Adnan Kapau Gani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pai Walisongo (bicara | kontrib)
Mengembalikan ke revisi 6935654 oleh Pai Walisongo. (TW)
Pai Walisongo (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{lindungi|small=yes}}
{{lindungidarianon|small=yes}}
{{lindungidarianon2|small=yes}}
{{glindungi|small=yes}}
{{vlindungi|small=yes}}
{{tlindungi|small=yes}}
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|name = {{PAGENAME}}

Revisi per 26 Juni 2013 10.22

Adnan Kapau Gani
Gani, 1946
Wakil Perdana Menteri Indonesia ke-1
Masa jabatan
3 Juli 1947 – 29 Januari 1948
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada
Sebelum
Menteri Perdagangan Republik Indonesia 3
Masa jabatan
2 Oktober 1946 – 29 Januari 1948
PresidenSoekarno
Menteri Pertanian Republik Indonesia 4
Masa jabatan
2 Oktober 1946 – 29 Januari 1948
PresidenSoekarno
Informasi pribadi
Lahir(1905-12-01)1 Desember 1905
Belanda Gagak Limo Nagari, Silungkang, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal7 Desember 1990(1990-12-07) (umur 85)
Indonesia Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Adnan Kapau Gani (16 September 1905 – 23 Desember 1968), sering disingkat sebagai 'A. K. Gani ', adalah seorang politisi Indonesia. Lahir di Sumatera Barat, ia menghabiskan sebagian besar masa mudanya di Jawa, di mana ia belajar ilmu kedokteran dan menjadi terlibat dengan gerakan nasionalis baru lahir sebelum Sumatera Selatan untuk bekerja sebagai dokter. Selama Indonesia Revolusi Nasional ia menjabat tiga periode sebagai Menteri Kesejahteraan, dua dari mereka bersamaan dengan syarat sebagai wakil perdana menteri. Setelah Gani pergi ke Palembang, Sumatera Selatan, di mana ia tetap aktif dalam politik sampai kematiannya. Pada November 2007 Gani dijadikan Pahlawan Nasional dari Indonesia.

Awal Kehidupan

Gani lahir di Palembajan, Sumatera Barat, barat Bukittinggi, pada tanggal 16 September 1905. Putra seorang guru, ia menyelesaikan studi awal di Bukittinggi pada tahun 1923 sebelum pergi ke Batavia (modern Jakarta), pertama untuk studi sekunder dan kemudian untuk belajar kedokteran. Dia lulus dari STOVIA (Belanda: Sekolah tot Opleiding van Indische Artsen), sebuah sekolah bagi calon dokter, pada tahun 1926.

Dari remaja Gani aktif dalam politik dan organisasi sosial. Dia adalah anggota dari beberapa kelompok untuk pemuda asli, termasuk Jong Java dan Jong Sumatera. Pada 1920-an ia memiliki beberapa perusahaan berjalan, termasuk asrama dan buku reseller. Pendapatan ini memungkinkan dia untuk menyumbangkan dana ke Kongres Pemuda tahun 1928, di mana Sumpah Pemuda pertama kali membaca dan "Indonesia Raya" (lagu kebangsaan Indonesia) pertama kali dimainkan, Gani juga menghadiri konferensi ini . Pada tahun 1931 ia bergabung dengan Partindo, yang telah memisahkan diri dari Partai Nasional Indonesia tak lama setelah Soekarno penangkapan 's oleh pemerintah kolonial. Gani berkenalan dengan Soekarno setelah rilis yang terakhir dari penjara pada tahun berikutnya dan bergabung dengan Indonesia Federasi Politik dengan dia.

Panjang tertarik teater, pada tahun 1941 Gani membintangi Union Film ini Asmara Moerni setelah diundang oleh sutradara film, Rd. Ariffien. Pada saat industri film di negara itu mulai melayani khalayak terdidik. Meskipun beberapa penonton dianggap keterlibatan Gani dalam Asmara Moerni sebagai menodai gerakan kemerdekaan, Gani menganggap perlu untuk meningkatkan bagaimana orang-orang melihat produksi lokal. Film, satu-satunya Gani yang pernah dibuat, ini sukses secara komersil. Tahun itu Gani menerima gelar medisnya.

Setelah Jepang menduduki Hindia pada tahun 1942, Gani menolak untuk berkolaborasi. Dengan demikian, ia ditangkap pada bulan September 1943 dan diadakan sampai Oktober tahun berikutnya. Dia menghabiskan sisa pendudukan sebagai praktisi swasta.

Revolusi Nasional

Setelah kemerdekaan negara dan selama berikutnya revolusi, Gani memperoleh kekuasaan politik yang lebih besar sementara juga melayani dengan militer. Dari tahun 1945 sampai 1947 ia adalah komisaris PNI di Sumatera Selatan, juga melayani di papan pihak tersebut. Dia juga mengkoordinasikan usaha militer di provinsi itu. Ia menilai Palembang sebuah lokomotif ekonomi yang layak untuk bangsa yang baru merdeka, dengan alasan bahwa dengan minyak mereka bisa mengumpulkan dukungan internasional. Ia merundingkan penjualan dengan kepentingan internasional, termasuk milik Belanda Shell sementara penyelundupan senjata dan perlengkapan militer melewati blokade Belanda. Dia memiliki banyak koneksi di komunitas Cina di Singapura, yang membantu dia dalam tugas ini.

Gani pada 3 Oktober 1946(1946-10-03) (umur 41)

Dari 2 Oktober 1946 hingga 27 Juni 1947 Gani menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan bawah Sutan Sjahrir di perdana menteri itu kabinet ketiga; Sjahrir kemudian mengatakan bahwa ia merasa seolah-olah Gani telah dijatuhkan atasnya oleh Sukarno, yang oleh Presiden. Ketika menjabat sebagai menteri kesejahteraan Gani, dengan Sjahrir dan Mohammad Roem, menjabat sebagai delegasi Indonesia ke sidang pleno ketiga untuk Perjanjian Linggarjati, menjadi penandatangan pada 25 Maret 1947, Belanda menganggapnya kurang bijaksana dan rentan terhadap menunjukkan emosinya. Dia juga bekerja untuk membangun jaringan nasional perbankan, BTC, serta beberapa organisasi perdagangan.

Dengan Amir Sjarifuddin dan Setiyadji, Gani adalah formatur untuk kabinet baru, yang menerima mandatnya pada 3 Juli. Dia tinggal sebagai Menteri Kesejahteraan sementara juga melayani sebagai perdana wakil menteri di bawah Sjarifuddin. Gani adalah anggota kabinet pertama ditangkap selama Operasi Produk, serangan Belanda di wilayah Indonesia yang dikuasai pada pertengahan Juli, tetapi kemudian dibebaskan. Dia juga menghadiri sebuah konferensi perdagangan Havana, Kuba. Dalam Kabinet kedua Sjarifuddin, Gani terus melayani sebagai wakil perdana menteri dan menteri kesejahteraan sampai kabinet runtuh pada 29 Januari 1948 karena ketidakpuasan dengan Perjanjian Renville.

Pos Revolusi

Setelah revolusi berakhir pada tahun 1949, Gani menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan. Pada tahun 1954, saat masih terlibat dalam politik sebagai menteri transportasi di Kabinet Ali Sastroamidjojo I, ia menjadi rektor Universitas Sriwijaya di Palembang, ia tetap aktif di provinsi ini sampai kematiannya pada tanggal 23 Desember 1968. Dia dimakamkan di Pemakaman Siguntang Pahlawan di Palembang. Gani itu meninggalkan seorang istri, Masturah, pasangan tidak punya anak.

Gelar

Pada tanggal 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi Gani judul Pahlawan Nasional Indonesia; Gani menerima gelar bersama dengan Slamet Rijadi, Ida Anak Agung Gde Agung, dan Moestopo berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66/2007 TK.

Rujukan