Lompat ke isi

Bendungan Tiu Kulit

Koordinat: 8°41′26″S 117°40′45″E / 8.690472°S 117.679028°E / -8.690472; 117.679028
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bendungan Tiu Kulit
LokasiKabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Koordinat8°41′26″S 117°40′45″E / 8.690472°S 117.679028°E / -8.690472; 117.679028
KegunaanSerbaguna
StatusDigunakan
Mulai dibangun1991
Mulai dioperasikan1994
Biaya konstruksiRp 25 milyar
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
KontraktorWijaya Karya
PerancangNippon Koei
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi24,4 meter
Panjang264 meter
Lebar puncak8 m
Volume bendungan590.000 m3
Ketinggian di puncak61,4 mdpl
MembendungSungai Tiu Kulit
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee tanpa pintu
Kapasitas pelimpah270 m3 / detik
Waduk
NamaWaduk Tiu Kulit
Kapasitas normal11.000.000 m3
Kapasitas aktif10.250.000 m3
Kapasitas nonaktif750.000 m3
Luas tangkapan54 km2
Luas genangan110 hektar[1]
PLTMH Tiu Kulit
JenisKonvensional
Jumlah turbin1
Kapasitas terpasang75 kW

Bendungan Tiu Kulit adalah sebuah bendungan yang terletak di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Bendungan ini dibangun pada alur Sungai Tiu Kulit di Desa Simu, Kecamatan Maronge. Bendungan ini diresmikan oleh Presiden Soeharto. Waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 11 juta meter kubik dan luas genangannya mencapai 110 hektare.

Pembangunan

[sunting | sunting sumber]

Pembangunan bendungan ini dimulai pada tahun 1991 dan dapat diselesaikan pada tahun 1994 dengan biaya sebesar Rp 25 miliar. Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh Wijaya Karya. Bendungan ini dirancang oleh Nippon Koei.

Bendungan ini terutama difungsikan untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.800 hektar di Kabupaten Sumbawa dan membangkitkan listrik melalui sebuah PLTMH berkapasitas 75 kW. Selain itu, waduk yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan ini juga difungsikan sebagai sarana budidaya perikanan air tawar, sarana olahraga air, sarana rekreasi, dsb. Bendungan ini juga difungsikan sebagai pengendali banjir dan penyedia air baku sebesar 8,31 liter per detik.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 350. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]