Lompat ke isi

Tari Yapong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ada
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Yan29ti (bicara | kontrib)
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox dance
'''Tari Yapong''' merupakan suatu bentuk tarian dari Jakarta yang diciptakan untuk sebuah pertunjukan.<ref name="definisi">[http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3603/Yapong Yapong], Diakses tanggal 7 November 2013.</ref> Tarian ini bukan jenis tarian pergaulan seperti tari daerah kebanyakan, misalnya tari [[Jaipong]] dari [[Jawa Barat]]. Namun dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya.
| name = Yapong
| image = [[File:Tari Yapong.jpg|350px]]
| alt =
| caption = Pertunjukan tari Yapong pada perhelatan [[Jakarnaval]] tahun 2014 di [[Jakarta]]
| native_name = Yapong
| etymology =
| genre =
| signature =
| instruments =
| inventor = [[Etnis Betawi|Betawi]]
| year =
| origin = [[Indonesia]] ([[Jakarta]])
}}
'''Tari Yapong''' adalah suatu tarian semi-tradisional asal pesisir utara Jawa Barat khas [[etnis Betawi]] saduran dari [[Jaipong]] (tarian tradisional Jawa Barat khas [[etnis Sunda]]) yang umumnya dipamerkan sebagai suatu tarian pertunjukan.<ref name="definisi">[http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3603/Yapong Yapong] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131020145449/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3603/Yapong |date=2013-10-20 }}, Diakses tanggal 7 November 2013.</ref> Dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya.


=== Asal Mula ===
== Asal Mula ==
Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota [[Jakarta]] ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan [[Pangeran Jayakarta]]. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat [[Betawi]]. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya.
Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota [[Jakarta]] ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan [[Pangeran Jayakarta]]. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat [[Betawi]]. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya.


Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.
Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.


=== Perkembangan Seni Tari ===
== Perkembangan Seni Tari ==


Seusai pementasan sendratari tersebut, Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo beserta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannnya menjadi tarian lepas.
Seusai pementasan sendratari tersebut, Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo beserta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannnya menjadi tarian lepas.


=== Akulturasi Budaya ===
== Akulturasi Budaya ==


Adapun corak dalam busana yang dikenakan para penarinya merupakan pengembangan dari pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Hal tersebut tampak jelas dari bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang yang dikenakan di dada, yang disebut dengan toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan dimasukkannya unsur-unsur tari pop, di antaranya terdapat unsur tari daerah [[Sumatra]]. Karena budaya Betawi banyak dipengaruhi unsur-unsur budaya [[Tionghoa]], maka dalam tarian Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya pada kain yang dikenakan oleh para penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala yang identik dengan budaya Tionghoa<ref>{{Cite web|url=http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/yapong--seni-tari?lang=id|title=Yapong, Seni Tari|website=encyclopedia.jakarta-tourism.go.id|access-date=2020-02-12}}</ref>.
Adapun corak dalam busana yang dikenakan para penarinya merupakan pengembangan dari pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Hal tersebut tampak jelas dari bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang yang dikenakan di dada, yang disebut dengan toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan dimasukkannya unsur-unsur tari pop, di antaranya terdapat unsur tari daerah [[Sumatra]]. Karena budaya Betawi banyak dipengaruhi unsur-unsur budaya [[Tionghoa]], maka dalam tarian Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya pada kain yang dikenakan oleh para penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala yang identik dengan budaya Tionghoa.<ref>{{Cite web|url=http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/yapong--seni-tari?lang=id|title=Yapong, Seni Tari|website=encyclopedia.jakarta-tourism.go.id|access-date=2020-02-12}}</ref>


=== Alat Musik Pengiring ===
== Alat Musik Pengiring ==


Dan juga alat musik yang digunakan saat tarian ini ditarikan merupakan campuran antara Betawi, [[Jawa Tengah]], dan Jawa Barat. Setelah tarian ini menjadi tarian lepas, maka DKI Jakarta memanfaatkan beberapa alat musik tradisionalnya, seperti Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian, tari Yapong merupakan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.
Dan juga alat musik yang digunakan saat tarian ini ditarikan merupakan campuran antara Betawi, [[Jawa Tengah]], dan Jawa Barat. Setelah tarian ini menjadi tarian lepas, maka DKI Jakarta memanfaatkan beberapa alat musik tradisionalnya, seperti Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian, tari Yapong merupakan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.
Baris 20: Baris 34:
== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}

{{DEFAULTSORT:Yapong}}
{{DEFAULTSORT:Yapong}}
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]

Revisi terkini sejak 19 Maret 2024 04.50

Yapong
Pertunjukan tari Yapong pada perhelatan Jakarnaval tahun 2014 di Jakarta
Nama asliYapong
PenciptaBetawi
AsalIndonesia (Jakarta)

Tari Yapong adalah suatu tarian semi-tradisional asal pesisir utara Jawa Barat khas etnis Betawi saduran dari Jaipong (tarian tradisional Jawa Barat khas etnis Sunda) yang umumnya dipamerkan sebagai suatu tarian pertunjukan.[1] Dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya.

Asal Mula

[sunting | sunting sumber]

Pada awalnya, tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya.

Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tarian Yapong diperlihatkan suasana yang gembira karena menyambut kedatangan Pangeran Jayakarta. Adegan tersebut dinamai Yapong dan tidak mengandung arti apapun. Istilah tersebut muncul dari lagunya yang berbunyi ya, ya, ya, ya yang dinyanyikan oleh penyanyi pengiringnya serta suara musik yang terdengar pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” yang semakin lama berkembang menjadi Yapong.

Perkembangan Seni Tari

[sunting | sunting sumber]

Seusai pementasan sendratari tersebut, Pusat Latihan Tari (PLT) Bagong Kussudiarjo beserta Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengubah tari Yapong dari bentuk sendratari dan mengembangkannnya menjadi tarian lepas.

Akulturasi Budaya

[sunting | sunting sumber]

Adapun corak dalam busana yang dikenakan para penarinya merupakan pengembangan dari pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Hal tersebut tampak jelas dari bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selempang yang dikenakan di dada, yang disebut dengan toka-toka. Tari Yapong diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan dimasukkannya unsur-unsur tari pop, di antaranya terdapat unsur tari daerah Sumatra. Karena budaya Betawi banyak dipengaruhi unsur-unsur budaya Tionghoa, maka dalam tarian Yapong juga terdapat unsur kesenian Tionghoa, misalnya pada kain yang dikenakan oleh para penari terdapat motif naga dengan warna merah menyala yang identik dengan budaya Tionghoa.[2]

Alat Musik Pengiring

[sunting | sunting sumber]

Dan juga alat musik yang digunakan saat tarian ini ditarikan merupakan campuran antara Betawi, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Setelah tarian ini menjadi tarian lepas, maka DKI Jakarta memanfaatkan beberapa alat musik tradisionalnya, seperti Rebana Biang, Rebana Hadroh, dan Rebana Ketimpring. Dengan demikian, tari Yapong merupakan kreasi baru yang bertolak dari unsur-unsur gerak tradisional Betawi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Yapong Diarsipkan 2013-10-20 di Wayback Machine., Diakses tanggal 7 November 2013.
  2. ^ "Yapong, Seni Tari". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-12.