Lompat ke isi

Tari Soanggi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(24 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Tari Soanggi.jpg|jmpl|280x280px|Tari Soanggi.|al=]]
[[Berkas:Tari Soanggi.jpg|jmpl|280x280px|Tari Soanggi.|al=]]
'''Tari Soanggi''' adalah tarian yang berasal dari daerah [[Kabupaten Waropen|Waropen]] di pantai [[Teluk Cenderawasih|Teluk Cendrawasih]], [[Papua Barat]]. Tari suanggi merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat Papua Barat yang masih meyakini adanya nuansa magis. Tari Suanggi ini memiliki makna yang dalam, berawal dari kisah seorang suami yang ditinggal mati istrinya karena korban makhluk anggi-anggi (jadi-jadian). Menurut kepercayaan masyarakat Papua Barat, suanggi merupakan roh jahat yang belum mendapatkan kenyamanan di alam baka, di [[Jawa]] biasa disebut memedi. Roh jahat tersebut akan merasuki tubuh seorang wanita. Tari soanggi dibawakan oleh berpuluh-puluh penari pria. Tarian ini digambarkan sebagai perang antara penduduk yang bersenjatakan busur dan anak panah dengan seorang soanggi. Dalam perang yang dahsyat soanggi dapat berada di pihak yang menang. Dalam tari soanggi para penari mengenakan rumbai-rumbai sebagai penutup badan bagian bawah dan ada seorang yang bertindak sebagai pimpinan yang bersenjatakan perisai dan parang. Iringan tarian ini menggunakan alat musik [[tifa]] dan [[Trompet|terompet]] kerang serta nyanyian-nyanyian yang dilakukan oleh para penari.
'''Tari Soanggi''' atau '''Tari Suanggi''' adalah tarian adat yang berasal dari daerah pantai [[Teluk Cenderawasih|Teluk Cendrawasih]], [[Kabupaten Waropen]], [[Provinsi Papua]]. Eksistensi awal tari ini tidak begitu jelas, tetapi tarian tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat Papua Barat yang masih kental dengan nuansa magis. Tarian itu berawal dari kisah seorang suami yang ditinggal mati istrinya akibat diserang oleh makhluk bernama ''anggi-anggi'', ''soanggi'', atau ''kapes'' (jadi-jadian); di [[Jawa]] biasa disebut dengan ''memedi''. [[Roh]] tersebut biasanya akan merasuki tubuh seorang wanita, yang kemudian secara magis mampu mencelakakan orang lain. Wanita yang dirasuki roh ini disebut sebagai ''wanita soanggi''.


Kentalnya nuansa magis tersebut kemudian direalisasikan menjadi tari Soanggi yang dikenal sampai sekarang. Tari ini dibawakan oleh berpuluh-puluh penari laki-laki dan seseorang yang bertindak sebagai pimpinan. Busana yang digunakan oleh penari adalah pakaian tradisional Papua Barat, sedangkan penutup badan bagian bawahnya mengenakan rumbai-rumbai. Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik [[tifa]] dan terompet kerang, serta nyanyian-nyanyian yang dilakukan oleh para penari.


== Makna dan unsur ==
Tari Soanggi adalah tarian yang memiliki nuansa [[Mistisisme|mistis]] dan [[magis]].<ref>{{Cite web|title=Tarian Daerah Papua dan Penjelasannya|url=https://jurnalindonesia.co.id/tarian-daerah-papua|website=Jurnal Indonesia|access-date=17 April 2022}}</ref> Kisah yang digambarkan dalam tarian tersebut adalah seorang laki-laki yang ditinggal mati istrinya karena diserang oleh ''anggi-anggi'' atau ''soanggi''.<ref>{{Cite web|title=7 Tarian Tradisional Papua dan Fakta Unik di Baliknya|url=https://kumparan.com/berita-hari-ini/7-tarian-tradisional-papua-dan-fakta-unik-di-baliknya-1x6QYIj9FyF/2|website=Kumparan|access-date=17 April 2022}}</ref> Menurut kepercayaan masyarakat Papua Barat, ''soanggi'' adalah ''kapes'' (roh jahat) yang belum ditebus dan belum mendapat kenyamanan di alam bakanya.<ref>{{Cite web|title=6 Tari Tradisional Papua Barat Terlengkap|url=https://www.adatnusantara.web.id/2018/09/6-tari-tradisional-papua-barat.html|website=Adat Nusantara|access-date=17 April 2022}}</ref> Sementara itu, masyarakat di [[Yapen Barat, Kepulauan Yapen|Yapen Barat]] menyebutnya dengan nama ''nyata'', sedangkan masyarakat di [[Yapen Utara, Kepulauan Yapen|Yapen Utara]] (tepatnya di [[Poom, Kepulauan Yapen|Poom]]) menyebutnya dengan nama ''hinata''. Kendati berbeda sebutan, tetapi secara esensi semuanya sama.<ref>{{Cite news|last=|editor-last=|editor-first=|title=Suanggi, Ilmu Hitam Paling Ditakuti di Tanah Papua|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3863170/suanggi-ilmu-hitam-paling-ditakuti-di-tanah-papua|work=[[Liputan6.com]]|language=|access-date=17 April 2022|editor-last2=|editor-first2=}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ilmu Hitam yang Paling Ditakuti di Tanah Papua Ini Disebut Soanggi|url=https://makassar.terkini.id/seram-ilmu-hitam-yang-paling-ditakuti-di-tanah-papua-ini-disebut-suanggi/|website=Makassar Terkini|access-date=17 April 2022}}</ref>


Roh tersebut biasanya akan merasuki tubuh seorang wanita, yang kemudian secara magis mampu mencelakakan orang lain. Wanita yang dirasuki roh ini disebut sebagai ''wanita soanggi''.<ref>{{Cite web|title=Asal-Usul Tari Soanggi Tarian Tradisional Papua Barat|url=http://budaya-indo.com/asal-usul-tari-suanggi-tarian-tradisional-papua-barat|website=Budaya Indonesia|access-date=17 April 2022}}</ref> Jika telah diserang, para [[kepala suku]] akan segera mencari tahu ''soanggi'' yang sudah mencelakainya sebagai upaya pencegahan.<ref name=":1" /> Setelah ditemukan, wanita itu nantinya akan dipaksa minum akar [[tuba]], dipukul, atau dibunuh. Jika terpaksa harus dibunuh, perutnya akan dibedah dan dilihat isinya. Masyarakat percaya jika benar dia ''wanita soanggi'', empedunya akan menjadi dua dan harus dibuang agar tidak merasuki orang lain lagi.<ref>{{Cite book|last=Nasution|first=Fitri Haryani|date=2019|title=70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Bhuana Ilmu Populer|pages=81|url-status=live}}</ref> Namun, jika wanita itu terlambat mendapatkan pencegahan dan diserang hingga tewas, dia akan menjelma menjadi ''kapes fane''; kelompok masyarakat [[Aifat, Maybrat|Aifat]] menyebutnya dengan ''kapes mapo''.<ref>{{Cite web|title=9 Tarian Papua Barat|url=https://budayalokal.id/tarian-papua-barat/|website=Budaya Lokal|access-date=17 April 2022}}</ref> Arwah dari korban ini nantinya akan gentayangan, bahkan dapat mengancam nyawa orang lain yang berbeda.<ref>{{Cite web|title=6 Tarian Papua Barat|url=https://perpustakaan.id/tarian-papua-barat/|website=Perpustakaan.id|access-date=17 April 2022}}</ref>


Kentalnya nuansa magis tersebut kemudian direalisasikan menjadi tari Soanggi yang dikenal sampai sekarang. Sebelum penari mulai menarikannya, mereka harus melakukan [[ritual]] terlebih dahulu yang dipimpin kepala suku.<ref name=":1" /> Tari ini dibawakan oleh berpuluh-puluh penari laki-laki dan seseorang yang bertindak sebagai pimpinan.<ref>{{Cite news|last=|first=|title=15 Tarian Papua Beserta Asal Daerahnya|url=https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5648795/15-tarian-papua-beserta-asal-daerahnya|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=16 April 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=11 Tari Tradisional Papua|url=https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-103051911/11-tari-tradisional-papua?page=2|website=Harian Haluan|access-date=17 April 2022}}</ref> Gerakan tarian tersebut menggambarkan peperangan antara penduduk yang bersenjatakan [[Busur panah|busur]], [[anak panah]], [[perisai]] dan [[parang]] dengan seekor ''soanggi'',<ref>{{Cite web|title=15 Tari Adat Tradisional Papua, Berikut Maknanya!|url=https://kearifanlokal.com/15-tari-adat-tradisional-papua/|website=Kearifan Lokal|access-date=16 April 2022|archive-date=2022-05-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20220528103629/https://kearifanlokal.com/15-tari-adat-tradisional-papua/|dead-url=yes}}</ref> serta menyerupai aktivitas [[dukun]] yang akan mengusir roh jahat.<ref name=":1" /> Namun demikian, ''soanggi'' dapat menjadi pihak yang menang dalam perang itu.<ref name=":0">{{Cite book|last=Djamaludin|first=Atjep|last2=Sudarsono|date=tanpa tahun|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13490/1/Tari%20tarian%20indonesia%201.PDF|title=Tari-Tarian Indonesia I|location=Jakarta|publisher=Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=116|language=|url-status=live}}</ref>
'''Tari Soanggi''' adalah tarian adat yang berasal dari daerah pantai [[Teluk Cenderawasih|Teluk Cendrawasih]], [[Kabupaten Waropen]], [[Papua Barat|Provinsi Papua Barat]]. Eksistensi awal tari ini tidak begitu jelas, tetapi tarian tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat Papua Barat yang masih kental dengan nuansa magis. Tarian itu berawal dari kisah seorang suami yang ditinggal mati istrinya akibat diserang oleh makhluk bernama ''anggi-anggi'' atau ''soanggi'' (jadi-jadian), di [[Jawa]] biasa disebut ''memedi''.

== Makna dan unsur ==
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, ''soanggi'' merupakan [[roh]] jahat yang belum mendapatkan kenyamanan di alam baka. Roh jahat tersebut biasanya akan merasuki tubuh seorang wanita. Jika korbannya telah diserang, para [[kepala suku]] akan segera mencari tahu ''soanggi'' yang sudah mencelakai korban sebagai upaya pencegahan. Kentalnya nuansa magis tersebut kemudian direalisasikan menjadi tari Soanggi yang dikenal sampai sekarang. Sebelum penari mulai menarikannya, mereka harus melakukan [[ritual]] terlebih dahulu yang dipimpin kepala suku.

Tari ini dibawakan oleh berpuluh-puluh penari laki-laki dan seorang yang bertindak sebagai pimpinan dengan bersenjatakan [[perisai]] dan [[parang]]. Mereka mengenakan rumbai-rumbai sebagai penutup badan bagian bawah. Tarian tersebut digambarkan sebagai perang antara penduduk yang bersenjatakan [[Busur panah|busur]] dan [[anak panah]] dengan seekor ''soanggi''. Dalam perang itu, ''soanggi'' dapat menjadi pihak yang menang. Gerakan dalam tarian tersebut berfungsi untuk mengusir roh jahat yang masih terikat janji dan belum dipenuhi. Setiap gerakan yang dilakukan dalam tarian ini lebih menyerupai aktivitas [[dukun]] atau seseorang yang memiliki kekuatan magis yang akan menyembuhkan suatu penyakit.


Busana yang digunakan oleh penari adalah pakaian tradisional Papua Barat. Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik [[tifa]] dan terompet kerang, serta nyanyian-nyanyian yang dilakukan oleh para penari. Tarian ini hanya ditampilkan ketika ada seorang warga yang meninggal, bukan untuk suatu pertunjukan umum atau pentas seni.<ref>{{Cite web|last=Gischa|first=Serafica|date=8 Maret 2021|title=Tari Soanggi, Tarian Bernuansa Magis dari Papua Barat|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/08/190931869/tari-suanggi-tarian-bernuansa-magis-dari-papua-barat|website=Kompas|language=|access-date=24 Maret 2022}}</ref><ref name=":0">{{Cite book|last=Djamaludin|first=Atjep|last2=Sudarsono|date=tanpa tahun|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/13490/1/Tari%20tarian%20indonesia%201.PDF|title=Tari-Tarian Indonesia I|location=Jakarta|publisher=Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=116|language=|url-status=live}}</ref>
Busana yang digunakan oleh penari adalah pakaian tradisional Papua Barat,<ref>{{Cite book|last=Soegiarto|last2=Marah|first2=Risman|last3=Supiyadi|first3=Eko|date=1980|title=Monografi Daerah Irian Jaya|location=Jakarta|publisher=Proyek Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=172|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite book|last=Paradisa|first=Gendhis|date=2009|title=Ensiklopedia Seni dan Budaya Nusantara|location=Jakarta|publisher=Kawan Pustaka|isbn=|pages=131–132|url-status=live}}</ref> sedangkan penutup badan bagian bawahnya mengenakan rumbai-rumbai.<ref name=":1" /> Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik tifa dan terompet kerang, serta nyanyian yang dilantunkan oleh para penari.<ref name=":0" /> Tarian ini hanya ditampilkan ketika ada seorang warga yang meninggal, bukan untuk suatu pertunjukan umum atau pentas seni.<ref name=":1">{{Cite news|last=|first=|date=|editor-last=|editor-first=|title=Tari Suanggi, Tarian Bernuansa Magis dari Papua Barat|url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/08/190931869/tari-suanggi-tarian-bernuansa-magis-dari-papua-barat|work=[[Kompas.com]]|language=|access-date=24 Maret 2022}}</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 24: Baris 23:


== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist|1}}
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{commons category|Tari Soanggi}}
{{commons category|Tari Soanggi}}
* [http://travel.tribunnews.com/2018/08/21/ada-destinasi-tersembunyi-di-papua-pegunungan-arfak-tawarkan-petualangan-tak-terduga-bagi-traveler Destinasi Tersembunyi di Pegunungan Arfak]
* [http://travel.tribunnews.com/2018/08/21/ada-destinasi-tersembunyi-di-papua-pegunungan-arfak-tawarkan-petualangan-tak-terduga-bagi-traveler Destinasi Tersembunyi di Pegunungan Arfak]
* [https://museumnusantara.com/tari-perang-papua-barat/ Tari Perang: Tarian Magis dari Papua Barat yang Masih Dilestarikan]


{{Tarian di wilayah pulau Papua|state=autocollapse}}
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Tari]]
[[Kategori:Tari]]

Revisi terkini sejak 23 April 2024 14.51

Tari Soanggi.

Tari Soanggi atau Tari Suanggi adalah tarian adat yang berasal dari daerah pantai Teluk Cendrawasih, Kabupaten Waropen, Provinsi Papua. Eksistensi awal tari ini tidak begitu jelas, tetapi tarian tersebut merupakan salah satu bentuk ekspresi masyarakat Papua Barat yang masih kental dengan nuansa magis. Tarian itu berawal dari kisah seorang suami yang ditinggal mati istrinya akibat diserang oleh makhluk bernama anggi-anggi, soanggi, atau kapes (jadi-jadian); di Jawa biasa disebut dengan memedi. Roh tersebut biasanya akan merasuki tubuh seorang wanita, yang kemudian secara magis mampu mencelakakan orang lain. Wanita yang dirasuki roh ini disebut sebagai wanita soanggi.

Kentalnya nuansa magis tersebut kemudian direalisasikan menjadi tari Soanggi yang dikenal sampai sekarang. Tari ini dibawakan oleh berpuluh-puluh penari laki-laki dan seseorang yang bertindak sebagai pimpinan. Busana yang digunakan oleh penari adalah pakaian tradisional Papua Barat, sedangkan penutup badan bagian bawahnya mengenakan rumbai-rumbai. Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik tifa dan terompet kerang, serta nyanyian-nyanyian yang dilakukan oleh para penari.

Makna dan unsur

[sunting | sunting sumber]

Tari Soanggi adalah tarian yang memiliki nuansa mistis dan magis.[1] Kisah yang digambarkan dalam tarian tersebut adalah seorang laki-laki yang ditinggal mati istrinya karena diserang oleh anggi-anggi atau soanggi.[2] Menurut kepercayaan masyarakat Papua Barat, soanggi adalah kapes (roh jahat) yang belum ditebus dan belum mendapat kenyamanan di alam bakanya.[3] Sementara itu, masyarakat di Yapen Barat menyebutnya dengan nama nyata, sedangkan masyarakat di Yapen Utara (tepatnya di Poom) menyebutnya dengan nama hinata. Kendati berbeda sebutan, tetapi secara esensi semuanya sama.[4][5]

Roh tersebut biasanya akan merasuki tubuh seorang wanita, yang kemudian secara magis mampu mencelakakan orang lain. Wanita yang dirasuki roh ini disebut sebagai wanita soanggi.[6] Jika telah diserang, para kepala suku akan segera mencari tahu soanggi yang sudah mencelakainya sebagai upaya pencegahan.[7] Setelah ditemukan, wanita itu nantinya akan dipaksa minum akar tuba, dipukul, atau dibunuh. Jika terpaksa harus dibunuh, perutnya akan dibedah dan dilihat isinya. Masyarakat percaya jika benar dia wanita soanggi, empedunya akan menjadi dua dan harus dibuang agar tidak merasuki orang lain lagi.[8] Namun, jika wanita itu terlambat mendapatkan pencegahan dan diserang hingga tewas, dia akan menjelma menjadi kapes fane; kelompok masyarakat Aifat menyebutnya dengan kapes mapo.[9] Arwah dari korban ini nantinya akan gentayangan, bahkan dapat mengancam nyawa orang lain yang berbeda.[10]

Kentalnya nuansa magis tersebut kemudian direalisasikan menjadi tari Soanggi yang dikenal sampai sekarang. Sebelum penari mulai menarikannya, mereka harus melakukan ritual terlebih dahulu yang dipimpin kepala suku.[7] Tari ini dibawakan oleh berpuluh-puluh penari laki-laki dan seseorang yang bertindak sebagai pimpinan.[11][12] Gerakan tarian tersebut menggambarkan peperangan antara penduduk yang bersenjatakan busur, anak panah, perisai dan parang dengan seekor soanggi,[13] serta menyerupai aktivitas dukun yang akan mengusir roh jahat.[7] Namun demikian, soanggi dapat menjadi pihak yang menang dalam perang itu.[14]

Busana yang digunakan oleh penari adalah pakaian tradisional Papua Barat,[15][16] sedangkan penutup badan bagian bawahnya mengenakan rumbai-rumbai.[7] Adapun iringan tarian ini menggunakan alat musik tifa dan terompet kerang, serta nyanyian yang dilantunkan oleh para penari.[14] Tarian ini hanya ditampilkan ketika ada seorang warga yang meninggal, bukan untuk suatu pertunjukan umum atau pentas seni.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Tarian Daerah Papua dan Penjelasannya". Jurnal Indonesia. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  2. ^ "7 Tarian Tradisional Papua dan Fakta Unik di Baliknya". Kumparan. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  3. ^ "6 Tari Tradisional Papua Barat Terlengkap". Adat Nusantara. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  4. ^ "Suanggi, Ilmu Hitam Paling Ditakuti di Tanah Papua". Liputan6.com. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  5. ^ "Ilmu Hitam yang Paling Ditakuti di Tanah Papua Ini Disebut Soanggi". Makassar Terkini. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  6. ^ "Asal-Usul Tari Soanggi Tarian Tradisional Papua Barat". Budaya Indonesia. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  7. ^ a b c d e "Tari Suanggi, Tarian Bernuansa Magis dari Papua Barat". Kompas.com. Diakses tanggal 24 Maret 2022. 
  8. ^ Nasution, Fitri Haryani (2019). 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer. hlm. 81. 
  9. ^ "9 Tarian Papua Barat". Budaya Lokal. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  10. ^ "6 Tarian Papua Barat". Perpustakaan.id. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  11. ^ "15 Tarian Papua Beserta Asal Daerahnya". detikcom. Diakses tanggal 16 April 2022. 
  12. ^ "11 Tari Tradisional Papua". Harian Haluan. Diakses tanggal 17 April 2022. 
  13. ^ "15 Tari Adat Tradisional Papua, Berikut Maknanya!". Kearifan Lokal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-28. Diakses tanggal 16 April 2022. 
  14. ^ a b Djamaludin, Atjep; Sudarsono (tanpa tahun). Tari-Tarian Indonesia I (PDF). Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 116. 
  15. ^ Soegiarto; Marah, Risman; Supiyadi, Eko (1980). Monografi Daerah Irian Jaya. Jakarta: Proyek Media Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 172. 
  16. ^ Paradisa, Gendhis (2009). Ensiklopedia Seni dan Budaya Nusantara. Jakarta: Kawan Pustaka. hlm. 131–132. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]