Untung Syamsuri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yuda masduki (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sudah ada di badan artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(30 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Infobox officeholder
|honorific-prefix = <small>[[Letnan Kolonel]]</small>
| honorific-prefix =
|name = Untung Syamsuri
| name = Untung Syamsuri
|image = Col Untung.jpg
| image = Col Untung.jpg
|caption = Letkol Untung Syamsuri
| caption = Untung saat diadili di Jakarta pada tahun 1966
|birth_date = {{birth date|1926|7|3}}
| birth_date = {{birth date|1926|7|3}}
|death_date = {{death date|1967|9|28}}
| death_date = {{death date|1967|9||1926|7|3}}
|birth_place = Kedung Bajul, [[Bojongsari, Alian, Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| birth_place = [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|death_place = [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Cimahi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|birth_name =
| birth_name =
|nickname =
| nickname =
|allegiance = [[Indonesia]]
| allegiance = {{unbulleted list|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1943—1945)|{{flag|Indonesia}} (1945—1965)}}
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| branch = {{unbulleted list|{{flagicon image|Flag of PETA (Pembela Tanah Air).svg}} [[Pembela Tanah Air|PETA]] (1943—1945)|{{flagicon image|Flag of the Indonesian Army.svg}} [[TNI Angkatan Darat]] (1945—1965)}}
|serviceyears = 1948–1965
| serviceyears = 1943—1965
|rank = [[Berkas:Pdu letkoltni staf.png|25px]] [[Letnan Kolonel]]
| rank = [[Berkas:Pdu letkoltni staf.png|25px]] [[Letnan Kolonel]]
|commands = [[Resimen Tjakrabirawa]]
| commands = [[Resimen Tjakrabirawa]]
|battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]<br />[[Gerakan 30 September]]
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]<br />[[Gerakan 30 September]]
}}
}}

[[Letnan Kolonel]] '''Untung Syamsuri''' ({{lahirmati|Kedung Bajul, [[Bojongsari, Alian, Kebumen]], [[Jawa Tengah]]|3|7|1926|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]|28|9|1967}})<ref>Crouch (2007) hlm. 159, 205, 242</ref> adalah Komandan Batalyon I [[Cakrabirawa|Tjakrabirawa]] yang memimpin [[Gerakan 30 September]] pada tahun [[1965]]. Untung adalah bekas anak buah [[Soeharto]] ketika ia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo. Untung adalah Komandan Kompi Batalyon 444 dan pernah mendapat didikan politik dari tokoh [[PKI]], [[Alimin]].
[[Letnan Kolonel]] '''Untung bin Syamsuri''' ({{lahirmati|Kedung Bajul, [[Bojongsari, Alian, Kebumen]], [[Jawa Tengah]]|3|7|1926|[[Cimahi]], [[Jawa Barat]]||9|1967}}<ref name="HUGHES205">Hughes (2002) p. 205</ref>) adalah adalah salah satu pemimpin upaya kudeta tahun 1965 di [[Indonesia]] yang dikenal sebagai [[Gerakan 30 September]]. Untung adalah mantan anak buah [[Soeharto]] ketika ia menjadi Komandan Resimen 15 di [[Kota Surakarta|Solo]].


== Masa kecil ==
== Masa kecil ==
Letnan Kolonel Untung Sutopo Bin Syamsuri di pindah dari Kebumen ke Desa Jayengan, [[Solo]], pada tahun 1927. Nama kecilnya adalah '''Kusman'''. Ayahnya bernama Abdullah dan bekerja di sebuah toko peralatan batik di [[Pasar Kliwon]] , Solo. Sejak kecil Kusman telah diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. Kusman masuk sekolah dasar di Ketelan dan di sanalah dia mengenal permainan bola dan menjadi hobinya kemudian hari. Karena senang bermain bola Kusman pernah menjadi anggota KVC (Kaparen Voetball Club) di desanya. Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang namun tidak sampai selesai karena [[Jepang]] mulai masuk ke [[Indonesia]] dan Kusman bergabung ke dalam ''[[Heiho]]''.
Untung Sutopo bin Syamsuri pindah dari Kebumen ke Desa Jayengan, [[Kota Surakarta|Solo]], pada tahun 1927. Nama kecilnya adalah '''Kusman'''. Ayahnya bernama Abdullah dan bekerja di sebuah toko peralatan batik di [[Pasar Kliwon, Surakarta|Pasar Kliwon]], Solo. Sejak kecil Kusman telah diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. Kusman masuk sekolah dasar di Ketelan dan di sanalah dia mengenal permainan bola dan menjadi hobinya kemudian hari. Karena senang bermain bola Kusman pernah menjadi anggota KVC (Kaparen Voetball Club) di desanya. Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang namun tidak sampai selesai karena [[Jepang]] mulai masuk ke [[Indonesia]] dan Kusman bergabung ke dalam ''[[Heiho]]''.


== Karier militer ==
== Karier militer ==
Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di [[Kabupaten Wonogiri|Wonogiri]]. Selanjutnya Gubernur Militer [[Kolonel]] [[Gatot Soebroto]] memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke [[Cepogo, Boyolali|Cepogo]], di lereng [[Gunung Merbabu]]. Kemudian Kusman pergi ke [[Kabupaten Madiun|Madiun]] dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah [[Pemberontakan PKI 1948|peristiwa Madiun]], Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui [[Akademi Militer]] di [[Kota Semarang|Semarang]].
[[Berkas:Untung2.jpg|ka|jmpl|Letkol Untung dalam [[Mahmilub]] atas keterlibatannya dalam [[G30S]]]]

Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di [[Wonogiri]], Solo. Selanjutnya Gubernur Militer Kolonel [[Gatot Soebroto]] memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke [[Cepogo, Boyolali|Cepogo]], di lereng gunung [[Merbabu]]. Kemudian Kusman pergi ke [[Madiun]] dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah [[peristiwa Madiun]], Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di [[Semarang]].
Letnan Kolonel Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik [[Akademi Militer]]. Pada masa pendidikan ia bersaing dengan [[Benny Moerdani]], perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup [[RPKAD]]. Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan [[Irian Barat]] dan Untung merupakan salah satu anak buah [[Soeharto]] yang dipercaya menjadi Panglima Mandala. Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat karena Soeharto telah memerintah gencatan senjata pada tahun 1962.
Letnan Kolonel Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik [[Akademi Militer]]. Pada masa pendidikan ia bersaing dengan [[Leonardus Benyamin Moerdani]], perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup [[Komando Pasukan Khusus|RPKAD]]. Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan [[Papua (wilayah Indonesia)|Irian Barat]] dan Untung merupakan salah satu anak buah [[Soeharto]] yang dipercaya menjadi Panglima Mandala. Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat karena Soeharto telah memerintah gencatan senjata pada tahun 1962.


Sebelum ditarik ke [[Resimen Cakrabirawa]], Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, [[Semarang]]. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G30S ini, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando [[Sarwo Edhie Wibowo]].
Sebelum ditarik ke [[Resimen Tjakrabirawa]], Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G30S ini, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando [[Sarwo Edhie Wibowo]].


Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di [[Brebes]], Jawa Tengah. Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S. Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.
Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di [[Kabupaten Tegal|Tegal]], Jawa Tengah. Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S. Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.


Setelah melalui sidang [[Mahkamah Militer Luar Biasa|Mahmilub]] yang kilat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1966, setahun setelah [[G30S]] meletus.
Setelah melalui sidang Mahmilub yang kilat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1966, setahun setelah G30S meletus.


== Hubungan dengan Soeharto ==
== Hubungan dengan Soeharto ==
[[Berkas:Untung-soeharto-soekarno.jpg|jmpl|ka|Presiden [[Soekarno]] menerima [[Batalyon 454]] pada perayaan untuk veteran [[pembebasan Irian Barat]] di [[Istana Negara]], [[19 Januari]] [[1963]]. Tampak Mayor Untung (kiri, Komandan Batalyon 454) dan Jenderal [[Soeharto]].]]
[[Berkas:Untung-soeharto-soekarno.jpg|jmpl|ka|Presiden [[Soekarno]] menerima [[Batalyon 454]] pada perayaan untuk veteran [[pembebasan Irian Barat]] di [[Istana Negara]], [[19 Januari]] [[1963]]. Tampak Mayor Untung (kiri, Komandan Batalyon 454) dan Jenderal [[Soeharto]].]]
Bagi [[Soeharto]], Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam Diponegoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh [[Soeharto]] beserta [[Tien Soeharto|Ny. Tien Soeharto]]. Pernikahan tersebut berlangsung di [[Kebumen]] beberapa bulan sebelum G30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak.
Bagi [[Soeharto]], Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di [[Kodam VII/Diponegoro]]. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh Soeharto beserta [[Siti Hartinah|Tien Soeharto]]. Pernikahan tersebut berlangsung di [[Kabupaten Kebumen|Kebumen]] beberapa bulan sebelum G30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 51: Baris 50:
{{Pergolakan politik Indonesia 1965}}
{{Pergolakan politik Indonesia 1965}}


{{lifetime|1926|1966|}}


{{DEFAULTSORT:Syamsuri, Untung}}
{{DEFAULTSORT:Syamsuri, Untung}}

{{lifetime|1926|1966|}}
[[Kategori:Tokoh korban pembersihan komunis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh korban pembersihan komunis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
Baris 63: Baris 61:
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]]
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia yang dieksekusi]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia yang dieksekusi]]

{{Indo-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 18 April 2024 11.06

Untung Syamsuri
Untung saat diadili di Jakarta pada tahun 1966
Informasi pribadi
Lahir(1926-07-03)3 Juli 1926
Kebumen, Jawa Tengah, Hindia Belanda
MeninggalSeptember 1967
Cimahi, Jawa Barat, Indonesia
Karier militer
Pihak
Dinas/cabang
Masa dinas1943—1965
Pangkat Letnan Kolonel
KomandoResimen Tjakrabirawa
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Gerakan 30 September
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Letnan Kolonel Untung bin Syamsuri (3 Juli 1926 –  September 1967[1]) adalah adalah salah satu pemimpin upaya kudeta tahun 1965 di Indonesia yang dikenal sebagai Gerakan 30 September. Untung adalah mantan anak buah Soeharto ketika ia menjadi Komandan Resimen 15 di Solo.

Masa kecil[sunting | sunting sumber]

Untung Sutopo bin Syamsuri pindah dari Kebumen ke Desa Jayengan, Solo, pada tahun 1927. Nama kecilnya adalah Kusman. Ayahnya bernama Abdullah dan bekerja di sebuah toko peralatan batik di Pasar Kliwon, Solo. Sejak kecil Kusman telah diangkat anak oleh pamannya yang bernama Syamsuri. Kusman masuk sekolah dasar di Ketelan dan di sanalah dia mengenal permainan bola dan menjadi hobinya kemudian hari. Karena senang bermain bola Kusman pernah menjadi anggota KVC (Kaparen Voetball Club) di desanya. Setelah lulus sekolah dasar, Kusman melanjutkan ke sekolah dagang namun tidak sampai selesai karena Jepang mulai masuk ke Indonesia dan Kusman bergabung ke dalam Heiho.

Karier militer[sunting | sunting sumber]

Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri. Selanjutnya Gubernur Militer Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan agar Batalyon Sudigdo dipindahkan ke Cepogo, di lereng Gunung Merbabu. Kemudian Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya. Setelah peristiwa Madiun, Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Letnan Kolonel Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik Akademi Militer. Pada masa pendidikan ia bersaing dengan Leonardus Benyamin Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD. Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat dan Untung merupakan salah satu anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala. Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat karena Soeharto telah memerintah gencatan senjata pada tahun 1962.

Sebelum ditarik ke Resimen Tjakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang. Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II. Kelak dalam peristiwa G30S ini, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie Wibowo.

Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Tegal, Jawa Tengah. Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung. Anggota Armed yang menangkapnya pun tidak menyangka bahwa tangkapannya adalah mantan Komando Operasional G30S. Setelah mengalami pemeriksaan di markas CPM Tegal, barulah diketahui bahwa yang bersangkutan bernama Untung.

Setelah melalui sidang Mahmilub yang kilat, Untung pun dieksekusi di Cimahi, Jawa Barat pada tahun 1966, setahun setelah G30S meletus.

Hubungan dengan Soeharto[sunting | sunting sumber]

Presiden Soekarno menerima Batalyon 454 pada perayaan untuk veteran pembebasan Irian Barat di Istana Negara, 19 Januari 1963. Tampak Mayor Untung (kiri, Komandan Batalyon 454) dan Jenderal Soeharto.

Bagi Soeharto, Untung bukanlah orang lain. Hubungan keduanya cukup erat apalagi Soeharto pernah menjadi atasan Untung di Kodam VII/Diponegoro. Indikasi kedekatan tersebut terlihat pada resepsi pernikahan Untung yang dihadiri oleh Soeharto beserta Tien Soeharto. Pernikahan tersebut berlangsung di Kebumen beberapa bulan sebelum G30S meletus. Kedatangan komandan pada resepsi pernikahan anak buahnya adalah hal yang jamak.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hughes (2002) p. 205