Lompat ke isi

Mazhab Hanafi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Penambahan Konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(25 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Islam}}
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}


'''Mazhab Hanafi''' ({{lang-ar|الحنفية|translit=al-ḥanafīyah}}) ialah salah satu [[mazhab]] fikih dalam [[Islam]] [[Sunni]]. Mazhab ini didirikan oleh [[Imam Abu Hanifah]] yang bernama lengkap Abu Hanifah bin Nu'man bin Tsabit Al-Taimi Al-Kufi.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62}}
'''Mazhab Hanafi''' ({{lang-ar|الحنفية|translit=al-ḥanafīyah}}) ialah salah satu [[mazhab]] fikih dalam [[Islam]] [[Sunni]]. Mazhab ini didirikan oleh [[Imam Abu Hanifah]] yang bernama lengkap Abu Hanifah bin Nu'man bin Tsabit Al-Taimi Al-Kufi.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62. : "Mazhab Hanafi ialah pendapat dan pendirian yang dipegangi oleh Abu Hanifah An Nu'man Ibnu Stabit, seorang pemuka ahli qiyas yang ulung di masanya (80 H-150 H)."}}


Mazhab ini diamalkan dan berkembang di kalangan orang Islam Sunni di kawasan [[Afganistan]], [[Irak]], [[Persia]], [[Mesir]], [[Turki]], [[Anak Benua India|anak-benua India]], [[Tiongkok]], [[Rusia]], dan sebagian [[Afrika Barat]]. Mazhab Hanafi juga sempat berkembang di [[Maroko]], namun kemudian mulai tergeser oleh [[Mazhab Maliki]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=63}}
Mazhab ini diamalkan dan berkembang di kalangan orang Islam Sunni di kawasan [[Afganistan]], [[Irak]], [[Persia]], [[Mesir]], [[Turki]], [[Anak Benua India|anak-benua India]], [[Tiongkok]], [[Asia Tengah]], kawasan [[Balkan]], [[Rusia]], dan sebagian [[Afrika Barat]]. Mazhab Hanafi juga sempat berkembang di [[Maroko]], tetapi kemudian mulai tergeser oleh [[Mazhab Maliki]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=63, : "Mazhab Hanafi pada permulaannya berkembang di Kufah. Dari Kufah tersiar ke Irak. Dari Irak tersiarlah ke sebagian besar dari dunia Islam dengan sangat pesatnya. Segala sahabat Abu Hanifah berkedudukan (berkediaman) di Irak."}}


== Metodologi Fiqih Abu Hanifah ==
== Metodologi Fiqih Abu Hanifah ==
Abu Hanifah memiliki metodologi yang terkonsep secara struktural. Beliau pertama-tama mendasari mazhabnya pada [[Al-Qur'an]] (Kitabullah). Jika beliau tidak menemukan dasarnya di Al-Qur'an, maka beliau mencarinya kemudian di [[Hadis]] (Sunah). Jika masih tidak ditemukan dalam Hadis, maka beliau akan mencarinya dari pendapat para sahabat Rasul (Atsar). Jika perkataan sudah sampai kepada Ibrahim An-Nacha'y Asj Sja'by Al-Hasan Ibn Sierien Sa'id ibn Musaijab, maka beliau berijtihad.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=82. : "Kata Abu Hanifah: Saya mendasarkan hukum-hukum yang saya tetapkan kepada Kitabullah. Jika saya tidak memperoleh dasar sesuatu hukum dalam Kitabullah, saya menoleh kepada Sunnah Rasul. Bila mana saya tidak memperoleh yang demikian di dalam Kitab, Sunnah dan Hadis (atsar-atsar) yang lebih mahsyur, saya pun mengambil mana yang saya sukai (lebih tepat) dari perkataan-perkataan Sahabat itu."}} Imam Hanafi cukup dikenal atas penggunaan rasionalitas (''[[Ahlur Ra’yi|ra'yi]]'') dalam metode pengambilan fatwanya.<ref>Warren, Christie S. "The Hanafi School". ''Oxford Bibliographies''. Diakses pada 26 August 2020.</ref>
Dasar-dasar Abu Hanifah dalam Menetapkan suatu hukum fiqh bisa dilihat dari urutan berikut:


Selain itu, Abu Hanifah juga mendasari fikih dengan qiyas, namun terkadang pula beliau tidak mengqiyaskannya karena suatu sebab, kecuali mendesak. Abu Hanifah juga mendasari fikih dengan kaidah-kaidah umum yang disebut dengan istihsân. Abu Hanifah juga banyak menggunakan qiyas dan istishân dari imam-imam yang lain.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=82. "Kata Abu Hanifah: "Saya pun berhak berijtihad sebagaimana mereka yang tersebut ini berhak berijtihad dan telah melakukan ijtihadnya."}}
# [[Al-Qur'an]]

# [[Sunnah]], di mana dia selalu mengambil sunnah yang mutawatir/masyhur. Dia mengambil sunnah yang diriwayatkan secara ahad hanya bila rawi darinya tsiqah.
Secara sederhana dasar-dasar metodologi fikih Abu Hanifah dalam menetapkan suatu hukum fikih bisa dilihat dari urutan berikut:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=82}}
# Pendapat para Sahabat Nabi ([[Atsar]])

# [[Qiyas]]
# [[Istihsan]]
#[[Al-Qur'an]],
# [[Ijma']] para ulama
#[[Sunnah]],
# Pendapat para Sahabat Nabi ([[Atsar]]),{{Sfn|'Al-Qaththan|2005|p=25. :"Atsar menurut bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah ada dua pendapat: 1. Ada yang mengatakan bahwa atsar sama dengan hadis, makna keduanya adalah sama. 2. Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa yang disandarkan kepada sahabat dan tabi'in, baik berupa ucapan dan perbuatan mereka."}}
# [[Urf]] masyarakat muslim
# [[Ijmak]],
#[[Qiyas]],
#[[Istihsan]],


== Perkembangan ==
== Perkembangan ==
Sebagai mazhab tertua diantara mazhab-mazhab lainnya, Abu Hanifah memiliki banyak murid. Murid-murid Abu Hanifah yang tersohor antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62}}
Sebagai mazhab tertua diantara mazhab-mazhab lainnya, Abu Hanifah memiliki banyak murid. Murid-murid Abu Hanifah yang tersohor antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62. "Murid-murid Abu Hanifah ini, sebenarnya terdiri dari para ahli yang mempunyai kekuatan ijtihad sendiri yang tidak kurang dari derajat ijtihad Abu Hanifah sendiri."}}


# [[Abu Yusuf Yakub Ibrahim Al-Anshâry]] (113 H-183 H)
# [[Abu Yusuf Yakub Ibrahim Al-Anshâry]] (113 H-183 H)
Baris 23: Baris 26:
# [[Zufar Ibn Hudzail Ibn Qais Al-Kufy]] (110 H-158 H)
# [[Zufar Ibn Hudzail Ibn Qais Al-Kufy]] (110 H-158 H)
# [[Muhammad Ibn Zijâd Al-Lu'luiy Al-Kufy]] (204 H)
# [[Muhammad Ibn Zijâd Al-Lu'luiy Al-Kufy]] (204 H)
Menurut ahli tafsir Al-Qur'an dan hukum Islam asal Aceh, [[Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy|Muhammad Hasbi Ash' Shiddieqy]], murid-murid Abu Hanifah memiliki kemampuan [[ijtihad]] yang hampir menyamai Abu Hanifah sendiri. Terutama Abu Yusuf dan Muhammad ibn Al-Hasan, keduanya bahkan dikenal sebagai " dua sahabat Imam".{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62}}
Menurut ahli tafsir Al-Qur'an dan hukum Islam asal Aceh, [[Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy|Muhammad Hasbi Ash' Shiddieqy]], murid-murid Abu Hanifah memiliki kemampuan [[ijtihad]] yang hampir menyamai Abu Hanifah sendiri. Terutama Abu Yusuf dan Muhammad Ibn Al-Hasan, keduanya bahkan dikenal sebagai " dua sahabat Imam".{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=62. "Murid-murid Abu Hanifah ini, sebenarnya terdiri dari para ahli yang mempunyai kekuatan ijtihad sendiri yang tidak kurang dari derajat ijtihad Abu Hanifah sendiri."}}


=== Kitab-Kitab ===
== Hubungan dengan Mazhab yang Lain ==
Menurut Ash' Shiddieqy, Abu Hanifah tidak menulis bukunya sendiri, melainkan murid-muridnya yang menuliskannya. Muridnya yang pertama kali menulis kitab atau buku Abu Hanifah adalah Abu Yusuf. Salah satu bukunya berjudul ''[[Risalah Al-Charadj]],'' kitab tersebut menjelaskan dan menguraikan tentang perihal upeti. Sayangnya kebanyakan buku yang ditulis Abu Yusuf tidak diturunkan dan kurang diketahui.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=75. : "Imam Abu Hanifah tidak menulis kitab sendiri. Segala kitab yang dikatakan kitabnya, adalah kitab murid-muridnya,"}}


Sementara murid Abu Hanifah yang lain, Muhammad Ibn Al-Hasan menulis lebih banyak buku terkait mazhab Hanafi dan menjadi pegangan utama para penganut mazhab Hanafi. Buku-buku tersebut antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=75. : "Imam Abu Hanifah tidak menulis kitab sendiri. Segala kitab yang dikatakan kitabnya, adalah kitab murid-muridnya,"}}
Kehadiran mazhab-mazhab ini mungkin tidak bisa dilihat sebagai perbedaan mutlak seperti dalam agama [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]) dan beberapa agama lain. Sebaliknya ini merupakan perbedaan melalui pendapat logika dan ide dalam memahami [[Islam]]. Perkara pokok seperti akidah atau tauhid masih sama dan tidak berubah.

# ''Al-Djami'ul Kabier''
# ''Al-Djami'ush Shaghier''
# ''Al-Mabsuth''
# ''As-Sijarul Kabier''
# ''As-Sijarush Shagier''
# ''Az-Zijadat''
Keenam buku yang ditulis oleh Muhammad Ibn Al-Hasan juga dikenal sebagai ''Kitab Dhâhirur Riwâjah'' oleh para penganut mazhab Hanafi. Keenam buku tersebut kemudian dikumpulkan lagi oleh Al-Hakim Asj Sjahied dalam karyanya yang berjudul ''Al-Kâfi.''{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=75. : "Imam Abu Hanifah tidak menulis kitab sendiri. Segala kitab yang dikatakan kitabnya, adalah kitab murid-muridnya,"}}

KItab-kitab mazhab Hanafi lainnya yang terkenal antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=75. : "Imam Abu Hanifah tidak menulis kitab sendiri. Segala kitab yang dikatakan kitabnya, adalah kitab murid-muridnya,"}}

# ''Al-Mudjarrad''
# ''Adâbul Qadli''
# ''Al-Chishâl''
# ''An-Nafaqât''
# ''Al-Charâdj''
# ''Al-Farâidl''
# ''Al-Wasieth''
# ''Al-Hadjdj''
# ''Al-Djâmi''
# ''Itsbatul Qiyas''
# ''Idjtihâdur Ra'ji''
# ''Al-Auqâf''
# ''Ichtilâful Fuqahâ''
# ''Sjarah Musykil Al-Ahâdiest''
# ''Sjarah Ma'ânil Atsar''


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
<references />

== Daftar Pustaka ==
== Daftar Pustaka ==


* Ash' Shiddieqy. M. Hasbi. ''Hukum Islam.'' Jakarta: Pustaka Islam. 1962.
* Ash' Shiddieqy. M. Hasbi. ''Hukum Islam.'' Jakarta: Pustaka Islam. 1962.
* 'Al-Qaththan, Syaikh Manna. ''[https://play.google.com/store/books/details/Pengantar_Studi_Ilmu_Hadits?id=9JQxDQAAQBAJ Pengantar Studi Ilmu Hadits].'' Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2005. ISBN 9795923188
{{Pembagian mazhab}}
{{Pembagian mazhab}}


[[Kategori:Mazhab|Hanafi]]
[[Kategori:Mazhab|Hanafi]]
[[Kategori:Sunni]]
[[Kategori:Suni]]

Revisi per 12 April 2024 13.16

Mazhab Hanafi (bahasa Arab: الحنفية, translit. al-ḥanafīyah) ialah salah satu mazhab fikih dalam Islam Sunni. Mazhab ini didirikan oleh Imam Abu Hanifah yang bernama lengkap Abu Hanifah bin Nu'man bin Tsabit Al-Taimi Al-Kufi.[1]

Mazhab ini diamalkan dan berkembang di kalangan orang Islam Sunni di kawasan Afganistan, Irak, Persia, Mesir, Turki, anak-benua India, Tiongkok, Asia Tengah, kawasan Balkan, Rusia, dan sebagian Afrika Barat. Mazhab Hanafi juga sempat berkembang di Maroko, tetapi kemudian mulai tergeser oleh Mazhab Maliki.[2]

Metodologi Fiqih Abu Hanifah

Abu Hanifah memiliki metodologi yang terkonsep secara struktural. Beliau pertama-tama mendasari mazhabnya pada Al-Qur'an (Kitabullah). Jika beliau tidak menemukan dasarnya di Al-Qur'an, maka beliau mencarinya kemudian di Hadis (Sunah). Jika masih tidak ditemukan dalam Hadis, maka beliau akan mencarinya dari pendapat para sahabat Rasul (Atsar). Jika perkataan sudah sampai kepada Ibrahim An-Nacha'y Asj Sja'by Al-Hasan Ibn Sierien Sa'id ibn Musaijab, maka beliau berijtihad.[3] Imam Hanafi cukup dikenal atas penggunaan rasionalitas (ra'yi) dalam metode pengambilan fatwanya.[4]

Selain itu, Abu Hanifah juga mendasari fikih dengan qiyas, namun terkadang pula beliau tidak mengqiyaskannya karena suatu sebab, kecuali mendesak. Abu Hanifah juga mendasari fikih dengan kaidah-kaidah umum yang disebut dengan istihsân. Abu Hanifah juga banyak menggunakan qiyas dan istishân dari imam-imam yang lain.[5]

Secara sederhana dasar-dasar metodologi fikih Abu Hanifah dalam menetapkan suatu hukum fikih bisa dilihat dari urutan berikut:[6]

  1. Al-Qur'an,
  2. Sunnah,
  3. Pendapat para Sahabat Nabi (Atsar),[7]
  4. Ijmak,
  5. Qiyas,
  6. Istihsan,

Perkembangan

Sebagai mazhab tertua diantara mazhab-mazhab lainnya, Abu Hanifah memiliki banyak murid. Murid-murid Abu Hanifah yang tersohor antara lain:[8]

  1. Abu Yusuf Yakub Ibrahim Al-Anshâry (113 H-183 H)
  2. Muhammad Ibn Al-Hasan Asj Sjaibâni (132 H-189 H)
  3. Zufar Ibn Hudzail Ibn Qais Al-Kufy (110 H-158 H)
  4. Muhammad Ibn Zijâd Al-Lu'luiy Al-Kufy (204 H)

Menurut ahli tafsir Al-Qur'an dan hukum Islam asal Aceh, Muhammad Hasbi Ash' Shiddieqy, murid-murid Abu Hanifah memiliki kemampuan ijtihad yang hampir menyamai Abu Hanifah sendiri. Terutama Abu Yusuf dan Muhammad Ibn Al-Hasan, keduanya bahkan dikenal sebagai " dua sahabat Imam".[8]

Kitab-Kitab

Menurut Ash' Shiddieqy, Abu Hanifah tidak menulis bukunya sendiri, melainkan murid-muridnya yang menuliskannya. Muridnya yang pertama kali menulis kitab atau buku Abu Hanifah adalah Abu Yusuf. Salah satu bukunya berjudul Risalah Al-Charadj, kitab tersebut menjelaskan dan menguraikan tentang perihal upeti. Sayangnya kebanyakan buku yang ditulis Abu Yusuf tidak diturunkan dan kurang diketahui.[9]

Sementara murid Abu Hanifah yang lain, Muhammad Ibn Al-Hasan menulis lebih banyak buku terkait mazhab Hanafi dan menjadi pegangan utama para penganut mazhab Hanafi. Buku-buku tersebut antara lain:[9]

  1. Al-Djami'ul Kabier
  2. Al-Djami'ush Shaghier
  3. Al-Mabsuth
  4. As-Sijarul Kabier
  5. As-Sijarush Shagier
  6. Az-Zijadat

Keenam buku yang ditulis oleh Muhammad Ibn Al-Hasan juga dikenal sebagai Kitab Dhâhirur Riwâjah oleh para penganut mazhab Hanafi. Keenam buku tersebut kemudian dikumpulkan lagi oleh Al-Hakim Asj Sjahied dalam karyanya yang berjudul Al-Kâfi.[9]

KItab-kitab mazhab Hanafi lainnya yang terkenal antara lain:[9]

  1. Al-Mudjarrad
  2. Adâbul Qadli
  3. Al-Chishâl
  4. An-Nafaqât
  5. Al-Charâdj
  6. Al-Farâidl
  7. Al-Wasieth
  8. Al-Hadjdj
  9. Al-Djâmi
  10. Itsbatul Qiyas
  11. Idjtihâdur Ra'ji
  12. Al-Auqâf
  13. Ichtilâful Fuqahâ
  14. Sjarah Musykil Al-Ahâdiest
  15. Sjarah Ma'ânil Atsar

Referensi

  1. ^ Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 62. : "Mazhab Hanafi ialah pendapat dan pendirian yang dipegangi oleh Abu Hanifah An Nu'man Ibnu Stabit, seorang pemuka ahli qiyas yang ulung di masanya (80 H-150 H).".
  2. ^ Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 63, : "Mazhab Hanafi pada permulaannya berkembang di Kufah. Dari Kufah tersiar ke Irak. Dari Irak tersiarlah ke sebagian besar dari dunia Islam dengan sangat pesatnya. Segala sahabat Abu Hanifah berkedudukan (berkediaman) di Irak.".
  3. ^ Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 82. : "Kata Abu Hanifah: Saya mendasarkan hukum-hukum yang saya tetapkan kepada Kitabullah. Jika saya tidak memperoleh dasar sesuatu hukum dalam Kitabullah, saya menoleh kepada Sunnah Rasul. Bila mana saya tidak memperoleh yang demikian di dalam Kitab, Sunnah dan Hadis (atsar-atsar) yang lebih mahsyur, saya pun mengambil mana yang saya sukai (lebih tepat) dari perkataan-perkataan Sahabat itu.".
  4. ^ Warren, Christie S. "The Hanafi School". Oxford Bibliographies. Diakses pada 26 August 2020.
  5. ^ Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 82. "Kata Abu Hanifah: "Saya pun berhak berijtihad sebagaimana mereka yang tersebut ini berhak berijtihad dan telah melakukan ijtihadnya.".
  6. ^ Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 82.
  7. ^ 'Al-Qaththan 2005, hlm. 25. :"Atsar menurut bahasa adalah sisa dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah ada dua pendapat: 1. Ada yang mengatakan bahwa atsar sama dengan hadis, makna keduanya adalah sama. 2. Ada yang berpendapat bahwa atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa yang disandarkan kepada sahabat dan tabi'in, baik berupa ucapan dan perbuatan mereka.".
  8. ^ a b Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 62. "Murid-murid Abu Hanifah ini, sebenarnya terdiri dari para ahli yang mempunyai kekuatan ijtihad sendiri yang tidak kurang dari derajat ijtihad Abu Hanifah sendiri.".
  9. ^ a b c d Ash' Shiddieqy 1962, hlm. 75. : "Imam Abu Hanifah tidak menulis kitab sendiri. Segala kitab yang dikatakan kitabnya, adalah kitab murid-muridnya,".

Daftar Pustaka