Padi: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(270 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{untuk|kegunaan lainnya|Padi (disambiguasi)}} |
{{untuk|kegunaan lainnya|Padi (disambiguasi)}} |
||
{{Speciesbox |
|||
{{Taxobox begin | color = lightgreen | name = Padi}} |
|||
|genus=Oryza |
|||
{{Taxobox image | image = [[Image:Reis.jpg|200px|Padi]] | caption = Padi ''japonica''}} |
|||
|species=sativa |
|||
{{Taxobox begin placement | color = lightgreen}} |
|||
|name = Padi |
|||
{{Taxobox regnum entry | taxon = [[Plantae]]}} |
|||
|image = Koeh-232.jpg |
|||
{{Taxobox divisio entry | taxon = [[Tumbuhan Berbunga|Angiospermae]]}} |
|||
|image_caption = Padi dari ''Koehler's Book of Medicinal Plants'' |
|||
{{Taxobox classis entry | taxon = [[Monocotyledoneae]]}} |
|||
|authority = [[Carolus Linnaeus|L.]] |
|||
{{Taxobox ordo entry | taxon = [[Poales]]}} |
|||
|subdivision_ranks = Spesies lain |
|||
{{Taxobox familia entry | taxon = [[Poaceae]]}} |
|||
|subdivision = |
|||
{{Taxobox genus entry | taxon = ''Oryza''}} |
|||
* ''O. barthii'' |
|||
{{Taxobox end placement}} |
|||
* ''O. glaberrima'' |
|||
{{Taxobox section subdivision | color = lightgreen | plural_taxon = Spesies}} |
|||
* ''O. |
* ''O. latifolia'' |
||
* ''O. |
* ''O. longistaminata'' |
||
* ''O. |
* ''O. punctata'' |
||
* ''O. |
* ''O. rufipogon'' |
||
* ''O. punctata''</br> |
|||
* ''O. rufipogon''</br> |
|||
* ''O. sativa'' |
* ''O. sativa'' |
||
}} |
|||
{{Taxobox end}} |
|||
[[Berkas:Oryza sativa MHNT.BOT.2015.2.52.jpg|jmpl|''Oryza sativa'']] |
|||
'''Padi''' adalah salah satu [[tanaman]] budidaya terpenting dalam peradaban [[manusia]]. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang disebut padi liar. |
|||
[[Berkas:Paddy in Bogor.JPG|jmpl|190px|Padi yang mendekati masa panen]] |
|||
[[Berkas:NRCSCA02029 - California (783)(NRCS Photo Gallery).jpg|jmpl|250px|Lahan padi di California, Amerika Serikat]] |
|||
[[Berkas:ポット式田植え機.JPG|jmpl|250px|Mesin penanam padi di Jepang]] |
|||
'''Padi''' ({{Lang-la|Oryza sativa}}) merupakan salah satu [[tanaman]] budidaya terpenting dalam [[peradaban]]. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai [[padi liar]]. Padi diduga berasal dari [[India]] atau [[Indocina]] dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.<ref name="ensiklopedi">Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta, 1984. Hal. 2503</ref> |
|||
Hasil dari pengolahan padi dinamakan '''[[beras]]'''. |
|||
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. |
|||
== Ciri-ciri == |
|||
Negara produsen padi terkemuka adalah RR Tiongkok, India, dan Indonesia. Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antarnegara. Thailand merupakan pengekspor padi utama. Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia. |
|||
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau ''poaceae''. Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut ''floret'' yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuknya hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis ''enduspermium''. |
|||
== |
== Reproduksi == |
||
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. |
|||
==== Ciri-ciri umum ==== |
|||
Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. |
|||
Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi. |
|||
== Genetika dan pemuliaan == |
|||
Padi termasuk dalam [[suku padi-padian]] (Graminae, sinonim Glumiflorae, sinonim Poaceae). Sejumlah ciri suku (familia) ini juga menjadi ciri padi, misalnya |
|||
* berakar serabut, |
|||
* daun berbentuk lanset (sempit memanjang), |
|||
* urat daun sejajar, |
|||
* memiliki pelepah daun, |
|||
* bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa [[floret]], |
|||
* floret tersusun dalam [[spikelet]], khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret, |
|||
* buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan [[bulir]] (Ing. ''grain'') atau [[kariopsis]]. |
|||
Satu set [[genom]] padi terdiri atas 12 [[kromosom]]. Karena padi adalah tanaman [[diploid]], maka setiap [[sel]] padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual). |
|||
==== Penyebaran dan Adaptasi ==== |
|||
Padi merupakan [[organisme model]] dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 10<sup>8</sup> pasangan basa (''base pairs'', bp).<ref>[http://www.gramene.org/newsletters/rice_genetics/rgn8/v8p152.html situs Gramene.org]</ref> Sebagai tanaman model, genom padi telah di[[sekuensing DNA|sekuensing]], seperti juga [[genom manusia]]. |
|||
Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau [[Kalimantan]]), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan oksigen ke bagian akar. |
|||
Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam [[ras lokal]], seperti 'Rajalele' dari [[Klaten]] atau 'Pandanwangi' dari [[Cianjur]] di Indonesia atau 'Basmati' dari [[India]] utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (''padi gogo'') yang tidak memerlukan penggenangan atau ''padi rawa'' yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi. |
|||
==== Genetika dan pemuliaan padi ==== |
|||
Satu set [[genom]] padi terdiri dari 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman [[diploid]], maka setiap [[sel]] padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual). |
|||
[[Pemuliaan tanaman|Pemuliaan]] padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya [[IRRI]] di [[Filipina]] sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai [[Revolusi Hijau]]. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah [[hama]] [[wereng coklat]] pada tahun 1970-an. |
|||
Padi merupakan [[organisme model]] dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 10<sup>8</sup> pasangan basa (''base pairs'', bp) (Sumber: [http://www.gramene.org/newsletters/rice_genetics/rgn8/v8p152.html situs Gramene.org]). Sebagai tanaman model, genom padi telah di[[sekuensing asam nukleat|sekuensing]] (''sequenced''), seperti juga [[genom manusia]]. Hasil peruntutan genom padi dapat dilihat di |
|||
[http://www.ncbi.nlm.nih.gov/mapview/map_search.cgi?taxid=4530 situs NCBI]. |
|||
Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai [[hama]] dan [[fitopatologi|penyakit]] padi. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari [[PBB]] ([[FAO]]) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007. |
|||
[[Sekuensing genom]] padi menjadi bahan baku dalam upaya [[pemuliaan]] tanaman padi yang menggunakan [[rekayasa genetika]]. Pemuliaan padi sendiri telah berlangsung sejak lama, umumnya menggunakan [[metode silsilah]]. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya [[kultivar]] 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal [[revolusi hijau]] dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. |
|||
Hadirnya [[bioteknologi]] dan [[rekayasa genetika]] pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi [[toksin]] bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "[[Padi emas]]" (''Golden Rice'') yang dapat menghasilkan [[Karotena|provitamin A]] pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan [[defisiensi]] vitamin A di berbagai [[negara berkembang]]. Suatu tim peneliti dari [[Jepang]] juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi [[bakteri]] [[kolera]].<ref>Focus 25, 2007</ref> Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif [[imunisasi]] kolera, terutama di negara-negara berkembang. |
|||
Sejak penghujung abad ke-20 dikembangkan padi [[hibrida]], yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain. |
|||
Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi [[hibrida]], yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain. |
|||
Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai [[organisme pengganggu tanaman]] (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perakitan kultivar mengandung karoten (provitamin A). |
|||
Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai [[organisme pengganggu tanaman]] (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A). |
|||
==== Varietas padi ==== |
|||
Terdapat dua spesies padi yang merupakan tanaman budidaya: ''Oryza sativa'' dan ''O. glaberrima''. Yang disebut pertama diduga berasal dari daerah hulu sungai di kaki Pegunungan [[Himalaya]] ([[India]] dan [[Tibet]]/[[Tiongkok]]) dan yang kedua berasal dari [[Afrika]] Barat (hulu Sungai [[Niger]]). |
|||
=== Keanekaragaman genetik === |
|||
''O. sativa'' terdiri dari dua varietas: ''indica'' dan ''japonica'' sinonim ''sinica''. Varietas ''japonica'' umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, paleanya memiliki "bulu" (Ing. ''awn''), bijinya cenderung panjang. Varietas ''indica'', sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, paleanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan biji cenderung oval. Walaupun kedua varietas dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar IR8, yang merupakan seleksi dari persilangan varietas ''japonica'' dan varietas ''indica''. Selain kedua varietas ini, dikenal pula sekelompok padi yang tergolong ''javanica'' yang memiliki sifat antara dari kedua varietas utama di atas. Varietas ''javanica'' hanya ditemukan di Pulau [[Jawa]]. |
|||
Hingga sekarang ada dua [[spesies]] padi yang dibudidayakan manusia secara massal: ''Oryza sativa'' yang berasal dari [[Asia]] dan ''O. glaberrima'' yang berasal dari [[Afrika Barat]]. |
|||
Pada awal mulanya ''Oryza sativa'' dianggap terdiri dari dua [[subspesies]], ''indica'' dan ''japonica'' (sinonim ''sinica''). Padi ''japonica'' umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" ([[bahasa Inggris|Ing.]] ''awn''), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi ''indica'', sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah [[kultivar]] 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan ''japonica'' (kultivar 'Deegeowoogen' dari [[Formosa]]) dengan ''indica'' (kultivar 'Peta' dari [[Indonesia]]). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor ''javanica'' yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas ''javanica'' hanya ditemukan di [[Pulau Jawa]]. |
|||
== Reproduksi Padi == |
|||
Kajian dengan bantuan teknik [[biologi molekular]] sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies ''O. sativa'' yang utama, ''indica'' dan ''japonica'', terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti ''aus'' (padi gogo dari Bangladesh), ''royada'' (padi pasang-surut/rawa dari [[Bangladesh]]), ''ashina'' (padi pasang-surut dari [[India]]), dan ''aromatic'' (padi wangi dari Asia Selatan dan [[Iran]], termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan [[penanda genetik|penanda]] [[RFLP]] dibantu dengan [[isozim]].<ref>Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes and classification of asian rice varieties. ''Theor. Appl. Genet.'' 74:21—30.</ref> Kajian menggunakan penanda genetik [[SSR]] terhadap [[genom]] [[inti sel]] dan dua [[lokus]] pada genom [[kloroplas]] menunjukkan bahwa pembedaan ''indica'' dan ''japonica'' adalah mantap, tetapi ''japonica'' ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: ''temperate japonica'' ("''japonica'' daerah sejuk" dari Cina, [[Korea]], dan [[Jepang]]), ''tropical japonica'' ("''japonica'' daerah tropika" dari [[Nusantara]]), dan ''aromatic''. Subspesies ''aus'' merupakan kelompok yang terpisah.<ref name="Garris">{{cite journal | title = Genetic structure and diversity in ''Oryza sativa'' L. | journal = Genetics | date = 2004 | first = A.J. | last = Garris | coauthors = Tai, T.H., Coburn J., Kresovich S., McCouch S. | volume = 169 | pages = 1631-1638| doi = 10.1534/genetics.104.035642 | accessdate = 2010-08-16}}</ref> |
|||
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (''anther'') dan kepala putik (''stigma'') bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. |
|||
Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar ''indica'' dan ''japonica'' terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang ''[[Oryza rufipogon|O. rufipogon]]''.<ref name="Garris"/> [[Domestikasi]] padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.<ref>Zohary D., Hopf, M. 2000. ''Domestication of plants in the old world''. Oxford University Press, Oxford.</ref> |
|||
Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman ber[[penyerbukan]] sendiri, karena 95% atau lebih [[serbuk sari]] membuahi [[sel telur]] tanaman yang sama. |
|||
=== Keanekaragaman budidaya === |
|||
Setelah [[pembuahan]] terjadi, [[zigot]] dan [[inti polar]] yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk [[embrio]] dan inti polar menjadi [[endospermia]]. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati di bagian endospermia. Bagi tanaman muda, pati berfungsi sebagai cadangan makanan. Bagi manusia, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi. |
|||
==== Padi gogo ==== |
|||
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di [[sawah]]. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.Biasanya di daerah yang hanya bisa bercocok tanam padi gogo menggunakan model Tumpang Sari. Sistem Tumpang sari yaitu dalam sekali tanam tidak hanya menanam padi, akan tetapi juga tanaman lain dalam satu lahan. Padi gogo biasanya di tumpang sari dengan jagung atau Ketela Pohon. |
|||
== |
==== Padi rawa ==== |
||
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman. |
|||
''Ulasan lebih detail dapat dilihat pada artikel [[Bercocok tanam padi]]''. |
|||
=== Keanekaragaman tipe beras/nasi === |
|||
{{main|Beras}} |
|||
==== Padi pera ==== |
|||
Padi pera adalah padi dengan kadar [[amilosa]] pada [[pati]] lebih dari 20% pada [[beras]]nya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya. |
|||
==== Ketan ==== |
|||
Ketan (''sticky rice''), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh [[amilopektin]], sehingga jika ditanak sangat lekat. |
|||
==== Padi wangi ==== |
|||
Padi wangi atau harum (''aromatic rice'') dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas ''javanica'' yang berumur panjang. |
|||
Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (''long grain''), padi biji pendek (''short grain''), ''risotto'', padi susu umumnya menggunakan [[metode silsilah]]. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya [[kultivar]] 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal [[revolusi hijau]] dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. tes |
|||
== Aspek budidaya == |
|||
{{main|Budi daya padi|Sejarah budi daya padi}} |
|||
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi. |
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi. |
||
* Budidaya padi [[sawah]] (Ing. ''paddy'' atau ''paddy field''), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai [[Yangtse]] di Tiongkok. |
* Budidaya padi [[sawah]] (Ing. ''paddy'' atau ''paddy field''), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai [[Yangtse]] di Tiongkok. |
||
* Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah. |
* Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah. |
||
*Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau [[Kalimantan]]. |
* Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau [[Kalimantan]]. |
||
*Budidaya ''[[gogo rancah]]'' atau disingkat ''[[gora]]'', yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau [[Lombok]], yang hanya memiliki musim hujan singkat. |
* Budidaya ''[[gogo rancah]]'' atau disingkat ''[[gora]]'', yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau [[Lombok]], yang hanya memiliki musim hujan singkat. |
||
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama [[padi gogo]]. |
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama [[padi gogo]]. |
||
Baris 79: | Baris 94: | ||
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji. |
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji. |
||
=== Hama dan penyakit === |
|||
==Pengolahan gabah menjadi nasi== |
|||
;Hama-hama penting: |
|||
Setelah padi dipanen, [[bulir]] padi atau [[gabah]] dipisahkan dari [[jerami]]. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah. |
|||
* [[Penggerek batang padi putih]] ("sundep", ''Scirpophaga innotata'') |
|||
* [[Penggerek batang padi kuning]] (''S. incertulas'') |
|||
* [[Wereng batang punggung putih]] (''Sogatella furcifera'') |
|||
* [[Wereng coklat]] (''Nilaparvata lugens'') |
|||
* [[Wereng hijau]] (''Nephotettix impicticeps'') |
|||
* [[Lembing hijau]] (''Nezara viridula'') |
|||
* [[Walang sangit]] (''Leptocorisa oratorius'') |
|||
* [[Ganjur]] (''Pachydiplosis oryzae'') |
|||
* [[Lalat bibit]] (''Arterigona exigua'') |
|||
* [[Ulat tentara]]/Ulat grayak (''Spodoptera litura'' dan ''S. exigua'') |
|||
* [[Tikus sawah]] (''Rattus argentiventer'') |
|||
;Penyakit-penyakit penting: |
|||
Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisah dari jerami ketika dijemur. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "[[Gabah Kering Giling]]" atau [[GKG]] mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan [[ekspor]] atau perdagangan partai besar. |
|||
* [[blas]] (''Pyricularia oryzae'', ''P. grisea'') |
|||
* [[hawar daun]] [[bakteri]] ("[[kresek]]", ''Xanthomonas oryzae'' pv. ''oryzae'') |
|||
== Pengolahan gabah menjadi nasi == |
|||
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga [[beras]] terpisah dari [[sekam]]. Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat [[konsumen]]. |
|||
[[Berkas:Huller4.jpg|200px|jmpl|Mesin huler gabah beras.]] |
|||
Setelah padi dipanen, [[bulir]] padi atau [[gabah]] dipisahkan dari [[jerami]] padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah. |
|||
Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "[[Gabah Kering Giling]]" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan [[ekspor]] atau perdagangan partai besar. |
|||
Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi [[nasi]] yang siap dimakan. Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar ([[beras kencur]]) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal ([[param]]). |
|||
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga [[beras]] terpisah dari [[sekam]] (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat [[konsumen]]. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah: |
|||
==Aspek budaya dan bahasa== |
|||
* ''sekam'', yang dapat digunakan sebagai bahan bakar, |
|||
* ''merang'', tangkai padi kering; digunakan sebagai [[Jerami]] atau bahan [[kerajinan]], |
|||
* ''bekatul'', yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan tambahan yang kaya akan vitamin B, dan |
|||
* ''dedak'', campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak. |
|||
Beras dapat di[[kukus]] atau di[[tim]] agar menjadi [[nasi]] yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi [[bubur]]. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun [[kelapa]] muda menjadi [[ketupat]], dengan daun [[pisang]] menjadi [[lontong]], atau dengan [[bumbung]] [[bambu]] yang disebut [[lemang]] (biasanya dengan [[santan]]). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar ([[beras kencur]]) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal ([[param]]). |
|||
== Produksi padi dan perdagangan dunia == |
|||
:''Bagian ini memerlukan aktualisasi'' |
|||
Negara produsen padi terkemuka adalah [[Republik Rakyat Tiongkok]] (28% dari total produksi dunia), [[India]] (21%), dan [[Indonesia]] (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). [[Thailand]] merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti [[Vietnam]] (15%) dan [[Amerika Serikat]] (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti [[Bangladesh]] (4%), dan [[Brasil]] (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton, kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala [[ENSO]]. |
|||
{|class="wikitable" |
|||
! colspan=2|Produsen padi terbesar — 2011{{br}}(juta metrik ton) |
|||
|- |
|||
|{{flag|Cina|name=Republik Rakyat Tiongkok}}||201 |
|||
|- |
|||
|{{flag|India}}||158 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Indonesia}}||66 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Bangladesh}}||51 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Vietnam}}||42 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Thailand}}||35 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Myanmar}}||29 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Filipina}}||17 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Brasil}}||13 |
|||
|- |
|||
|{{flag|Pakistan}}||9 |
|||
|- |
|||
|'''Total Dunia'''||align="right"|'''723''' |
|||
|- |
|||
|colspan=2|<small>''Sumber: {{br}}[[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO)''[http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx</small> |
|||
|} |
|||
== Aspek budaya dan bahasa == |
|||
Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ''[[ilmu padi]]''. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya |
Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ''[[ilmu padi]]''. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya |
||
* [[Padi ditanam tumbuh lalang]] |
* [[Padi ditanam tumbuh lalang]] |
||
* [[Padi masak, jagung mengupih]] |
* [[Padi masak, jagung mengupih]] |
||
* [[Bagai ayam mati di lumbung padi]] |
|||
==Lihat pula== |
==Lihat pula== |
||
Baris 97: | Baris 168: | ||
*[[Beras]] |
*[[Beras]] |
||
*[[Nasi]] |
*[[Nasi]] |
||
*[[Bercocok tanam padi]] |
*[[Bercocok tanam padi]]{{Taxonbar|from=Q161426}} |
||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.irri.org Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI)] |
* [http://www.irri.org Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI)] |
||
* [http://ciifad.cornell.edu/sri/countries/indonesia/indonwedurep03.pdf Dokumen pendukung artikel ini] |
* [http://ciifad.cornell.edu/sri/countries/indonesia/indonwedurep03.pdf Dokumen pendukung artikel ini] |
||
* [http://www.bulog.go.id/pers/skb_hpg_2003.pdf Contoh pengaturan harga gabah di Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060309005322/http://www.bulog.go.id/pers/skb_hpg_2003.pdf |date=2006-03-09 }} |
|||
* International Rice Genome Sequencing Project, ''The map-based sequence of the rice genome.'' [[Nature (Zeitschrift)|Nature]] 436, 793-800 (11 August 2005) ([http://www.nature.com/nature/journal/v436/n7052/full/nature03895.html Onlinetext]) |
|||
* {{en icon}} [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16381971 The Rice Annotation Project Database (RAP-DB): hub for Oryza sativa ssp. japonica genome information.] |
|||
* {{en icon}} [http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16100779 The map-based sequence of the rice genome.] |
|||
{{Bahan pangan}} |
|||
[[Kategori:Padi| ]] |
|||
*[http://www.bulog.go.id/pers/skb_hpg_2003.pdf Contoh pengaturan harga gabah di Indonesia] |
|||
[[Kategori:Tumbuhan berbiji]] |
|||
[[Kategori:Serealia]] |
|||
{{Stub}} |
|||
[[Kategori:Poaceae]] |
|||
[[Kategori: |
[[Kategori:Pertanian tropis]] |
||
[[Kategori:Tumbuhan semusim]] |
|||
[[kategori:Tanaman]] |
|||
[[Kategori:Oryza]] |
|||
[[ar:أرز (نبات)]] |
|||
[[ca:Arròs]] |
|||
[[cy:Reis]] |
|||
[[da:Ris]] |
|||
[[de:Reis]] |
|||
[[en:Rice]] |
|||
[[eo:Rizo]] |
|||
[[es:Arroz]] |
|||
[[fr:Riz]] |
|||
[[gl:Arroz]] |
|||
[[he:אורז]] |
|||
[[io:Rizo]] |
|||
[[it:Oryza sativa]] |
|||
[[ja:イネ]] |
|||
[[ko:벼]] |
|||
[[ms:Padi]] |
|||
[[nl:Rijst]] |
|||
[[nn:Ris]] |
|||
[[no:Ris]] |
|||
[[pl:Ryż siewny]] |
|||
[[pt:Arroz]] |
|||
[[ru:Рис]] |
|||
[[sl:Riž]] |
|||
[[sv:Ris]] |
|||
[[ta:நெல்]] |
|||
[[th:ข้าว]] |
|||
[[tl:Palay]] |
|||
[[uk:Рис]] |
|||
[[zh:稻属]] |
Revisi per 17 September 2024 11.21
Padi | |
---|---|
Padi dari Koehler's Book of Medicinal Plants | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Klad: | Komelinid |
Ordo: | Poales |
Famili: | Poaceae |
Genus: | Oryza |
Spesies: | O. sativa
|
Nama binomial | |
Oryza sativa | |
Spesies lain | |
|
Padi (bahasa Latin: Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.[1]
Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Ciri-ciri
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset,warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuknya hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis enduspermium.
Reproduksi
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri, karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri. Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Genetika dan pemuliaan
Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual).
Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp).[2] Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia.
Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal, seperti 'Rajalele' dari Klaten atau 'Pandanwangi' dari Cianjur di Indonesia atau 'Basmati' dari India utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi.
Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Dua kultivar padi modern pertama adalah 'IR5' dan 'IR8' (di Indonesia diadaptasi menjadi 'PB5' dan 'PB8'). Walaupun hasilnya tinggi tetapi banyak petani menolak karena rasanya tidak enak (pera). Selain itu, terjadi wabah hama wereng coklat pada tahun 1970-an.
Ribuan persilangan kemudian dirancang untuk menghasilkan kultivar dengan potensi hasil tinggi dan tahan terhadap berbagai hama dan penyakit padi. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007.
Hadirnya bioteknologi dan rekayasa genetika pada tahun 1980-an memungkinkan perbaikan kualitas nasi. Sejumlah tim peneliti di Swiss mengembangkan padi transgenik yang mampu memproduksi toksin bagi hama pemakan bulir padi dengan harapan menurunkan penggunaan pestisida. IRRI, bekerja sama dengan beberapa lembaga lain, merakit "Padi emas" (Golden Rice) yang dapat menghasilkan provitamin A pada berasnya, yang diarahkan bagi pengentasan defisiensi vitamin A di berbagai negara berkembang. Suatu tim peneliti dari Jepang juga mengembangkan padi yang menghasilkan toksin bagi bakteri kolera.[3] Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
Sejak tahun 1970-an telah diusahakan pengembangan padi hibrida, yang memiliki potensi hasil lebih tinggi. Karena biaya pembuatannya tinggi, kultivar jenis ini dijual dengan harga lebih mahal daripada kultivar padi yang dirakit dengan metode lain.
Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A).
Keanekaragaman genetik
Hingga sekarang ada dua spesies padi yang dibudidayakan manusia secara massal: Oryza sativa yang berasal dari Asia dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat.
Pada awal mulanya Oryza sativa dianggap terdiri dari dua subspesies, indica dan japonica (sinonim sinica). Padi japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, lemmanya memiliki "ekor" atau "bulu" (Ing. awn), bijinya cenderung membulat, dan nasinya lengket. Padi indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, lemmanya tidak ber-"bulu" atau hanya pendek saja, dan bulir cenderung oval sampai lonjong. Walaupun kedua anggota subspesies ini dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar 'IR8', yang merupakan hasil seleksi dari persilangan japonica (kultivar 'Deegeowoogen' dari Formosa) dengan indica (kultivar 'Peta' dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua tipe utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa.
Kajian dengan bantuan teknik biologi molekular sekarang menunjukkan bahwa selain dua subspesies O. sativa yang utama, indica dan japonica, terdapat pula subspesies minor tetapi bersifat adaptif tempatan, seperti aus (padi gogo dari Bangladesh), royada (padi pasang-surut/rawa dari Bangladesh), ashina (padi pasang-surut dari India), dan aromatic (padi wangi dari Asia Selatan dan Iran, termasuk padi basmati yang terkenal). Pengelompokan ini dilakukan menggunakan penanda RFLP dibantu dengan isozim.[4] Kajian menggunakan penanda genetik SSR terhadap genom inti sel dan dua lokus pada genom kloroplas menunjukkan bahwa pembedaan indica dan japonica adalah mantap, tetapi japonica ternyata terbagi menjadi tiga kelompok khas: temperate japonica ("japonica daerah sejuk" dari Cina, Korea, dan Jepang), tropical japonica ("japonica daerah tropika" dari Nusantara), dan aromatic. Subspesies aus merupakan kelompok yang terpisah.[5]
Berdasarkan bukti-bukti evolusi molekular diperkirakan kelompok besar indica dan japonica terpisah sejak ~440.000 tahun yang lalu dari suatu populasi spesies moyang O. rufipogon.[5] Domestikasi padi terjadi di titik tempat yang berbeda terhadap dua kelompok yang sudah terpisah ini. Berdasarkan bukti arkeologi padi mulai dibudidayakan (didomestikasi) 10.000 hingga 5.000 tahun sebelum masehi.[6]
Keanekaragaman budidaya
Padi gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.Biasanya di daerah yang hanya bisa bercocok tanam padi gogo menggunakan model Tumpang Sari. Sistem Tumpang sari yaitu dalam sekali tanam tidak hanya menanam padi, akan tetapi juga tanaman lain dalam satu lahan. Padi gogo biasanya di tumpang sari dengan jagung atau Ketela Pohon.
Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.
Keanekaragaman tipe beras/nasi
Padi pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.
Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.
Padi wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras 'Cianjur Pandanwangi' (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan 'rajalele'. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.
Di luar negeri orang mengenal padi biji panjang (long grain), padi biji pendek (short grain), risotto, padi susu umumnya menggunakan metode silsilah. Salah satu tahap terpenting dalam pemuliaan padi adalah dirilisnya kultivar 'IR5' dan 'IR8', yang merupakan padi pertama yang berumur pendek namun berpotensi hasil tinggi. Ini adalah awal revolusi hijau dalam budidaya padi. Berbagai kultivar padi berikutnya umumnya memiliki 'darah' kedua kultivar perintis tadi. tes
Aspek budidaya
Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.
- Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.
- Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah.
- Budidaya padi lahan rawa, dilakukan di beberapa tempat di Pulau Kalimantan.
- Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.
Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal dengan nama padi gogo.
Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen. Aspek lain yang penting namun bukan termasuk dalam rangkaian bercocok tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpanan biji.
Hama dan penyakit
- Hama-hama penting
- Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
- Penggerek batang padi kuning (S. incertulas)
- Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
- Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
- Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
- Lembing hijau (Nezara viridula)
- Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
- Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
- Lalat bibit (Arterigona exigua)
- Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
- Tikus sawah (Rattus argentiventer)
- Penyakit-penyakit penting
- blas (Pyricularia oryzae, P. grisea)
- hawar daun bakteri ("kresek", Xanthomonas oryzae pv. oryzae)
Pengolahan gabah menjadi nasi
Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah.
Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, dan dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah "Gabah Kering Giling" (GKG) mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. (Lihat pranala luar). Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.
Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk/digiling, sehingga beras terpisah dari sekam (kulit gabah). Beras merupakan bentuk olahan yang dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini adalah:
- sekam, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar,
- merang, tangkai padi kering; digunakan sebagai Jerami atau bahan kerajinan,
- bekatul, yakni serbuk kulit ari beras; digunakan sebagai bahan makanan tambahan yang kaya akan vitamin B, dan
- dedak, campuran bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil-kecil; untuk makanan ternak.
Beras dapat dikukus atau ditim agar menjadi nasi yang siap dimakan. Beras atau ketan yang ditim dengan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras dapat juga dilakukan dengan pembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa muda menjadi ketupat, dengan daun pisang menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut lemang (biasanya dengan santan). Beras juga dapat diolah menjadi minuman penyegar (beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal (param).
Produksi padi dan perdagangan dunia
- Bagian ini memerlukan aktualisasi
Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Tiongkok (28% dari total produksi dunia), India (21%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brasil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton, kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton (angka ramalan III), meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.
Produsen padi terbesar — 2011 (juta metrik ton) | |
---|---|
Republik Rakyat Tiongkok | 201 |
India | 158 |
Indonesia | 66 |
Bangladesh | 51 |
Vietnam | 42 |
Thailand | 35 |
Myanmar | 29 |
Filipina | 17 |
Brasil | 13 |
Pakistan | 9 |
Total Dunia | 723 |
Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO)[http://faostat.fao.org/site/339/default.aspx |
Aspek budaya dan bahasa
Padi merupakan bagian penting dalam budaya masyarakat Asia Tenggara dan Asia Timur. Masyarakat setempat mengenal filosofi ilmu padi. Sejumlah peribahasa juga melibatkan padi, misalnya
Lihat pula
- Gabah
- Beras
- Nasi
- Bercocok tanam padi
Referensi
- ^ Shadily, Hassan. Ensiklopedi Indonesia. Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects. Jakarta, 1984. Hal. 2503
- ^ situs Gramene.org
- ^ Focus 25, 2007
- ^ Glaszmann, J.C. 1987. Isozymes and classification of asian rice varieties. Theor. Appl. Genet. 74:21—30.
- ^ a b Garris, A.J. (2004). "Genetic structure and diversity in Oryza sativa L". Genetics. 169: 1631–1638. doi:10.1534/genetics.104.035642.
- ^ Zohary D., Hopf, M. 2000. Domestication of plants in the old world. Oxford University Press, Oxford.
Pranala luar
- Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI)
- Dokumen pendukung artikel ini
- Contoh pengaturan harga gabah di Indonesia Diarsipkan 2006-03-09 di Wayback Machine.
- International Rice Genome Sequencing Project, The map-based sequence of the rice genome. Nature 436, 793-800 (11 August 2005) (Onlinetext)
- (Inggris) The Rice Annotation Project Database (RAP-DB): hub for Oryza sativa ssp. japonica genome information.
- (Inggris) The map-based sequence of the rice genome.