Margono Djojohadikoesoemo: Perbedaan antara revisi
(41 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox President |
{{Infobox President |
||
|name = {{PAGENAME}} |
| name = {{PAGENAME}} |
||
|lived = |
| lived = |
||
|image = Margono Djojohadikusumo.jpg |
| image = Margono Djojohadikusumo, Kami Perkenalkan (1952), p86.jpg |
||
|caption = |
| caption = |
||
|office = [[Ketua DPA|Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ke-1 |
| office = [[Ketua DPA|Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ke-1 |
||
| president = [[Soekarno]] |
|||
|term_start = 25 September 1945 |
|||
| |
| term_start = 25 September 1945 |
||
| term_end = 6 November 1945 |
|||
|predecessor = Jabatan Baru |
|||
|successor = [[Wiranatakoesoema|Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V]] |
| predecessor = |
||
| successor = [[Wiranatakoesoema V|Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V]] |
|||
| office2 = Direktur [[Bank Negara Indonesia]] ke-1 |
|||
|nickname = |
|||
| president2 = |
|||
⚫ | |||
| term_start2 = 1946 |
|||
⚫ | |||
| term_end2 = 1953 |
|||
⚫ | |||
| predecessor2 = |
|||
⚫ | |||
| successor2 = [[Abdul Karim (bankir)|Abdul Karim]] |
|||
⚫ | |||
| |
| nickname = |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|religion = [[Islam]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| spouse = [[Siti Katoemi Wirodihardjo]] |
|||
⚫ | |||
| known_for = Pendiri [[Bank Negara Indonesia]] |
|||
| honorific_prefix = [[Raden Mas]] |
|||
}} |
}} |
||
[[Berkas:RM Margono Djojohadikusumo.jpg|jmpl|ka|Margono Djojohadikusomo (duduk kanan), dan cucu-cucunya: Hashim Djojohadikusumo (duduk tengah), Siti Katoemi Wirodihardjo (duduk kiri), Prabowo Subianto (kanan atas) dan kedua saudari Prabowo pada tahun 1963 di Kuala Lumpur]] |
[[Berkas:RM Margono Djojohadikusumo.jpg|jmpl|ka|Margono Djojohadikusomo (duduk kanan), dan cucu-cucunya: Hashim Djojohadikusumo (duduk tengah), Siti Katoemi Wirodihardjo (duduk kiri), Prabowo Subianto (kanan atas) dan kedua saudari Prabowo pada tahun 1963 di Kuala Lumpur]] |
||
[[Raden Mas|R. M.]] '''Margono Djojohadikoesoemo''', ({{lahirmati|[[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]|16|5|1894||25|7|1978}}) adalah direktur utama pertama dari [[Bank Negara Indonesia]]. Ia adalah keturunan dari Raden Joko Kaiman yang merupakan pendiri [[Kabupaten Banyumas]], sekaligus [[Bupati]] [[Banyumas]] yang pertama. Margono merupakan orang tua dari begawan ekonomi Indonesia, [[Soemitro Djojohadikoesoemo|Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo]], dan juga ayah dari dua pemuda yang gugur dalam peristiwa [[Pertempuran Lengkong]], yakni [[Soebianto Djojohadikoesoemo|Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo]] dan [[Soejono Djojohadikusumo|Taruna Soejono Djojohadikoesoemo]].<ref>{{Cite web |url=http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/07/monumen-lengkong-saksi-bisu-darah-pejuang-kemerdekaan-218865.html |title=Monumen Lengkong: ''Saksi Bisu Darah Pejuang Kemerdekaan''. |access-date=2013-01-16 |archive-date=2013-02-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130227070543/http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/07/monumen-lengkong-saksi-bisu-darah-pejuang-kemerdekaan-218865.html |dead-url=yes }}</ref> Nama mereka lalu diabadikan dalam nama cucunya, yakni politikus dan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, [[Prabowo Subianto]], serta pengusaha [[Hashim Djojohadikusumo|Hashim Sujono]]. |
|||
Margono Djojohadikoesoemo yang lahir pada tanggal [[16 Mei]] [[1894]] di [[ |
Margono Djojohadikoesoemo yang lahir pada tanggal [[16 Mei]] [[1894]] di [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], adalah cucu buyut dari [[Raden Tumenggung Banyakwide]] atau lebih dikenal dengan sebutan ''Panglima Banyakwide'', pengikut setia dari [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]] yang kemudian diangkat menjadi Bupati Roma (sekarang [[Karanganyar, Kebumen]]) |
||
dengan gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV, dan anak dari asisten [[Kawedanan|Wedana]] [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]]. Ia lalu sekolah di ''[[Europeesche Lagere School]]'' (''[[Europeesche Lagere School|ELS]]'') [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], sebuah [[Sekolah dasar|Sekolah Dasar]] pada zaman kolonial [[Belanda]] di [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], mulai tahun [[1900]] hingga [[1907]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=Ii4_gLKFsMYC&pg=PA541&lpg=PA541&dq=Margono+Djojohadikusumo+sekolah&source=bl&ots=WB-HprCSjc&sig=U9yonN5p_vWvXLRGqn7iXgkbRtY&hl=id&ei=jZ7UTufxHc_IrQeemdGmDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBgQ6AEwAA#v=onepage&q=Margono%20&f=false "''Menjadi Indonesia''", halaman 541.]</ref> |
|||
== Biografi == |
|||
Margono lahir pada 16 Mei 1894 di Banyumas. Ayahnya adalah berasal dari kelompok priyayi yang menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda. Keluarga dia merupakan keturunan bangsawan yang pernah berperang melawan Belanda selama Perang Jawa.<ref name="tokoh">{{cite book|date=1993|url=https://www.google.co.id/books/edition/Tokoh_tokoh_Badan_Penyelidik_Usaha_Usaha/_f35qieC4Z8C|title=Tokoh-tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=75–77|language=id}}</ref> Margono menggambarkan keluarganya sebagai bangsawan "miskin". Dia sebenanya anak keenam, tetapi semua kakaknya meninggal saat masih kecil.<ref name="purdey">{{cite journal|last1=Purdey|first1=Jemma|date=September 2016|title=Narratives to power: The case of the Djojohadikusumo family dynasty over four generations|journal=South East Asia Research|volume=24|issue=3|pages=369–385|doi=10.1177/0967828X16659728|s2cid=151698429}}</ref> Menurut Margono, dia tidak pernah mengunjungi makam leluhurnya karena yang tidak mau mengakui keturunannya yang bekerja untuk Belanda. Ia mulai belajar di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada tahun 1901, dan setelah lulus pada tahun 1907 ia melanjutkan pendidikannya di [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (OSVIA; sekolah pegawai negeri) di Magelang hingga tahun 1911.<ref name="tokoh" /> |
|||
== Ketua DPAS == |
== Ketua DPAS == |
||
Sehari setelah pelantikan [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk [[Kabinet Presidensial|Kabinet Presidentil]] dan [[Dewan Pertimbangan Agung|Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ([[Dewan Pertimbangan Agung|DPAS]]). Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]] yang pertama ditunjuklah R.M. Margono Djojohadikusomo<ref>[http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-rhadityaai-16198-3-bab2-0001.pdf "''Proses Akuntansi Pada Sistem Boss On-Line di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.''", bab II – halaman 6.]</ref> |
Sehari setelah pelantikan [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]] menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk [[Kabinet Presidensial|Kabinet Presidentil]] dan [[Dewan Pertimbangan Agung|Dewan Pertimbangan Agung Sementara]] ([[Dewan Pertimbangan Agung|DPAS]]). Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]] yang pertama ditunjuklah R.M. Margono Djojohadikusomo.<ref>[http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/324/jbptunikompp-gdl-rhadityaai-16198-3-bab2-0001.pdf "''Proses Akuntansi Pada Sistem Boss On-Line di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.''", bab II – halaman 6.]</ref> |
||
== |
== Bank Negara Indonesia == |
||
Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]], Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah [[Bank sentral|Bank Sentral]] atau [[Bank Sirkulasi]] seperti yang dimaksud dalam [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD '45]]. [[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta]] kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan [[Bank sentral|Bank Sentral]] ([[Bank Sirkulasi]]) Negara Indonesia pada tanggal [[16 September]] [[1945]]. |
Sebagai [[Ketua DPA|Ketua DPAS]], Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah [[Bank sentral|Bank Sentral]] atau [[Bank Sirkulasi]] seperti yang dimaksud dalam [[Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|UUD '45]]. [[Soekarno]]-[[Mohammad Hatta]] kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan [[Bank sentral|Bank Sentral]] ([[Bank Sirkulasi]]) Negara Indonesia pada tanggal [[16 September]] [[1945]]. |
||
Pada tanggal [[19 September]] [[1945]], sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai "''Bank Sirkulasi''". |
Pada tanggal [[19 September]] [[1945]], sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai "''Bank Sirkulasi''". |
||
Akhirnya |
Akhirnya pada [[15 Juli]] [[1946]], terbitlan [[Peraturan pemerintah pengganti undang-undang|Perppu]] nomor 2 tahun [[1946]] tentang pendirian [[Bank Negara Indonesia]], dan penunjukan R.M. Margono Djojohadikusomo sebagai Direktur Utama [[Bank Negara Indonesia]] ([[Bank Negara Indonesia|BNI]]).<ref>{{Cite web |url=http://www.investasi-emas.info/new/education/Makalah-Widigdo.pdf |title=Posisi dan Peranan Bank Negara Indonesia. |access-date=2011-11-29 |archive-date=2011-10-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111019162303/http://www.investasi-emas.info/new/education/Makalah-Widigdo.pdf |dead-url=yes }}</ref> |
||
Selama ia menjadi dirut Bank BNI, pada [[1970]], status hukum |
Selama ia menjadi dirut Bank BNI, pada tahun [[1970]], status hukum Bank Negara Indonesia diubah menjadi [[persero]]. |
||
== Hak angket == |
== Hak angket == |
||
[[File:Margono Djojohadikusumo, Kami Perkenalkan (1952), p86.jpg|jmpl|Potret Margono sebagai Anggota DPR, 1950]] |
|||
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" pertama kali digunakan [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] pada tahun [[1950]]-an. Ihwalnya berawal dari usul resolusi oleh R.M. Margono Djojohadikusomo agar [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] mengadakan "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" atas usaha memperoleh [[devisa]] dan cara mempergunakan [[devisa]]. |
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" pertama kali digunakan [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] pada tahun [[1950]]-an. Ihwalnya berawal dari usul resolusi oleh R.M. Margono Djojohadikusomo agar [[Dewan Perwakilan Rakyat|DPR]] mengadakan "''[[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|Hak Angket]]''" atas usaha memperoleh [[devisa]] dan cara mempergunakan [[devisa]]. |
||
Panitia [[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|angket]] yang kemudian dibentuk beranggota 13 orang yang diketuai Margono. Tugasnya adalah menyelidiki untung-rugi mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Devisen tahun [[1940]] dan perubahan-perubahannya<ref>[http://sorot.news.viva.co.id/news/read/111349-angket__ungkit__dan_target Angket, Ungkit, dan Target.]</ref><ref>[http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=89214 Nasib Hak Angket DPR.]</ref> |
Panitia [[Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat|angket]] yang kemudian dibentuk beranggota 13 orang yang diketuai Margono. Tugasnya adalah menyelidiki untung-rugi mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Devisen tahun [[1940]] dan perubahan-perubahannya.<ref>[http://sorot.news.viva.co.id/news/read/111349-angket__ungkit__dan_target Angket, Ungkit, dan Target.]</ref><ref>[http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=89214 Nasib Hak Angket DPR.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> |
||
== Meninggal dunia == |
== Meninggal dunia == |
||
R.M. Margono Djojohadikusomo meninggal dunia pada tanggal [[25 Juli]] [[1978]] di [[Jakarta]], dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]]<ref> |
R.M. Margono Djojohadikusomo meninggal dunia pada tanggal [[25 Juli]] [[1978]] di [[Jakarta]], dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, [[Banyumas]], [[Jawa Tengah]].<ref>{{Cite web |url=http://peristiwanasional.wordpress.com/2011/09/05/meninggal-dunia-r-m-margono-djojohadikusumo/ |title=Meninggal Dunia (R.M. Margono Djojohadikusomo). |access-date=2013-02-19 |archive-date=2013-02-19 |archive-url=https://archive.today/20130219084816/peristiwanasional.wordpress.com/2011/09/05/meninggal-dunia-r-m-margono-djojohadikusumo/ |dead-url=no }}</ref><ref>[http://majalah.tempo.co/konten/1978/08/05/PT/72403/Meninggal-dunia/23/08 Meninggal Dunia.]</ref> |
||
== Penghargaan == |
== Penghargaan == |
||
Baris 50: | Baris 63: | ||
Nama R.M. Margono Djojohadikusumo juga diabadikan menjadi nama jalan di [[Jakarta]]. |
Nama R.M. Margono Djojohadikusumo juga diabadikan menjadi nama jalan di [[Jakarta]]. |
||
Kisah kehidupannya menjadi inspirasi pembuatan film [[Merah Putih (film)|Merah Putih]]<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=3Yz3zXo3CME Film Indonesia – “''MERAH PUTIH''”.]</ref> |
Kisah kehidupannya menjadi inspirasi pembuatan film [[Merah Putih (film)|Merah Putih]].<ref>[http://www.youtube.com/watch?v=3Yz3zXo3CME Film Indonesia – “''MERAH PUTIH''”.]</ref> |
||
Tidak seperti yang dipercaya banyak orang, nama Rumah Sakit Margono yang berlokasi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah bukanlah berasal dari nama R.M. Margono Djojohadikusumo, tetapi berasal dari nama [[Margono Sukarjo]]. Margono sukarjo adalah dokter ahli bedah pertama di indonesia<ref>[https://www.rsmargono.go.id/sejarahsingkat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto]</ref> |
Tidak seperti yang dipercaya banyak orang, nama Rumah Sakit Margono yang berlokasi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah bukanlah berasal dari nama R.M. Margono Djojohadikusumo, tetapi berasal dari nama [[Margono Sukarjo]]. Margono sukarjo adalah dokter ahli bedah pertama di indonesia.<ref>[https://www.rsmargono.go.id/sejarahsingkat RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto]</ref> |
||
== Bibliografi == |
== Bibliografi == |
||
Baris 74: | Baris 87: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=19595 Mengenang Pendiri Bank BNI: ''Perlu Toleransi Meski dengan Pesaing''.] |
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_beritacetak=19595 Mengenang Pendiri Bank BNI: ''Perlu Toleransi Meski dengan Pesaing''.]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
* {{id}} [http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE2ED6B-A2A2-42EE-A4D0-BF5116483AED/871/SejarahKelembagaanPeriode19531959.pdf Sejarah Bank Indonesia: ''Kelembagaan Periode 1953-1959'', halaman 9.] |
* {{id}} [http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE2ED6B-A2A2-42EE-A4D0-BF5116483AED/871/SejarahKelembagaanPeriode19531959.pdf Sejarah Bank Indonesia: ''Kelembagaan Periode 1953-1959'', halaman 9.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140514095652/http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/DDE2ED6B-A2A2-42EE-A4D0-BF5116483AED/871/SejarahKelembagaanPeriode19531959.pdf |date=2014-05-14 }} |
||
{{start box}} |
|||
{{s-gov}} |
|||
{{succession box |
|||
|title=[[Daftar Ketua Dewan Pertimbangan Agung|Ketua]] [[Dewan Pertimbangan Agung]] |
|||
|before='''''jabatan baru''''' |
|||
|after=[[Wiranatakoesoema V|R.A.A. Wiranatakoesoema V]] |
|||
|years=25 September 1945 – 6 November 1945}} |
|||
{{s-bus}} |
|||
{{succession box |
|||
|title=Direktur Utama [[Bank Negara Indonesia]] |
|||
|before='''''jabatan baru''''' |
|||
|after=[[Abdul Karim (bankir)|Abdul Karim]] |
|||
|years=[[1946]]–[[1953]]}} |
|||
{{end box}} |
|||
{{Prabowo Subianto}} |
{{Prabowo Subianto}} |
||
{{Direktur Utama Bank Negara Indonesia}} |
{{Direktur Utama Bank Negara Indonesia}} |
||
{{BPUPKI}} |
{{BPUPKI}} |
||
{{lifetime|1894|1978| |
{{lifetime|1894|1978|Djojohadikusomo, Margono}} |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Bangsawan Indonesia]] |
||
[[Kategori:Bankir Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Direktur Utama Bank Negara Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh ekonomi Jawa]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Banyumas]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Banyumas]] |
[[Kategori:Tokoh dari Banyumas]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Purwokerto]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Kebumen]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Kebumen]] |
Revisi per 18 Juni 2024 18.42
Margono Djojohadikoesoemo | |
---|---|
Ketua Dewan Pertimbangan Agung Sementara ke-1 | |
Masa jabatan 25 September 1945 – 6 November 1945 | |
Presiden | Soekarno |
Direktur Bank Negara Indonesia ke-1 | |
Masa jabatan 1946–1953 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Banyumas, Hindia Belanda | 16 Mei 1894
Meninggal | 25 Juli 1978 Jakarta, Indonesia | (umur 84)
Suami/istri | Siti Katoemi Wirodihardjo |
Anak | Soemitro Djojohadikoesoemo Soebianto Djojohadikoesoemo Soejono Djojohadikoesoemo |
Dikenal karena | Pendiri Bank Negara Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
R. M. Margono Djojohadikoesoemo, (16 Mei 1894 – 25 Juli 1978) adalah direktur utama pertama dari Bank Negara Indonesia. Ia adalah keturunan dari Raden Joko Kaiman yang merupakan pendiri Kabupaten Banyumas, sekaligus Bupati Banyumas yang pertama. Margono merupakan orang tua dari begawan ekonomi Indonesia, Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, dan juga ayah dari dua pemuda yang gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong, yakni Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo.[1] Nama mereka lalu diabadikan dalam nama cucunya, yakni politikus dan mantan Danjen Kopassus dan Pangkostrad, Prabowo Subianto, serta pengusaha Hashim Sujono.
Margono Djojohadikoesoemo yang lahir pada tanggal 16 Mei 1894 di Banyumas, adalah cucu buyut dari Raden Tumenggung Banyakwide atau lebih dikenal dengan sebutan Panglima Banyakwide, pengikut setia dari Pangeran Diponegoro yang kemudian diangkat menjadi Bupati Roma (sekarang Karanganyar, Kebumen) dengan gelar Raden Tumenggung Kertanegara IV, dan anak dari asisten Wedana Banyumas. Ia lalu sekolah di Europeesche Lagere School (ELS) Banyumas, sebuah Sekolah Dasar pada zaman kolonial Belanda di Banyumas, mulai tahun 1900 hingga 1907.[2]
Biografi
Margono lahir pada 16 Mei 1894 di Banyumas. Ayahnya adalah berasal dari kelompok priyayi yang menjadi pegawai pemerintah kolonial Belanda. Keluarga dia merupakan keturunan bangsawan yang pernah berperang melawan Belanda selama Perang Jawa.[3] Margono menggambarkan keluarganya sebagai bangsawan "miskin". Dia sebenanya anak keenam, tetapi semua kakaknya meninggal saat masih kecil.[4] Menurut Margono, dia tidak pernah mengunjungi makam leluhurnya karena yang tidak mau mengakui keturunannya yang bekerja untuk Belanda. Ia mulai belajar di Europeesche Lagere School (sekolah dasar kolonial) pada tahun 1901, dan setelah lulus pada tahun 1907 ia melanjutkan pendidikannya di Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA; sekolah pegawai negeri) di Magelang hingga tahun 1911.[3]
Ketua DPAS
Sehari setelah pelantikan Soekarno dan Hatta menjadi Presiden dan Wapres, dibentuk Kabinet Presidentil dan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS). Sebagai Ketua DPAS yang pertama ditunjuklah R.M. Margono Djojohadikusomo.[5]
Bank Negara Indonesia
Sebagai Ketua DPAS, Margono mengusulkan supaya dibentuk sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi seperti yang dimaksud dalam UUD '45. Soekarno-Mohammad Hatta kemudian memberikan mandat kepada Margono untuk membuat dan mengerjakan persiapan pembentukan Bank Sentral (Bank Sirkulasi) Negara Indonesia pada tanggal 16 September 1945.
Pada tanggal 19 September 1945, sidang Dewan Menteri Republik Indonesia memutuskan untuk membentuk sebuah bank milik negara yang berfungsi sebagai "Bank Sirkulasi".
Akhirnya pada 15 Juli 1946, terbitlan Perppu nomor 2 tahun 1946 tentang pendirian Bank Negara Indonesia, dan penunjukan R.M. Margono Djojohadikusomo sebagai Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI).[6]
Selama ia menjadi dirut Bank BNI, pada tahun 1970, status hukum Bank Negara Indonesia diubah menjadi persero.
Hak angket
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, "Hak Angket" pertama kali digunakan DPR pada tahun 1950-an. Ihwalnya berawal dari usul resolusi oleh R.M. Margono Djojohadikusomo agar DPR mengadakan "Hak Angket" atas usaha memperoleh devisa dan cara mempergunakan devisa.
Panitia angket yang kemudian dibentuk beranggota 13 orang yang diketuai Margono. Tugasnya adalah menyelidiki untung-rugi mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Devisen tahun 1940 dan perubahan-perubahannya.[7][8]
Meninggal dunia
R.M. Margono Djojohadikusomo meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta, dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah.[9][10]
Penghargaan
Gedung R.M. Margono Djojohadikusumo di Universitas Gajah Mada dinamakan sesuai dengan nama beliau.
Nama R.M. Margono Djojohadikusumo juga diabadikan menjadi nama jalan di Jakarta.
Kisah kehidupannya menjadi inspirasi pembuatan film Merah Putih.[11]
Tidak seperti yang dipercaya banyak orang, nama Rumah Sakit Margono yang berlokasi di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah bukanlah berasal dari nama R.M. Margono Djojohadikusumo, tetapi berasal dari nama Margono Sukarjo. Margono sukarjo adalah dokter ahli bedah pertama di indonesia.[12]
Bibliografi
- (Belanda) R.M. Margono Djojohadikusomo (1941) "Tien jaren cooperatie-voorlichting vanwege de overheid 1930-1940", Batavia: Volkslectuur
- (Indonesia) R.M. Margono Djojohadikusomo (1946) "Kenang-kenangan dari tiga zaman", Jakarta: Indira
- (Inggris) R.M. Margono Djojohadikusomo (1969) "Reminiscences from three historical periods a family tradition put in writing", Jakarta: Indira
- (Indonesia) R.M. Margono Djojohadikusomo (1975) "Catatan-catatan dari lembaran kertas yang kumal DR. E.F.E. Douwes Dekker (DR. Danudirja Setiabudi), seorang yang tak gentar menjunjung tinggi suatu cita-cita hidup kemerdekaan politik Indonesia", Jakarta: Bulan Bintang
- (Indonesia) Sugiarta Sriwibawa (1994) "100 tahun Margono Djojohadikusomo", Jakarta: Pustaka Aksara
Lihat pula
Referensi
- ^ "Monumen Lengkong: Saksi Bisu Darah Pejuang Kemerdekaan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-27. Diakses tanggal 2013-01-16.
- ^ "Menjadi Indonesia", halaman 541.
- ^ a b Tokoh-tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1993. hlm. 75–77.
- ^ Purdey, Jemma (September 2016). "Narratives to power: The case of the Djojohadikusumo family dynasty over four generations". South East Asia Research. 24 (3): 369–385. doi:10.1177/0967828X16659728.
- ^ "Proses Akuntansi Pada Sistem Boss On-Line di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.", bab II – halaman 6.
- ^ "Posisi dan Peranan Bank Negara Indonesia" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-10-19. Diakses tanggal 2011-11-29.
- ^ Angket, Ungkit, dan Target.
- ^ Nasib Hak Angket DPR.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Meninggal Dunia (R.M. Margono Djojohadikusomo)." Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-19. Diakses tanggal 2013-02-19.
- ^ Meninggal Dunia.
- ^ Film Indonesia – “MERAH PUTIH”.
- ^ RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
Pranala luar
- (Indonesia) Mengenang Pendiri Bank BNI: Perlu Toleransi Meski dengan Pesaing.[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Sejarah Bank Indonesia: Kelembagaan Periode 1953-1959, halaman 9. Diarsipkan 2014-05-14 di Wayback Machine.
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: jabatan baru |
Ketua Dewan Pertimbangan Agung 25 September 1945 – 6 November 1945 |
Diteruskan oleh: R.A.A. Wiranatakoesoema V |
Jabatan bisnis | ||
Didahului oleh: jabatan baru |
Direktur Utama Bank Negara Indonesia 1946–1953 |
Diteruskan oleh: Abdul Karim |