1520[sunting | sunting sumber]

  • 1509
    • Portugis tiba pertama kali di Melaka.
    • Kepaksian Pernong, Lampung berhasil memukul mundur serangan pasukan Kerajaan Palembang.
    • Kepaksian Nyerupa melakukan perjanjian kerjasama perdagangan terhadap Kerajaan Banten.
  • 1511
    • April, Laksamana Portugis Afonso de Albuquerque memutuskan berlayar dari Goa ke Melaka.
    • 10 Agustus, Pasukan Albuquerque menguasai Melaka.
    • Sultan Melaka melarikan diri ke Riau.
    • Portugis di Melaka menghancurkan armada Jawa. Kapal mereka karam dengan seluruh hartanya dalam perjalanan kembali ke Goa.
    • Pati Unus menaklukkan Jepara
    • Desember, Albuquerque mengirim tiga kapal di bawah Antonio de Abreu dari Melaka untuk menjelajah ke arah Timur.
  • 1512
    • Portugis melakukan ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah-rempah,yaitu maluku.
    • Perjalanan ekspedisi De Abreu dari Melaka menuju Madura, Bali, Lombok, Aru dan Banda. Dua kapal rusak di Banda. De Abreu kembali ke Melaka; Francisco Serrão memperbaiki kapal dan melanjutkan menuju ke Ambon, Ternate, dan Tidore. Serrão menawarkan dukungan bagi Ternate dalam perselisihannya dengan Tidore, pasukannya mendirikan sebuah pos Portugis di Ternate.
  • 1513
    • Pasukan dari Jepara dan Palembang menyerang Portugis di Melaka, tetapi berhasil dipukul mundur.
    • Maret, Portugis mengirim seorang duta menemui Raja Pajajaran. Portugis diizinkan untuk membangun sebuah benteng di Sunda Kelapa (sekarang Jakarta).
    • Portugis menghubungi Raja Udara, anak dari Girindrawardhana dan penguasa bekas kerajaan Majapahit
    • Portugis membangun pabrik-pabrik di Ternate dan Bacan.
    • Udara menyerang Demak dengan bantuan dari Raja Klungkung dari Bali. Pasukan Majapahit dipukul mundur, tetapi Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran. Banyak pendukung Majapahit melarikan diri ke Bali.
  • 1514
  • 1515
    • Portugis pertama kali tiba di Timor.
  • 1518
  • 1520

1521–1530[sunting | sunting sumber]

  • 1521
    • Yunus memimpin armada dari Demak dan Cirebon melawan orang-orang Portugis di Melaka. Yunus terbunuh dalam pertempuran. Trenggono menjadi Sultan Demak.
    • Portugis merebut Pasai di Sumatra; Gunungjati meninggalkan Pasai berangkat ke Mekkah.
    • Kapal terakhir dari ekspedisi Magelhaenz mengeliling dunia berlayar antara pulau Lembata dan Pantar di Nusa Tenggara.
  • 1522
    • Februari ekspedisi Portugis di bawah De Brito tiba di Banda.
    • Mei, ekspedisi De Brito tiba di Ternate, membangung sebuah benteng Portugis.
    • Banten, yang masih beragama Hindu, meminta bantuan Portugis dalam menghadapi Demak yang Muslim.
    • Sisa-sisa ekspedisi Magelhaenz berkeliling dunia mengunjungi Timor.
    • Portugis membangun benteng di Hitu, Ambon.
  • 1523
    • Gunungjati kembali dari Mekkah dan menetap di Demak, menikahi saudara perempuan Sultan Trenggono.
  • 1524
    • Gunungjati dan anaknya Hasanuddin melakukan dakwah secara terbuka dan rahasia di Jawa Barat untuk memperlemah Kerajaan Pajajaran dan persekutuannya dengan Portugis. Pemerintah lokal di Banten, yang tadinya tergantung pada Pajajaran, masuk Islam dan bergabung dengan pihak Demak.
    • Aceh merebut Pasai dan Pedir di Sumatra utara.
  • 1525
    • Hasanuddin, anak dari Gunungjati, melakukan dakwah di Lampung mungkin.
  • 1526
    • Portugis membangun benteng pertama di Timor.
  • 1527
    • Demak menaklukkan Kediri, sisa-sisa Hindu dari kerajaan Majapahit; Sultan-sultan Demak mengklaim sebagai pengganti Majapahit; Sunan Kudus ikut serta.
    • Demark merebut Tuban.
    • Demak, dengan bantuan dari Banten, merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran; mengganti namanya menjadi Jayakarta. (Sukses ini dikatakan berkat pimpinan "Fatahillah"—atau, sesuai dengan kekeliruan ucapan Portugis, "Falatehan"—namun mungkin ini adalah nama yang diberikan kepada Sunan Gunungjati.) Kerajaan Pajajaran didorong ke pedalaman dari daerah pesisir.
    • Kerajaan Palakaran di Madura, yang berbasis di Arosbaya (kini Bangkalan), menjadi Islam di bawah Kyai Pratanu.
    • Ekspedisi dari Spanyol dan Meksiko berusaha mengusir Portugis dari Maluku.
  • 1529
    • Demak menaklukkan Madiun.
    • Raja-raja Spanyol dan Portugal sepakat bahwa Maluku harus menjadi milik Portugal, dan Filipina menjadi milik Spanyol.
  • 1530
    • Salahuddin menjadi Sultan Aceh.
    • Surabaya dan Pasuruan takluk kepada Demak. Demak merebut Balambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur Jawa.
    • Gowa mulai meluas dari dari Makassar.
    • Banten memperluas pengaruhnya atas Lampung terkait perdagangan hadil bumi.

1531–1540[sunting | sunting sumber]

  • 1536
    • Serangan besar Portugis terhadap Johore.
    • Antonio da Galvão menjadi gubernur di pos Portugis di Ternate; mendirikan pos Portugis di Ambon.
    • Portugis membawa Sultan Tabariji dari Ternate ke Goa karena mencurigainya melakukan kegiatan-kegiatan anti Portugis, dan menggantikannya dengan saudara-saudaranya.
  • 1537
    • Serangan Aceh atas Melaka gagal. Salahuddin dari Aceh digantikan oleh Alaudin Riayat Syah I.
  • 1539
    • Aceh menyerang suku Batak di selatan mereka.
  • 1540
    • Portugis berhubungan dengan Gowa.
    • Kesultanan Butung didirikan.

1541–1550[sunting | sunting sumber]

  • 1545
    • Demak menaklukkan Malang.Gowa membangun benteng di Ujung Pandang.
  • 1546
    • Demak menyerang Balambangan namun gagal.
    • Trenggono dari Demak meninggal dan digantikan oleh Prawata. Menantunya, Joko Tingkir memperluas pengaruhnya dari Pajang (dekat Sukoharjo sekarang).
    • St. Fransiskus Xaverius pergi ke Morotai, Ambon, dan Ternate.
  • 1547
    • Aceh menyerang Melaka.
  • 1550
    • Portugis mulai membangun benteng-benteng di Flores.

1551–1560[sunting | sunting sumber]

  • 1551
    • Johore menyerang Portugis Melaka dengan bantuan dari Kerajaan Kalinyamat (Jepara).
    • Pasukan-pasukan dari Ternate menguasai Kesultanan Jailolo di Halmahera dengan bantuan Portugis.
  • 1552
    • Hasanuddin memisahkan diri dari Demak dan mendirikan Kesultanan Banten, lalu tidak merebut Lampung untuk Kerajaan yang baru.
    • Aceh mengirim duta ke Sultan Ottoman di Istanbul.
  • 1558
    • Leiliato memimpin suatu pasukan dari Ternate untuk menyerang Portugis di Hitu.
    • Portugis membangun benteng di Bacan.
    • Ki Ageng Pemanahan menerima distrik Mataram dari Joko Tinggir, memerintah di Pajang.
    • Wabah cacar di Ternate.
  • 1559
    • Para misionaris Portugis mendarat di Timor. Khairun menjadi Sultan Ternate.
  • 1560
    • Portugis mendirikan pos misi dan perdagangan di Panarukan, di ujung timur Jawa.
    • Spanyol mendirikan pos di Manado.

1561–1570[sunting | sunting sumber]

  • 1561
    • Sultan Prawata dari Demak meninggal dunia.
    • Misi Dominikan Portugis didirikan di Solor.
  • 1564
    • Wabah cacar di Ambon.
  • 1565
    • Aceh menyerang Johore.
    • Kutai di Kalimantan menjadi Islam.
  • 1566
    • Misi Dominikan Portugis di Solor membangun sebuah benteng batu.
  • 1568
    • Serangan yang gagal oleh Aceh di Melaka Portugis.
  • 1569
    • Portugis membangun benteng kayu di pulau Ambon.
  • 1570
    • Aceh menyerang Johore lagi, tetapi gagal.
    • Sultan Khairun dari Ternate menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Portugis, tetapi esok harinya ternyata ia diracuni. Agen-agen Portugis dicurigai melakukannya. Babullah menjadi Sultan (hingga 1583), dan bersumpah untuk mengusir Portugis keluar dari benteng-benteng mereka.
    • Maulana Yusup menjadi Sultan Banten.

1571–1580[sunting | sunting sumber]

  • 1571
    • Alaudin Riayet Shah meninggal, kekacauan di Aceh hingga 1607.
  • 1574
  • 1575
    • Sultan Babullah mengusir Portugis dari Ternate. Karena itu Portugis membangun sebuah benteng di Tidore.
  • 1576
    • Portugis membangun benteng di kota Ambon sekarang.
  • 1577
    • Ki Ageng Pemanahan mendirikan Kota Gede (dekat Yogyakarta sekarang).
  • 1579
    • Banten merebut sisa-sisa Pajajaran, menjadikannya Islam.
    • November, Sir Francis Drake dari Britania, setelah menyerang kapal dan pelabuhan Spanyol di Amerika, tiba di Ternate. Sultan Babullah, yang juga membenci orang-orang Spanyol, mengadakan perjanjian persahabatan dengan Britania.
  • 1580
    • Maulana Muhammad menjadi Sultan Banten.
    • Portugal jatuh ke tangan kerajaan Spanyol; usaha-usaha kolonial Portugis tidak dipedulikan.
    • Drake mengunjungi Sulawesi dan Jawa, dalam perjalanan pulang ke Britania.
    • Ternate menguasai Butung.
  • 1581
    • Sekitar saat ini, Kyai Ageng Pemanahan mengambil alih distrik Mataram (yang telah dijanjikan kepadanya oleh Joko Tingkir, yang menundanya hingga Sunan Kalijaga dari Wali Songo mendesaknya), mengubah namanya menjadi Kyai Gedhe Mataram.
  • 1584
    • Sutawijaya menggantikan ayahnya Kyai Gedhe Mataram sebagai pemerintah lokal dari Mataram, memerintah dari Kota Gede.
  • 1585
    • Sultan Aceh mengirim surat kepada Elizabeth I dari Britania.
    • Kapal Portugis yang dikirim untuk membangun sebuah benteng dan misi di Bali karam tepat di lepas pantai.
  • 1587
    • Sutawijaya mengalahkan Pajang dan Joko Tingkir meninggal; garis keturunan beralih kepada Sutawijaya. Gunung Merapi meletus.
    • Portugis di Melaka menyerang Johore.
    • Portugis menandatangani perjanjian perdamaian dengan Sultan Aceh.
    • Sir Thomas Cavendish dari Britania mengunjungi Jawa.
  • 1588
    • Sutawijaya mengganti namanya menjadi Senopati; merebut Pajang dan Demak.
  • 1590
    • Desa asli Medan didirikan.

1591–1599[sunting | sunting sumber]

  • 1591
    • Senopati merebut Madiun, lalu Kediri.
    • Sir James Lancaster dari Britania tiba di Aceh dan Penang, tetapi misinya gagal.
    • Ternate menyerang Portugis di Ambon.
  • 1593
    • Ternate mengepung Portugis di Ambon kembali.
  • 1595
    • 2 April, ekspedisi Belanda di bawah De Houtman berangkat ke Hindia Belanda.
    • Suriansyah menjadikan Banjar di Kalimantan sebuah Kesultanan (belakangan Banjarmasin).
    • Portugis membangun benteng di Ende, Flores.
  • 1596
    • 5 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Sumatra.
    • 23 Juni, ekspedisi De Houtman tiba di Banten. Mula-mula diterima dengan bersahabat, tetapi setelah kelakuan yang kasar oleh Belanda, Sultan Banten, bersama-sama dengan orang-orang Portugis yang ditempatkan di Banten, menembaki kapal-kapal Belanda.
    • Ekspedisi De Houtman dilanjutkan di sepanjang pantai utara Jawa. Sebuah kapal hilang di tangan para perompak. Lebih banyak perilaku yang buruk menyebabkan timbulnya kesalahpahaman dan kekerasan di Madura: seorang pangern Madura terbunuh, beberapa pelaut Belanda ditangkap dan ditawan, De Houtman harus menebus mereka agar dibebaskan.
    • Abul Mufakir menjadi Sultan Banten.
  • 1597
    • Beberapa anggota ekspedisi De Houtman menetap di Bali dan menolak pergi.
    • Berlawanan dengan perintah, sebuah armada Portugis di bawah Lourenzo de Brito memutuskan untuk melakukan pembalasan terhadap Sultan Banten karena melakukan bisnis dengan pedagang-pedagang Belanda. Armada ini dikalahkan oleh Banten dan dipaksa mundur.
    • Sisa-sisa ekspedisi De Houtman (89 orang dari semula 248 pelaut) kembali ke Belanda dengan rempah-rempah.
    • Senopati menyerang Banten, tetapi dipukul balik.
  • 1598
    • 22 kapal Belanda dalam lima ekspedisi berangkat ke timur. Dewan Negara Belanda mengusulkan agar perusahaan-perusahaan yang bersaingan dipersatukan. Ekspedisi kedua De Houtman mengikutsertakan John Davis, seorang mata-mata Inggris. Van Noort berangkat untuk berlayar mengitari ujung timur benua Amerika ke Hindia Belanda.
    • Senopati menyerang wilayah barat Surabaya.
  • 1599
    • Ekspedisi Belanda di bawah Van Neck tiba di Maluku, mulai melakukan perdagangan yang sukses di Banda, Ambon dan Ternate.
    • Juni terbunuh De Houtman dalam konflik dengan Sultan Aceh.
    • Gereja-gereja Belanda mulai menyerukan pekerjaan misi di Hindia Belanda.

Abad ke-17[sunting | sunting sumber]

1600–1607[sunting | sunting sumber]

  • 1600
  • 1601
    • Senopati digantikan oleh Krapyak di Mataram.
    • Portugis mengirim sebuah armada dari Goa, India, untuk mengusir orang-orang Belanda dari Hindia Belanda.
    • Britania mendirikan benteng di

Banda.

    • Aceh mengirim dua orang utusan ke Eropa untuk mengamati dan melaporkan situasinya kepada Sultan.
    • 25-27 Desember, lima kapal Belanda mengalahkan armada Portugis yang terdiri dari 30 kapal dalam pertempuran di pelabuhan Banten.
    • Penyebaran suku-suku, sumbai-sumbai dari hanibubg melalui humakha Way Semaka hingga pesisir teluk Lampung.
  • 1607

Referensi[sunting | sunting sumber]