Lompat ke isi

Ayat Kursi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ridwannagrak (bicara | kontrib)
Soufiyouns (bicara | kontrib)
+ {Authority control}}
 
(38 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
[[Berkas:002-255.png|right|thumb|300px| Mushaf ayat kursi, [[Surah Al-Baqarah]][2] ayat (255)]]
[[File:Ayatolkorsi2.jpg|thumb|Ayat Kursi|280x280px]]
'''Ayat Kursi''' ([[bahasa Arab]]:<big><big>آية الكرسى </big></big> ʾāyatul kursī) atau '''Ayat Singgasana''' adalah ayat ke-255 dari [[Surah Al-Baqarah]]. Ayat ini disebutkan dalam sebuah [[hadits]] yang diriwayatkan [[Ubay bin Ka'ab]]<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/history/biographies/sahaabah/bio.UBAYY_IBN_KAB.html Biografi, Ubay bin Kaab, USC-MSA]</ref> sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an.<ref>[http://www.alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=48 Tafsir ayat kursi, Al Sofwah]</ref> Isinya tentang keesaan [[Allah|Tuhan]] serta kekuasaan Tuhan yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.
'''Ayat Kursi''' ({{lang-ar|آية الكرسي|’āyat al-kursī}}) atau '''Ayat Singgasana''' adalah ayat ke-255 dari [[Surah Al-Baqarah]]. Ayat ini disebutkan dalam sebuah [[hadits]] yang diriwayatkan [[Ubay bin Ka'ab]]<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/history/biographies/sahaabah/bio.UBAYY_IBN_KAB.html |title=Biografi, Ubay bin Kaab, USC-MSA |access-date=2007-02-24 |archive-date=2007-03-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070310194127/http://www.usc.edu/dept/MSA/history/biographies/sahaabah/bio.UBAYY_IBN_KAB.html |dead-url=yes }}</ref> sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an.<ref>[http://www.alsofwah.or.id/cetakquran.php?id=48 Tafsir ayat kursi, Al Sofwah]</ref> Isinya tentang keesaan [[Allah]] serta kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.<ref>[http://www.ayat-kursi.com Keutamaan ayat kursi]</ref>
<ref>[http://www.ayat-kursi.com Keutamaan ayat kursi]</ref>


== Terjemahan ==
== Terjemahan ==
[[Berkas:002-255.png|ka|jmpl|300px| Mushaf ayat kursi, [[Surah Al-Baqarah]][2] ayat (255)]]
[[File:Ayatul Kursi by AbdurRahman Al Sudais.wav|thumbnail|400px|Pembacaan '' ʾĀyat al-Kursī '' oleh Imam [[Abdurrahman as-Sudais]]]]
=== [[Departemen Agama Republik Indonesia|Departemen Agama]] ===
=== [[Departemen Agama Republik Indonesia|Departemen Agama]] ===
''Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi<sup>(1)</sup> Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.''
''Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi<sup>(1)</sup> Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.''
Baris 18: Baris 20:


=== Abdullah Yusuf Ali ===
=== Abdullah Yusuf Ali ===
# Ayat inilah yang disebut [http://Ayatul-Kursi http://www.doa-qunut.com/], "Ayat Singgasana". Siapakah yang mampu menterjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu padat dan terpilih tepat sekali? Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.{{br}}Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya. Nama-Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekedar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.{{br}} Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut, (sesuatu yang berada antara kegiatan dengan tidur, yang dalam hal ini saya sependapat dengan penerjemah-penerjemah lain yang menggunakan kata "terlena") dan memerlukan tidur penuh. Kebalikannya daripada ini ialah ungkapan yang dipakai dalam Kitab Mazmur lxxviii. 65: "Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur."</small><ref name="Yusuf Ali"/>
# Ayat inilah yang disebut Ayatul-Kursi, "Ayat Singgasana". Siapakah yang mampu menerjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu padat dan terpilih tepat sekali? Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.{{br}}Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya. Nama-Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekadar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.{{br}}Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut (sesuatu yang berada antara kegiatan dengan tidur, yang dalam hal ini saya sependapat dengan penerjemah-penerjemah lain yang menggunakan kata "terlena") dan memerlukan tidur penuh. Kebalikannya daripada ini ialah ungkapan yang dipakai dalam Kitab Mazmur lxxviii. 65: "Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur."<ref name="Yusuf Ali"/>
# Mereka
# Mereka
# Singgasana, kursi, kekuatan, ilmu, simbol kekuasaan. Dalam pikiran kita, kita sudah mengabiskan segalanya walau kita berkata "langit dan bumi". Memang dalam segalanya adalah kekuasaan Allah, kehendak dan wewenang-Nya. Segalanya itu sudah tentu termasuk hal-hal rohani dan indra. Bandingkan dengan letupan Wordsworth yang indah ini dalam "Tintern Abbey": "''Yang tempat tinggalnya sinar seperangkat matahari, Dan samudera bundar dan udara lepas, Dan di langit biru, dan dalam jiwa manusia; Secercah gerak dan segenggam roh yang mendorong segala yang berpikir, segala obyek semua pikiran, Dan menggulung habis semua benda''".</small><ref name="Yusuf Ali"/>
# Singgasana, kursi, kekuatan, ilmu, simbol kekuasaan. Dalam pikiran kita, kita sudah menghabiskan segalanya walau kita berkata "langit dan bumi". Memang dalam segalanya adalah kekuasaan Allah, kehendak dan wewenang-Nya. Segalanya itu sudah tentu termasuk hal-hal rohani dan indra. Bandingkan dengan letupan Wordsworth yang indah ini dalam "Tintern Abbey": "''Yang tempat tinggalnya sinar seperangkat matahari, Dan samudera bundar dan udara lepas, Dan di langit biru, dan dalam jiwa manusia; Secercah gerak dan segenggam roh yang mendorong segala yang berpikir, segala objek semua pikiran, Dan menggulung habis semua benda''".<ref name="Yusuf Ali"/>
# Menjaga dan memelihara keduanya
# Menjaga dan memelihara keduanya


Baris 27: Baris 29:


[[Imam Ahmad]] meriwayatkan dari [[Ubay bin Ka'ab]], bahwa [[Muhammad|Nabi]] pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?"
[[Imam Ahmad]] meriwayatkan dari [[Ubay bin Ka'ab]], bahwa [[Muhammad|Nabi]] pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?"
:"Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab.
:"Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab.
Maka Nabi mengulang-ulang pertanyaan tersebut,
Maka Nabi mengulang-ulang pertanyaan tersebut,
:dan kemudian Ubay bin Ka'ab menjawab: "Ayat Kursi."
:kemudian Ubay bin Ka'ab pun menjawab: "Ayat Kursi."
Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunya satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."<ref name="Ibnu Katsir"/>
Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."<ref name="Ibnu Katsir"/>

== Keutamaan ==
Ada sejumlah keutamaan ayat kursi, antara lain tujuh poin berikut ini:

'''1. Pemimpin ayat Al Quran'''

''Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Al-Qur'an ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat Al-Qur'an yaitu Ayat Kursi.'' (HR. Tirmidzi)

'''2. Doa mustajabah'''

Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.

'''3. Kunci masuk surga'''

''Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki [[surga]] kecuali hanya mati.'' (HR. Thabrani)

'''4. Ayat yang paling agung'''

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Rasulullah lantas membenarkan jawaban tersebut.

'''5. Perlindungan dari jin dan [[sihir]]'''

Sebagaimana hadits panjang yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab di atas.

'''6. Seperempat Al-Qur'an'''

“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad)

'''7. Pahala mati syahid'''

''Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid.'' (HR. Hakim)<ref>[https://bersamadakwah.net/bacaan-ayat-kursi/ Ayat Kursi]</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 39: Baris 74:
* [[Al-Qur'an]]
* [[Al-Qur'an]]


{{Authority control}}
[[Kategori:Al Baqarah|255]]

[[Kategori:Ayat dalam Al Qur'an|002255]]
[[Kategori:Surah Al-Baqarah|255]]
[[Kategori:Ayat|002255]]
[[Kategori:Ayat dalam Al-Qur'an]]

Revisi terkini sejak 11 Juli 2024 12.32

Ayat Kursi

Ayat Kursi (bahasa Arab: آية الكرسي, translit. ’āyat al-kursī) atau Ayat Singgasana adalah ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah. Ayat ini disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab[1] sebagai ayat paling agung dalam Al Qur'an.[2] Isinya tentang keesaan Allah serta kekuasaan Allah yang mutlak atas segala sesuatu dan bahwa Ia tidak kesulitan sedikitpun dalam memeliharanya.[3]

Terjemahan

[sunting | sunting sumber]
Mushaf ayat kursi, Surah Al-Baqarah[2] ayat (255)
Pembacaan ʾĀyat al-Kursī oleh Imam Abdurrahman as-Sudais

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi(1) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Abdullah Yusuf Ali

[sunting | sunting sumber]

Allah! Tiada tuhan selain Dia yang Hidup, Yang berdiri Sendiri, Abadi,(1) tak pernah terlena. Tak pernah tidur. Milik-Nyalah segala yang di langit, segala yang di bumi. Siapakah yang dapat memberi perantaraan di hadapan-Nya tanpa izin-Nya? Ia mengetahui segala yang di depan mereka dan segala yang di belakang mereka;(2) mereka takkan mampu sedikit pun menguasai ilmu-Nya kecuali yang dikehendaki-Nya. Singgasana-Nya(3) meliputi langit dan bumi, dan tiada merasa berat Ia menjaga dan memelihara keduanya.(4) Ia Mahatinggi, Mahabesar.[4]

Ibnu Katsir

[sunting | sunting sumber]

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya);tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha tinggi lagi Maha besar.[5]

  1. Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.

Abdullah Yusuf Ali

[sunting | sunting sumber]
  1. Ayat inilah yang disebut Ayatul-Kursi, "Ayat Singgasana". Siapakah yang mampu menerjemahkan keagungan makna ini, atau meniru irama kata-katanya yang begitu padat dan terpilih tepat sekali? Bahkan dalam asli bahasa Arabnya makna itu tampaknya lebih besar daripada yang dapat diungkapkan dalam kata-kata.
    Sifat-sifat Allah yang begitu berbeda dari segala yang kita ketahui dalam dunia kita ini, sehingga kita harus puas dengan pengertian bahwa satu-satunya kata yang tepat, yang dapat kita pakai menyebut-Nya ialah "Dia" - kata ganti yang mengandung arti nama-Nya. Nama-Nya - Allah - yang kadang salah pakai dan digunakan pada makhluk-makhluk dan benda-benda lain; dan kita harus tegas-tegas menolak setiap gagasan atau kesan bahwa ada sesuatu sebagai sekutu Allah, Tuhan Tunggal Yang Hidup. Ia hidup, tetapi hidup-Nya berdiri sendiri dan abadi, tidak tergantung kepada apa pun dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sifat al-Qayyum barangkali tidak sekadar berarti "Berdiri Sendiri" tetapi juga mengandung arti "Menjaga dan memelihara hidup", hidup-Nya merupakan sumber dan penopang yang terus-menerus terhadap segala asal bentuk kehidupan.
    Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kegiatan yang sempurna pula, kebalikannya daripada hidup yang tidak sempurna, yang dapat kita lihat di sekeliling kita, yang bukan hanya menjadi sasaran maut, tetapi juga sudah tak berdaya atau kegiatan yang berangsur surut (sesuatu yang berada antara kegiatan dengan tidur, yang dalam hal ini saya sependapat dengan penerjemah-penerjemah lain yang menggunakan kata "terlena") dan memerlukan tidur penuh. Kebalikannya daripada ini ialah ungkapan yang dipakai dalam Kitab Mazmur lxxviii. 65: "Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur."[4]
  2. Mereka
  3. Singgasana, kursi, kekuatan, ilmu, simbol kekuasaan. Dalam pikiran kita, kita sudah menghabiskan segalanya walau kita berkata "langit dan bumi". Memang dalam segalanya adalah kekuasaan Allah, kehendak dan wewenang-Nya. Segalanya itu sudah tentu termasuk hal-hal rohani dan indra. Bandingkan dengan letupan Wordsworth yang indah ini dalam "Tintern Abbey": "Yang tempat tinggalnya sinar seperangkat matahari, Dan samudera bundar dan udara lepas, Dan di langit biru, dan dalam jiwa manusia; Secercah gerak dan segenggam roh yang mendorong segala yang berpikir, segala objek semua pikiran, Dan menggulung habis semua benda".[4]
  4. Menjaga dan memelihara keduanya

Ibnu Katsir

[sunting | sunting sumber]

Inilah yang disebut ayat kursi. Ayat ini mengandung suatu hal yang sangat agung. Dan terdapat sebuah hadits shahih dari Rasulullah, yang menyebutkan bahwa ayat tersebut adalah ayat yang paling utama di dalam kitab Allah (al-Qur'an).[5]

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab, bahwa Nabi pernah bertanya kepadanya: "Apakah ayat yang paling agung di dalam kitab Allah?"

"Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui," sahut Ubay bin Ka'ab.

Maka Nabi mengulang-ulang pertanyaan tersebut,

kemudian Ubay bin Ka'ab pun menjawab: "Ayat Kursi."

Lalu dia mengatakan: "Engkau akan dilelahkan oleh ilmu, hai Abu Mundzir. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai satu lidah dan dua bibir yang senantiasa menyucikan al-Malik (Allah) di sisi tiang 'Arsy."[5]

Keutamaan

[sunting | sunting sumber]

Ada sejumlah keutamaan ayat kursi, antara lain tujuh poin berikut ini:

1. Pemimpin ayat Al Quran

Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Al-Qur'an ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat Al-Qur'an yaitu Ayat Kursi. (HR. Tirmidzi)

2. Doa mustajabah

Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.

3. Kunci masuk surga

Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati. (HR. Thabrani)

4. Ayat yang paling agung

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Rasulullah lantas membenarkan jawaban tersebut.

5. Perlindungan dari jin dan sihir

Sebagaimana hadits panjang yang diriwayatkan Ubay bin Ka'ab di atas.

6. Seperempat Al-Qur'an

“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad)

7. Pahala mati syahid

Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid. (HR. Hakim)[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Biografi, Ubay bin Kaab, USC-MSA". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-10. Diakses tanggal 2007-02-24. 
  2. ^ Tafsir ayat kursi, Al Sofwah
  3. ^ Keutamaan ayat kursi
  4. ^ a b c ALI, Abdullah Yusuf; Qur'an Terjemahan dan Tafsirnya. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993. ISBN 979-541-006-7
  5. ^ a b c Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi'i, 2004. ISBN 979-3536-06-3
  6. ^ Ayat Kursi

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]