Lompat ke isi

Udyogaparwa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Raksasabonga (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Udyogaparwa''' adalah buku kelima dalam epos [[Mahabharata]]. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]]. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa [[Widura]], [[Drona]], dan [[Bhisma]] menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. [[Kresna]] berperan untuk menengahi konflik antara para [[Korawa]] dan para [[Pandawa]]. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul '''Kresna Duta'''.
[[File:Sanjayas's Foreknowledge.jpg|thumb|[[Sanjaya]] mendapat anugerah dari [[Byasa]] untuk melihat [[Perang di Kurukshetra]].]]

'''Udyogaparwa''' adalah buku kelima dalam epos [[Mahabharata]]. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara [[Korawa]] dan [[Pandawa]]. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa [[Widura]], [[Drona]], dan [[Bhisma]] menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. [[Kresna]] berperan untuk menengahi konflik antara para [[Korawa]] dan para [[Pandawa]]. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul '''Kresna Duta'''. Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan [[Karna]], dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat [[Kunti]] adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan [[Duryudana]], yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. '''Udyogaparwa''' sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah ''sama'', mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah ''bheda'', artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah ''dana'', memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah ''denda'', menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, [[Kurusetra]].
Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan [[Karna]], dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat [[Kunti]] adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan [[Duryudana]], yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. ''Udyogaparwa'' sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah ''sama'', mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah ''bheda'', artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah ''dana'', memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah ''denda'', menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, [[Kurusetra]].

Bagian akhir dari ''Udyogaparwa'' berisi dialog antara [[Dretarastra|Drestarasta]] dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (''adhyāya'' 41–46) dan dikenal sebagai [[Sanatsujatiya]].


{{Mahabharata}}
{{Mahabharata}}


{{mahabharata-stub}}


{{mahabharata-stub}}
[[Kategori:Kitab Mahabharata]]
[[Kategori:Kitab Mahabharata]]

Revisi terkini sejak 13 Januari 2024 06.12

Udyogaparwa adalah buku kelima dalam epos Mahabharata. Teks lengkap dari karya sastra parwa ini belum pernah diterbitkan. Isinya mengenai persiapan peperangan antara Korawa dan Pandawa. Pihak Pandawa menuntut separuh dari Kerajaan tetapi Korawa bersikeras menolak dengan alasan bahwa Pandawa telah kehilangan haknya. Namun di pihak Korawa Widura, Drona, dan Bhisma menasihati sebelumnya agar diupayakan penyelesaian damai. Kresna berperan untuk menengahi konflik antara para Korawa dan para Pandawa. Tetapi ia malah akan dibunuh Korawa, sehingga marah besar. Ini mengilhami cerita wayang berjudul Kresna Duta.

Dalam perjalanan pulang ia bertemu dengan Karna, dan Kresna membujuk Karna agar berpihak kepada Pandawa, mengingat Kunti adalah ibunya dan Pandawa adalah saudaranya. Tetapi Karna terikat dengan budi baik ayah angkatnya dan Duryudana, yang mengangkatnya menjadi raja, dan utang budi itu jauh lebih mengikat daripada hubungan darah yang kurang terpelihara. Udyogaparwa sarat dengan nasihat keutamaan. Misalnya ada empat tahap menghadapi musuh; yang pertama adalah sama, mencari kesepakatan damai; yang kedua adalah bheda, artinya setuju berbeda, dan dalam posisi status-quo; yang ketika adalah dana, memberikan silih yang dapat mengerem kemarahan; yang keempat adalah denda, menghukum. Setelah ketiga langkah pertama gagal diusahakan, maka tidak ada jalan lain, kedua belah pihak siap perang untuk menghukum. Mereka menggerakkan pasukan ke medan perang, Kurusetra.

Bagian akhir dari Udyogaparwa berisi dialog antara Drestarasta dan Kumara Sanatasugata yang berisi ajaran tentang keabadian dan brahmacarya. Dialog ini terdiri dari 5 bab (adhyāya 41–46) dan dikenal sebagai Sanatsujatiya.