Lompat ke isi

Surastri Karma Trimurti: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Akuindo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(35 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4: Baris 4:
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = [[Daftar Menteri Ketenagakerjaan Indonesia|Menteri Perburuhan Indonesia]]
|office = Menteri Perburuhan Indonesia
|order = 1
|order = Ke-1
|president = [[Soekarno]]
|president = [[Soekarno]]
|term_start = [[3 Juli]] [[1947]]
|term_start = 3 Juli 1947
|term_end = [[29 Januari]] [[1948]]
|term_end = 29 Januari 1948
|predecessor = Tidak ada
|predecessor = ''Tidak ada''
|successor = [[Kusnan]]
|successor = [[Kusnan]]
|birth_name = Soerastri Karma Trimoerti
|birth_name = Soerastri Karma Trimoerti
|birth_date = {{Birth date|1912|5|11}}
|birth_date = {{Birth date|1912|5|11}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = <!-- dilarang menggunakan ikon bendera -->[[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Surakarta Hadiningrat]] <ref>{{cite news
| last = Nugraheni
| first = Naomy A.
| coauthors =
| title = SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia 1947 - 1948, Begini Profilnya
| publisher = Nasional Tempo.co
| date = 11 Mei 2022
| url = https://nasional.tempo.co/read/1590604/sk-trimurti-menteri-tenaga-kerja-pertama-indonesia-1947-1948-begini-profilnya
| accessdate = 12 Maret 2024 }}</ref>
|death_date = {{Death date and age|2008|5|20|1912|5|11}}
|death_date = {{Death date and age|2008|5|20|1912|5|11}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
|death_place = <!-- dilarang menggunakan ikon bendera -->[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia<ref>{{cite news
| last = Nugraheni
|nationality = [[Indonesia]]
| first = Naomy A.
|party =
| coauthors =
| title = SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia 1947 - 1948, Begini Profilnya
| publisher = Nasional Tempo.co
| date = 11 Mei 2022
| url = https://nasional.tempo.co/read/1590604/sk-trimurti-menteri-tenaga-kerja-pertama-indonesia-1947-1948-begini-profilnya
| accessdate = 12 Maret 2024 }}</ref>
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party = {{ubl|[[Partai Indonesia]]|[[Partai Buruh Indonesia]]}}
|spouse = [[Sayuti Melik]]
|spouse = [[Sayuti Melik]]
|relations =
|relations =
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->2
|children = Moesafir Karma Boediman (MK Boediman) <br /> Heru Baskoro
|alma_mater = [[Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia|Fakultas Ekonomi]] [[Universitas Indonesia]] (selesai; 1960)
|alma_mater = [[Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia|Fakultas Ekonomi]] [[Universitas Indonesia]]
|occupation = Wartawan, penulis
|occupation = {{hlist|Wartawan|penulis|politikus}}
|profession = Guru
|profession = Guru, ekonom
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|website =
|website =
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''Surastri Karma Trimurti''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Boyolali]]|11|5|1912|[[Jakarta]]|20|5|2008}}), yang dikenal sebagai '''S. K. Trimuti''' atau '''S.K. Trimoerti''', adalah [[wartawan]], [[penulis]] dan [[guru]] [[Indonesia]], yang mengambil bagian dalam [[gerakan kemerdekaan Indonesia]] terhadap [[Hindia Hindia|penjajahan]] oleh [[Belanda]].{{sfn|Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern}} Dia kemudian menjabat sebagai menteri tenaga kerja pertama di Indonesia dari tahun 1947 sampai 1948 di bawah [[Daftar Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri Indonesia]] [[Amir Sjarifoeddin|Amir Sjarifuddin]].
'''Dra. Hj. Surastri Karma Trimurti''' (ejaan lama '''Soerastri Karma Trimoerti''', {{lahirmati|[[Kabupaten Boyolali]]|11|5|1912|[[Jakarta]]|20|5|2008}}) adalah [[wartawan]], [[penulis]] dan [[guru]] [[Indonesia]], yang mengambil bagian dalam [[gerakan kemerdekaan Indonesia]] terhadap [[Hindia Hindia|penjajahan]] oleh [[Belanda]].{{sfn|Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern}} Ia kemudian menjabat sebagai menteri tenaga kerja pertama di Indonesia dari tahun 1947 sampai 1948 di bawah [[Daftar Perdana Menteri Indonesia|Perdana Menteri Indonesia]] [[Amir Sjarifoeddin|Amir Sjarifuddin]].<ref>{{Cite book|last=Magdalene.co|date=2020|title=Her Story:Perempuan Nusantara di Tepi Sejarah|location=Jakarta|publisher=PT Elex Media Komputindo|pages=55|url-status=live}}</ref>


== Biografi ==
== Biografi ==


=== Awal Kehidupan ===
=== Awal Kehidupan ===
Trimurti lahir pada tanggal 11 Mei 1912 di Desa Sawahan [[Kabupaten Boyolali|Boyolali]], [[Surakarta Hadiningrat]]. Trimurti memiliki hubungan kekerabatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah. Ia terlahir dari seorang ibu bernama R.A. Saparinten dan ayahnya adalah seorang asisten wedana bernama R.Ng. Salim Banjaransari Mangunkusumo.<ref>{{Cite journal|last=Hanifah|first=Ratih Widihastuti Ayu|date=April 2021|title=S.K. Trimurti: Sosok Lengkap Pejuang Perempuan|journal=Intisari|pages=29-52}}</ref>


S.K Trimurti lahir pada tanggal 11 Mei 1912 di [[Kota Surakarta|Solo]], [[Jawa Tengah]]. Dia menghadiri ke Sekolah Guru Putri. Dia pernah menempuh pendidikan di Noormal School dan AMS di Surakarta. Kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).{{sfn|Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern}}
Pada awal pendidikan, Trimurti menghadiri ke Sekolah Guru Putri. Ia pernah menempuh pendidikan di Normaal School dan [[SMA Negeri 1 Surakarta|AMS di Surakarta]]. Kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Ekonomi, [[Universitas Indonesia]] (UI).{{sfn|Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern}} Meskipun ia telah meraih gelar [[Doktoranda]] dari Universitas Indonesia (UI), ia tetap aktif di bidang jurnalistik


=== Gerakan Kemerdekaan Indonesia ===
=== Gerakan Kemerdekaan Indonesia ===


Dia menjadi aktif dalam [[gerakan kemerdekaan Indonesia]] selama tahun 1930, secara resmi bergabung dengan [[nasionalisme|nasionalis]] [[Partai Indonesia|Partindo]] (Partai Indonesia) pada tahun 1933, tak lama setelah menyelesaikan sekolahnya di Tweede Indlandsche School.
Trimurti menjadi aktif dalam [[gerakan kemerdekaan Indonesia]] selama tahun 1930, secara resmi bergabung dengan [[nasionalisme|nasionalis]] [[Partai Indonesia]] (Partindo) pada tahun 1933, tak lama setelah menyelesaikan sekolahnya di Tweede Indlandsche School.


Trimurti memulai kariernya sebagai [[Sekolah dasar|SD]] [[guru]] setelah meninggalkan Tweede Indlandsche School. Dia mengajar di sekolah-sekolah dasar di [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Surakarta|Surakarta]] dan [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] pada 1930-an. Namun, dia ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1936 untuk mendistribusikan anti-kolonial [[Leaflet (informasi)|leaflet]]. Trimuti dipenjara selama sembilan bulan di Penjara Bulu di [[Kota Semarang|Semarang]].
Trimurti memulai kariernya sebagai [[guru]] sekolah dasar setelah meninggalkan Tweede Indlandsche School. Ia mengajar di sekolah-sekolah dasar di [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Surakarta|Surakarta]] dan [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]] pada 1930-an. Namun, ia ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1936 untuk mendistribusikan anti-kolonial [[Leaflet (informasi)|leaflet]]. Trimurti dipenjara selama sembilan bulan di Penjara Bulu di [[Kota Semarang|Semarang]].


Trimurti beralih karier dari mengajar ke [[jurnalisme]] setelah dia dibebaskan dari penjara. Dia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalistik dan anti-kolonial sebagai wartawan kritis. Trimurti sering digunakan berbeda, disingkat [[nama samaran]] <nowiki/>dari nama aslinya, seperti '<nowiki/>''Trimurti''' atau''<nowiki/>''' Karma'''<nowiki/>',''' dalam tulisan-tulisannya untuk menghindari ditangkap lagi oleh pemerintah kolonial Belanda. Selama karier laporannya, Trimurti bekerja untuk sejumlah surat kabar Indonesia termasuk [[Pesat]], [[Kendang|Genderang]], [[Bedung]] dan [[Pikiran Rakyat]]. Dia menerbitkan Pesat bersama suaminya. Dalam [[sejarah Nusantara (1942-1945)|era pendudukan Jepang]], Pesat dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Dia juga ditangkap dan disiksa.
Trimurti beralih karier dari mengajar ke [[jurnalisme|jurnalistik]] setelah dibebaskan dari penjara. Ia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalistik dan anti-kolonial sebagai wartawan kritis. "Trimurti" sering digunakan berbeda, biasa digunakan sebagai [[nama samaran]], seperti "Trimurti" atau "Karma"''',''' dalam tulisan-tulisannya untuk menghindari penangkapan oleh pemerintah kolonial. Selama karier laporannya, Trimurti bekerja di sejumlah surat kabar Indonesia termasuk ''[[Pesat]]'', [[Kendang|''Genderang'']], ''[[Bedung]]'', dan ''[[Pikiran Rakyat]]''. Ia menerbitkan ''Pesat'' bersama suaminya. Saat [[sejarah Nusantara (1942-1945)|pendudukan Jepang]], ''Pesat'' dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Ia ditangkap dan disiksa.


=== Paska Kemerdekaan ===
=== Paska Kemerdekaan ===
Trimurti, yang adalah seorang advokat terkenal [[hak-hak pekerja]], diangkat sebagai [[Menteri Tenaga Kerja (Indonesia)|Menteri Tenaga Kerja]] pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri [[Amir Sjarifoeddin|Amir Sjarifuddin]]. Dia bertugas dalam kapasitas yang dari tahun 1947 sampai tahun 1948. Dia berada di Eksekutif [[Partai Buruh di Indonesia]], dan memimpin sayap wanitanya.
Trimurti, yang cukup lantang dalam memperjuangkan [[hak-hak pekerja]], diangkat sebagai [[Menteri Tenaga Kerja (Indonesia)|Menteri Tenaga Kerja]] pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri [[Amir Sjarifoeddin|Amir Sjarifuddin]]. Ia menjabat tahun 1947 hingga 1948. Ia aktif sebagai eksekutif di [[Partai Buruh Indonesia]] (PBI), dan memimpin sayap wanitanya.


Dia ikut mendirikan Gerwis, sebuah organisasi perempuan Indonesia, pada tahun 1950, yang kemudian berganti nama sebagai [[Gerakan Wanita Indonesia|Gerwani]]. Dia meninggalkan organisasi pada tahun 1965. Dia kembali ke [[perguruan tinggi]] ketika ia berusia 41 tahun. Dia belajar [[ekonomi]] di [[Universitas Indonesia]]. Dia menolak janji untuk menjadi [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial]] pada tahun 1959 dalam rangka untuk menyelesaikan gelar sarjana.
Ia ikut mendirikan Gerwis, sebuah organisasi perempuan Indonesia, pada tahun 1950, yang kemudian berganti nama sebagai [[Gerakan Wanita Indonesia|Gerwani]]. Ia meninggalkan organisasi pada tahun 1965, lalu kembali ke [[perguruan tinggi]] ketika ia berusia 41 tahun. Ia belajar [[ekonomi]] di [[Universitas Indonesia]]. Ia menolak tawaran menjadi [[Daftar Menteri Sosial Indonesia|Menteri Sosial]] pada tahun 1959 karena sedang menyelesaikan gelar sarjana.


Trimurti adalah anggota dan penandatangan [[Petisi Limapuluh|Petisi 50]] pada tahun 1980, yang memprotes [[Soeharto]] penyalahgunaan [[Pancasila (politik)|Pancasila]] terhadap lawan politiknya. Para penandatangan Petisi 50 termasuk pendukung kemerdekaan Indonesia terkemuka serta pemerintah dan [[tentara Nasional Indonesia|pejabat militer]], seperti Trimurti dan mantan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Ali Sadikin]].
Trimurti adalah anggota dan penandatangan [[Petisi Limapuluh|Petisi 50]] pada tahun 1980, yang memprotes [[Soeharto]] atas penyalahgunaan [[Pancasila (politik)|Pancasila]] terhadap lawan politiknya. Para penanda tangan Petisi 50 termasuk pendukung kemerdekaan Indonesia terkemuka serta pemerintah dan [[tentara Nasional Indonesia|pejabat militer]], seperti Trimurti dan mantan [[Daftar Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Gubernur DKI Jakarta]] [[Ali Sadikin]].


=== Kematian ===
=== Kematian ===


S. K. Trimurti meninggal pada 06:20 pada tanggal 20 Mei 2008, pada usia 96, di Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta, Indonesia]] setelah dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Dia telah gagal dalam kesehatan dan terbatas ke kamarnya untuk tahun sebelumnya. Menurut anaknya, Heru Baskoro, Trimurti meninggal karena vena yang rusak. Dia juga telah menderita rendah [[hemoglobin]] level dan [[tekanan darah tinggi]].
Trimurti meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 2008 pukul 06.20, pada usia 96 tahun, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] setelah dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Menurut anaknya, Heru Baskoro, Trimurti meninggal karena pecahnya pembuluh darah vena. Ia juga menderita [[hemoglobin]] rendah dan [[tekanan darah tinggi]]. Untuk menghargai jasa-jasanya sebagai "[[pahlawan]] kemerdekaan Indonesia", diadakan upacara yang digelar di Istana Negara, [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]. Ia dimakamkan [[TMP Kalibata]].


== Kehidupan pribadi ==
Sebuah upacara menghormati Trimurti sebagai "[[pahlawan]] untuk kemerdekaan Indonesia" digelar di Istana Negara di [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]. Dia dimakamkan di [[Kalibata Cemetery|Taman Makam Pahlawan Kalibata]].


Pada tahun 1938 ia menikah dengan [[Sayuti Melik|Muhammad Ibnu Sayuti]] (Sayuti Melik) yang merupakan [[pengetik]] dari [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Deklarasi Kemerdekaan Indonesia]], yang diproklamasikan oleh [[Soekarno]] pada 17 Agustus 1945. Trimurti banyak menghabiskan sisa hidupnya di rumah kontrakan nya di [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Jawa Barat]].
== Kehidupan Pribadi ==


Namun karena pada masa kemerdekaan keduanya memiliki perbedaan ideologi, akhirnya mereka bercerai. Mohammad Ibnu Sayuti menjadi anggota DPR dari Golkar, sedangkan Trimurti melanjutkan aktivitasnya di bidang politik dan jurnalistik.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/801810329|title=Ensiklopedi sastra Jawa|last=Prabowo, Dhanu Priyo.|date=2010|publisher=Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Balai Bahasa Yogyakarta|others=Pradopo, Sri Widati., Rahayu, Prapti, 1959-, Balai Bahasa Yogyakarta (Indonesia)|isbn=9789791852357|edition=Cet. 1|location=Yogyakarta|oclc=801810329}}</ref>
Pada tahun 1938 ia menikah dengan [[Sayuti Melik|Muhammad Ibnu Sayuti]], yang [[pengetik]] dari [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Deklarasi Kemerdekaan Indonesia]], yang diproklamasikan oleh [[Soekarno]] pada 17 Agustus 1945. Trimurti banyak menghabiskan sisa hidupnya di rumah kontrakan nya di [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Jawa Barat]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 76: Baris 92:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/t/trimurti-sk/index.shtml SK Trimurti dalam Tokoh Indonesia]
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/t/trimurti-sk/index.shtml SK Trimurti dalam Tokoh Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100527033543/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/t/trimurti-sk/index.shtml |date=2010-05-27 }}
* [http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=43722 Potret Surastri Karma Trimurti Legenda Jurnalisme Indonesia]
* [http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=43722 Potret Surastri Karma Trimurti Legenda Jurnalisme Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070310215617/http://news.indosiar.com/news_read.htm?id=43722 |date=2007-03-10 }}


{{Menteri Ketenagakerjaan Indonesia}}
{{Menteri Ketenagakerjaan Indonesia}}


{{DEFAULTSORT:Trimurti, S. K.}}
{{DEFAULTSORT:Trimurti, S. K.}}
[[Kategori:Aktivis HAM Indonesia]]
[[Kategori:Aktivis pemberdayaan perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Guru Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Buruh Indonesia]]
[[Kategori:Politikus wanita Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin I]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Menteri Kabinet Amir Sjarifuddin II]]
[[Kategori:Menteri Tenaga Kerja Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Ketenagakerjaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Hindia Belanda]]
[[Kategori:Tokoh Petisi 50]]
[[Kategori:Tokoh Petisi 50]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Boyolali]]
[[Kategori:Penandatangan Petisi 50]]
[[Kategori:Penandatangan Petisi 50]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh ekonomi Jawa]]
[[Kategori:Sastrawan Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Boyolali]]

Revisi per 1 Juli 2024 13.32

Surastri Karma Trimurti
Menteri Perburuhan Indonesia Ke-1
Masa jabatan
3 Juli 1947 – 29 Januari 1948
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada
Pengganti
Kusnan
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Soerastri Karma Trimoerti

(1912-05-11)11 Mei 1912
Boyolali, Surakarta Hadiningrat [1]
Meninggal20 Mei 2008(2008-05-20) (umur 96)
Jakarta, Indonesia[2]
Partai politik
Suami/istriSayuti Melik
Anak2
AlmamaterFakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Pekerjaan
  • Wartawan
  • penulis
  • politikus
ProfesiGuru, ekonom
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dra. Hj. Surastri Karma Trimurti (ejaan lama Soerastri Karma Trimoerti, 11 Mei 1912 – 20 Mei 2008) adalah wartawan, penulis dan guru Indonesia, yang mengambil bagian dalam gerakan kemerdekaan Indonesia terhadap penjajahan oleh Belanda.[3] Ia kemudian menjabat sebagai menteri tenaga kerja pertama di Indonesia dari tahun 1947 sampai 1948 di bawah Perdana Menteri Indonesia Amir Sjarifuddin.[4]

Biografi

Awal Kehidupan

Trimurti lahir pada tanggal 11 Mei 1912 di Desa Sawahan Boyolali, Surakarta Hadiningrat. Trimurti memiliki hubungan kekerabatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta, Jawa Tengah. Ia terlahir dari seorang ibu bernama R.A. Saparinten dan ayahnya adalah seorang asisten wedana bernama R.Ng. Salim Banjaransari Mangunkusumo.[5]

Pada awal pendidikan, Trimurti menghadiri ke Sekolah Guru Putri. Ia pernah menempuh pendidikan di Normaal School dan AMS di Surakarta. Kemudian melanjutkan studinya di Jurusan Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).[3] Meskipun ia telah meraih gelar Doktoranda dari Universitas Indonesia (UI), ia tetap aktif di bidang jurnalistik

Gerakan Kemerdekaan Indonesia

Trimurti menjadi aktif dalam gerakan kemerdekaan Indonesia selama tahun 1930, secara resmi bergabung dengan nasionalis Partai Indonesia (Partindo) pada tahun 1933, tak lama setelah menyelesaikan sekolahnya di Tweede Indlandsche School.

Trimurti memulai kariernya sebagai guru sekolah dasar setelah meninggalkan Tweede Indlandsche School. Ia mengajar di sekolah-sekolah dasar di Bandung, Surakarta dan Banyumas pada 1930-an. Namun, ia ditangkap oleh pemerintah Belanda pada tahun 1936 untuk mendistribusikan anti-kolonial leaflet. Trimurti dipenjara selama sembilan bulan di Penjara Bulu di Semarang.

Trimurti beralih karier dari mengajar ke jurnalistik setelah dibebaskan dari penjara. Ia segera menjadi terkenal di kalangan jurnalistik dan anti-kolonial sebagai wartawan kritis. "Trimurti" sering digunakan berbeda, biasa digunakan sebagai nama samaran, seperti "Trimurti" atau "Karma", dalam tulisan-tulisannya untuk menghindari penangkapan oleh pemerintah kolonial. Selama karier laporannya, Trimurti bekerja di sejumlah surat kabar Indonesia termasuk Pesat, Genderang, Bedung, dan Pikiran Rakyat. Ia menerbitkan Pesat bersama suaminya. Saat pendudukan Jepang, Pesat dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Ia ditangkap dan disiksa.

Paska Kemerdekaan

Trimurti, yang cukup lantang dalam memperjuangkan hak-hak pekerja, diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri Amir Sjarifuddin. Ia menjabat tahun 1947 hingga 1948. Ia aktif sebagai eksekutif di Partai Buruh Indonesia (PBI), dan memimpin sayap wanitanya.

Ia ikut mendirikan Gerwis, sebuah organisasi perempuan Indonesia, pada tahun 1950, yang kemudian berganti nama sebagai Gerwani. Ia meninggalkan organisasi pada tahun 1965, lalu kembali ke perguruan tinggi ketika ia berusia 41 tahun. Ia belajar ekonomi di Universitas Indonesia. Ia menolak tawaran menjadi Menteri Sosial pada tahun 1959 karena sedang menyelesaikan gelar sarjana.

Trimurti adalah anggota dan penandatangan Petisi 50 pada tahun 1980, yang memprotes Soeharto atas penyalahgunaan Pancasila terhadap lawan politiknya. Para penanda tangan Petisi 50 termasuk pendukung kemerdekaan Indonesia terkemuka serta pemerintah dan pejabat militer, seperti Trimurti dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Kematian

Trimurti meninggal dunia pada tanggal 20 Mei 2008 pukul 06.20, pada usia 96 tahun, di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jakarta setelah dirawat di rumah sakit selama dua minggu. Menurut anaknya, Heru Baskoro, Trimurti meninggal karena pecahnya pembuluh darah vena. Ia juga menderita hemoglobin rendah dan tekanan darah tinggi. Untuk menghargai jasa-jasanya sebagai "pahlawan kemerdekaan Indonesia", diadakan upacara yang digelar di Istana Negara, Jakarta Pusat. Ia dimakamkan TMP Kalibata.

Kehidupan pribadi

Pada tahun 1938 ia menikah dengan Muhammad Ibnu Sayuti (Sayuti Melik) yang merupakan pengetik dari Deklarasi Kemerdekaan Indonesia, yang diproklamasikan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945. Trimurti banyak menghabiskan sisa hidupnya di rumah kontrakan nya di Bekasi, Jawa Barat.

Namun karena pada masa kemerdekaan keduanya memiliki perbedaan ideologi, akhirnya mereka bercerai. Mohammad Ibnu Sayuti menjadi anggota DPR dari Golkar, sedangkan Trimurti melanjutkan aktivitasnya di bidang politik dan jurnalistik.[6]

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Nugraheni, Naomy A. (11 Mei 2022). "SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia 1947 - 1948, Begini Profilnya". Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 12 Maret 2024. 
  2. ^ Nugraheni, Naomy A. (11 Mei 2022). "SK Trimurti Menteri Tenaga Kerja Pertama Indonesia 1947 - 1948, Begini Profilnya". Nasional Tempo.co. Diakses tanggal 12 Maret 2024. 
  3. ^ a b Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern.
  4. ^ Magdalene.co (2020). Her Story:Perempuan Nusantara di Tepi Sejarah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. hlm. 55. 
  5. ^ Hanifah, Ratih Widihastuti Ayu (April 2021). "S.K. Trimurti: Sosok Lengkap Pejuang Perempuan". Intisari: 29–52. 
  6. ^ Prabowo, Dhanu Priyo. (2010). Ensiklopedi sastra Jawa. Pradopo, Sri Widati., Rahayu, Prapti, 1959-, Balai Bahasa Yogyakarta (Indonesia) (edisi ke-Cet. 1). Yogyakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Balai Bahasa Yogyakarta. ISBN 9789791852357. OCLC 801810329. 

Daftar pustaka

  • Suwondo, Tirto dkk. (Agusuts 2016). Antologi Biografi Pengarang Sastra Jawa Modern (edisi ke-1). Jakarta: Adi Wacana. hlm. xvi+292. ISBN 979-99604-8-7. 

Pranala luar