Lompat ke isi

Jalan Raya Bogor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(67 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Jalan Raya Bogor''' atau juga disebut sebagai '''Jalan Raya Jakarta–Depok–Bogor''' adalah sebuah nama [[jalan nasional]]<ref>{{Cite web|last=Rivalino|first=Boy|date=2022-10-19|title=Revitalisasi Jalan, Pemkot Depok Bangun Komunikasi dengan Pusat dan Provinsi|url=https://monitor.co.id/2022/10/19/revitalisasi-jalan-pemkot-depok-bangun-komunikasi-dengan-pusat-dan-provinsi/|website=MONITOR|language=id|access-date=2022-11-05}}</ref> yang menghubungkan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]], [[Kota Depok|Depok]] hingga [[Kota Bogor|Bogor]]. Sebelum ada [[Jalan Tol Jakarta–Bogor–Ciawi|Jalan Tol Jagorawi]] orang-orang yang menuju Bogor atau menuju Jakarta dari Bogor melewati jalan ini. Jalan ini merupakan bagian dari [[Jalan Raya Pos]] (atau lebih dikenal sebagai Jalan Raya Anyer-Panarukan) yang dibangun masa pemerintahan [[Gubernur jenderal|Gubernur Jenderal]] [[Hindia Belanda]], [[Herman Willem Daendels]].
{{tanpa_referensi|date=November 2009}}
Jalan Raya Bogor adalah sebuah jalan besar yang menghubungkan [[Jakarta]] dengan [[Bogor]]. Sebelum ada [[Jalan Tol Jagorawi]], orang-orang yang menuju [[Bogor]] atau menuju [[Jakarta]] dari Bogor melewati jalan ini. Jalan sepanjang 45 kilometer ini bahkan melewati 3 [[kotamadya]], yakni [[Jakarta Timur]], [[Depok]], dan [[Bogor]].


[[Berkas:Jalanrayabogor.jpg|jmpl|290 px|Penampakan Jalan Raya Bogor di kawasan sekitar [[Cibinong, Bogor|Cibinong, Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]].]]
Kelurahan-kelurahan dan kecamatan-kecamatan yang dilalui jalan ini diantaranya:


Jalan sepanjang 45&nbsp;km ini bahkan melewati 2 provinsi, 3 kotamadya serta 1 kabupaten yakni [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur]], [[Kota Depok]], [[Kota Bogor]] dan [[Kabupaten Bogor]]. Menurut mitos, jalan ini rawan kecelakaan lalu lintas.
[[Jakarta Timur]]
* [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]]
* [[Pasar Rebo, Jakarta Timur|Pasar Rebo]]
* [[Ciracas, Jakarta Timur|Ciracas]]


== Sejarah ==
[[Kota Depok]]
Pada masa [[Daendels]] memimpin, ia membangun benteng di daerah [[Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur|Mester]] yang dipenuhi pohon Jati dan sekarang menjadi bagian dari [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]]. Dari benteng itu, ia membangun jalan yang lurus hingga [[Kota Bogor]] yang ada Istana Gubernur Jenderal di tengahnya (sekarang [[Istana Bogor]]).
* [[Cimanggis, Depok|Cimanggis]]
* [[Tapos, Depok|Tapos]]
* [[Cilodong, Depok|Cilodong]]


Pada masa itu, Jakarta dan Bogor dihubungkan dengan [[Sungai Ciliwung]]. Sebagaimana diabadikan [[Pramoedya Ananta Toer]] dalam novelnya, Ciliwung merupakan sungai yang sibuk. Orang dari selatan membawa dagangan ke pelabuhan di utara, dan sebaliknya. Di beberapa tempat masihlah rimba, sementara di tempat lain adalah jurang yang dalam, namun airnya sangat jernih.
[[Kabupaten Bogor]]
* [[Bojonggede, Bogor|Bojonggede]]
* [[Cibinong, Bogor|Cibinong]]
* [[Sukaraja, Bogor|Sukaraja]]


Oleh [[Daendels]], jalan utama ini dibangun menyusuri kali irigasi dan memotong hutan jati di [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]], tempat Datuk Tonggara bertahan dan dimakamkan. Dengan begitu, fungsi [[Ci Liwung|Sungai Ciliwung]] sedikit digantikan dan pelan-pelan sebatas menjadi tempat berwisata orang masa dulu.
[[Kota Bogor]]
* [[Bogor Utara, Bogor|Bogor Utara]]
* [[Bogor Timur, Bogor|Bogor Timur]]
* [[Bogor Selatan, Bogor|Bogor Selatan]]


Seterusnya, membelah [[Cimanggis, Depok|Cimanggis]]. Dulu di daerah [[Cisalak, Sukmajaya, Depok|Cisalak]], kira-kira KM 30 terdapat pangkalan kuda, yang berfungsi untuk mengganti kuda-kuda setelah perjalanan jauh dari [[Batavia]]. Pangkalan kuda ini hilang perlahan setelah orang mengganti dengan kendaraan bermotor, sedikit ke arah selatan dari pangkalan kuda tersebut terdapat simpangan jalan makadam yang mengarah ke pedesaan di Kawasan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] hingga [[Jonggol, Bogor|Jonggol]].
== Transportasi ==
Trayek bus yang melayani Jl. Raya Bogor
* [[Kopaja]] T57 Kampung Rambutan-Blok M
* [[Damri]] Kampung Rambutan-[[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]]
* [[Mayasari Bakti]] P02A Kampung Rambutan-Kalideres
* [[Mayasari Bakti]] P9BC Kampung Rambutan-Cikarang [[Tol Cibitung]] via UKI
* [[Mayasari Bakti]] P9BT Kampung Rambutan-Bekasi (Bekasi Timur) via UKI
* [[Mayasari Bakti]] P98A Kampung Rambutan-Pulo Gadung via Pemuda - Tol
* [[Mayasari Bakti]] AC02 Kampung Rambutan-Kalideres
* [[Mayasari Bakti]] AC42 Kampung Rambutan-Tanjung Priok (via UKI - Sunter)
* [[Mayasari Bakti]] AC70 Kampung Rambutan-Tanah Abang (via UKI - Komdak - Sudirman - Thamrin)
* [[Transjakarta]] Koridor 7
* [[Angkot]] KWK T01 Cililitan-Bambu Apus
* Angkot KWK T02 Cililitan-Setu
* Angkot KWK T03 Cililitan-Munjul
* Angkot KWK T04 Cililitan-[[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]]
* Angkot KWK T04A Cililitan-[[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]]
Putaran [[Asabri]]-Cililitan-Ujung Aspal
* Angkot KWK T05 Cililitan-Setu
* Angkot KWK T06 Cililitan-Kp. Gedong-Pasar Rebo
* Angkot KWK T07 Cililitan-Condet
* Angkot KWK T08 Cililitan-Kp. Dukuh-Gudang Seng
* Angkot KWK T09 Cililitan-Kalisari (Biasanya Hanya Sampai Ps. Induk Kramatjati Saja)
* Angkot KWK T10 Cililitan-Chandra
* Angkot KWK T11 Cililitan-Mekarsari
* Angkot KWK T12 Cililitan-Kp. Rambutan
* Angkot KWK T13 Cililitan-Taman Bunga
* Angkot KWK T14 Cililitan-Setu
* Angkot KWK T15 Cililitan-Cilangkap
* Angkot KWK T15A Cililitan-Arundina
* Angkot KWK T16 Cililitan-Jambore
* Angkot KWK T17 Cililitan-Pinang Ranti
* [[Mikrolet]] M06 Kp. Melayu-Gandaria
* [[Mikrolet]] M06A [[Stasiun Jatinegara]]-Gandaria
* [[Angkot]] KR Kp. Rambutan-Pondok Gede
* [[Angkot]] 41 Kp.Rambutan-Cibinong
* [[Angkot]] 37 Kp.Rambutan-Jatijajar
* [[Miniarta]] Citeureup-Cibinong-Kp.Rambutan
* [[Miniarta]] Bogor-Rambutan


Mendekati daerah [[Tapos, Depok|Tapos]], jalan ini dibangun bersisian dengan Setu Jatijajar dan situs makam Ki Langkap Kahfidatu, pembangun daerah [[Cilangkap, Tapos, Depok|Cilangkap]]. Rute ini sejak zaman [[Medang|Mataram]] dan [[Kesultanan Demak|Demak]] memang menjadi rute utama dari Sunda Kalapa menuju Pajajaran.
<center>

<table border="1" cellspacing="0" cellpadding="4" style="font-size:90%;">
Jalan ini terus dibangun Daendels membelah hutan di kawasan [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], hingga berakhir di Jambu Dua, KM 44 hingga 45. Saat ini, ia bersambung lurus hingga Gadok dan di utara, bersambung dengan [[Jalan Jenderal Ahmad Yani (Jakarta)|Jl. Jend. Ahmad Yani]] di [[Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur|Cililitan]] hingga [[Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur|Cawang]].
<tr>

<td width="30%" align="center">'''Jalan sebelumnya''':{{br}}
Orang tua zaman dulu menyebut jalan ini dengan Jalan Raya Jakarta. Versi lain mengatakan, Jalan Raya Bogor juga mencakup Jalan Raya Pasar Minggu hingga Jalan Margonda di [[Kota Depok|Depok]], namun ini kurang bisa diterima. Besar kemungkinan, Daendels juga membangun cabang jalan ini, hingga ada rute alternatif menuju pedesaan di [[Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok|Pondok Terong]] kala itu, yang merupakan pemukiman lama.
[[Jalan Mayor Jenderal Sutoyo (Jakarta)|Jalan Mayor Jenderal Sutoyo]]</td>

<td rowspan=1 width="40%" align="center">[[Jalur Jalan Raya Tanjung Priok - Bogor]]</td>
[[Berkas: Roadbogorjakarta.jpg|jmpl|290px]]
<td width="30%" align="center">'''Jalan berikutnya''':{{br}}Jalan Padjajaran</td>

</tr>
Saat ini, sesuai keputusan [[Pemerintah Indonesia]], jalan ini ditingkatkan statusnya menjadi jalan nasional yang sebelumnya hanya jalan lintas provinsi. Bagi warga Jabodetabek hampir semuanya tau akan jalan ini, terkecuali warga luar daerah yang baru tinggal di [[Jabodetabekpunjur|Jabodetabek]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sejarah Jalan Raya Bogor|url=https://bogordaily.net/2016/05/sejarah-jalan-raya-bogor/|website=bogordaily.net|language=|access-date=2021-07-26}}</ref>
</table>

</center>
== Referensi ==
{{reflist}}


{{Jalan Utama di Jakarta}}
{{Jalan Utama di Jakarta}}

{{jakarta-stub}}
[[Kategori:Kota Bogor]]
[[Kategori:Jalan di Jakarta]]
[[Kategori:Jakarta]]
[[Kategori:Kota Depok]]
[[Kategori:Kabupaten Bogor]]
[[Kategori:Kabupaten Bogor]]
[[Kategori:Jalan di Jakarta|R]]
[[Kategori:Jalan nasional di Kota Depok|Raya Bogor]]
[[Kategori:Jalan utama di Kota Bogor|Raya Bogor]]

{{jakarta-stub}}

Revisi terkini sejak 29 Februari 2024 09.59

Jalan Raya Bogor atau juga disebut sebagai Jalan Raya Jakarta–Depok–Bogor adalah sebuah nama jalan nasional[1] yang menghubungkan DKI Jakarta, Depok hingga Bogor. Sebelum ada Jalan Tol Jagorawi orang-orang yang menuju Bogor atau menuju Jakarta dari Bogor melewati jalan ini. Jalan ini merupakan bagian dari Jalan Raya Pos (atau lebih dikenal sebagai Jalan Raya Anyer-Panarukan) yang dibangun masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels.

Penampakan Jalan Raya Bogor di kawasan sekitar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Jalan sepanjang 45 km ini bahkan melewati 2 provinsi, 3 kotamadya serta 1 kabupaten yakni Jakarta Timur, Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Menurut mitos, jalan ini rawan kecelakaan lalu lintas.

Pada masa Daendels memimpin, ia membangun benteng di daerah Mester yang dipenuhi pohon Jati dan sekarang menjadi bagian dari Jatinegara. Dari benteng itu, ia membangun jalan yang lurus hingga Kota Bogor yang ada Istana Gubernur Jenderal di tengahnya (sekarang Istana Bogor).

Pada masa itu, Jakarta dan Bogor dihubungkan dengan Sungai Ciliwung. Sebagaimana diabadikan Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya, Ciliwung merupakan sungai yang sibuk. Orang dari selatan membawa dagangan ke pelabuhan di utara, dan sebaliknya. Di beberapa tempat masihlah rimba, sementara di tempat lain adalah jurang yang dalam, namun airnya sangat jernih.

Oleh Daendels, jalan utama ini dibangun menyusuri kali irigasi dan memotong hutan jati di Kramat Jati, tempat Datuk Tonggara bertahan dan dimakamkan. Dengan begitu, fungsi Sungai Ciliwung sedikit digantikan dan pelan-pelan sebatas menjadi tempat berwisata orang masa dulu.

Seterusnya, membelah Cimanggis. Dulu di daerah Cisalak, kira-kira KM 30 terdapat pangkalan kuda, yang berfungsi untuk mengganti kuda-kuda setelah perjalanan jauh dari Batavia. Pangkalan kuda ini hilang perlahan setelah orang mengganti dengan kendaraan bermotor, sedikit ke arah selatan dari pangkalan kuda tersebut terdapat simpangan jalan makadam yang mengarah ke pedesaan di Kawasan Gunung Putri hingga Jonggol.

Mendekati daerah Tapos, jalan ini dibangun bersisian dengan Setu Jatijajar dan situs makam Ki Langkap Kahfidatu, pembangun daerah Cilangkap. Rute ini sejak zaman Mataram dan Demak memang menjadi rute utama dari Sunda Kalapa menuju Pajajaran.

Jalan ini terus dibangun Daendels membelah hutan di kawasan Cibinong, hingga berakhir di Jambu Dua, KM 44 hingga 45. Saat ini, ia bersambung lurus hingga Gadok dan di utara, bersambung dengan Jl. Jend. Ahmad Yani di Cililitan hingga Cawang.

Orang tua zaman dulu menyebut jalan ini dengan Jalan Raya Jakarta. Versi lain mengatakan, Jalan Raya Bogor juga mencakup Jalan Raya Pasar Minggu hingga Jalan Margonda di Depok, namun ini kurang bisa diterima. Besar kemungkinan, Daendels juga membangun cabang jalan ini, hingga ada rute alternatif menuju pedesaan di Pondok Terong kala itu, yang merupakan pemukiman lama.

Saat ini, sesuai keputusan Pemerintah Indonesia, jalan ini ditingkatkan statusnya menjadi jalan nasional yang sebelumnya hanya jalan lintas provinsi. Bagi warga Jabodetabek hampir semuanya tau akan jalan ini, terkecuali warga luar daerah yang baru tinggal di Jabodetabek.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Rivalino, Boy (2022-10-19). "Revitalisasi Jalan, Pemkot Depok Bangun Komunikasi dengan Pusat dan Provinsi". MONITOR. Diakses tanggal 2022-11-05. 
  2. ^ "Sejarah Jalan Raya Bogor". bogordaily.net. Diakses tanggal 2021-07-26.