Lompat ke isi

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Sila ke 4 dan ke 5 dari pancasila UUD 45 untuk pembaharuan logad tata bahasa dan makna dalam pemahaman bangsa.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sfriu (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(41 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox government agency
{{Kotak info eselon I
| nama = Badan Pengembangan dan</br>Pembinaan Bahasa
| name = Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
| native_name =
| kementerian/lembaga = [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]]
| native_name_a =[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,<br>Riset, dan Teknologi]]
| logo = Berkas:Lambang Kemdikbud.png
| ukuran_logo = 180px
| native_name_r =
| keterangan_logo =
| type =
| gambar = Gedung pusat bahasa.JPG
| seal =
| ukuran_gambar = 180px
| seal_width =
| seal_caption =
| keterangan_gambar = Gedung Pusat Bahasa di Rawamangun Jakarta
| didirikan = <!-- {{Start date|tttt|bb|hh}} atau {{Start date and age|tttt|bb|hh}} (TANGGAL PENDIRIAN) -->
| logo = Logo of Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia.svg
| logo_width = 150px
| dasar_hukum = <!--dasar hukum pendirian UU/PP-->pancasila UUD 45 atas dasar hukum Indonesia. Yaitu : " 1.ketuhanan yang maha Esa, 2.kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4.kerakyatan yg di pimpin oleh Mahkamah dg kebijaksanaan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. 5.Adil dan Makmur bagi seluruh Indonesia.
| logo_caption =
TTD : Profil. Dr. Zakiyah Ibrahim.
| image = Gedung utama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rawamangun.jpg
| dibubarkan = <!-- {{Start date|tttt|bb|hh}} atau {{Start date and age|tttt|bb|hh}} (TANGGAL DIBUBARKAN)-->
| nama_sebelumnya = <!-- Nama Unit Eselon I sebelumnya-->
| image_size = 180px
| berubah_menjadi = Lembur kerja akhir tahun
| image_caption = Gedung Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta
| formed = <!-- {{Start date|YYYY|MM|DD}} OR {{Start date and age|YYYY|MM|DD}} -->
| bidang_tugas = Melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra Indonesia untuk memajukan masyarakat Aceh seluruhnya
| slogan =
| preceding1 =
| pegawai =
| preceding2 = <!-- up to |preceding6= -->
| anggaran =Anggaran pribadi
| dissolved =
| eselonI = Kepala
| superseding1 =
| nama_eselonI = [[Mahsun]]
| superseding2 = <!-- up to |superseding6= -->
| sekretaris =
| jurisdiction =
| headquarters = Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
| nama_sekretaris =
| coordinates = <!-- {{coord|LATITUDE|LONGITUDE|type:landmark_region:US|display=inline,title}} -->
| eselonII = <!--diisi Direktur/Asisten Deputi/Inspektur atau jabatan lain setingkat eselon II-->
| eselonII_1 = <!--diisi dengan nama jabatan eselon II-->
| motto =
| nama_eselonII_1 = <!--diisi dengan nama pejabat eselon II-->
| employees =
| eselonII_2 =
| budget =
| nama_eselonII_2 =
| chief1_name = Kepala
| eselonII_3 =
| chief1_position = [[E. Aminudin Aziz]]
| nama_eselonII_3 =
| chief2_name =
| eselonII_4 =
| chief2_position = <!-- up to |chief9_name= -->
| nama_eselonII_4 =
| deputy =
| parent_department = [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kemendikbud Ristek]]
| eselonII_5 =
| nama_eselonII_5 =
| parent_agency =
| eselonII_6 =
| child1_agency =
| nama_eselonII_6 =
| child2_agency = <!-- up to |child25_agency= -->
| eselonII_7 =
| keydocument1 = <!-- up to |keydocument6= -->
| website = {{URL|http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/}}
| nama_eselonII_7 =
| eselonII_8 =
| agency_id =
| nama_eselonII_8 =
| map =
| eselonII_9 =
| map_size =
| nama_eselonII_9 =
| map_caption =
| eselonII_10 =
| footnotes =
| nama_eselonII_10 =
| embed =
| alamat = Jln. Syiahkuala lamdingin Banda Aceh kec. Kuta Alam.
| situs web = http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/
| catatan =Memantau perkembangan bahasa dan Kebudayaan di Indonesia khususnya di Aceh dalam bidang teknologi di kalangan remaja masa kini
}}
}}


'''Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa''' (dulu dikenal dengan nama '''Pusat Bahasa''') adalah unsur penunjang di [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]] yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra.<ref name="Permendikbud 11/2015">[http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/sites/default/files/permendikbud_tahun2015_nomor011.pdf Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]</ref>
'''Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa''' (sempat dikenal dengan nama '''Pusat Bahasa''' dan '''Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan''') dapat disebut dengan '''Badan Bahasa''' adalah unsur penunjang di [[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]] yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra, serta pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sistem perbukuan.<ref name="Permendikbud 11/2015">{{Cite web |url=https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Abstrak%20Permendikbud%20Nomor%209%20Tahun%202019.pdf |title=Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 9 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 11 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan |access-date=2019-07-10 |archive-date=2019-07-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190710031427/https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Abstrak%2520Permendikbud%2520Nomor%25209%2520Tahun%25202019.pdf |dead-url=yes }}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pusat Bahasa berawal dengan terbentuknya ''Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek'' (ITCO) yang merupakan bagian dari [[Universitas Indonesia]] pada tahun [[1947]] dan dipimpin oleh Prof. Dr. [[Gerrit Jan Held]]. Sementara itu, pada Maret [[1948]] pemerintah Republik Indonesia membentuk lembaga bernama ''Balai Bahasa'' di bawah Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan berawal dengan terbentuknya ''Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek'' (ITCO) yang merupakan bagian dari [[Universitas Indonesia]] pada tahun [[1947]] dan dipimpin oleh Prof. Dr. [[Gerrit Jan Held]]. Kemudian, pada Maret [[1948]] pemerintah Republik Indonesia membentuk lembaga bernama ''Balai Bahasa'' di bawah Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.


Pada tahun [[1952]], Balai Bahasa dimasukkan ke lingkungan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan digabung dengan ITCO menjadi ''Lembaga Bahasa dan Budaya''. Selanjutnya, mulai [[1 Juni]] [[1959]] lembaga ini diubah menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, dan menjadi bagian Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Pada tahun [[1952]], Balai Bahasa dimasukkan ke lingkungan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan digabung dengan ITCO menjadi ''Lembaga Bahasa dan Budaya''. Selanjutnya, mulai [[1 Juni]] [[1959]] lembaga ini diubah menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, dan menjadi bagian Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Baris 59: Baris 56:
Pada [[1 April]] [[1975]] Lembaga Bahasa Nasional berganti nama menjadi '''Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa'''. Lembaga yang kerap disingkat dengan nama Pusat Bahasa ini, secara berturut-turut dipimpin oleh Prof. Dr. Amran Halim, Prof. Dr. Anton M. Moeliono, Drs. Lukman Ali, Dr. Hasan Alwi, dan [[Dendy Sugono|Dr. Dendy Sugono]].
Pada [[1 April]] [[1975]] Lembaga Bahasa Nasional berganti nama menjadi '''Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa'''. Lembaga yang kerap disingkat dengan nama Pusat Bahasa ini, secara berturut-turut dipimpin oleh Prof. Dr. Amran Halim, Prof. Dr. Anton M. Moeliono, Drs. Lukman Ali, Dr. Hasan Alwi, dan [[Dendy Sugono|Dr. Dendy Sugono]].


Kemudian berdasarkan [[Keppres]] tahun [[2000]], Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berubah nama menjadi Pusat Bahasa. Lembaga ini berada di bawah naungan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.
Kemudian, melalui [[Keppres]] tahun [[2000]], Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berubah nama menjadi Pusat Bahasa. Lembaga ini berada di bawah naungan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.


Kehadiran Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan menjadi tonggak baru keberadaan lembaga ini. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa lembaga kebahasaan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian, status lembaga ini naik dari unit kerja eselon II menjadi eselon I dengan nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.<ref>{{Cite web|last=operator|title=Sejarah Badan Bahasa {{!}} Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa - Kemendikbudristek|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/sejarah|website=badanbahasa.kemdikbud.go.id|language=id|access-date=2024-03-13}}</ref>
Saat ini, Pusat Bahasa memiliki unit pelaksana teknis (UPT), dengan nama Balai Bahasa/Kantor Bahasa, di dua puluh dua provinsi di Indonesia yaitu:
* Balai Bahasa Aceh
* Balai Bahasa Medan
* Balai Bahasa Padang
* Balai Bahasa Pekanbaru
* Kantor Bahasa Jambi
* Balai Bahasa Palembang
* Kantor Bahasa Lampung
* Balai Bahasa Bandung
* [[Balai Bahasa Jawa Tengah]]
* Balai Bahasa Surabaya
* Balai Bahasa Yogyakarta
* Balai Bahasa Bali
* Balai Bahasa Papua
* Balai Bahasa Makassar
* Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat
* Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur
* Balai Bahasa Banjarmasin
* Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah
* Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah
* Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara
* Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat
* Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara
* Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu<ref>[http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/upt Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]</ref>


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sempat berubah menjadi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2018. Namun, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 mengubah kembali nomenklatur menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
== Susunan Organisasi ==
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 11 Tahun 2015, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terdiri atas:
# Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa;
# Pusat Pengembangan dan Pelindungan;
# Pusat Pembinaan; dan
# Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.<ref name="Permendikbud 11/2015"/>


== Terbitan ==
== Struktur Organisasi ==
Tugas Unit Utama di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa:
* KBBI ([[Kamus Besar Bahasa Indonesia]]) - edisi 4
# Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
# Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra
# Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
# Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di daerah, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan memiliki unit pelaksana teknis (UPT) di 30 provinsi sebagai berikut.
# Balai Bahasa Jawa Timur
# Balai Bahasa Bali
# Balai Bahasa Aceh
# Balai Bahasa Sumatera Utara
# Balai Bahasa Riau
# Balai Bahasa Sumatera Barat
# Balai Bahasa Sumatera Selatan
# Balai Bahasa Jawa Barat
# [[Balai Bahasa Jawa Tengah]]
# Balai Bahasa D.I. Yogyakarta
# Balai Bahasa Kalimantan Barat
# Balai Bahasa Kalimantan Tengah
# Balai Bahasa Kalimantan Selatan
# Balai Bahasa Sulawesi Utara
# Balai Bahasa Sulawesi Tengah
# Balai Bahasa Sulawesi Selatan
# Balai Bahasa Papua
# Kantor Bahasa Jambi
# Kantor Bahasa Bengkulu
# Kantor Bahasa Kepulauan Riau
# Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
# Kantor Bahasa Lampung
# Kantor Bahasa Banten
# Kantor Bahasa Kalimantan Timur
# Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat
# Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur
# Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara
# Kantor Bahasa Gorontalo
# Kantor Bahasa Maluku
# Kantor Bahasa Maluku Utara

== Produk ==
* KBBI ([[Kamus Besar Bahasa Indonesia]])
* Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ([https://ejaan.kemdikbud.go.id/ Edisi Kelima])
* [https://kbbi.kemdikbud.go.id/Aplikasi/Index#unduh-sipebi-windows Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia] (SIPEBI), perangkat lunak luar jaringan (''offline'') yang berfungsi untuk mengedit atau memperbaiki teks Bahasa Indonesia secara otomatis.
* PASTI ([https://pasti.kemdikbud.go.id/istilah_search.php Padanan Istilah]), situs yang menyajikan padanan suatu istilah dari berbagai bidang ilmu yang berbahasa asing dengan bahasa Indonesia.
* Kamus [https://pmpk.kemdikbud.go.id/sibi/ Sistem Isyarat Bahasa Indonesia]
* [https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/ Ensiklopedia Sastra Indonesia]
* Kamus istilah - kamus khusus untuk bidang [[ilmu]] dasar, antara lain ([[fisika]], [[kimia]], [[matematika]], dan [[biologi]]); ilmu terapan ([[kedokteran]], [[filsafat]], [[hukum]], [[bahasa]], [[sastra]], [[komunikasi massa]], [[pendidikan]], [[agama]], dan lain-lain). Kamus istilah ini adalah kerja sama antara Pusat Bahasa, pakar bidang ilmu, dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia ([[MABBIM]])
* Kamus istilah - kamus khusus untuk bidang [[ilmu]] dasar, antara lain ([[fisika]], [[kimia]], [[matematika]], dan [[biologi]]); ilmu terapan ([[kedokteran]], [[filsafat]], [[hukum]], [[bahasa]], [[sastra]], [[komunikasi massa]], [[pendidikan]], [[agama]], dan lain-lain). Kamus istilah ini adalah kerja sama antara Pusat Bahasa, pakar bidang ilmu, dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia ([[MABBIM]])
* [[Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa]] sebagai sumber padanan kata.
* [[Tesaurus Bahasa Indonesia Pusat Bahasa|Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia]] sebagai sumber padanan kata.
* Uji kemahiran berbahasa atau ''proficiency test'' yang disebut dengan [[UKBI]] (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan mengembangkan bahan ajar [[BIPA]] (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
* Uji kemahiran berbahasa atau ''proficiency test'' yang disebut dengan [[UKBI]] (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan mengembangkan bahan ajar [[BIPA]] (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
* Rancangan Undang-Undang Bahasa yang akan mendudukkan tiga jenis bahasa di Indonesia, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai bahasa sumber ilmu pengetahuan. Kedudukan tiga bahasa ini akan diperjelas melalui undang-undang dan dilindungi pemakaiannya sehingga tidak saling menerjang dan mengalahkan yang lain.
* Rancangan Undang-Undang Bahasa yang akan mendudukkan tiga jenis bahasa di Indonesia, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai bahasa sumber ilmu pengetahuan. Kedudukan tiga bahasa ini akan diperjelas melalui undang-undang dan dilindungi pemakaiannya sehingga tidak saling menerjang dan mengalahkan yang lain.
* Halo Bahasa - aplikasi pelayanan Badan Bahasa berbasis Android.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 117: Baris 131:
{{Bahasa Indonesia}}
{{Bahasa Indonesia}}


[[Kategori:Badan pengatur bahasa]]
[[Kategori:Bahasa Indonesia]]
[[Kategori:Bahasa Indonesia]]
[[Kategori:Daftar Eselon I]]
[[Kategori:Daftar Eselon I]]
[[Kategori:Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia]]

Revisi per 21 Mei 2024 11.14

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Gedung Pusat Bahasa di Rawamangun, Jakarta
Informasi lembaga
Kantor pusatJalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur
Pejabat eksekutif
Departemen indukKemendikbud Ristek
Situs webbadanbahasa.kemdikbud.go.id

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (sempat dikenal dengan nama Pusat Bahasa dan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan) dapat disebut dengan Badan Bahasa adalah unsur penunjang di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan di bidang bahasa dan sastra, serta pengembangan, pembinaan, dan pengawasan sistem perbukuan.[1]

Sejarah

Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan berawal dengan terbentuknya Instituut voor Taal en Cultuur Onderzoek (ITCO) yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia pada tahun 1947 dan dipimpin oleh Prof. Dr. Gerrit Jan Held. Kemudian, pada Maret 1948 pemerintah Republik Indonesia membentuk lembaga bernama Balai Bahasa di bawah Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Pada tahun 1952, Balai Bahasa dimasukkan ke lingkungan Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan digabung dengan ITCO menjadi Lembaga Bahasa dan Budaya. Selanjutnya, mulai 1 Juni 1959 lembaga ini diubah menjadi Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, dan menjadi bagian Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Pada tanggal 3 November 1966 lembaga ini berganti nama menjadi Direktorat Bahasa dan Kesusastraan yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak 27 Mei 1969 lembaga itu kembali berubah nama menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan secara struktural berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Pada 1 April 1975 Lembaga Bahasa Nasional berganti nama menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Lembaga yang kerap disingkat dengan nama Pusat Bahasa ini, secara berturut-turut dipimpin oleh Prof. Dr. Amran Halim, Prof. Dr. Anton M. Moeliono, Drs. Lukman Ali, Dr. Hasan Alwi, dan Dr. Dendy Sugono.

Kemudian, melalui Keppres tahun 2000, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa berubah nama menjadi Pusat Bahasa. Lembaga ini berada di bawah naungan Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional.

Kehadiran Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan menjadi tonggak baru keberadaan lembaga ini. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa lembaga kebahasaan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan demikian, status lembaga ini naik dari unit kerja eselon II menjadi eselon I dengan nama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.[2]

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sempat berubah menjadi Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui Peraturan Presiden Nomor 101 Tahun 2018. Namun, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2021 mengubah kembali nomenklatur menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Struktur Organisasi

Tugas Unit Utama di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa:

  1. Sekretariat Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
  2. Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra
  3. Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra
  4. Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi di daerah, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan memiliki unit pelaksana teknis (UPT) di 30 provinsi sebagai berikut.

  1. Balai Bahasa Jawa Timur
  2. Balai Bahasa Bali
  3. Balai Bahasa Aceh
  4. Balai Bahasa Sumatera Utara
  5. Balai Bahasa Riau
  6. Balai Bahasa Sumatera Barat
  7. Balai Bahasa Sumatera Selatan
  8. Balai Bahasa Jawa Barat
  9. Balai Bahasa Jawa Tengah
  10. Balai Bahasa D.I. Yogyakarta
  11. Balai Bahasa Kalimantan Barat
  12. Balai Bahasa Kalimantan Tengah
  13. Balai Bahasa Kalimantan Selatan
  14. Balai Bahasa Sulawesi Utara
  15. Balai Bahasa Sulawesi Tengah
  16. Balai Bahasa Sulawesi Selatan
  17. Balai Bahasa Papua
  18. Kantor Bahasa Jambi
  19. Kantor Bahasa Bengkulu
  20. Kantor Bahasa Kepulauan Riau
  21. Kantor Bahasa Kepulauan Bangka Belitung
  22. Kantor Bahasa Lampung
  23. Kantor Bahasa Banten
  24. Kantor Bahasa Kalimantan Timur
  25. Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat
  26. Kantor Bahasa Nusa Tenggara Timur
  27. Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara
  28. Kantor Bahasa Gorontalo
  29. Kantor Bahasa Maluku
  30. Kantor Bahasa Maluku Utara

Produk

  • KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
  • Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Edisi Kelima)
  • Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia (SIPEBI), perangkat lunak luar jaringan (offline) yang berfungsi untuk mengedit atau memperbaiki teks Bahasa Indonesia secara otomatis.
  • PASTI (Padanan Istilah), situs yang menyajikan padanan suatu istilah dari berbagai bidang ilmu yang berbahasa asing dengan bahasa Indonesia.
  • Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia
  • Ensiklopedia Sastra Indonesia
  • Kamus istilah - kamus khusus untuk bidang ilmu dasar, antara lain (fisika, kimia, matematika, dan biologi); ilmu terapan (kedokteran, filsafat, hukum, bahasa, sastra, komunikasi massa, pendidikan, agama, dan lain-lain). Kamus istilah ini adalah kerja sama antara Pusat Bahasa, pakar bidang ilmu, dan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM)
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia sebagai sumber padanan kata.
  • Uji kemahiran berbahasa atau proficiency test yang disebut dengan UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia) dan mengembangkan bahan ajar BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing).
  • Rancangan Undang-Undang Bahasa yang akan mendudukkan tiga jenis bahasa di Indonesia, yaitu bahasa daerah sebagai bahasa ibu, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, dan bahasa asing sebagai bahasa sumber ilmu pengetahuan. Kedudukan tiga bahasa ini akan diperjelas melalui undang-undang dan dilindungi pemakaiannya sehingga tidak saling menerjang dan mengalahkan yang lain.
  • Halo Bahasa - aplikasi pelayanan Badan Bahasa berbasis Android.

Referensi

  • Wawancara Kepala Pusat Bahasa Dr. Dendy Sugono: Penggunaan Bahasa Dalam Media. Media Watch The Habibie Center. No. 49/ 15 September - 15 Oktober 2006.

Lihat pula

Pranala luar

Catatan kaki