Lompat ke isi

Waduk Jatigede: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°51′23″S 108°05′41″E / 6.85639°S 108.09472°E / -6.85639; 108.09472
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Edogang1 (bicara | kontrib)
 
(29 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox dam
{{Infobox dam
| name = Waduk Jatigede
| name = Waduk Jatigede
| name_official = Bendungan Jatigede
| image = Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang, 26062017.jpg
| image = Jatigede Dam NFFU.jpg
| image_size =
| image_size =
| image_caption = Penampakan bendungan, sisi hilir di sebelah kiri
| image_caption =
| image_alt =
| image_alt =
| location_map = Indonesia
| location_map =
| location_map_size =
| location_map_caption =
| lat_d = 6
| lat_d = 6
| lat_m = 51
| lat_m = 51
Baris 22: Baris 19:
| country = Indonesia
| country = Indonesia
| location = [[Sumedang]], [[Jawa Barat]]
| location = [[Sumedang]], [[Jawa Barat]]
| status =UC
| status =Digunakan
| construction_began = 2008
| construction_began = 2007
| opening = 2015 (est.)
| demolished =
| demolished =
| cost =
| cost =[[US$]] 467 juta
| owner =
| owner =[[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]]
| builder = [[Sinohydro]], [[Wijaya Karya]], [[Hutama Karya]], [[Waskita Karya]], [[Pembangunan Perumahan]]
| dam_type = Embankment, rock-fill
| dam_height = {{Convert|110|m|ft|0|abbr=on}}
| designed_by =
| spillway_type = Luncur
| dam_height_thalweg =
| dam_height_foundation=
| dam_length = {{Convert|1715|m|ft|0|abbr=on}}
| dam_width_crest = {{Convert|110|m|ft|0|abbr=on}}
| dam_width_base =
| dam_volume = {{Convert|6700000|m3|cuyd|0|abbr=on}}
| dam_elevation_crest = {{Convert|265|m|ft|0|abbr=on}}
| dam_crosses = [[Cimanuk River]]
| spillway_count =
| spillway_type = Chute
| spillway_capacity = {{Convert|4468|m3/s|ft3/s|0|abbr=on}}
| spillway_capacity = {{Convert|4468|m3/s|ft3/s|0|abbr=on}}
| res_name =
| res_capacity_total = {{Convert|980000000|m3|acre.ft|0|abbr=on}}
| res_capacity_active = {{Convert|877000000|m3|acre.ft|0|abbr=on}}
| res_capacity_inactive=
| res_catchment = {{Convert|1462|km2|mi2|0|abbr=on}}
| res_surface = {{Convert|41.22|km2|mi2|0|abbr=on}}
| res_elevation = {{Convert|260|m|ft|0|abbr=on}}
| res_max_depth =
| res_max_length =
| res_max_width =
| plant_hydraulic_head = {{Convert|170|m|ft|0|abbr=on}} (design)
| res_tidal_range =
| plant_operator = [[Perusahaan Listrik Negara]]
| plant_operator = [[Perusahaan Listrik Negara]]
| plant_commission = 2019 (est.)
| plant_commission = 2024 (estimasi)
| plant_decommission =
| plant_decommission =
| plant_type =
| plant_type =Konvensional
| plant_turbines = 2 x 55 [[megawatt|MW]] [[Francis-type]]
| plant_capacity = 110 MW<ref name=Debby>{{cite web|last=Rahmawati|first=Debby|title=Jatigede Dam|url=http://downloads.ziddu.com/downloadfile/15274775/EKSKURSIWADUKJATIGEDE1.docx.html|publisher=Department of Civil Engineering University Gunadarma|accessdate=20 January 2012|language=Indonesian|year=2011}}</ref>
| plant_annual_gen =
| website =
| website =
| extra =
| extra =
|crosses=[[Sungai Cimanuk]]
|crest_elevation={{Convert|265|m|ft|0|abbr=on}}
|crest_width={{Convert|12|m|ft|0|abbr=on}}<ref name="joga"/>
|reservoir_surface={{Convert|41,22|km2|mi2|0|abbr=on}}
|reservoir_elevation={{Convert|260|m|ft|0|abbr=on}}
|reservoir_catchment={{Convert|1462|km2|mi2|0|abbr=on}}
|reservoir_capacity=980.000.000 m<sup>3</sup>
|active_capacity=877.000.000 m<sup>3</sup>
|installed_capacity=110 MW<ref name=Debby>{{cite web|last=Rahmawati|first=Debby|title=Jatigede Dam|url=http://downloads.ziddu.com/downloadfile/15274775/EKSKURSIWADUKJATIGEDE1.docx.html|publisher=Department of Civil Engineering University Gunadarma|accessdate=20 January 2012|language=Indonesian|year=2011}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|turbines=2
|hydraulic_head={{Convert|170|m|ft|0|abbr=on}} (desain)
|open=2015
|volume={{Convert|6700000|m3|cuyd|0|abbr=on}}
|type=Urugan
|length={{Convert|1715|m|ft|0|abbr=on}}
|height={{Convert|110|m|ft|0|abbr=on}}
|plant_name=PLTA Jatigede
|spillways=1
|purpose=Serbaguna
}}
}}
[[Berkas:Bendungan Jatigede dari Puncak Pareugreug.jpg|jmpl]]
'''Waduk Jatigede''' merupakan sebuah [[waduk]] yang sedang dibangun di [[Kabupaten Sumedang]].<ref name="Bendungan Besar">{{cite book|title=Dampak Sosial dan Lingkungan Bendungan Raksasa|author=Goldsmith, Edwards dan Nicholas Hildyard|year=1993||publisher=Yayasan Obor Indonesia}}</ref> Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan dan proses pembangunannya masih berlangsung hingga kini. Waduk ini dibangun dengan membendung aliran [[Sungai Cimanuk]] di wilayah [[Jatigede, Sumedang|Kecamatan Jatigede]], [[Kabupaten Sumedang]].
'''Waduk Jatigede''' adalah sebuah [[waduk]] yang terletak di [[Kabupaten Sumedang]], [[Provinsi Jawa Barat]].<ref name="Bendungan Besar">{{cite book|title=Dampak Sosial dan Lingkungan Bendungan Raksasa|author=Goldsmith, Edwards dan Nicholas Hildyard|year=1993||publisher=Yayasan Obor Indonesia}}</ref> Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]]. Waduk ini mulai dibangun pada tahun 2008 di masa kepemimpinan Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan baru diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi penuh pada tahun 2017 di masa kepemimpinan Presiden [[Joko Widodo]].<ref>[http://properti.kompas.com/read/2017/04/07/220000521/waduk.jatigede.beroperasi.penuh Waduk Jatigede Beroperasi Penuh]</ref>

Waduk ini dibangun dengan membendung aliran [[Sungai Cimanuk]] di [[Jatigede, Sumedang|Kecamatan Jatigede]], [[Kabupaten Sumedang]]. Kapasitas tampung waduk ini mencapai 979,5 juta meter kubik. Waduk ini merupakan [[waduk]] dengan kapasitas tampung terbesar kedua di [[Indonesia]], setelah [[Waduk Jatiluhur]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]]. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran [[Sungai Cimanuk]], dan waduk Jatigede merupakan waduk utama dan yang paling besar. Namun, pembangunan ketiga waduk itu mendapatkan tentangan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunannya pun dibatalkan. Baru pada tahun [[1990-an]], rencana pembangunan waduk Jatigede kembali menghangat. Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Relokasi pertama dilakukan pada tahun [[1982]].
Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman [[Hindia Belanda]]. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran [[Sungai Cimanuk]] dengan waduk ini sebagai waduk utama dan terbesar. Akan tetapi, pembangunan ketiga waduk tersebut mendapat penolakan dari masyarakat sekitar sehingga pembangunannya dibatalkan. Pada tahun 1963, [[Soekarno|Presiden Soekarno]] kembali menggagas pembangunan waduk ini, tetapi pembangunan waduk ini ditunda, karena ketiadaan dana. Baru pada dekade [[1990-an]], rencana pembangunan waduk ini diseriusi.<ref>{{Cite book|date=April 2016|url=https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/b071ef3b6397cc9f11c411b5975873b4.pdf|title=Membangun Infrastruktur dari Pinggiran: Rahasia Satu Tahun Membangun Infrastruktur Indonesia|publisher=Pustaka Spirit|isbn=978-602-1118-66-5|editor-last=Novrianto, R., dan Waluyo, D.|pages=31|url-status=live}}</ref>

Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di [[Darmaraja, Sumedang|Kecamatan Darmaraja]], [[Wado, Sumedang|Kecamatan Wado]], [[Jatigede, Sumedang|Kecamatan Jatigede]] dan [[Jatinunggal, Sumedang|Kecamatan Jatinunggal]]. Relokasi pertama dilakukan pada tahun [[1982]]. Waduk ini lalu mulai dirancang pada tahun 1988, dan baru mulai dibangun 20 tahun kemudian, yakni pada tahun 2007-2015.<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2688397/ini-latar-belakang-proyek-jatigede-waduk-terbesar-kedua-di-ri Ini Latar Belakang Proyek Jatigede, Waduk Terbesar Kedua di RI]</ref> Pada tanggal 31 Agustus 2015, dilakukan penggenangan [[waduk]] sekaligus peresmian waduk ini oleh [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia|Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]], [[Basuki Hadimuljono|Basuki Hadimulyono]]. Waduk Jatigede dibangun dengan biaya mencapai US$ 467 juta atau setara dengan Rp 6.538.000.000.000 (asumsi kurs rupiah Rp 14.000).<ref>[http://jabar.tribunnews.com/2015/08/31/pembangunan-waduk-jatigede-habiskan-dana-rp-65-triliun Pembangunan Waduk Jatigede Habiskan Dana Rp 6,5 Triliun]</ref>


== Fungsi ==
== Fungsi ==
{{360}}
Seperti waduk lainnya, Waduk Jatigede pun memiliki fungsi. [[Goldsmith]] menyatakan bahwa fungsi utama dari sebuah waduk adalah untuk sarana [[irigasi]] dan [[pembangkit listrik tenaga air]].{{fact}} Di samping kedua fungsi utama tadi, waduk pun berfungsi sebagai sarana [[budidaya]] perikanan air tawar, sarana [[olahraga]] air, sarana [[rekreasi]], dan lain sebagainya. Untuk Waduk Jatigede, fungsi utamanya adalah sebagai sarana irigasi dan pembangkit listrik tenaga air. Waduk Jatigede dibangun dengan cara membendung aliran Sungai Cimanuk. Pembendungan ini mengakibatkan aliran air terhalang, sehingga air terakumulasi dalam sebuah kolam yang besar. Air yang terkumpul dalam bendungan tersebut digunakan sebagai cadangan air tawar untuk mengairi areal pertanian di wilayah [[Majalengka]], [[Indramayu]], dan [[Cirebon]]. Selain berfungsi sebagai sarana irigasi, Waduk Jatigede pun berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air. Saat ini, di wilayah itu terdapat [[Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Parakan Kondang]]. Dengan dibangunnya Waduk Jatigede, kapasitas pembangkit listrik tenaga air tersebut dapat ditingkatkan.
Waduk Jatigede terutama difungsikan untuk mengairi lahan pertanian dan membangkitkan listrik. Selain itu, waduk ini juga difungsikan sebagai sarana [[budidaya]] perikanan air tawar, sarana [[olahraga]] air, sarana [[rekreasi]], dsb.


Waduk Jatigede difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 87.804 hektar di [[Kabupaten Cirebon]], [[Kabupaten Indramayu]] dan [[Kabupaten Majalengka]]. Selain itu, air dari Waduk Jatigede juga akan dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah [[pembangkit listrik tenaga air|PLTA]] berkapasitas 110 MW yang saat ini sedang dibangun oleh [[PLN]]. Waduk ini juga akan memasok air bersih bagi warga sekitar dengan kapasitas hingga 3.500 meter kubik per detik. Selain itu, waduk ini juga akan meredam terjadinya banjir di wilayah seluas 14.000 hektar di Jawa Barat.<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3167139/ini-penampakan-waduk-jatigede-setelah-digenangi-air Ini Penampakan Waduk Jatigede Setelah Digenangi Air]</ref><ref name="joga">{{cite book|author=Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus|date=2020|url=https://pu.go.id/pustaka/biblio/digital/1DG17/unduh|title=75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat|location=Jakarta|publisher=Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|isbn=978-623-94752-4-6|pages=36-41|language=Indonesia|doi=|id=|url-status=live}}</ref>
Proses Pembangunan


Selain memiliki manfaat teknis, Waduk Jatigede juga menawarkan keindahan alam yang 'tak sengaja' terbentuk akibat proses penggenangan. Puncak-puncak bukit yang berada di area genangan berpadu dengan hamparan air yang merefleksikan birunya warna langit menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata. Memanfaatkan keindahan tersebut, masyarakat sekitar pun menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata alam.<ref>[http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3554329/manfaatkan-indahnya-waduk-jatigede-warga-kembangkan-kawasan-wisata. Manfaatkan Indahnya Waduk Jatigede, Warga Kembangkan Kawasan Wisata]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
== Saat Ini ==

{{sect-stub}}
== Dampak Sosial ==
== Dampak sosial ==
[[Berkas:Aliansi Rakyat Jatigede.jpg|left|thumb|250px|Proyek Waduk Jatigede telah dirintis sejak era Sukarno tersebut menyisakan persoalan yang kompleks selain mengakibatkan enam belas ribu warga Kabupaten Sumedang yang terdampak, bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran massif, puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran terancam tenggelam. Proyek multinasional tersebut menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga detik peluncuran penggenangan yang dibuka oleh Presiden Jokowi akhir Agustus 2015]]
{{sect-stub}}
{{sect-stub}}
[[Berkas:Aliansi Rakyat Jatigede.jpg|ka|jmpl|270px|Demonstrasi penolakan penggenangan waduk]]
Pembangunan Waduk Jatigede menimbulkan persoalan yang kompleks. Selain mengakibatkan 16.000 warga Kabupaten Sumedang terdampak, pembangunan Waduk Jatigede juga menimbulkan bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran masif, dan puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga [[Kerajaan Pajajaran]] terancam tenggelam. Proyek strategis nasional ini pun menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga peresmian penggenangan waduk ini oleh Presiden Joko Widodo pada akhir bulan Agustus 2015.
== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=323 Kementerian PU]
* {{id}} [http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=323 Kementerian PU] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140331112707/http://pustaka.pu.go.id/new/infrastruktur-bendungan-detail.asp?id=323 |date=2014-03-31 }}
* {{id}} [http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104&Itemid=60 Pemerintah Kabupaten Sumedang]
* {{id}} [http://www.sumedangkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=104&Itemid=60 Pemerintah Kabupaten Sumedang]
* {{id}} [http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3099038/begini-penampakan-waduk-jatigede-setelah-109-hari-penggenangan Begini Penampakan Waduk Jatigede Setelah 109 Hari Penggenangan]
* {{id}} [http://www.dw.com/id/menteri-pu-resmikan-pengairan-waduk-jatigede-di-sumedang/a-18684141 Menteri PU Resmikan Pengairan Waduk Jatigede di Sumedang]
* {{su}} [https://www.youtube.com/watch?v=78iDYv1uxPs&index=1&list=RD78iDYv1uxPs Lagu "Halimun Jatigede": bantahan didendangkan penyanyi Hayati tentang genang tanah waduk Jatigede]

{{Bendungan dan waduk di Indonesia|state=autocollapse}}


[[Kategori:Bendungan dan waduk di Indonesia]]
[[Kategori:Bendungan dan waduk di Jawa Barat|Jatigede]]
[[Kategori:Kabupaten Sumedang]]
[[Kategori:Kabupaten Sumedang]]
[[Kategori:Jatigede, Sumedang]]
[[Kategori:Pendirian tahun 2015 di Indonesia]]
[[Kategori:Pembangkit Listrik di Indonesia]]
[[Kategori:DAS Cimanuk]]

Revisi terkini sejak 28 Maret 2024 21.48

Waduk Jatigede
NegaraIndonesia
LokasiSumedang, Jawa Barat
Koordinat6°51′23″S 108°05′41″E / 6.85639°S 108.09472°E / -6.85639; 108.09472
KegunaanSerbaguna
StatusDigunakan
Mulai dibangun2007
Mulai dioperasikan2015
Biaya konstruksiUS$ 467 juta
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KontraktorSinohydro, Wijaya Karya, Hutama Karya, Waskita Karya, Pembangunan Perumahan
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi110 m (361 ft)
Panjang1.715 m (5.627 ft)
Lebar puncak12 m (39 ft)[1]
Volume bendungan6.700.000 m3 (8.763.269 cu yd)
Ketinggian di puncak265 m (869 ft)
MembendungSungai Cimanuk
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahLuncur
Kapasitas pelimpah4.468 m3/s (157.786 cu ft/s)
Waduk
Kapasitas normal980.000.000 m3
Kapasitas aktif877.000.000 m3
Luas tangkapan1.462 km2 (564 sq mi)
Luas genangan41,22 km2 (16 sq mi)
Ketinggian normal260 m (853 ft)
PLTA Jatigede
PengelolaPerusahaan Listrik Negara
Mulai dioperasikan2024 (estimasi)
JenisKonvensional
Kepala hidraulik170 m (558 ft) (desain)
Jumlah turbin2
Kapasitas terpasang110 MW[2]

Waduk Jatigede adalah sebuah waduk yang terletak di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.[3] Pembangunan waduk ini telah lama direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Waduk ini mulai dibangun pada tahun 2008 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan baru diresmikan pada tahun 2015 serta beroperasi penuh pada tahun 2017 di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo.[4]

Waduk ini dibangun dengan membendung aliran Sungai Cimanuk di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang. Kapasitas tampung waduk ini mencapai 979,5 juta meter kubik. Waduk ini merupakan waduk dengan kapasitas tampung terbesar kedua di Indonesia, setelah Waduk Jatiluhur.

Pembangunan waduk ini telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang aliran Sungai Cimanuk dengan waduk ini sebagai waduk utama dan terbesar. Akan tetapi, pembangunan ketiga waduk tersebut mendapat penolakan dari masyarakat sekitar sehingga pembangunannya dibatalkan. Pada tahun 1963, Presiden Soekarno kembali menggagas pembangunan waduk ini, tetapi pembangunan waduk ini ditunda, karena ketiadaan dana. Baru pada dekade 1990-an, rencana pembangunan waduk ini diseriusi.[5]

Langkah pertama yang dilakukan oleh pemerintah adalah merelokasi masyarakat yang tinggal di wilayah calon genangan. Area genangan Waduk Jatigede meliputi 28 desa di Kecamatan Darmaraja, Kecamatan Wado, Kecamatan Jatigede dan Kecamatan Jatinunggal. Relokasi pertama dilakukan pada tahun 1982. Waduk ini lalu mulai dirancang pada tahun 1988, dan baru mulai dibangun 20 tahun kemudian, yakni pada tahun 2007-2015.[6] Pada tanggal 31 Agustus 2015, dilakukan penggenangan waduk sekaligus peresmian waduk ini oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono. Waduk Jatigede dibangun dengan biaya mencapai US$ 467 juta atau setara dengan Rp 6.538.000.000.000 (asumsi kurs rupiah Rp 14.000).[7]

Foto 360 derajat
Berkas info • Tampilkan sebagai foto 360° derajat

Waduk Jatigede terutama difungsikan untuk mengairi lahan pertanian dan membangkitkan listrik. Selain itu, waduk ini juga difungsikan sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dsb.

Waduk Jatigede difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 87.804 hektar di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka. Selain itu, air dari Waduk Jatigede juga akan dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah PLTA berkapasitas 110 MW yang saat ini sedang dibangun oleh PLN. Waduk ini juga akan memasok air bersih bagi warga sekitar dengan kapasitas hingga 3.500 meter kubik per detik. Selain itu, waduk ini juga akan meredam terjadinya banjir di wilayah seluas 14.000 hektar di Jawa Barat.[8][1]

Selain memiliki manfaat teknis, Waduk Jatigede juga menawarkan keindahan alam yang 'tak sengaja' terbentuk akibat proses penggenangan. Puncak-puncak bukit yang berada di area genangan berpadu dengan hamparan air yang merefleksikan birunya warna langit menciptakan pemandangan indah yang memanjakan mata. Memanfaatkan keindahan tersebut, masyarakat sekitar pun menjadikan lokasi tersebut sebagai kawasan wisata alam.[9]

Dampak sosial

[sunting | sunting sumber]
Demonstrasi penolakan penggenangan waduk

Pembangunan Waduk Jatigede menimbulkan persoalan yang kompleks. Selain mengakibatkan 16.000 warga Kabupaten Sumedang terdampak, pembangunan Waduk Jatigede juga menimbulkan bencana ekologi yang menyebabkan hilangnya sekitar 1 juta lahan hijau produktif, ancaman pengangguran masif, dan puluhan situs kebudayaan Sunda sejak era abad ke-8 hingga Kerajaan Pajajaran terancam tenggelam. Proyek strategis nasional ini pun menyisakan persoalan yang belum terselesaikan hingga peresmian penggenangan waduk ini oleh Presiden Joko Widodo pada akhir bulan Agustus 2015.

  1. ^ a b Joga, Nirwono dan Soetomo, Agus (2020). 75 Bendungan Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Rakyat (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. hlm. 36–41. ISBN 978-623-94752-4-6. 
  2. ^ Rahmawati, Debby (2011). "Jatigede Dam" (dalam bahasa Indonesian). Department of Civil Engineering University Gunadarma. Diakses tanggal 20 January 2012. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Goldsmith, Edwards dan Nicholas Hildyard (1993). Dampak Sosial dan Lingkungan Bendungan Raksasa. Yayasan Obor Indonesia. 
  4. ^ Waduk Jatigede Beroperasi Penuh
  5. ^ Novrianto, R., dan Waluyo, D., ed. (April 2016). Membangun Infrastruktur dari Pinggiran: Rahasia Satu Tahun Membangun Infrastruktur Indonesia (PDF). Pustaka Spirit. hlm. 31. ISBN 978-602-1118-66-5. 
  6. ^ Ini Latar Belakang Proyek Jatigede, Waduk Terbesar Kedua di RI
  7. ^ Pembangunan Waduk Jatigede Habiskan Dana Rp 6,5 Triliun
  8. ^ Ini Penampakan Waduk Jatigede Setelah Digenangi Air
  9. ^ Manfaatkan Indahnya Waduk Jatigede, Warga Kembangkan Kawasan Wisata[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]