November 1828: Perbedaan antara revisi
+info |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Penghargaan dan nominasi: Bot: Merapikan artikel |
||
(32 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox Film |
{{Infobox Film |
||
| |
|name = November 1828 |
||
| |
|image = November 1828.jpg |
||
| |
|image_size = |
||
| |
|director = [[Teguh Karya]] |
||
| |
|producer = {{ubl|[[Nyoo Han Siang]]|[[Ronald Lolang]]|[[Hendrik G. Gozali]]}} |
||
|writer = [[Teguh Karya]] |
|||
| eproducer = [[Nyoo Han Siang]]<br>[[Ronald Lolang]]<br>[[Hendrik G. Gozali]] |
|||
|starring = {{ubl|[[Slamet Rahardjo]]|[[Rachmat Hidayat]]|[[El Manik]]|[[Yenny Rachman]]|[[Maruli Sitompul]]|[[Sardono W. Kusumo]]|[[Sunarti Rendra]]|[[Soerip]]}} |
|||
| aproducer = |
|||
|music = {{ubl|[[Franki Raden]]|[[Sardono W. Kusumo]]|[[Slamet Rahardjo]]}} |
|||
| writer = [[Teguh Karya]] |
|||
|cinematography = [[Tantra Surjadi]] |
|||
| starring = [[Slamet Rahardjo]]<br>[[Rachmat Hidayat]]<br>[[El Manik]]<br>[[Yenny Rachman]]<br>[[Maruli Sitompul]]<br>[[Sardono W. Kusumo]]<br>[[Sunarti Rendra]] |
|||
|editing = [[Tantra Surjadi]] |
|||
| music = [[Frankie Raden]]<br>[[Sardono W. Kusumo]]<br>[[Slamet Rahardjo]] |
|||
|studio = {{ubl|[[Interstudio]]|[[Gemini Film]]|[[Satria Film]]|[[Garuda Film]]}} |
|||
| cinematography = [[Tantra Suryadi]] |
|||
|released = {{film date|1979||}} |
|||
| editing = [[Tantra Suryadi]] |
|||
|runtime = 140 menit |
|||
| distributor = |
|||
|country = Indonesia |
|||
| release_date = [[1979]] |
|||
|language = [[Bahasa Indonesia]] |
|||
| runtime = 140 menit |
|||
| country = [[Indonesia]] |
|||
| awards = |
|||
| movie_language = [[Bahasa Indonesia]] |
|||
| budget = |
|||
| gross = |
|||
| preceded_by = |
|||
| followed_by = |
|||
| amg_id = |
|||
| imdb_id = 0079644 |
|||
}} |
}} |
||
{{Penghargaan film |
|||
|award1=[[Festival Film Indonesia 1979]] |
|||
|ket-award1= |
|||
* '''Film Terbaik''' |
|||
* '''Sutradara Terbaik''': [[Teguh Karya]] |
|||
* '''Pemeran Pendukung Pria Terbaik''': [[El Manik]] |
|||
* '''Sinematografi Terbaik''': [[Tantra Surjadi]] |
|||
* '''Tata Artistik Terbaik''': [[Benny Benhardi]] |
|||
* '''Tata Suara Terbaik''': [[Suparman Sidik]] |
|||
* '''Tata Musik Terbaik''' : [[Franki Raden]], [[Sardono W. Kusumo]], [[Slamet Rahardjo]] |
|||
}} |
|||
'''November 1828''' adalah [[film drama]] [[epos]] [[Indonesia]] produksi tahun 1979 dan disutradarai oleh [[Teguh Karya]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Slamet Rahardjo]], [[Rachmat Hidayat]], [[El Manik]], dan [[Yenny Rachman]]. |
|||
Film ini memenangkan tujuh penghargaan pada [[Festival Film Indonesia 1979]], termasuk Film Terbaik. |
|||
'''November 1828''' adalah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1979 dan disutradarai oleh [[Teguh Karya]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Slamet Rahardjo]], [[Rachmat Hidayat]] dan [[Yenny Rachman]]. |
|||
== Sinopsis == |
|||
==Sinopsis== |
|||
{{spoiler}} |
|||
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di [[Jawa]] yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan [[Hindia Belanda]]. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan. |
Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di [[Jawa]] yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan [[Hindia Belanda]]. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan. |
||
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian [[Sentot |
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian [[Sentot Prawirodirdjo]], tangan kanan [[Pangeran Diponegoro]]. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut. |
||
Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain |
Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain sering kali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri. |
||
Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara. |
Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara. |
||
Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para |
Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan—dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro—hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong |
||
==Penghargaan== |
== Penghargaan dan nominasi== |
||
{| class="wikitable" |
|||
Film ini meraih Piala Citra di [[Festival Film Indonesia]] 1979 untuk kategori film, sutradara (Teguh Karya), fotografi (Tantra Surjadi), musik (Franki Raden, Sardono W Kusumo, Slamet Rahardjo), artistik (Benny Benhardi, Slamet Rahardjo), Pemeran Pembantu Pria (El Manik). |
|||
|+ |
|||
!Tahun |
|||
!Penghargaan |
|||
!Kategori |
|||
!Penerima |
|||
!Hasil |
|||
|- |
|||
|rowspan="11" |1979 |
|||
| rowspan="11" |[[Festival Film Indonesia 1979|Festival Film Indonesia]] |
|||
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Terbaik]] |
|||
|November 1828 |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]] |
|||
|[[Teguh Karya]] |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Pria Terbaik]] |
|||
|[[Maruli Sitompul]] |
|||
|{{nom}} |
|||
|- |
|||
|rowspan="2"|[[Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Pendukung Pria Terbaik]] |
|||
|[[El Manik]] |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Rachmat Hidayat]] |
|||
|{{nom}} |
|||
|- |
|||
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]] |
|||
|[[Teguh Karya]] |
|||
|{{nom}} |
|||
|- |
|||
|[[Penata Suara Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Suara Terbaik]] |
|||
|Suparman Sidik |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]] |
|||
|rowspan="2"|Tantra Surjadi |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Penyunting Gambar Terbaik Festival Film Indonesia|Penyunting Gambar Terbaik]] |
|||
|{{nom}} |
|||
|- |
|||
|[[Pengarah Artistik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Artistik Terbaik]] |
|||
|Benny Benhardi |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|[[Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Musik Terbaik]] |
|||
|[[Franki Raden]], [[Sardono W. Kusumo]], [[Slamet Rahardjo]] |
|||
|{{won}} |
|||
|- |
|||
|} |
|||
==Pranala |
== Pranala luar == |
||
* {{en}} [http://www.arts.monash.edu.au/mai/films/november.html November 1828] |
* {{en}} [http://www.arts.monash.edu.au/mai/films/november.html November 1828] |
||
* {{id}} [http://www.geocities.com/denmasmarto/nov1828.htm Review Film] |
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20071123210044/http://www.geocities.com/denmasmarto/nov1828.htm Review Film] |
||
* {{id}} [http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n012-78-003298_november-1828#.V1nKQiEexWU] |
|||
{{ |
{{start box}} |
||
{{s-ach}} |
|||
{{succession box |
|||
| title = [[Penghargaan FFI untuk Film Bioskop Terbaik|Film Bioskop Terbaik]]<br />([[Festival Film Indonesia]]) |
|||
| before = '''[[Jakarta Jakarta]]'''<br />([[Festival Film Indonesia 1978|1978]]) |
|||
| years = '''[[Festival Film Indonesia 1979|1979]]''' |
|||
| after = '''[[Perawan Desa]]'''<br />([[Festival Film Indonesia 1980|1980]]) |
|||
}} |
|||
{{end box}} |
|||
{{Film Terbaik (FFI)}} |
|||
[[Kategori:Film drama]] |
|||
{{clear}} |
|||
[[Kategori:Film perang]] |
|||
[[Kategori:Film Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1979]] |
|||
{{Kotak_mulai}} |
|||
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Festival Film Indonesia|Piala Citra FFI]] - [[Film Terbaik (FFI)|Kategori Film Terbaik]] | tahun = 1979 | pendahulu = [[Jakarta Jakarta]] | pengganti = [[Perawan Desa]] }} |
|||
{{Kotak_selesai}} |
|||
{{film-indo-stub}} |
|||
[[Kategori:Film Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Film tahun 1979]] |
Revisi terkini sejak 30 Desember 2023 04.12
November 1828 | |
---|---|
Sutradara | Teguh Karya |
Produser | |
Ditulis oleh | Teguh Karya |
Pemeran | |
Penata musik | |
Sinematografer | Tantra Surjadi |
Penyunting | Tantra Surjadi |
Perusahaan produksi | |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 140 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Penghargaan |
---|
Festival Film Indonesia 1979 |
|
November 1828 adalah film drama epos Indonesia produksi tahun 1979 dan disutradarai oleh Teguh Karya. Film ini dibintangi antara lain oleh Slamet Rahardjo, Rachmat Hidayat, El Manik, dan Yenny Rachman.
Film ini memenangkan tujuh penghargaan pada Festival Film Indonesia 1979, termasuk Film Terbaik.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Film ini menceritakan tentang sebuah kelompok penduduk desa di Jawa yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda. Film ini mengandung tema loyalitas dan pengkhianatan.
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian Sentot Prawirodirdjo, tangan kanan Pangeran Diponegoro. Jayengwirono, seorang demang gila jabatan, memberitahukan bahwa Kromoludirolah yang mengetahui informasi tersebut. Kromoludiro pun ditangkap, ditawan di rumahnya sendiri, dan dengan berbagai upaya dipaksa membuka mulut.
Sepanjang proses interogasi dan mata rantai peristiwa yang ditimbulkannya, terlihat bahwa dibalik konflik antara Belanda dan rakyat Jawa ini sebenarnya berkecamuk konflik internal yang tak kalah dahsyat dalam diri tokoh-tokohnya. Film ini mengingatkan bahwa permusuhan atau sikap agresif berlebihan terhadap orang lain sering kali merupakan ungkapan yang tak disadari dari ketegangan dalam diri orang itu sendiri.
Hal kontras yang menarik juga diperlihatkan dalam sosok Kapten de Borst dan Letnan van Aken. Kapten de Borst pada film ini banyak disulut oleh ambisi pribadi. Ia gerah karena perwira lain yang lebih muda dari dia, ternyata sudah meraih pangkat lebih tinggi. Alasannya karena ia merasa mereka orang Belanda tulen, dan van Aken hanya seorang Indo. Sebaliknya, Letnan van Aken, yang juga seorang Indo, diam-diam bersimpati terhadap rakyat Jawa, dan menolak untuk menghalalkan segala cara.
Kalau dicermati, pihak-pihak yang berkonflik secara frontal adalah para bawahan. Para atasan—dalam hal ini Belanda dan Pangeran Diponegoro—hanya berada di latar belakang. Di pihak Belanda, sebenarnya bahkan tidak ada orang Belanda; hanya ada sejumlah perwira Indo dan yang lainnya adalah prajurit bayaran. Pangeran Diponegoro sendiri hanya diperbincangkan; yang muncul di layar adalah orang kepercayaannya, Sentot Prawirodirjo. Itu pun ia ditampilkan dalam citra mesianis: muncul pada detik-detik terakhir untuk memetik hasil perjuangan gotong-royong
Penghargaan dan nominasi
[sunting | sunting sumber]Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
1979 | Festival Film Indonesia | Film Terbaik | November 1828 | Menang |
Sutradara Terbaik | Teguh Karya | Menang | ||
Pemeran Utama Pria Terbaik | Maruli Sitompul | Nominasi | ||
Pemeran Pendukung Pria Terbaik | El Manik | Menang | ||
Rachmat Hidayat | Nominasi | |||
Penulis Skenario Terbaik | Teguh Karya | Nominasi | ||
Penata Suara Terbaik | Suparman Sidik | Menang | ||
Pengarah Sinematografi Terbaik | Tantra Surjadi | Menang | ||
Penyunting Gambar Terbaik | Nominasi | |||
Penata Artistik Terbaik | Benny Benhardi | Menang | ||
Penata Musik Terbaik | Franki Raden, Sardono W. Kusumo, Slamet Rahardjo | Menang |
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) November 1828
- (Indonesia) Review Film
- (Indonesia) [1]
Penghargaan dan prestasi | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Jakarta Jakarta (1978) |
Film Bioskop Terbaik (Festival Film Indonesia) 1979 |
Diteruskan oleh: Perawan Desa (1980) |