Lompat ke isi

Waduk Cacaban: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Edogang1 (bicara | kontrib)
 
(38 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox dam
Obyek Wisata Waduk Cacaban :
| name = Waduk Cacaban
| image =
| caption =
| official_name =
| crosses = [[Sungai Cacaban]]
| locale = [[Karanganyar, Kedungbanteng, Tegal|Karanganyar, Kedungbanteng]], [[Tegal]], [[Jawa Tengah]]
| type = Urugan
| crest_elevation = 80,5 mdpl
| length = 168 m
| height = 38 m
| volume = 600.000 m<sup>3</sup>
| spillways = 1
| spillway_type = Ogee
| spillway_capacity = 105 m<sup>3</sup> / detik
| reservoir_surface = 790 hektar
| reservoir_catchment = 59 km<sup>2</sup><ref name="angoedi">{{cite book | last =Angoedi | first = Abdullah | author-link = | title = Sejarah Irigasi di Indonesia | publisher = Komite Nasional Indonesia untuk ICID| series = | volume = | edition = | date = 1984 | location = Bandung | pages = | language = | url = https://pu.go.id/pustaka/biblio/sejarah-irigasi-di-indonesia-1/K74B3 | doi = | id = | isbn = | mr = | zbl = | jfm =}}</ref>
| active_capacity = 89.900.000 m<sup>3</sup><ref name="sinaro"/>
| inactive_capacity = 100.000 m<sup>3</sup>
| width =
| began = 16 September 1952
| open = 19 Mei 1959
| purpose = Irigasi
| status = Beroperasi
| closed =
| cost =
| builder =
| owner = [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]]
| website =
|crest_width=6 m<ref name="balitbang">{{cite book | author =
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum | title = Bendungan Besar Di Indonesia | publisher = Departemen Pekerjaan Umum | date = 1995 | location = Jakarta | pages = 54 | language = id | url =https://pu.go.id/pustaka/storage/biblio/file/Bendungan%20Besar%20di%20Indonesia.pdf}}</ref>|reservoir_capacity=90.000.000 m<sup>3</sup>}}
'''Waduk Cacaban''' adalah sebuah [[waduk]] yang dibangun di [[Karanganyar, Kedungbanteng, Tegal]] untuk menampung air dari [[Sungai Cacaban]]. Waduk ini adalah waduk besar pertama yang dibangun pasca Indonesia merdeka. Waduk ini terutama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 26.753 hektar. Waduk ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dari [[Pabrik Gula Pangkah]].<ref name="sinaro">{{cite book | last =Sinaro | first = Radhi | author-link = | title = Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) | publisher = Bentara Adhi Cipta | series = | volume = | edition = | date = 2007 | location = Tangerang Selatan | pages = | language = Indonesia | url = http://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/158847/ | doi = | id = | isbn = 978-979-3945-23-1 | mr = | zbl = | jfm =}}</ref>


Waduk ini didukung dengan pemandangan hutan dan panorama alam yang indah, sehingga juga menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Tegal, selain [[Wisata Guci]] dan [[Pantai Purwahamba Indah]].<ref>{{Cite web |url=http://www.disparbud.tegalkab.go.id/id/wisata-alam/tirta-waduk-cacaban.html |title=Situs resmi Pemerintah Kabupaten Tegal, diakses 14 Feb 2015 |access-date=2015-02-14 |archive-date=2014-11-30 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141130062052/http://www.disparbud.tegalkab.go.id/id/wisata-alam/tirta-waduk-cacaban.html |dead-url=yes }}</ref>


== Sejarah ==
Waduk Cacaban terletak di Kec. Kedungbanteng dengan luas areal waduk 928,7 ha berisi air sebanyak 90 juta m³. Didukung dengan latar belakang pemandangan hutan dengan panorama yang indah.
Gagasan pembangunan waduk ini telah muncul sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia, karena di musim hujan sering terjadi banjir yang merusak lahan pertanian milik masyarakat, tetapi di musim kemarau, lahan pertanian milik masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air. Pembangunan waduk ini lalu dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama oleh Presiden [[Soekarno]] pada tanggal 16 September 1952. Waduk ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1959 oleh Pj. Presiden [[Sartono]].<ref name="sinaro"/>


Pada tahun 1963, dilakukan penanaman pohon cemara di sekeliling waduk ini untuk mengurangi jumlah lumpur yang masuk ke dalam waduk. Tetapi pohon cemara yang ditanam di atas bendungan dari waduk ini kemudian ditebang pada dekade 1980-an, karena dikhawatirkan melemahkan struktur bendungan.<ref name="sinaro"/>
Merupakan salah satu bendungan/waduk yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yamg diresmikan oleh Bapak Presiden I pada tahun 1952. Tempat ini tidak jauh dari Slawi +- 9 km ke arah timur tepatnya desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng, sehingga dapat dijadikan salah satu altrnatif tempat wisata terdekat. Wisatawan dapat menikmati suasana santai, dengan memancing ikan, jalan-jalan diatas bendungan ataupun dapat mengelilingi waduk dengan kapal motor. Adapun makanan khasnya adalah aneka ikan air tawar yang setiap saat tersedia.


Setelah waduk ini selesai dibangun, Ketua Dewan Tourisme Indonesia saat itu, [[Hamengkubuwono IX]], juga pernah berkunjung ke waduk ini untuk mengecek kelayakan waduk ini sebagai obyek wisata. Untuk itu, kemudian direncanakan pembangunan jalan di sekeliling waduk dan pembangunan penginapan di daratan di tengah waduk. Tetapi rencana tersebut belum dapat diwujudkan hingga saat ini.<ref name="sinaro"/>
Fasilitas yang ada :


== Fasilitas ==
* Arena pemancingan yang luas
Seperti layaknya tempat wisata, Waduk Cacaban juga memiliki fasilitas penunjang bagi para pengunjungnya, antara lain:
* Jalan-jalan diatas waduk/bendungan
* Mushala,
* mengelilingi waduk dengan kapal motor
* Toilet umum,
* sepeda air
* Area parkir
* Bumi perkemahan,
* Tempat bermain anak-anak (''play ground'')
* panggung hiburan
* Kapal wisata
* Warung apung
* ''Road race'',
* Hotel bintang melati
* Rumah makan.
* Arena pemancingan yang luas
* ''Waking track'' di atas waduk.


Bahkan saat ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah [[Kabupaten Tegal]] sedang merintis [[agrowisata]] dengan menanami tanaman buah-buahan di sekitar waduk.


Wisatawan juga dapat mengelilingi waduk dengan menggunakan [[kapal motor]]. Makanan khas di waduk ini adalah aneka ikan air tawar.<ref>[http://news.liputan6.com/read/661363/kisah-mistis-di-waduk-cacaban-warisan-soekarno Liputan 6 SCTV, diakses 14 Feb 2015]</ref><ref>[http://tipsjalan.com/1307/keindahan-tempat-wisata-waduk-cacaban-slawi-jawa-tengah.php Tips Jalan, diakses 14 Feb 2015]</ref>
Spesifikasi obyek


== Lihat pula ==
* Makanan khas ikan air tawar
* [[Kabupaten Tegal]]
* Waduk pertama di Indonesiayang diresmikan oleh Presiden RI ke-1 (Ir.Soekarno)


== Referensi ==
Kepala Kantor Pariwisata Kabupaten Tegal Agus Sunarto mengemukakan, waduk tersebut merupakan objek wisata andalan di Kabupaten Tegal, selain Wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah.
{{reflist}}


{{bendungan-stub}}
Dia mengakui, kondisi saat ini menurun, terutama dari segi kualitas lingkungan. Karena itu, agar objek wisata tersebut tetap eksis, kini sedang diupayakan penggalakan agrowisata. "Kami telah mengupayakan dengan menanami sebagian wilayah Cacaban dengan tanaman buah-buahan,'' katanya.
{{Bendungan dan waduk di Indonesia|state=autocollapse}}


[[Kategori:Bendungan dan waduk di Jawa Tengah|Cacaban]]
Dia menyebutkan, pada 2004 pihaknya telah menanam 3.600 batang pohon. Antara lain, 1.000 batang pohon mangga, 1.000 pohon jeruk, 700 pohon manggis, 400 pohon duku, dan 500 pohon rambutan.
[[Kategori:Kedungbanteng, Tegal]]

[[Kategori:DAS Cacaban]]
Dia menjelaskan, sebenarnya fungsi utama waduk adalah untuk mengairi sawah-sawah di sekitarnya
{{DEFAULTSORT:Cacaban}}

Revisi terkini sejak 28 Maret 2024 22.18

Waduk Cacaban
LokasiKaranganyar, Kedungbanteng, Tegal, Jawa Tengah
KegunaanIrigasi
StatusBeroperasi
Mulai dibangun16 September 1952
Mulai dioperasikan19 Mei 1959
PemilikKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Bendungan dan saluran pelimpah
Tipe bendunganUrugan
Tinggi38 m
Panjang168 m
Lebar puncak6 m[1]
Volume bendungan600.000 m3
Ketinggian di puncak80,5 mdpl
MembendungSungai Cacaban
Jumlah pelimpah1
Tipe pelimpahOgee
Kapasitas pelimpah105 m3 / detik
Waduk
Kapasitas normal90.000.000 m3
Kapasitas aktif89.900.000 m3[3]
Kapasitas nonaktif100.000 m3
Luas tangkapan59 km2[2]
Luas genangan790 hektar

Waduk Cacaban adalah sebuah waduk yang dibangun di Karanganyar, Kedungbanteng, Tegal untuk menampung air dari Sungai Cacaban. Waduk ini adalah waduk besar pertama yang dibangun pasca Indonesia merdeka. Waduk ini terutama dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian seluas sekitar 26.753 hektar. Waduk ini juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dari Pabrik Gula Pangkah.[3]

Waduk ini didukung dengan pemandangan hutan dan panorama alam yang indah, sehingga juga menjadi obyek wisata andalan Kabupaten Tegal, selain Wisata Guci dan Pantai Purwahamba Indah.[4]

Gagasan pembangunan waduk ini telah muncul sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia, karena di musim hujan sering terjadi banjir yang merusak lahan pertanian milik masyarakat, tetapi di musim kemarau, lahan pertanian milik masyarakat kesulitan untuk mendapatkan air. Pembangunan waduk ini lalu dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama oleh Presiden Soekarno pada tanggal 16 September 1952. Waduk ini kemudian diresmikan pada tanggal 19 Mei 1959 oleh Pj. Presiden Sartono.[3]

Pada tahun 1963, dilakukan penanaman pohon cemara di sekeliling waduk ini untuk mengurangi jumlah lumpur yang masuk ke dalam waduk. Tetapi pohon cemara yang ditanam di atas bendungan dari waduk ini kemudian ditebang pada dekade 1980-an, karena dikhawatirkan melemahkan struktur bendungan.[3]

Setelah waduk ini selesai dibangun, Ketua Dewan Tourisme Indonesia saat itu, Hamengkubuwono IX, juga pernah berkunjung ke waduk ini untuk mengecek kelayakan waduk ini sebagai obyek wisata. Untuk itu, kemudian direncanakan pembangunan jalan di sekeliling waduk dan pembangunan penginapan di daratan di tengah waduk. Tetapi rencana tersebut belum dapat diwujudkan hingga saat ini.[3]

Fasilitas

[sunting | sunting sumber]

Seperti layaknya tempat wisata, Waduk Cacaban juga memiliki fasilitas penunjang bagi para pengunjungnya, antara lain:

  • Mushala,
  • Toilet umum,
  • Area parkir
  • Bumi perkemahan,
  • Tempat bermain anak-anak (play ground)
  • panggung hiburan
  • Kapal wisata
  • Warung apung
  • Road race,
  • Hotel bintang melati
  • Rumah makan.
  • Arena pemancingan yang luas
  • Waking track di atas waduk.

Bahkan saat ini, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Tegal sedang merintis agrowisata dengan menanami tanaman buah-buahan di sekitar waduk.

Wisatawan juga dapat mengelilingi waduk dengan menggunakan kapal motor. Makanan khas di waduk ini adalah aneka ikan air tawar.[5][6]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum (1995). Bendungan Besar Di Indonesia (PDF). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum. hlm. 54. 
  2. ^ Angoedi, Abdullah (1984). Sejarah Irigasi di Indonesia. Bandung: Komite Nasional Indonesia untuk ICID. 
  3. ^ a b c d e Sinaro, Radhi (2007). Menyimak Bendungan di Indonesia (1910-2006) (dalam bahasa Indonesia). Tangerang Selatan: Bentara Adhi Cipta. ISBN 978-979-3945-23-1. 
  4. ^ "Situs resmi Pemerintah Kabupaten Tegal, diakses 14 Feb 2015". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-30. Diakses tanggal 2015-02-14. 
  5. ^ Liputan 6 SCTV, diakses 14 Feb 2015
  6. ^ Tips Jalan, diakses 14 Feb 2015