Lompat ke isi

Nontrinitarianisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(40 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Kristen}}
'''Anti-Tritunggal''' (disebut juga '''Nontrinitarianisme''') merupakan sebuah kepercayaan kristen yang menyatakan penolakan atas [[doktrin]] [[Tritunggal]], baik sebagian atau keseluruhan doktrin, karena dianggap tidak tercantum secara eksplisit di [[Alkitab]].


'''Nontrinitarianisme''' mengacu pada sistem-sistem keyakinan di dalam [[Kekristenan]] yang menolak [[teologi Kristen|doktrin Kekristenan]] arus utama mengenai [[Trinitas]], yaitu ajaran bahwa [[Allah (Kristen)|Allah]] merupakan tiga [[hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]] atau [[pribadi]] berbeda yang sama kekalnya, sederajat, dan bersatu tanpa terpisahkan dalam satu hakikat atau ''ousia''. Kelompok-kelompok tertentu yang timbul selama [[Reformasi Protestan]] secara historis dikenal sebagai '''antitrinitarian''' atau '''anti-Trinitas'''.
Keberadaan Tritunggal tidak dianggap penting sama sekali oleh semua penganut anti-Tritunggal. [[Unitarian]] merupakan salah satu cabang dari anti-Tritunggal, yang menyatakan bahwa [[Tuhan]] hanya memiliki satu kepribadian. Penganut anti-Tritunggal modern berbeda pendapat mengenai [[Allah Bapa]], [[Yesus]], dan [[Roh Kudus]].


Menurut gereja-gereja yang memandang keputusan konsili-[[konsili ekumenis]] adalah final, Trinitarianisme telah dinyatakan secara definitif sebagai doktrin Kekristenan pada konsili-konsili ekumenis abad ke-14,<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=SUAidAp8AgEC&pg=PA15 |title=The Trinity|accessdate=5 Maret 2015}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=3QHRJNkbKJgC&pg=PA173 |title=The Story of Christian Theology|accessdate=5 Maret 2015}}</ref> yakni [[Konsili Nikea I]] (325), yang menyatakan keilahian sepenuhnya [[Allah Anak|Anak]],<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=-_SAE5-K_l8C&pg=PA55 |title=A Short History of Christian Doctrine|accessdate=5 Maret 2015}}</ref> dan [[Konsili Konstantinopel I]] (381), yang menyatakan keilahian [[Roh Kudus (Kekristenan)|Roh Kudus]].<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=_6PYWPWWhrUC&pg=PA152 |title=Constantinople and the West|accessdate=5 Maret 2015}}</ref>
Beberapa kepercayaan yang mendukung anti-Tritunggal telah ada sejak Yesus masih hidup, di antaranya [[adopsionisme]] dan [[Arianisme]], yang bertahan hingga Tritunggal didefinisikan secara formal pada [[Konsili Nicea I]] pada tahun 325.<ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/harnack/dogma1.ii.iii.iii.html |title=History of Dogma|accessdate=2007-06-15|last=von Harnack|first=Adolf |authorlink=Adolf von Harnack|date=1894-03-01 |quote="[In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptian Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology)"}}</ref> Anti-Tritunggal kemudian diperbaharui oleh [[Gnostikme]] dari [[Katharisme]], yang muncul pada abad ke 11 hingga 13, pada [[Abad Pencerahan]] (abad 18), dan pada [[Restorasionisme]] selama abad 19.


Dalam hal jumlah penganut, [[denominasi Kristen|denominasi]] nontrinitarian merupakan minoritas kecil dalam Kekristenan modern. Hingga saat ini, tiga denominasi nontrinitarian terbesar adalah [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir]] ("Mormon"), [[Saksi-Saksi Yehuwa]], dan [[Iglesia ni Cristo]], walaupun terdapat sejumlah denominasi lain yang lebih kecil, misalnya [[Kristadelfian]], [[Christian Science]], Dawn Bible Students Association, Living Church of God, Pentakostalisme Keesaan, Members Church of God International, Unitarian Universalist Christian Fellowship, [[Sang Jalan Internasional]], The Church of God International, dan United Church of God.<ref name="Halsey1988">{{cite book|last=Halsey|first=A.|title=British Social Trends since 1900: A Guide to the Changing Social Structure of Britain|accessdate=22 June 2016|date=13 Oktober 1988|publisher=Palgrave Macmillan UK|language=English |isbn=9781349194667|page=518|quote=his so called 'non-Trinitarian' group includes the Jehovah's Witnesses, Mormons, Christadelphians, Christian Scientists, Theosophists, Church of Scientology, Unification Church (Moonies), the Worldwide Church of God and so on.}}</ref>
== Bentuk kepercayaan ==
Semua penganut anti-Tritunggal meyakini bahwa doktrin di awal masa kekristenan (lihat [[Masa Apostolik]]) bukanlah Tritunggal. Secara umum, anti-Tritunggal juga meyakini bahwa Kristen merupakan hasil dari campur tangan [[Konstantin Agung|Konstantinus I]] melalui [[Konsili Nicea I|Perundingan Nicea]] pada [[325]] M, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan kompensasi menetapkan Kristen Tritunggal sebagai [[agama negara Kekaisaran Romawi|agama resmi pada Kekaisaran Romawi]] serta keterlibatannya dalam pengesahan [[Kredo Nicea]]. Karena pada masa di mana ditetapkannya doktrin Tritunggal itu status kristen melonjak secara dramatis (dari sebuah agama yang dilarang menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi), anti-Tritunggal sering mempertanyakan doktrin tersebut. Karena alasan yang sama pula, [[Doa Syahadat Nicea]]—yang salah satu isinya adalah doktrin Tritunggal—dianggap oleh anti-Tritunggal sebagai sebuah dokumen politik yang penting, yang merupakan hasil dari pengubahan doktrin asli menjadi doktrin yang menguntungkan kekaisaran oleh para pemimpin [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]], sehingga gereja menjadi alat bagi Kekaisaran Romawi.


Pandangan di antara kelompok-kelompok nontrinitarian mengenai kodrat Allah, [[Pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus]] dan [[Roh Kudus]], sangat beragam. Pandangan nontrinitarian seperti [[adopsionisme]], [[monarkianisme]], dan subordinasionisme telah ada sebelum penetapan resmi doktrin Trinitas pada tahun 325, 381, dan 431, berturut-turut di [[Konsili Nikea I|Nikea I]], [[Konsili Konstantinopel I|Konstantinopel I]], dan [[Konsili Efesus|Efesus]].<ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/harnack/dogma1.ii.iii.iii.html |title=History of Dogma|accessdate=2007-06-15|last=von Harnack|first=Adolf |authorlink=Adolf von Harnack|date=1894-03-01 |quote=[In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptionist Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology)}}</ref> Nontrinitarianisme kemudian diperbarui oleh kaum [[Katarisme|Katar]] pada abad ke-11 sampai ke-13, dalam gerakan [[Unitarianisme|Unitarian]] selama Reformasi Protestan, dalam [[Abad Pencerahan]] pada abad ke-18, dan dalam beberapa kelompok yang timbul selama [[Gerakan Kebangunan Rohani Kedua|Kebangunan Besar Kedua]] pada abad ke-19.
Meskipun penganut anti-Tritunggal pada masa Kekaisaran Romawi semakin bertambah, namun saat itu Tritunggal mendapatkan sokongan penuh dari Kekaisaran. Anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan murni dari kekristenan telah ditekan secara sistematis oleh kekaisaran hingga mendekati kemusnahan, dan sebagai konsekuensinya, semua catatan sejarah telah diubah, termasuk mungkin di dalamnya [[Perjanjian Baru]].


Doktrin Kristen tentang Trinitas tidak terdapat dalam [[agama-agama Abrahamik]] besar yang lain. Pandangan [[Shituf|Yudaisme]] dan Islam mengenai doktrin tersebut dibahas pada artikel-artikel tersendiri.
Penganut anti-Tritunggal secara garis besar bisa dibagi menjadi empat kelompok:


== Keyakinan-keyakinan ==
* Kelompok yang meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya utusan Tuhan, atau rasul (sebagaimana dijelaskan dalam [[Injil Yohanes|Yoh]] 17:3), atau seorang manusia yang diciptakan sempurna. Yang menganut paham ini di antaranya adalah [[Ebionit]], yang mengganggap Yesus hanyalah utusan Tuhan sebagaimana [[Musa]] (seperti yang telah diramalkan sebelumnya pada [[Kitab Ulangan|Ulangan]] 18:14-22).<ref name="Maccoby 1987">{{cite book|author = [[Hyam Maccoby]]|title = The Mythmaker: Paul and the Invention of Christianity|pages = pp. 172–183.|publisher = HarperCollins|year = 1987|isbn = 0062505858}}</ref><ref name="Tabor 1998">{{cite paper| author = [[James Tabor|Tabor, James D.]]| title = Ancient Judaism: Nazarenes and Ebionites| year = 1998 | url = http://www.religiousstudies.uncc.edu/JDTABOR/ebionites.html| accessdate = 2006-09-31}}</ref> [[Arianisme]], yang populer di beberapa wilayah pada masa Kekaisaran Romawi, juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Arianisme mengajarkan bahwa, berbeda dengan Allah Bapa, Yesus tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Golongan lainnya yang termasuk dalam kelompok ini adalah [[Monarkianisme]].
{{refimprove section|date=November 2014}}
* Kelompok yang meyakini bahwa Tuhan yang Esa yang muncul pada [[Perjanjian Lama]] menampakkan dirinya pada anakNya, Yesus. Kelompok ini berpendapat bahwa Allah Bapa dan Yesus bukanlah pribadi yang berbeda dari satu Tuhan, namun hanyalah salah satu aspek dari Allah Bapa. Yang menganut paham ini di antaranya adalah [[Sabelianisme]] atau juga disebut Modalisme. Contoh gereja yang ada hingga saat ini adalah [[Keesaan Pentakosta|Keesaan Pentakosta (Oneness Pentecostal)]] dan [[Gereja Baru|Gereja Baru (the New Church)]].
* Kelompok yang berpendapat bahwa tiga pribadi pada Tritunggal adalah tiga individu yang berdiri sendiri dan terpisah, namun dapat beraksi bersama pada tujuan yang sama persis sebagai sebuah entitas monotheis. Tujuan itu adalah menyelamatkan umat manusia, dan Yesus dipercaya telah menerima perintah ketuhanan dari Allah Bapa sebelum penciptaannya. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagian besar dari [[Denominasi Kristen|denominasi]] [[Mormonisme|Mormonisme (Latter Day Saint)]], termasuk denominasi terbesarnya, [[Gereja Mormon|Gereja Mormon (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints)]].<ref name="The Doctrine and Covenants 130#22">{{cite web| title = The Doctrine and Covenants| year = 2008 | url = http://en.wikisource.org/w/index.php?title=The_Doctrine_and_Covenants/Section_130#22| accessdate = 2009-01-16}}</ref>
* Kelompok yang meyakini ketuhanan Allah Bapa dan Yesus, namun tidak menerima eksistensi Roh Kudus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah [[Gereja Tuhan|Gereja Tuhan (Church of God)]]. Sebagai contoh, [[Living Church of God]] mengajarkan bahwa "Roh Kudus merupakan esensi utama, kehendak, dan kekuatan dari Tuhan. Dia bukanlah sebuah entiti. Dia adalah sifat yang melekat pada Allah Bapa dan Yesus, dan keluar dari keduanya ke seluruh penjuru semesta.<ref>{{cite web|url=http://www.lcg.org/statement-of-beliefs.shtml |title=Living Church of God: Statement of Beliefs|accessdate=2009-01-16|quote=God is Spirit. The Holy Spirit is the very essence, the mind, life and power of God. It is not a Being. The Spirit is inherent in the Father and the Son, and emanates from Them throughout the entire universe}}</ref> Kepercayaan seperti ini secara historis sering disebut sebagai [[Semi-Arianisme]] atau [[Dwitunggal|Dwitunggal (Binitarianisme)]].


Para [[Apologetik Kristen|Apologis Kristen]] serta [[Bapa Gereja]] lainnya dari abad ke-2 dan ke-3, telah mengadopsi dan merumuskan [[Kristologi]] [[Logos (Kekristenan)|Logos]] (Firman), memandang Putra Allah sebagai instrumen yang digunakan oleh Bapa, Allah Yang Mahakuasa, untuk menghadirkan ciptaan ke dalam eksistensinya. [[Yustinus Martir]], [[Teofilus dari Antiokia]], [[Hippolitus dari Roma]], dan [[Tertulianus]], secara khusus menyatakan bahwa Logos internal [[Allah dalam Kekristenan|Allah]] ({{lang-gr|Logos endiathetos}}, {{lang-la|ratio}}), yakni budi impersonal ilahi-Nya, diperanakkan sebagai Logos terucap ({{lang-gr|Logos proforikos}}, {{lang-la|sermo, verbum}}) dan dengan demikian menjadi pribadi yang digunakan untuk tujuan penciptaan.<ref>Justo L. González, ''The Story of Christianity: The [[Early Church]] to the Present Day,'' Prince Press, 1984, Vol. 1, pp. 159-161• Jaroslav Pelikan, ''The Christian Tradition: A History of the Development of Doctrine,'' The University of Chicago Press, 1971, Vol. 1, pp. 181-199</ref>
== Asal mula ==
Menurut buku ''The Outline of History'' karangan H.G. Wells:
:"''Kita dapat menyaksikan belakangan ini banyak penganut Kristen yang terpecah belah tentang Tritunggal. Tidak ada sedikitpun bukti yang menyatakan bahwa [[Rasul#Rasul dalam Tradisi Kristen|para rasul]] pernah mendengar kata 'Tritunggal' langsung dari Yesus.''"<ref>{{cite book|author = [[H. G. Wells]]|title = The Outline of History|pages = p. 497|publisher = George Newnes|year = 1919|url = http://www.ibiblio.org/pub/docs/books/sherwood/Wells-Outline/Text/Part-I.htm|accessdate = 2009-01-16|quote = We shall see presently how later on all Christendom was torn by disputes about the Trinity. There is no evidence that the apostles of Jesus ever heard of the Trinity at any rate from him}}</ref>


''[[Encyclopædia Britannica]]'' menyatakan bahwa, "Bagi beberapa kalangan Kristen, doktrin Trinitas tampak tidak konsisten dengan keesaan Allah. ... Oleh karena itu mereka menyangkalnya, dan menerima [[Pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus]] [[Kristus]], bukan sebagai Allah [[inkarnasi|yang menjelma]], tetapi sebagai makhluk tertinggi Allah yang melalui-Nya semua yang lain diciptakan. ... pandangan [ini] dalam Gereja perdana berjuang sekian lama melawan doktrin [[ortodoks]]."<ref>''Encyclopædia Britannica'' 1942 edition p.634 "Christianity"</ref> Kendati pandangan nontrinitarian menghilang pada Gereja perdana dan pandangan Trinitarian menjadi doktrin ortodoks Kekristenan modern, varian-varian dari pandangan nontrinitarian tetap dianut oleh sejumlah kecil denominasi dan kelompok Kristen.
Penganut anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan mereka telah lebih dulu ada jauh sebelum Tritunggal menjadi doktrin. Debat di antara kedua kubu—yang sama-sama mengajukan dasar Alkitab—lebih banyak berpusat pada sifat [[ketuhanan Yesus]]. Anti-Tritunggal berpendapat, Yesus bahkan merendah dan menolak disebut sebagai Anak Tuhan,<ref>lihat Yohanes 8:28 "Maka kata Yesus: 'Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.'"</ref> dan dia menjelaskan kedudukannya dengan menyatakan bahwa dia akan pergi kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."<ref>lihat Yohanes 20:17 "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'"</ref> Selain itu, Yesus juga menyatakan bahwa "hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa",<ref>lihat 1 Korintus 8:6 "namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."</ref> dan juga ketika mengutip [[Kitab Ulangan|Ulangan]] 6:4 pada [[Injil Markus|Markus]] 12:29 dia berkata, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."


Terdapat berbagai pandangan berkenaan dengan hubungan antara Bapa, Putra, dan [[Roh Kudus (Kekristenan)|Roh Kudus]]:
Sebagaimana halnya penganut anti-Tritunggal, para ahli Alkitab yang meneliti mengenai [[Yesus berdasarkan sejarah|Yesus dilihat dari sudut pandang sejarah]] selalu menekankan bahwa ajaran Yesus tidak pernah menyatakan bahwa dirinya setara dengan Tuhan, dan tidak pula mengajarkan mengenai Tritunggal (sebagai contoh, [[Yesus Seminari|Yesus Seminari (Jesus Seminar)]]).
* Mereka yang meyakini bahwa Yesus bukan Allah, juga tidak mutlak setara dengan Allah, tetapi entah Putra subordinasi Allah, utusan dari Allah, atau nabi, ataupun manusia yang diciptakan secara sempurna.
** [[Adopsionisme]] (abad ke-2 M) menyatakan bahwa [[Yesus]] menjadi ilahi saat Ia di[[baptis]] (terkadang dikaitkan dengan [[Injil Markus]]) atau saat Ia [[kebangkitan|bangkit]] (terkadang dikaitkan dengan [[Paulus dari Tarsus|Santo Paulus]] dan [[Gembala Hermas]]).
** [[Arianisme]] – [[Arius]] ({{circa}}{{nbsp}}250 atau 256{{ndash}}336 M) meyakini bahwa [[Anak Allah|Putra Allah]] yang pra-eksisten diciptakan secara langsung oleh Bapa, merupakan subordinasi [[Allah Bapa]]. Posisi Arius adalah bahwa Putra telah dilahirkan sebagai yang pertama dari semua ciptaan Allah, dan bahwa Bapa kemudian menciptakan segala sesuatu melalui Putra. Arius mengajarkan bahwa dalam penciptaan alam semesta, Bapa adalah Pencipta tertinggi, menyediakan semua materi, memimpin perencanaan, sementara Putra mengerjakan materi-materi tersebut, menjadikan segala sesuatu sesuai permintaan dan dalam pelayanannya kepada Bapa, sehingga "melalui [Kristus] segala sesuatu ada". Arianisme menjadi pandangan dominan di beberapa daerah pada zaman [[Kekaisaran Romawi]], khususnya daerah suku [[Visigoth]] sampai tahun 589 M.<ref>{{cite web|url=http://www.historyworld.net/wrldhis/PlainTextHistories.asp?historyid=ac61|title=HISTORY OF ARIANISM|accessdate=5 March 2015}}</ref>
** [[Psilantropisme]] - [[Ebionisme]] (abad ke-1 sampai ke-4 M) mempraktikkan hukum Yahudi, menolak pandangan [[Kelahiran Yesus dari perawan|kelahiran perawan]], dan menganggap Yesus hanya seorang nabi.<ref>Stephen Goranson, “Ebionites,” ed. David Noel Freedman, The Anchor Yale Bible Dictionary (New York: Doubleday, 1992), 261.</ref>
** [[Socinianisme]] – [[Fotius]] mengajarkan bahwa Yesus, kendati sempurna dan tanpa dosa, serta adalah Mesias dan Penebus, hanya merupakan manusia Putra Allah yang sempurna, dan tidak memiliki eksistensi pra-manusia sebelum kelahiran dari perawan. Mereka menafsirkan ayat seperti Yoh. 1:1 semata-mata sebagai "rencana" Allah yang ada dalam Pikiran Allah, sebelum kelahiran Kristus.
** [[Unitarianisme]] memandang Yesus sebagai putra Allah, subordinasi dan berbeda dari Bapa.<ref>{{cite web|url=http://americanunitarian.org/explanation.htm|title=American Unitarian Conference|publisher=|access-date=2016-09-12|archive-date=2019-05-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190521191654/http://www.americanunitarian.org/explanation.htm|dead-url=yes}}</ref>
** Banyak tradisi [[Gnostisisme|Gnostik]] yang meyakini bahwa Kristus adalah [[Aeon (Gnostisisme)|Aeon]] surgawi kendati tidak satu dengan Bapa.
* Mereka yang meyakini bahwa Bapa surgawi, Putra yang bangkit dan Roh Kudus adalah aspek-aspek berbeda dari satu Allah, sebagaimana dipersepesikan penganutnya, bukan tiga pribadi berbeda.
** [[Sabellianisme|Modalisme]] – [[Sabellius]] (fl. {{c.}}{{nbsp}}215) menyatakan bahwa Allah mengambil berbagai rupa baik di dalam [[Alkitab Ibrani|Kitab Suci Ibrani]] maupun [[Perjanjian Baru|Kitab Suci Yunani Kristen]], dan bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam tiga ''mode'' primer sehubungan dengan keselamatan umat manusia. Ia berpendapat bahwa "Bapa, Putra, dan Roh" merupakan peran-peran berbeda dari Pribadi Ilahi yang sama dalam berbagai keadaan di sepanjang sejarah.<ref name="Bernard Oneness and Trinity">David K. Bernard, ''Oneness and Trinity A.D. 100{{nsnd}}300{{snds}}The Doctrine of God and Ancient Christian Writings''{{snds}}Word Aflame Press, Hazelwood Montana, 1991, p. 156.</ref> Dengan demikian Allah adalah Bapa dalam penciptaan (Allah menciptakan Putra melalui kelahiran perawan), Putra dalam [[Penebusan (teologi)|penebusan]] (Allah memanifestasikan diri-Nya sendiri ke dalam manusia Kristus Yesus yang diperanakkan untuk wafat di salib), dan Roh Kudus dalam kelahiran kembali (Roh Allah yang berdiam di dalam Putra dan di dalam jiwa umat beriman Kristen). Menurut pandangan ini, Allah bukan tiga pribadi berbeda, tetapi satu Pribadi yang mewujudkan diri-Nya dengan berbagai cara.<ref name="Bernard Oneness and Trinity"/> Kalangan Trinitarian mengutuk pandangan ini sebagai [[ajaran sesat|bidah]]. Kritikus utama terhadap [[Sabbelianisme]] adalah [[Tertulianus]], yang menyebut gerakan itu sebagai "[[Patripassianisme]]", dari kata Latin ''pater'' untuk "bapa" dan kata kerja ''passus'' yang berarti "untuk menderita", karena pandangan ini menyiratkan bahwa Bapa menderita di Salib. Istilah tersebut dikemukakan oleh Tertulianus dalam karyanya yang berjudul ''Adversus Praxeas'', Bab{{nbsp}}I, "Dengan ini, di Roma, Praxeas melakukan ibadah dua rangkap bagi iblis: ia mengusir nubuat, dan ia membawa ajaran sesat; ia menyebabkan perginya [[Parakletos]], dan ia menyalibkan Bapa."
* Mereka yang meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahakuasa, tetapi Bapa, Putra, dan Roh Kudus sebenarnya adalah tiga "Allah" berbeda yang mahakuasa dengan kodrat berbeda, bertindak sebagai satu Kelompok Ilahi, bersatu dalam tujuan.
** [[Triteisme]] – [[Yohanes Filoponus]], seorang penganut [[Aristotelianisme|Aristotelian]] dan [[monofisitisme|monofisit]] di Aleksandria, pada pertengahan abad ke-6, menganggap Trinitas meliputi tiga kodrat, substansi, dan ketuhanan, yang berbeda, sesuai jumlah pribadi ilahi. Ia berupaya untuk menjustifikasi pandangan ini dengan [[Kategori-Kategori (Aristoteles)|kategori-kategori Aristotelian]]: ''genus'', ''species'', dan ''individuum''. Pada Abad Pertengahan, [[Roscellinus|Roscelin dari Compiègne]], penemu [[Nominalisme]], menyampaikan argumennya mengenai tiga Allah Mahakuasa yang berbeda, dengan tiga kodrrat berbeda, yang satu dalam tujuan, bertindak bersama-sama sebagai satu Kelompok atau Ketuhanan yang ilahi. Meskipun, sebagaimana Filoponus, ia mengatakan bahwa kecuali Ketiga Pribadi adalah ''tres res'' (tiga hal dengan kodrat yang berbeda), keseluruhan Trinitas tentunya [[inkarnasi|menjelma]]. Oleh sebab itu, karena hanya Logos yang menjadi manusia, kedua Pribadi lainnya tentu mempunyai "kodrat-kodrat" berbeda, terpisah dari Logos, dan dengan demikian tentunya Allah-Allah yang terpisah dan berbeda, kendati ketiganya adalah satu dalam rencana dan karya ilahi. Sehingga pandangan ini menganggap adanya "tiga Allah dalam satu". Gagasan ini dikutuk oleh St. [[Anselmus]].
* Mereka yang meyakini bahwa Roh Kudus bukan suatu pribadi.
** [[Binitarianisme]] – orang-orang sepanjang sejarah yang meyakini bahwa Allah hanya dua pribadi yang setara dan sama kekalnya, yaitu Bapa dan Firman, bukan tiga pribadi. Mereka mengajarkan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi yang berbeda, tetapi kuasa aatau pengaruh ilahi dari Bapa dan Putra, memancar keluar ke alam semesta, dalam penciptaan, dan bagi orang-orang percaya.
** [[Dualisme]]
** [[Marsionisme]] – [[Marsion]] ({{c.}}{{nbsp}}110{{ndash}}160 M) meyakini bahwa ada dua Tuhan, satu yang mencipta dan menghakimi (dalam [[Alkitab Ibrani]]) serta satu yang menebus dan berbelas kasih (dalam [[Perjanjian Baru]]).
* Konsep-konsep lain<!--Remove this subheading if all can be grouped properly-->
** [[Doketisme]] berasal dari kata Yunani δοκέω (dokeo), yang artinya "tampak". Pandangan ini menyatakan bahwa Yesus hanya ''tampaknya'' menjadi manusia dan hanya ''terlihat'' untuk mati.<!--This doesn't seem to be nontrinitarianism-->


=== Pengelompokan Kristen modern ===
Lafal dari [[Doa Syahadat Nicea]] menyatakan bahwa tiga oknum dalam Tritunggal adalah "setara"; ini adalah ekspresi yang digunakan dalam doktrin Tritunggal. Sebagai gambaran, mungkin dapat dibayangkan sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh beberapa orang, namun masing-masing pemilik memiliki peran yang berbeda dalam menjalankan bisnis. Anti-Tritunggal menekankan pada satu pernyataan Yesus yang menyangkal "kesetaraan", yaitu ketika Yesus menyatakan secara eksplisit bahwa posisinya lebih rendah dari Allah Bapa: "sebab Bapa lebih besar daripada Aku ([[Injil Yohanes|Yoh]] 14:28)."
* [[American Unitarian Conference]] yang berawal dari tanggapan terhadap Universalisme menjadi 'terlalu liberal secara teologis'. Mereka menahan diri dari aktivitas sosial serta meyakini bahwa agama dan sains dapat memperbaiki kondisi hidup manusia.
* [[Gerakan Siswa Alkitab#Asosiasi Siswa-Siswa Alkitab|Asosiasi Siswa-Siswa Alkitab]] meyakini bahwa Bapa lebih besar dari Putra dalam segala hal, dan doktrin Trinitas tidak sesuai dengan kitab suci. Mereka memegang keyakinan yang serupa dengan Saksi-Saksi Yehuwa.<ref>''Encyclopedia of Protestantism'', page 474, J. Gordon Melton, 2005: "... for his many departures from traditional Christian and Protestant affirmations including the Trinity and the deity of Christ. ... 1 (1886; reprint, Rutherford, NJ: Dawn Bible Students Association, nd)"</ref><ref name="mostholyfaith">''Watch Tower'', October 1881, [http://www.mostholyfaith.com/bible/Reprints/Search_Result.asp#R290:13 ''Watch Tower Reprints'' page 290 As Retrieved 2009-09-23] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111002090150/http://www.mostholyfaith.com/bible/Reprints/Search_Result.asp#R290:13 |date=2011-10-02 }}, page 4, ""He gave his only begotten Son." This phraseology brings us into conflict with an old Babylonian theory, viz.: Trinitarianism. If that doctrine is true, how could there be any Son to give? A begotten Son, too? ''Impossible.'' If these three are one, did God send himself? And how could Jesus say: "My Father is greater than I." John 14:28. [emphasis retained from original]"</ref><ref>{{cite web|url=http://www.mostholyfaith.com/bible/Reprints/Z1882JUL.asp|title=Z1882 July|publisher=|access-date=2016-09-12|archive-date=2009-01-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20090122101649/http://www.mostholyfaith.com/bible/Reprints/Z1882JUL.asp|dead-url=yes}}</ref>
* [[Kristadelfian]] berpendapat bahwa Yesus Kristus secara harfiah adalah putra Allah, Bapa, dan Yesus adalah seorang manusia dalam arti sebenarnya<ref>{{cite book | last = Flint | first = James | authorlink = |author2=Deb Flint | title = One God or a Trinity? | publisher = Printland Publishers | location = Hyderabad | pages = | url = http://www.christadelphia.org/pamphlet/p_onegod.htm | doi = | id = | isbn = 81-87409-61-4 }}</ref> (dan perlu demikian agar dapat menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka<ref>{{cite book | last = Pearce | first = Fred | authorlink = | title = Jesus: God the Son or Son of God? Does the Bible Teach the Trinity? | publisher = The Christadelphian Magazine and Publishing Association Ltd (UK) | location = Birmingham, UK | pages = 8 | url = http://www.christadelphia.org/pamphlet/jesus.htm#8 | doi = | id = | isbn = }}</ref>). Terminologi "roh kudus" di dalam Alkitab dijelaskan sebagai sebutan untuk kuasa Allah,<ref>{{cite book | last = Tennant | first = Harry | authorlink = | title = The Holy Spirit: Bible Understanding of God's Power | publisher = The Christadelphian Magazine and Publishing Association Ltd (UK) | location = Birmingham, UK | pages = | url = http://www.christadelphia.org/pamphlet/holysprt.htm#1 | doi = | id = | isbn = }}</ref> atau karakter/pikiran Allah<ref name="TrinityTrueOrFalse"/> (tergantung pada konteksnya).
* [[Church of God General Conference]].<ref>Nelson's guide to denominations J. Gordon Melton - 2007 "Later in the century, various leaders also began to express doubts about the Trinity, and a spectrum of opinion emerged. ... Still others, such as the Church of God General Conference (Abrahamic Faith) specifically denied the Trinity ..."</ref>
* [[Cooneyit]] adalah suatu sekte nontrinitarian yang memisahkan diri dari sekte [[Two by Twos]] pada tahun 1928 setelah ekskomunikasi [[Edward Cooney]] dari kelompok utama tersebut. Cooneyit menyangkal Doktrin Saksi Hidup; mereka memiliki jemaat di Irlandia, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
* [[Iglesia ni Cristo]] ([[bahasa Tagalog]] yang berarti ''Gereja Kristus'') memandang bahwa Yesus Kristus adalah manusia tetapi diberkahi Allah atribut-atribut yang tidak terdapat dalam manusia biasa, meski tidak memiliki atribut yang dimiliki Allah. Mereka berpendapat bahwa adalah kehendak Allah untuk menyembah Yesus.<ref name="incfund">Manalo, Eraño G., ''Fundamental Beliefs of the Iglesia ni Cristo (Church of Christ)'' (Iglesia ni Cristo; Manila 1989)</ref> INC menganggap Trinitas sebagai ajaran sesat, dan mengadopsi salah satu versi unitarianisme.
* {{anchor|Saksi-Saksi Yehuwa}}[[Saksi-Saksi Yehuwa]] mengajarkan bahwa hanya [[Allah Bapa]], [[Yehuwa]], yang adalah satu Allah sejati Yang Mahakuasa, bahkan lebih dari Putra-Nya. Mereka menganggap Yesus sebagai "Putra Yang-Pertama-diperanakkan", satu-satunya ciptaan langsung Allah, dan ciptaan Allah yang paling pertama. Mereka memberikan "sembah sujud" (penghormatan, sebagaimana kepada seorang raja) atau "pemujaan" relatif kepada Kristus,<ref>{{cite journal|journal=The Watchtower|date=January 15, 1992|page=23}}</ref> berdoa melalui-Nya sebagai satu-satunya [[Jabatan rangkap tiga#Imam|Imam Besar]] Allah, menganggap Yesus Kristus sebagai Perantara dan [[Mesias]], meyakini bahwa hanya Bapa yang tanpa awal, dan Bapa lebih besar dari Putra dalam segala hal; hanya Yehuwa Bapa yang layak menerima penyembahan tertinggi atau "ibadah kudus". Mereka meyakini bahwa Putra memiliki suatu permulaan, dan dilahirkan pada suatu titik tertentu, sebagai "yang sulung dari semua ciptaan" dan "satu-satunya yang diperanakkan". Mereka mengidentifikasi Yesus sebagai [[Malaikat Agung]] [[Mikhael]], disebutkan di Alkitab dalam Yudas 1:9. Mereka meyakini bahwa ia meninggalkan surga untuk menjadi Yesus Kristus di bumi, dan setelah naik ke surga kembali pada identitas pra-manusianya. Keyakinan ini sebagian didasarkan pada 1 Tes. 4:16, yang mendeskripsikan suara Tuhan Yesus Kristus sebagai suara malaikat agung. Mereka juga mengutip ayat-ayat dari [[Kitab Daniel]] dan [[Kitab Wahyu]] untuk menjelaskan bahwa Yesus dan Mikhael melakukan tindakan serupa dan melaksanakan kewenangan yang sama, menyimpulkan bahwa ayat-ayat tersebut menunjukkan kalau mereka adalah pribadi yang sama.<ref>{{cite book|title=Insight on the Scriptures|volume=2|pages=393–394|publisher=Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania|year=1988}}</ref> Saksi-Saksi Yehuwa tidak percaya bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi, namun menganggapnya sebagai tenaga aktif ilahiah Allah.<ref>{{cite book|title=Should You Believe in the Trinity?|page=20|publisher=Watch Tower Society}}</ref>
* [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir]], sering disebut sebagai [[Mormonisme]], mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah hakikat berbeda yang tidak disatukan dalam substansi, suatu pandangan yang kadang-kadang disebut [[Trinitas Sosial|trinitarianisme sosial]]. Jemaat gereja ini meyakini bahwa ketiga Tuhan individual itu adalah "satu" dalam kehendak atau tujuan, sebagaimana Yesus adalah "satu" dengan para murid-Nya, dan bahwa Bapa, Putra, Roh Kudus merupakan suatu Ketuhanan tunggal atau suatu [[Sidang Ilahi]], serta dipersatukan dalam tujuan, dalam cara, dalam kesaksian, dalam misi.<ref>{{cite web |url=http://www.lds.org/general-conference/2007/10/the-only-true-god-and-jesus-christ-whom-he-hath-sent?lang=eng |title= The Only True God and Jesus Christ Whom He Hath Sent|last1= Holland |first1=Jeffrey R. |accessdate=29 November 2013}}</ref> Karena keyakinan resmi mereka mengatakan bahwa Bapa, Putra, dan Roh, masing-masing adalah "Allah" dalam satu Ketuhanan, Mormonisme dikatakan menganut suatu bentuk [[triteisme]]. Beberapa kalangan menganggap Mormonisme sebagai suatu bentuk [[Arianisme]].<ref name="southerngracechurch">{{cite web |url=http://www.sovgracechurch.org/wiki/heresy--false-teaching/arianism |title=Arianism |publisher=Southern Grace Church |accessdate=29 November 2013 |archive-date=2016-03-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160304123033/http://www.sovgracechurch.org/wiki/heresy--false-teaching/arianism |dead-url=yes }}</ref><ref name="unityinbody">{{cite web |url= http://unityinchrist.com/wwcofg/print/What%20is%20Arianismprt.htm |title=What is Arianism? |publisher=Unity in the Body of Christ |accessdate=29 November 2013}}</ref> Sama seperti Arianisme, kaum Mormon percaya bahwa Allah menciptakan Kristus,<ref name="southerngracechurch" /><ref name="unityinbody" /><ref name="eomchristfirstborn">{{cite book |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3818 |contribution= Jesus Christ: Firstborn in the Spirit |last= Giles |first= Jerry C. |page= 728 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 }}</ref> bahwa Kristus adalah subordinasi Allah Bapa,<ref name="eomchristoverview">{{cite book |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3818 |contribution= Jesus Christ: Overview |last= Millet |first= Robert L. |authorlink= Robert L. Millet |pages= 724–726 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 }}</ref> dan bahwa Kristus menciptakan alam semesta.<ref name="eomchristoverview"/><ref name="carmarianism">{{cite web |url= http://carm.org/arianism |title=Arianism |publisher=Christian Apologetics and Research Ministry |accessdate=29 November 2013}}</ref> Namun, doktrin Mormon berbeda signifikan dari ajaran-ajaran Arius.<ref>{{cite web |url=http://www.libertypages.com/clark/10695.html |title=Are Mormons Arians? |accessdate=29 November 2013 |archive-date=2012-03-01 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120301105222/http://www.libertypages.com/clark/10695.html |dead-url=yes }}</ref> Kaum Mormon tidak menganut gagasan bahwa Kristus tidak sama substansinya dengan Bapa,<ref name="eomfatheroverview">{{cite book |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3732 |contribution= God the Father: Overview |last= Robinson |first= Stephen E. |authorlink= Stephen E. Robinson |pages= 548–550 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 }}</ref> bahwa Bapa tidak dapat muncul di bumi,<ref name="eomfirstvision">{{cite book |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3702 |contribution= First Vision |last= Backman |first= Milton V. |authorlink= Milton V. Backman |pages= 515–516 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 }}</ref> ataupun bahwa Kristus diadopsi oleh Bapa,<ref name="eomchristfirstborn" /> sebagaimana didapati dalam Arianisme.<ref name="carmarianism" /><ref name="ariancatholic">{{cite web |url=http://www.arian-catholic.org/arian/arianism.html |title=What is Arianism? |publisher= The Arian Catholic Church |accessdate=29 November 2013}}</ref> Kaum Mormon menegaskan bahwa penggolongan Tuhan dalam hal substansi merupakan suatu kerusakan pasca zaman para rasul, dan Allah berbeda dari manusia bukan dalam hal subtansi, tetapi dalam hal kecerdasan. Sekalipun kaum Mormon menganggap Allah Bapa sebagai Yang Mahatinggi dan Bapa secara harfiah dari jiwa semua umat manusia, mereka juga mengajarkan bahwa Kristus dan Roh Kudus sama-sama ilahi karena mereka ambil bagian dalam "pemahaman [Bapa] akan segala sesuatu".<ref>{{citation |title= Doctrine and Covenants Instructor's Guide: Religion 324-325 |chapter= 'The Glory of God Is Intelligence' - Lesson 37: Section 93 |year= 1981 |chapter-url= https://www.lds.org/manual/doctrine-and-covenants-instructors-guide-religion-324-325/the-glory-of-god-is-intelligence-lesson-37-section-93?lang=eng |pages= 73–74 |publisher= [[Institute of Religion|Institutes of Religion]], [[Church Educational System]] |url= https://www.lds.org/bc/content/shared/content/english/pdf/language-materials/32494_eng.pdf |archive-url= https://web.archive.org/web/20141112160653/https://www.lds.org/bc/content/shared/content/english/pdf/language-materials/32494_eng.pdf |archive-date= 2014-11-12 |deadurl= no }}</ref>
* [[Members Church of God International]] percaya akan keilahian Kristus tetapi menolak doktrin Trinitas. Mereka percaya pada konsep yang tampaknya menjadi suatu sudut pandang [[Subordinasionisme|Subordinasionis]] yang menganggap Yesus Kristus adalah Putra Bapa satu-satunya Yang Diperanakkan Bapa (dalam bahasa Yunani yang di-Romanisasi: ''monogenestheos'', yang berarti "allah satu-satunya yang diperanakkan").
* [[Pentakostalisme Keesaan]] adalah salah satu bagian dari [[Pentakostalisme]] yang meyakini bahwa Allah hanya satu pribadi, dan ia memanifestasikan diri-Nya dalam berbagai cara, wajah, ataupun "mode": "Bapa, Putra, dan Roh Kudus merupakan sebutan-sebutan yang berbeda untuk satu Allah. Allah adalah Bapa. Allah adalah Roh Kudus. Putra adalah Allah yang terwujud dalam daging (manusia). Istilah Putra selalu mengacu pada [[Inkarnasi]], dan tidak pernah pada Tuhan yang terpisah dari kemanusiaan."<ref>{{cite web|url=http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080216034825/http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm|title=The Oneness of God|archivedate=16 February 2008|accessdate=5 March 2015}}</ref> Pentakostalisme Keesaan meyakini bahwa Yesus adalah "Putra" hanya ketika Ia menjadi daging di bumi, tetapi Ia adalah Bapa sebelum menjadi manusia. Mereka menyebut Bapa sebagai "Roh" dan Putra sebagai "Daging". Mereka menolak doktrin Trinitas, menganggapnya sebagai paganisme dan tidak sesuai dengan kitab suci, serta menganut [[doktrin Nama Yesus]] sehubungan dengan pembaptisan. Penganut Pentakostalisme Keesaan sering kali disebut sebagai "Modalis" atau "kaum [[Sabellianism|Sabellian]]" atau "[[Doktrin Nama Yesus|Hanya Yesus]]".
* Denominasi-denominasi dalam tradisi [[Sabat dalam gereja-gereja hari-ketujuh|Sabatarian]] ([[Armstrongisme]]) meyakini bahwa Kristus Putra dan Allah Bapa sama kekalnya, tetapi tidak mengajarkan kalau Roh Kudus adalah suatu hakikat ataupun pribadi. Kalangan Kristen arus utama mengkarakterisasi ajaran ini sebagai bidah [[Binitarianisme]], ajaran bahwa Allah adalah suatu "Dualitas", atau "dua-dalam-satu", bukan tiga. Teologi Armstrong menyatakan bahwa Allah adalah suatu "Keluarga", yang akhirnya diperluas, bahwa "Allah mereproduksi Dirinya sendiri", tetapi pada awalnya adalah suatu "Dualitas" yang sama kekalnya, Allah dan Firman, bukan suatu "Trinitas".
* [[Gereja Baru|Swedenborgianisme]] meyakini bahwa Trinitas terdapat dalam satu pribadi, Tuhan Allah Yesus Kristus. Bapa, hakikat atau jiwa Allah, lahir ke dalam dunia dan mengenakan tubuh dari [[Maria]]. Sepanjang hidup-Nya, Yesus menyingkirkan semua kecenderungan dan hasrat manusia sampai Ia sepenuhnya ilahi. Setelah bangkit, Ia memberikan pengaruh-Nya pada dunia melalui Roh Kudus, yang adalah aktivitas-Nya. Dengan demikian Yesus Kristus adalah satu Allah; Bapa sebagai jiwa-Nya, Putra sebagai tubuh-Nya, dan Roh Kudus sebagai aktivitas-Nya di dalam dunia ini.
* [[Unitarian Christian Association]] dan [[Unitarian Universalist Christian Fellowship]] adalah Unitarianisme Roh Kudus.{{clarify|date=Maret 2012}}.


Doktrin nontrinitarian sering menimbulkan kontroversi di antara kalangan Kristen arus utama, karena sebagian besar trinitarian memandang sebagai [[ajaran sesat|kesesatan]] jika tidak percaya pada doktrin Trinitas. Terkadang kelompok-kelompok Kekristenan [[Kredo Nicea|Nicea]] bereaksi dengan keras terhadap pandangan-pandangan nontrinitarian. Menyusul [[Reformasi Protestan]], di antara beberapa kelompok Protestan seperti [[Unitarianisme|Unitarian]] dan [[Kristadelfian]], pandangan-pandangan yang sama diakomodasi.
Sebagai informasi, [[Doa Syahadat Nicea]] dirumuskan kira-kira 300 tahun setelah Yesus wafat, sebagai akibat dari konflik yang terjadi pada masa awal kekristenan. Anti-Tritunggal juga menyatakan bahwa Alkitab telah mengingatkan umat Kristiani untuk berhati-hati terhadap ajaran sesat buatan manusia (contoh: [[Injil Matius|Matius]] 15:9, [[Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus|Efesus]] 4:14).


=== Universalisme Unitarian ===
== Argumen ==
Jemaat [[Unitarian Universalisme]] mungkin atau mungkin juga tidak diidentifikasi sebagai Kristen. Menurut tradisi, [[Unitarianisme]] merupakan suatu bentuk Kekristenan yang menolak doktrin [[Trinitas]]. Unitarianisme ditolak oleh Kekristenan ortodoks dalam [[Konsili Nicea I]], suatu [[Konsili Ekumenis|konsili ekumenis]] yang diselenggarakan pada tahun 325, namun timbul kembali kemudian dalam sejarah Gereja, khususnya selama gejolak teologis [[Reformasi Protestan]]. Pada tahun 1961, [[American Unitarian Association]] (AUA) dikonsolidasikan dengan [[Universalist Church of America]] (UCA), membentuk [[Unitarian Universalist Association]].
=== Daya nalar terhadap fakta ===
Penganut Tritunggal sering menyatakan bahwa "doktrin Tritunggal adalah sebuah misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas."<ref>Evans, W., & Coder, S. M., ''The great doctrines of the Bible,'' Moody Press, Chicago 1998, c1974, p. 26.</ref><ref>{{cite web| title = Apa ajaran Alkitab mengenai Tritunggal?| year = 2009 | url = http://www.gotquestions.org/Indonesia/Tritunggal-Trinitas.html| accessdate = 2009-01-21|quote="Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia apalagi untuk dijelaskan."}}</ref><ref>{{cite book|title=A Dictionary of Religious Knowledge|author=Lyman Abbott|year=1875|pages= p. 944|publisher=Watchtower publication|quote=Precisely what the doctrine is, or precisely how it is to be explained, Trinitarians are not agreed among themselves.}}</ref> Kritik terhadap Tritunggal berargumen bahwa "misteri" pada dasarnya adalah salah satu bentuk dari ketidak-masuk-akalan. Yang dimaksud di sini adalah klaim di mana Tuhan telah berbagi satu substansi ketuhanan, yaitu "menjadi Tuhan", dan bahkan tidak ikut campur antara satu pribadi dengan yang lainnya. Anti-Tritunggal menyatakan bahwa kerumitan dari argumen penganut Tritunggal, yang memerlukan konsep [[filosofi]] untuk dijelaskan, bertentangan dengan prinsip Alkitab mengenai kesederhanaan dan kejelasan dalam doktrin.<ref>{{cite web| title = How Is the Trinity Explained?| year = 1989 | url = http://www.watchtower.org/e/ti/article_02.htm| accessdate = 2009-01-21}}</ref>


== Sejarah ==
Menurut New Catholic Encyclopedia:
{{Sejarah teologi Kristen}}
:''“Hanya sedikit di antara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ‘Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.”''<ref>{{cite book|title=The New Catholic Encyclopedia|year=1967|pages= p. 304|publisher=McGraw-Hill|quote=There are few teachers of Trinitarian theology in Roman Catholic seminaries who have not been badgered at one time or another by the question, 'But how does one preach the Trinity?' And if the question is symptomatic of confusion on the part of the students, perhaps it is no less symptomatic of similar confusion on the part of their professors.}}</ref>


=== Kurangnya dasar dari Alkitab ===
=== Kekristenan awal ===
Kebanyakan kalangan nontrinitarian berpandangan bahwa doktrin dari bentuk terawal Kekristenan (lih. [[Zaman Apostolik]]) adalah nontrinitarian, tetapi (tergantung pada jemaat atau kelompoknya) cenderung meyakini bahwa [[Gereja perdana|Kekristenan awal]] adalah entah Unitarian atau Binitarian ataupun Modalis, seperti dalam kasus [[Montanisme]], [[Marsionisme]], dan [[Gnostisisme]]. Bagi mereka, Kekristenan awal berubah setelah beberapa [[maklumat]] [[Konstantinus Agung dan Kekristenan|Kaisar Konstantinus I]] dan hukuman yang dinyatakannya terhadap [[Arius]], yang kemudian diikuti [[Theodosius I|Kaisar Teodosius I]] dengan mendeklarasikan [[Maklumat Tesalonika]], 'cunctos populos' pada bulan Februari 380 yang menyatakan bahwa Kekristenan sebagaimana didefinisikan dalam Pengakuan Iman Nicea adalah agama resmi Kekaisaran Romawi. Setahun kemudian, Konsili Ekumenis Kedua menegaskan hal ini dalam Pengakuan Iman yang direvisi sedikit.
Anti-Tritunggal juga berpendapat bahwa, untuk doktrin yang sedemikian sentral dan fundamental dalam agama Kristen, doktrin Tritunggal sedikit sekali didukung oleh Alkitab secara eksplisit. Bahkan beberapa pendukung dari doktrin Tritunggal menyadari sedikitnya dasar dari Alkitab mengenai doktrin tersebut.<ref name="lack scriptural support">{{cite book|title=The New Catholic Encyclopedia|year=1967|pages= p. 306|publisher=McGraw-Hill|quote=The doctrine of the Holy Trinity is not taught in the Old Testament. In the New Testament the oldest evidence is in the Pauline epistles, especially 2 Cor 13.13 [verse 14 in some Bibles], and 1 Cor 12.4-6. In the Gospels evidence of the Trinity is found explicitly only in the baptismal formula of Mt 28.19.}}</ref> Sebagai contoh, ''The New Catholic Encyclopedia'' menyatakan bahwa "Doktrin Tritunggal tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Lama,"<ref name="lack scriptural support" /> dan juga "Perumusan mengenai 'Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi' tidak terbentuk secara kokoh,..hingga akhir abad ke 4."<ref>{{cite book|title=The New Catholic Encyclopedia|year=1967|pages= pp. 299-300|publisher=McGraw-Hill|quote=The formulation 'one God in three Persons' was not solidly established, certainly not fully assimilated into Christian life and its profession of faith, prior to the end of the 4th century.}}</ref> Selain itu, [[Encarta|Ensiklopedi Encarta]] menyatakan bahwa, "Doktrin ini tidak diajarkan secara eksplisit di Perjanjian Baru, dimana kata Tuhan hampir selalu merujuk kepada Allah Bapa."<ref>{{cite web|url=http://encarta.msn.com/encyclopedia_761569802/Trinity_(theology).html|title=Trinity (theology)|accessdate=2009-01-21|quote="The doctrine is not taught explicitly in the New Testament, where the word God almost invariably refers to the Father"}}</ref>


[[Berkas:Nikea-arius.png|lurus|jmpl|[[Konsili Nicea I]] yang terlukis dengan penggambaran [[Arius]] di bawah kaki Kaisar Konstantinus dan para [[uskup]].]]
''[[Encyclopedia Britannica]]'' juga menyatakan bahwa, "Kata 'Tritunggal' dan doktrin Tritunggal secara eksplisit tidak ada pada Perjanjian Baru. Yesus dan para pengikutnya juga tidak memiliki keinginan untuk membantah pernyataan di Perjanjian Lama: 'Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!' (Ulangan 6:4)."<ref>"Trinity," ''Encyclopedia Britannica 2004 Ultimate Reference Suite DVD''. Retrieved in March 31, 2008. "''Neither the word Trinity nor the explicit doctrine appears in the New Testament, nor did Jesus and his followers intend to contradict the Shema in the Hebrew Scriptures: “Hear, O Israel: The Lord our God is one Lord” (Deuteronomy 6:4).''"</ref> ''Anchor Bible Dictionary'' menulis, "Pada Perjanjian Baru tidak ditemukan paradoks Tritunggal mengenai eksistensi tiga pribadi—Allah Bapa dan Yesus dan Roh Kudus—dalam satu Tuhan."<ref>Jouette M. Bassler, "God in the NT", ''The Anchor Bible Dictionary'', Doubleday, New York 1992, 2:1055.</ref>


Karena mereka meyakini bahwa doktrin Trinitas mencapai perkembangan definitifnya selama suatu [[Pergeseran Konstantinian|pergesaran dramatis dalam status Kekristenan]], kalangan nontrinitarian umumnya menganggap doktrin tersebut meragukan. Kalangan nontrinitarian menganggap [[Pengakuan Iman Nicea]] dan hasil-hasil dari [[Konsili Kalsedon]] sebagai dokumen-dokumen yang pada dasarnya politis, dihasilkan dari subordinasi doktrin yang benar untuk kepentingan negara oleh para pemimpin [[Gereja Katolik]], sehingga dalam pandangan mereka Gereja merupakan suatu perpanjangan dari Kekaisaran Romawi (lih. [[Caesaropapisme]]).
Pertanyaan yang sama—yaitu mengapa doktrin sentral pada agama Kristen seperti Tritunggal tidak pernah dinyatakan atau diajarkan secara eksplisit oleh Yesus sendiri—juga ditanyakan oleh sosok bersejarah pada abad 16 seperti [[Michael Servetus]]. Dalam buku-bukunya, Servetus menyatakan bahwa dia menolak doktrin Tritunggal, karena tidak berdasar kepada Alkitab, melainkan lebih berdasar kepada ajaran [[Filsafat|filsuf]] [[Yunani Kuno|Yunani]].<ref>{{cite web| url= http://godglorified.com/errors_of_the_trinity.htm | title=On the Errors of the Trinity. Seven Books By Michael Serveto|accessdate=2009-01-21}}</ref> Dewan Kota Jenewa, selaras dengan putusan dewan-dewan kota Zürich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, menetapkan dia sebagai sesat dan memutuskan untuk membakarnya di tiang hukuman.


Meskipun keyakinan-keyakinan nontrinitarian terus bertambah banyak, dan dianut beberapa komunitas yang dominan selama beberapa ratus tahun setelah dicetuskannya (misalnya suku [[Langobardi]], [[Ostrogoth]], [[Visigoth]], [[Vandal]]), kalangan Trinitarian pada akhirnya memperoleh pengakuan dalam Kekaisaran Romawi. Kalangan nontrinitarian biasanya berpendapat bahwa keyakinan-keyakinan nontrinitarian awal, misalnya [[Arianisme]], ditekan secara sistematis (sering kali hingga titik kematian).<ref>[http://www.fourthcentury.com/index.php/urkunde-33 Edict by Emperor Constantine against the Arians]</ref> Setelah [[Konsili Nicea I]], [[Kaisar Romawi]] [[Konstantinus I]] mengeluarkan suatu [[maklumat]] terhadap tulisan-tulisan Arius yang meliputi [[pembakaran buku]] secara sistematis.<ref name="SaintConstantinesBookBurning">"In addition, if any writing composed by Arius should be found, it should be handed over to the flames, so that not only will the wickedness of his teaching be obliterated, but nothing will be left even to remind anyone of him. And I hereby make a public order, that if someone should be discovered to have hidden a writing composed by Arius, and not to have immediately brought it forward and destroyed it by fire, his penalty shall be death. As soon as he is discovered in this offense, he shall be submitted for capital punishment." - Edict by Emperor Constantine against the Arians. {{cite web|last=Athanasius|title=Edict by Emperor Constantine against the Arians|url=http://www.fourthcentury.com/index.php/urkunde-33|work=Fourth Century Christianity|publisher=Wisconsin Lutheran College|accessdate=2 May 2012|date=23 January 2010}}</ref> Walaupun mengeluarkan dekret tersebut, Konstantinus tidak lama kemudian memerintahkan penerimaan Arius kembali ke dalam Gereja, menyingkirkan uskup-uskup yang, seperti [[Athanasius]], memegang ajaran Nicea,<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=jgEZmsn34PEC&pg=PA179&dq=Arian+emperors&hl=en&sa=X&ei=Ti53VNXHB6eQ7AbS3YD4Ag&redir_esc=y#v=onepage&q=Arian%20emperors&f=false|title=Getting to Know the Church Fathers|accessdate=5 March 2015}}</ref> mengizinkan Arianisme berkembang di dalam Kekaisaran dan dengan demikian menyebar ke [[Suku bangsa Jermanik|suku-suku Jermanik]] di perbatasan,<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=yW-GfElbafQC&pg=PA136&dq=constantine+arianism&hl=en&sa=X&ei=Hih3VJ_WHsbT7Aa414DQAQ&ved=0CCUQ6AEwAQ#v=onepage&q=constantine%20arianism&f=false|title=Encyclopedia of Barbarian Europe|accessdate=5 March 2015}}</ref> dan ia dibaptis oleh seorang uskup Arian, [[Eusebius dari Nikomedia]].<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=p7fMnHRcm2MC&pg=PA113&dq=%22into+the+Arian+version%22&hl=en&sa=X&ei=tTV3VLbUI8uf7gba1oCQCg&redir_esc=y#v=onepage&q=%22into%20the%20Arian%20version%22&f=false|title=Early Controversies and the Growth of Christianity|accessdate=5 March 2015}}</ref> Para kaisar penerusnya juga mendukung Arianisme, hingga [[Theodosius I]] naik takhta pada tahun 379 dan mendukung [[Kekristenan Nicea]].
=== Doktrin sifat Ketuhanan Yesus ===
Sebagian kelompok yang memperdebatkan doktrin Tritunggal dengan menggunakan dasar Alkitab lebih terpusat kepada sifat ketuhanan Yesus. Mereka yang menolak ketuhanan Yesus berpendapat bahwa, bahkan dalam kapasitasnya sebagai guru, Yesus sendiri pun menolak disebut "yang baik" untuk membedakan dirinya dengan Tuhan, karena menurut Yesus sebutan "yang baik" hanyalah untuk Allah (Markus 10:17-18; Matius 19:16-17; Lukas 18:18-19).<ref>{{cite book|title=An Introduction to Biblical Hermeneutics|author=[[Walter C. Kaiser]], [[Moisés Silva]]|year=1994|publisher=Zondervan|pages=pp. 108-109|isbn=0310530903}}</ref> Selain itu, Yesus juga menyangkal sifat Maha Tahu sebagai Allah Anak, "belajar menjadi taat" (Ibrani 5:8), dan juga menyatakan posisinya yang tidak setara dengan Allah, "kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh 20:17), "Bapak lebih besar daripada Aku" (Yoh 14:28).


[[Surat Paskah]] yang dikeluarkan Atanasius pada tahun 367, ketika Kekaisaran Timur diperintah oleh Kaisar Arian [[Valens]], mendefinisikan kitab-kitab apa saja yang termasuk dalam [[Perjanjian Lama]] dan [[Perjanjian Baru]], beserta dengan ketujuh kitab lain yang perlu dibaca "untuk pengajaran dalam perintah kesalehan"; pada saat bersamaan surat itu juga mengecualikan apa yang disebut Atanasius sebagai tulisan-tulisan [[apokrif]], yang dengan keliru disajikan sebagai tulisan kuno.<ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html|title=NPNF2-04. Athanasius: Select Works and Letters|accessdate=5 March 2015}}</ref> [[Elaine Pagels]] menuliskan: "Pada tahun 367 M, [[Athanasius]], uskup yang bersemangat dari [[Aleksandria]]... mengeluarkan suatu surat Paskah yang di dalamnya ia meminta agar [[Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria|para rahib Mesir]] menghancurkan semua tulisan yang tak dapat diterima tersebut, kecuali yang secara khusus tercantum sebagai 'dapat diterima' apalagi 'kanonik' — suatu daftar yang merupakan 'Perjanjian Baru' saat ini".<ref>Elaine Pagels, ''Beyond Belief: The Secret Gospel of Thomas'' (Random House, 2003), [https://books.google.com/books?id=pkSrV5cEBp8C&pg=PT64&lpg=PT64&dq=%22Athanasius,+the+zealous+bishop%22&source=bl&ots=unXWU7aJPc&sig=zzREpVJnvIgLLPmg55fONbDlCXI&hl=en&sa=X&ei=YB7_U7LiOM_pggTCtoLoCg&ved=0CCsQ6AEwAw#v=onepage&q=%22Athanasius%2C%20the%20zealous%20bishop%22&f=false n.p.]</ref><ref>{{cite web|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxv.iii.iii.xxv.html |title=NPNF2-04. Athanasius: Select Works and Letters |publisher=Ccel.org |date=13 July 2005 |accessdate=21 January 2012}}</ref> Beberapa kalangan nontrinitarian mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang dikecam itu adalah buku-buku Arian.{{Citation needed|date=November 2014|reason=Unless the "apocryphal", falsely "ancient" books were Arian, there is no reason to mention the 367 Easter letter in this context}}
=== Argumen Elohim ===
Anti-Tritunggal menyanggah pernyataan bahwa kata "[[Elohim]]" menandakan kemajemukan, karena hampir di semua bagian dari Alkitab "Elohim" selalu disandingkan dengan kata kerja tunggal. Anti-Tritunggal berargumen bahwa penggunaan kata "Elohim" lebih ditujukkan sebagai penghormatan kepada "Tuhan Yang Esa."<ref>{{cite web|url=http://aboutthetrinity.blogspot.com/2005/05/elohim.html|author=Andy Beaverton|title= The Truth About the Trinity|accessdate=2009-01-22|quote="''But if God is not plural in number, then how is God plural? God is plural in majesty. That is, by using the plural 'Elohim' for God, the Hebrew authors are indicating that the One referred to by this term encompasses much more than we can know.''"}}</ref> Lebih lanjut lagi, anti-Tritunggal juga beranggapan bahwa interpretasi kata "Elohim" sebagai kata majemuk akan mengacaukan interpretasi bagian lain dari Alkitab yang menyatakan Tuhan dengan kosakata non-majemuk "El." Sebagai contoh, pada [[Kitab Kejadian|Kejadian]] 17:1 Tuhan disebut dengan "El" (tunggal) dan Dia menyatakan bahwa "Akulah Allah Yang Mahakuasa"; jika menggunakan interpretasi Tritunggal, maka salah Satu Pribadi dari Yang Tiga telah merendahkan Dua Pribadi yang lainnya dengan menyatakan bahwa Dialah Yang Mahakuasa (paling berkuasa atas segala sesuatu).<ref>{{cite web|url=http://www.whoisjesus.com/elohim.html|author=Keith G. Morehead|title=Elohim|accessdate=2009-01-22|quote="''If Trinitarians do not interpret El to be the entire Godhead, then one member of the Godhead is claiming to be 'Almighty' over the other two members.''"}}</ref>


Banyak akademisi yang menyelidiki [[Yesus sebagai tokoh dalam sejarah|Yesus historis]], khususnya mereka yang tergabung dalam [[Jesus Seminar]], menyatakan bahwa Yesus tidak mengajarkan kesetaraan dirinya dengan Allah ataupun Trinitas.
=== Yesus menyatakan keterbatasan diri dibanding Tuhan ===
Pernyataan Yesus bahwa "Bapa lebih besar dari diri-Nya" (Yoh 14:28), dan "Yang mengetahui hari akhir hanyalah Bapa, bahkan malaikat-
malaikat di surga dan Anak pun tidak tahu" (Markus 13:32) sering ditekankan oleh anti-Tritunggal. Selain itu, sifat ketuhanan yang "tanpa awal dan akhir" dari Yesus juga dipertanyakan pada Kolose 1:15 (anak yang lahir pertama) dan Wahyu 3:14 (permulaan dari ciptaan Allah). Ahli [[teologi Kristen]] juga menyatakan bahwa ayat-ayat Markus 10:18, Lukas 18:19, Matius 19:17, Markus 15:34, Matius 27:46, Yohanes 20:17, Efesus 1:17, 2 Korintus 1:3, 1 Petrus 1:3, Yohanes 17: 3, 1 Korintus 8:6, Efesus 4:4-6, 1 Korintus 12:4-6, 2 Korintus 13:14, 1 Timotius 2:5, Yohanes 14:28, Markus 13:32, Filipi 2:5-10, 1 Korintus 15:24-28 adalah "teks yang terlihat seperti menyiratkan bahwa kata Tuhan di situ bukan ditujukkan untuk Yesus" dan "bukti negatif yang sering diabaikan Katolik dalam menjelaskan Tritunggal."<ref>{{cite paper|first=Raymond E.|last= Brown|date=1965|version=p.545-73|title=Does the NT call Jesus God?|publisher=Theological Studies #26}}</ref>


Kalangan nontrinitarian juga membantah kesesuaian Syahadat atau [[Pengakuan Iman Nicea]] dengan fakta berdasarkan penerapannya yang hampir 300 tahun setelah kehidupan Yesus sebagai hasil dari perselisihan di dalam [[Gereja perdana]] pra-Nicea. Kalangan nontrinitarian (baik Modalis maupun Unitarian) pada umumnya juga mengatakan kalau Atanasius dan yang lainnya di Nicea mengadopsi konsep dan filsafat Platonik Yunani, serta menyertakannya dalam pandangan mereka tentang Allah dan Kristus.<ref>David Bernard's [https://web.archive.org/web/20080216034825/http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm The Oneness of God], Word Aflame Press, 1983, ISBN 0-912315-12-1. pgs 264-274.</ref> Kalangan nontrinitarian juga mengutip ayat-ayat kitab suci seperti Mat. 15:9 dan Ef. 4:14 untuk mendukung pandangan mereka.
=== Yesus menurut Iglesia ni Cristo ===
[[Iglesia ni Cristo]], sebuah sekte Kristen yang bermula dari Filipina, menyatakan bahwa "Yesus adalah Tuhan" adalah ajaran buatan manusia, sebuah dogma yang tidak berdasar pada Alkitab, melainkan dibuat oleh [[Gereja Katolik]] pada abad ke 4 melalu [[Konsili Nicea]]. Mereka juga berpendapat bahwa Yesus sendiri mengakui bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali melalui Tuhan.<ref>{{cite journal|last=Aromin|first=Ruben|date=February 2007|title=Biblical Truths Concerning the Father, the Son and the Holy Spirit|journal=Pasugo - God's Message|publisher=Iglesia ni Cristo|location=Quezon City, Philippines|volume=59|issue=2|pages=15-18|issn=0116-1636}}</ref>


Penulis [[Herbert George Wells|H.G. Wells]], yang kelak terkenal karena kontribusinya pada fiksi ilmiah, menulis dalam ''[[The Outline of History]]'' karyanya: "Kita akan saksikan sekarang bagaimana nanti seluruh [[Dunia Kristiani]] dikoyakkan oleh perselisihan mengenai Trinitas. Tidak ada bukti bahwa para rasul Yesus pernah mendengar tentang Trinitas, dalam hal apapun dari dia.<ref>{{Cite book | last = Wells | first = H. G. | authorlink = H. G. Wells | title = The Outline of History: being a plain history of life and mankind | publisher = The Waverley Book Company | series = Forgotten Books | volume = 2 | date = n.d. | location = London, UK | page = 284 | language = | url = https://books.google.com/books?id=L0zF2wuRCDUC&pg=PA284&dq=%22There+is+no+evidence+that+the+apostles+of+Jesus+ever+heard+of+the+Trinity,+at+any+rate+from+him%22&hl=en&ei=QJ7iTtGQIsf40gHU9_WOBg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CDMQ6AEwAA#v=onepage&q=%22There%20is%20no%20evidence%20that%20the%20apostles%20of%20Jesus%20ever%20heard%20of%20the%20Trinity%2C%20at%20any%20rate%20from%20him%22&f=false
=== Kontroversi keilahian Yesus ===
}}</ref>
Penganut Tritunggal, dan beberapa anti-Tritunggal yang mengakui sifat ketuhanan Yesus seperti [[Modalisme]], berargumen bahwa kepercayaan mereka didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus ada sebagai Anak Bapa dalam daging manusia. Oleh karena itu, Yesus adalah manusia dan juga sekaligus Tuhan, yang menjadi "lebih rendah dari malaikat, demi keselamatan kita" (Ibrani 2:6-8, Mazmur 8:4-6) dan yang mendapat cobaan sebagaimana manusia, namun tidak berdosa (Ibrani 4:14-16). Akan tetapi, sebagian dari anti-Tritunggal menyanggah argumen tersebut dengan berpendapat bahwa daging manusia dari Anak adalah terbatas hanya selama kehidupan duniawi, meski pendukung Tritunggal berpendapat bahwa Yesus tetap pada sifat manusiawinya setelah kebangkitannya. Selain itu, pada 1 Korintus 11:3 ("Kepala dari Kristus ialah Allah") disebutkan posisi Yesus yang tidak setara, melainkan di bahwa Allah Bapa. Ditambah lagi, mereka mengutip Kisah 5:31 dan Filipi 2:9 yang menunjukkan bahwa Yesus menjadi agung setelah kenaikan ke surga, dan Ibrani 9:24, Kisah 7:55, 1 Korintus 15:24, 28, yang mengungkapkan tentang Yesus sebagai pribadi yang berbeda setelah kenaikanNya ke surga.<ref>{{cite web|url=http://www.watchtower.org/e/ti/article_06.htm|title=Is God Always Superior to Jesus?|accessdate=2009-01-23|year=2006|author=Watch Tower Bible and Tract Society of
Pennsylvania}}</ref>


Pertanyaan mengenai kenapa suatu doktrin sentral bagi keimanan Kristen tidak pernah dinyatakan secara eksplisit di dalam kitab suci ataupun diajarkan secara rinci oleh Yesus sendiri dianggap cukup penting bagi beberapa figur historis dari abad ke-16 seperti [[Michael Servetus]] dalam mengarahkan mereka untuk memperdebatkan pertanyaan tersebut. [[Michael Servetus#Hukuman penjara dan eksekusi|Konsili Kota Jenewa]], seturut penilaian kanton Zürich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, mengutuk Servetus dengan hukuman bakar pada tiang pancang karena hal itu dan penentangannya atas baptisan bayi.
=== Tidak ditemukan pada Alkitab ===
Kristen [[Unitarian]], [[Restorasionisme|Restorasionis]], dan beberapa golongan lainnya meragukan doktrin Tritunggal karena bersandar pada kosakata yang tidak terdapat dalam Alkitab. Kata "Tritunggal" tidak ditemukan di bagian Alkitab manapun.<ref>{{cite web|title=The Trinity (Triunity) of God|url=http://www.bible.org/page.php?page_id=215|accessdate=2009-01-28|author=J. Hampton Keathley, III , Th.M|quote=Because the word trinity is never found in the Bible some wonder about whether this is a biblical doctrine or not}}</ref> Selain itu, angka tiga yang ditemukan dalam Alkitab juga sama sekali tidak pernah berkaitan dengan Tuhan<ref>{{cite web|title=BibleGateway.com Keyword Search results|url=http://www.biblegateway.com/keyword/?search=three&version1=31&searchtype=all&limit=none&wholewordsonly=no|accessdate=2009-01-28}}</ref>, kecuali pada bagian Alkitab yang telah dihapus sejak akhir abad 19 karena dipertanyakan keasliannya, [[Comma Johanneum]] (1 Yoh 5:7-8).<ref>{{cite web|title=The Comma Johanneum and Cyprian|url=http://www.bible.org/page.php?page_id=1185|author=Daniel B. Wallace , Th.M., Ph.D|accessdate=2009-01-28}}</ref> Anti-Tritunggal juga berargumen bahwa satu-satunya angka yang berkaitan dengan Tuhan dalam Alkitab hanyalah angka Satu, sehingga Tritunggal yang menjelaskan Tiga oknum Tuhan bukanlah berdasar pada Alkitab.{{cn}}


''Encyclopædia of Religion and Ethics'' mendeskripsikan kelima tahap yang mengarah pada perumusan doktrin Trinitas.<ref>W. Fulton, ”Trinity”, ''Encyclopædia of Religion and Ethics,'' T. & T. Clark, 1921, Vol. 12, p. 459.</ref>
Beberapa contoh istilah lainnya yang tidak ditemukan di dalam Alkitab adalah beberapa "Pribadi" dalam kaitannya dengan Tuhan, istilah "Anak Allah" dan "Allah Roh Kudus", dan "Anak Allah yang Tunggal". Sebagai contoh, dasar dari ajaran Tritunggal adalah bahwa Tuhan terdiri dari tiga pribadi ([[hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]). Istilah hipostasis yang merujuk kepada Allah ini hanya digunakan satu kali dalam Alkitab (Ibrani 1:3), yang menyatakan bahwa Yesus adalah merupakan gambaran instan dari Pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Alkitab tidak pernah menggunakan istilah ini untuk hal yang berkaitan dengan [[Roh Kudus]] dan tidak pernah secara eksplisit menyebutkan bahwa Anak merupakan hipostasis yang berbeda dari Bapa.<ref>{{cite web|url=http://www.iclnet.org/pub/resources/text/cri/cri-jrnl/web/crj0175a.html| title=Christian Research Institute Journal, Acknowledging the "Plain Truth" About the Trinity|author=Alan W. Gomes|accessdate=2009-01-29}}</ref>


# Penerimaan eksistensi pra-manusia Yesus sebagai [[Logos]] ([[Platonisme Tengah|platonis-tengah]]), yaitu sebagai media antara Allah berdaulat yang transenden dengan kosmos yang tercipta. Doktrin Logos diterima oleh para Apologis dan Bapa Gereja lainnya dari abad ke-2 dan ke-3, seperti [[Yustinus Martir]], [[Hippolitus dari Roma|Hipolitus]], [[Tertulianus]], [[Ireneus]], [[Klemens dari Aleksandria]], [[Origenes]], [[Lactantius|Laktansius]], dan [[Arius]] dari abad ke-4.
=== Hasil konsensus di kekaisaran Romawi ===
# Doktrin kemunculan yang tak lekang oleh waktu (''timeless generation'') Putra dari Bapa sebagaimana diartikulasikan oleh Origenes dalam upayanya untuk mendukung [[Imutabilitas (teologi)|imutabilitas]] ontologis [[Allah]], bahwa Ia senantiasa menjadi bapa dan pencipta. Doktrin tersebut diadopsi oleh [[Athanasius|Atanasius dari Aleksandria]].
Tentang istilah penting dalam Tritunggal, [[homoousios]] (esensi yang sama antara Anak dan Bapa), yang diperkenalkan ke dalam [[Kredo]] pada [[Doa Syahadat Nicea|Konsili Nicea Pertama]], [[Pier Franco Beatrice]] menyatakan: "homoousios merupakan hasil pemikiran langsung dari [[Konstantinus I|Konstantin]] yang berlatar belakang [[Hermetisisme]].<ref>Pelikan, Jaroslav (1971), The Christian Tradition: A History of the Development of Doctrine, 1, The Chicago University Press, p. 191.</ref><ref>Fulton, W (1921), "Trinity", Encyclopædia of Religion and Ethics, 12, T&T Clark, p. 459</ref> [[Plato]] yang dijadikan dasar oleh Konstantin hanyalah untuk menampung aspirasi rakyat Mesir. Selain itu, Teologi Hermetik [[konsubstantialitas]], yang berbicara mengenai hubungan antara Logos-Anak dengan Nous-Bapa, hanyalah berputar balik kepada argumen tradisional [[apologetik]]. Konstantin telah mencoba menjelaskan teologi Plato dengan dasar Hermetismenya, yang menjadi alasan bagi sang kaisar untuk memasukan istilah ''homoousios'' pada Doa Syahadat Nicea."<ref>"The Word "Homoousios" from Hellenism to Christianity," ''Church History,'' Cambridge University Press on behalf of the American Society of Church History, Vol. 71, No. 2, (Jun., 2002), pp. 243-272.</ref>
# Penerimaan gagasan bahwa putra Allah adalah ''[[Homoousion|homoousios]]'' dengan bapanya, yaitu dari kodrat transenden yang sama. Posisi ini dinyatakan dalam [[Pengakuan Iman Nicea]], yang secara khusus menyatakan bahwa putra Allah adalah sama-sama tiada berubah (''immutable'') sebagaimana bapanya.
# Penerimaan bahwa Roh Kudus juga memiliki kesetaraan ontologis sebagai pribadi ketiga dalam satu Trinitas ilahi dan merupakan terminologi final Trinitarian melalui ajaran [[Bapa-bapa Kapadokia]].
# Penambahan [[Filioque]] ke dalam Pengakuan Iman Nicea, sebagaimana diterima oleh Gereja Katolik Roma.


=== Setelah Reformasi Protestan ===
Penganut Tritunggal membela hasil pemikiran Konstantin tersebut, karena beranggapan bahwa pemikiran tersebut berdasar pada Alkitab. Selain itu, pemikiran tersebut diperlukan pada [[Era Nicene]] untuk melawan doktrin [[Arianisme]] yang menolak konsep Tritunggal.
{{expand section|1=informasi dari bagian lainnya seperti Mormonisme dan Saksi-Saksi Yehuwa|date=Agustus 2016}}
{{main article|Sejarah Unitarianisme}}


Sesaat setelah [[Reformasi Protestan]], dan [[Perang Petani Jerman]] tahun 1524–1525, pada tahun 1530 sejumlah besar wilayah Eropa Utara merupakan wilayah Protestan, dan bentuk-bentuk nontrinitarianisme mulai tampil ke permukaan di antara beberapa kelompok "[[Reformasi Radikal]]", terutama [[Anabaptis]]. Antitrinitarian Inggris yang pertama tercatat adalah [[John Assheton]] (1548), seorang pastor [[Anglikan]]. "[[Konsili Venesia]]" (1550), suatu konsili Anabaptis Italia, dan pengadilan atas [[Michael Servetus]] (1553) menandai kejelasan timbulnya kalangan Protestan antitrinitarian secara nyata. Kendati satu-satunya kelompok nontrinitarian yang terorganisir adalah [[Serikat Persaudaraan Polandia]], yang memisahkan diri dari kaum [[Calvinis]] (1565, tersingkir dari Polandia tahun 1658), dan [[Gereja Unitarian Transilvania]] (1568{{ndash}}sekarang). Kaum [[Nonkonformis]], [[Dissenter]], dan [[Latitudinarian]] di Britania kerap kali merupakan penganut Arian ataupun Unitarian, dan [[Doktrin Akta Trinitas 1813]] mengizinkan ibadah nontrinitarian di Britania. Di Amerika, pandangan-pandangan Arian dan Unitarian juga ditemukan di antara beberapa kelompok [[Milenarianisme|Milenialis]] dan [[Adventisme|Adventis]], kendati [[Asosiasi Unitarian Amerika|Gereja Unitarian]] itu sendiri mulai mengalami penurunan jumlah penganut dan pengaruhnya setelah tahun 1870-an.<ref>''Unitarians face a new age: the report of the Commission of Appraisal.'' American Unitarian Association. ed. Frederick May Eliot, Harlan Paul Douglass - 1936 "Chapter III CHURCH GROWTH AND DECLINE DURING THE LAST DECADE Year Book data permit the calculation of growth or decline in membership for 297 Unitarian churches which existed throughout the last decade and ..."</ref><ref>[[Charles Lippy]] ''Faith in America: Changes, Challenges, New Directions p2 2006 "However, when the national interest in novel religious forms waned by the mid- nineteenth century, Unitarianism and Universalism began to decline.2 For the vast majority of religious bodies in America, growth continued unabated;"</ref>
== Ayat-ayat Alkitab yang dianggap bertentangan dengan Tritunggal ==

Di antara ayat-ayat [[Alkitab]] yang dikutip para penentang Tritunggal adalah ayat-ayat yang menyatakan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu [[Allah Bapa]]. Ayat-ayat lainnya menyatakan bahwa Yesus adalah seorang manusia biasa. Meskipun para penganut Tritunggal berpendapat bahwa kontradiksi-kontradiksi tersebut adalah bukti dari [[misteri]] dan [[paradoks]] dari Tritunggal itu sendiri, anti-Tritunggal berargumen bahwa sedikit sekali—jika bukan sama sekali tidak ada—ayat-ayat Alkitab yang mendukung Tritunggal. Berikut adalah sebagian dari daftar yang dianggap bertentangan dengan konsep Tritunggal.
== Poin-poin perbedaan pendapat ==
Kaum Kristen nontrinitarian penganut Arian ataupun Semi-Arian bersikeras bahwa bukti-bukti dari Kitab Suci lebih cenderung ke arah [[Subordinasionisme]], dengan merujuk pada ketundukan sepenuhnya Putra kepada Bapa, dan supremasi Bapa atas Putra dalam setiap aspek. Mereka memahami dan mengakui peringkat Putra yang mulia dan tinggi, di sebelah kanan Allah, namun mengajarkan bahwa Bapa tetap lebih besar daripada Putra dalam segala hal.

Kalangan nontrinitarian mengakui peranan penting Bapa, Putra, dan Roh dalam penciptaan dan keselamatan, tetapi bagi mereka hal itu sendiri belum tentu membuktikan kalau ketiganya setara dan sama kekalnya. Mereka juga berpendapat bahwa satu-satunya nomor yang secara jelas dihubungkan pada Allah di dalam Alkitab (baik Perjanjian Lama maupun Baru) adalah nomor "satu", dan Trinitas, secara harfiah berarti ''satu set dari tiga'', mengaitkan suatu ketritunggalan yang setara kepada Allah yang tidak tercantum secara eksplisit di dalam Alkitab.

=== Dukungan kitab suci ===
Para kritikus berpendapat bahwa Trinitas, sebagai suatu ajaran yang dideskripsikan sebagai fundamental, tidak memiliki dukungan secara langsung dari Kitab Suci. Para pembelanya menyatakan bahwa doktrin itu tidak dinyatakan secara langsung dalam Perjanjian Baru, tetapi merupakan suatu interpretasi dari elemen-elemen yang terkandung di dalamnya yang dipandang sebagai mengimplikasikan doktrin yang baru dirumuskan pada abad ke-4. Karenanya [[William Barclay (teolog)|William Barclay]], seorang pendeta [[Gereja Skotlandia]], mengatakan: "Adalah penting dan berguna untuk mengingat bahwa kata Trinitas sendiri bukanlah suatu kata Perjanjian Baru. Ini bahkan benar setidaknya dalam satu hal jika mengatakan bahwa doktrin Trinitas bukanlah doktrin langsung Perjanjian Baru. Ini lebih merupakan suatu kesimpulan serta suatu interpretasi dari pemikiran dan bahasa Perjanjian Baru."<ref name=Barclay>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=bBOqGJc6tpcC&pg=PA201&dq=Trinity+%22new+testament%22&hl=en&sa=X&ei=NqxaUrG6IsmThQeej4CwAQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Trinity%20%22new%20testament%22&f=false|title=The Apostles' Creed|accessdate=5 March 2015}}</ref> ''New Catholic Encyclopedia'' mengatakan: "Doktrin Tritunggal Mahakudus tidak diajarkan [secara eksplisit] dalam [Perjanjian Lama]", "Formulasi 'satu Allah dalam tiga Pribadi' belum secara solid ditetapkan [oleh suatu konsili]...sebelum akhir abad ke-4".<ref>''New Catholic Encyclopedia'' (1967) Volume XIV p.299</ref>

Demikian pula, ''Encyclopedia Encarta'' menyatakan: "Doktrin tersebut tidak diajarkan secara eksplisit dalam Perjanjian Baru, tempat kata Allah hampir selalu mengacu kepada Bapa. [...] Istilah ''trinitas'' pertama kali digunakan pada abad ke-2, oleh seorang teolog Latin bernama Tertulianus, namun konsep tersebut dikembangkan dalam proses perdebatan mengenai kodrat Kristus [...]. Pada abad ke-4, doktrin tersebut akhirnya diformulasikan".<ref>John Macquarrie, "Trinity," ''Microsoft Encarta Reference Library 2005''. © 1993-2004 Microsoft Corporation. Retrieved on March 31, 2008.</ref> ''[[Encyclopædia Britannica]]'' mengatakan: "Baik kata Trinitas ataupun doktrin eksplisitnya tidak tampak dalam Perjanjian Baru, Yesus dan para pengikut-Nya juga tidak bermaksud untuk mempertentangkan [[Shema Yisrael|Shema]] dalam Perjanjian Lama: "Dengarlah, hai orang Israel: {{TUHAN}} itu Allah kita, {{TUHAN}} itu esa" (Ulangan 6:4). [...] Doktrin tersebut berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak kontroversi. [...] pada akhir abad ke-4, di bawah kepemimpinan [[Basil dari Kaisarea|Basilius dari Kaisarea]], [[Gregorius dari Nyssa]], dan [[Gregorius dari Nazianzus]] (Para Bapa Kapadokia), doktrin Trinitas sejak saat itu secara substansial mendapatkan bentuk yang telah dipeliharanya."<ref>"Trinity," ''[[Encyclopædia Britannica 2004 Ultimate Reference Suite DVD]]''. Retrieved on March 31, 2008.</ref> ''[[Anchor Bible Series|Anchor Bible Dictionary]]'' menyatakan: "Orang tidak menemukan dalam PB paradoks trinitarian tentang koeksistensi Bapa, Putra, dan Roh dalam suatu kesatuan ilahi."<ref>Jouette M. Bassler, "God in the NT", ''The Anchor Bible Dictionary'', Doubleday, New York 1992, 2:1055.</ref>

Berbicara tentang pengembangan teologis yang resmi, seorang sejarawan Katolik bernama Joseph F. Kelly menuliskan: "Alkitab mungkin tidak menggunakan kata 'Trinitas', tetapi sering menyebutkan Allah Bapa; Injil Yohanes menekankan keilahian Putra; beberapa kitab Perjanjian Baru menganggap ilahi Roh Kudus. Para teolog kuno tidak menyalahi ajaran biblis tetapi berusaha untuk mengembangkan implikasinya. ... Argumen-argumen kuat [Arius] memaksa orang Kristen lainnya untuk menyempurnakan pemikiran mereka mengenai Trinitas. Dalam dua konsili ekumenis, Nicea I pada tahun 325 dan Konstantinopel I pada tahun 381, Gereja secara keseluruhan mendefinisikan Trinitas dengan cara yang sekarang begitu akrab bagi kita dari Syahadat Nicea. Hal ini menunjukkan contoh terbaik pengembangan doktrin. Alkitab mungkin tidak menggunakan kata 'Trinitas', tetapi teologi trinitarian tidak bertentangan dengan Alkitab. Sebaliknya, umat Katolik percaya bahwa trinitarianisme mengembangkan secara saksama suatu ajaran biblis bagi generasi-generasi berikutnya."<ref name=Kelly>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=gkJshoHbcpkC&pg=PA5&dq=%22biblical+teaching+for+later+generations%22&hl=en&sa=X&ei=5LRaUtL7GOih7Ab-wICoAw&redir_esc=y#v=onepage&q=%22biblical%20teaching%20for%20later%20generations%22&f=false|title=An Introduction to the New Testament for Catholics|accessdate=5 March 2015}}</ref>

=== Pertanyaan atas dugaan kesetaraan keilahian Yesus ===
{{Refimprove section|date=November 2011}}
{{Religious text primary|date=Maret 2012}}

Kalangan nontrinitarian seperti [[Saksi-Saksi Yehuwa]] menunjuk ayat-ayat yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kalau Yesus secara eksplisit menyatakan bahwa "Bapa lebih besar" daripada Yesus (Yoh. 14:28).<ref name="mostholyfaith"/> Kalangan nontrinitarian berargumen bahwa Yesus menolak kemahatahuan sebagai Putra (Yoh. 8:28; Mrk. 13:32), bahwa Yesus "belajar menjadi taat" (Ibr. 5:8); mempertanyakan yang disebut "baik" untuk menghormati Allah dalam kisah orang muda yang kaya (Mat. 19:16-17); mengatakan bahwa dalam Kitab Suci hanya Bapa yang disebut sebagai "satu Allah", dan "yang daripada-Nya berasal segala sesuatu" (1 Kor. 8:6); bahwa Kristus sebagai Putra disebut "yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan" (Kol. 1:15) dan "permulaan dari ciptaan Allah" (Why. 3:14); bahwa Yesus disebut naik kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh. 20:17) dan bahwa Yesus menyebut Bapa sebagai "satu-satunya Allah yang benar" (Yoh. 17:3).

Selain itu, Yesus mengutip Ul. 6:4 ketika mengatakan dalam Mrk. 12:29 {{"'}}Hukum yang terutama ialah: [[Shema Yisrael|Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa]].{{'"}} Telah dinyatakan{{By whom|date=Maret 2012}} bahwa Mrk. 12 dalam bahasa Yunani aslinya tidak terdapat "pengubah jamak" untuk kata Yunani "esa" (eis), maka yang tercantum dalam Mrk. 12 hanyalah "esa" dalam bentuk tunggal maskulin. Dan karenanya tidak ada alasan valid untuk meyakini bahwa kata Yunani untuk "esa" dalam Ul. 6 ("echad") berarti "esa plural", sebaliknya hanya sekadar "esa" (satu) numerik.

Berkenaan dengan Perjanjian Baru, seorang Katolik dan trinitarian bernama [[Raymond E. Brown]] menuliskan bahwa Mrk. 10:18, Mat. 27:46, Yoh. 20:17, Ef. 1:17, 2 Kor. 1:3, 1 Ptr. 1:3, Yoh. 17:3, 1 Kor. 8:6, Ef. 4:4-6, 1 Kor. 12:4-6, 2 Kor. 13:14, 1 Tim. 2:5, Yoh. 14:28, Mrk. 13:32, Fil. 2:5-10, dan 1 Kor. 15:24-28 adalah "teks-teks yang tampaknya menyiratkan bahwa gelar Allah tidak digunakan untuk Yesus" serta merupakan "bukti negatif yang sering kali cenderung diabaikan dalam perlakuan Katolik terhadap subjek tersebut"; bahwa Gal 2:20, Kis. 20:28, Yoh. 1:18, Kol. 2:2, 2 Tes. 1:12, 1 Yoh. 5:20, Rom. 9:5, dan 2 Ptr. 1:1 merupakan "teks-teks yang, dengan alasan sintaksis atau varian tekstual, penggunaan 'Allah' untuk Yesus adalah meragukan"; bahwa Ibr. 1:8-9, Yoh. 1:1, dan Yoh. 20:28 merupakan "teks-teks yang jelas menyebut Yesus sebagai Allah".<ref>{{cite web|url=http://www.ts.mu.edu/readers/content/pdf/26/26.4/26.4.1.pdf|title=Theological Studies|accessdate=5 March 2015}}</ref>

Kalangan trinitarian (yang meyakini bahwa Yesus Kristus berbeda dengan Allah Bapa), dan kalangan nontrinitarian yang meyakini kalau Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahakuasa (misalnya kalangan [[Sabellianisme|Modalis]]), mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut didasarkan pada eksistensi Yesus sebagai [[Anak Allah|Putra Allah]] dalam daging manusia; bahwa Yesus karenanya adalah Allah sekaligus manusia, yang menjadi "sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat ... bagi semua manusia" (Ibr. 2:6-9) dan bahwa Yesus mengalami pencobaan sebagaimana manusia, tetapi tidak melakukan dosa (Ibr. 4:14-16).

Beberapa kalangan nontrinitarian membantah kalau Putra memiliki keterbatasan hanya selama kehidupan di dunia dengan mengutip "Kepala dari Kristus ialah Allah" (1 Kor. 11:3), menempatkan Yesus dalam suatu posisi inferior dibandingkan Bapa sekalipun setelah Yesus bangkit dan ditinggikan. Mereka juga mengutip Kis. 5:31 dan Fil. 2:9, yang mengindikasikan bahwa Yesus dimuliakan dan ditinggikan setelah naik ke surga, serta Ibr. 9:24, Kis. 7:55, dan 1 Kor. 15:24, 28, sehubungan dengan Yesus sebagai pribadi yang berbeda di surga, tetap dengan posisi yang lebih rendah dari Bapa, setelah kenaikan Kristus.

==== Pandangan tentang ayat-ayat kitab suci yang diduga trinitarian ====
Kalangan nontrinitarian seperti Saksi-Saksi Yehuwa berpendapat bahwa seseorang yang benar-benar berusaha untuk mengetahui kebenaran tentang Allah tidak akan menelusuri Alkitab dengan harapan menemukan suatu teks yang dapat ia tafsirkan sesuai dengan apa yang telah ia yakini. Menurut mereka, patut diperhatikan sejak awal bahwa teks-teks tersebut digunakan sebagai "bukti" kalau Trinitas tidak secara eksplisit mengajarkan kesetaraan ataupun kekekalan yang sama dalam formulasi yang jelas, dan juga bahwa kebanyakan ayat tersebut sebenarnya hanya menyebutkan dua pribadi, bukan tiga; dengan demikian kalangan nontrinitarian mengatakan bahwa sekalipun penjelasan trinitarian atas teks-teks itu benar, hal ini tidak membuktikan kalau Alkitab mengajarkan Trinitas.<ref>Reasoning from Scriptures, Watch Tower bible and tract society page 411 para 4</ref>

===== Yohanes 1:1 =====
{{main article|Yohanes 1:1}}

[[Yohanes 1:1]] - Perbedaan pendapat mengenai ayat ini adalah seputar pembedaan antara Allah dengan [[Logos (Kekristenan)|Logos]] (atau "Firman"). Kalangan trinitarian berpendapat bahwa bagian ketiga ayat ini (Yohanes 1:1c) diterjemahkan menjadi "dan Firman itu adalah Allah", menunjuk suatu pembedaan subjek antara Allah dan Logos tetapi setara dalam kodrat.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=6JYgc2iH_skC&pg=PA62&dq=%22Word+was+God%22+commentary&hl=en&sa=X&ei=c121UrHoIKaR7AaHzoGQDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Word%20was%20God%22%20commentary&f=false|title=The Gospel According to John|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=zGr-amBm4PUC&pg=PT30&dq=%22Word+was+God%22+commentary&hl=en&sa=X&ei=Plm1Us-dKsqp0QXv2IHYDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Word%20was%20God%22%20commentary&f=false|title=John (Understanding the Bible Commentary Series)|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>[https://books.google.com/books?id=rVkt20rhM9wC&pg=PT1356&dq=%22Word+was+God%22+commentary&hl=en&sa=X&ei=Plm1Us-dKsqp0QXv2IHYDQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Word%20was%20God%22%20commentary&f=false Earl Radmacher, ''Nelson's New Illustrated Bible Commentary'' (Thomas Nelson Inc. 1999)] ISBN 978-1-4185-8734-5</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=RZg7yJva7LgC&pg=PT11&dq=Gundry+identical+distinguishable&hl=en&sa=X&ei=d1i1UqWbCsaS7Aa1sYH4Dw&redir_esc=y#v=onepage&q=Gundry%20identical%20distinguishable&f=false|title=Commentary on John (Commentary on the New Testament Book #4)|accessdate=5 March 2015}}</ref> Beberapa kalangan nontrinitarian (khususnya Saksi-Saksi Yehuwa) berpendapat bahwa frasa [[bahasa Yunani Koine|Yunani Koine]] tersebut (''"kai theos ên ho logos"'') seharusnya diterjemahkan menjadi "dan Firman itu adalah suatu allah", atau sebagai apa yang mereka anggap terjemahan kata-demi-kata yang lebih harfiah sehingga menjadi "dan suatu Allah adalah Firman itu", mendasarkannya pada anggapan bahwa bagian tersebut merupakan contoh suatu ''[[artikula|anarthous]]'', yaitu, ''"theos"'' tidak memiliki artikel yang pasti, artinya penggunaan kata itu tidak terbatas - "suatu allah", yang dapat mengindikasikan Allah Yang Mahakuasa ataupun suatu makhluk ilahi secara umum. Kalangan nontrinitarian juga berpendapat bahwa jika penulis [[Injil Yohanes]] ingin mengatakan "dan Firman itu adalah Allah" maka ia seharusnya menuliskan ''"kai ho theos ên ho logos"'', tetapi ia tidak melakukannya. Dengan cara demikian, kalangan nontrinitarian berpendapat bahwa Logos harus dianggap sebagai pra-eksistensi Yesus, yang sebenarnya berbeda dengan Allah. Karenanya argumen mereka adalah perbedaan antara Logos dengan Bapa tidak hanya dalam hal "pribadi", tetapi juga dalam hal "theos".<ref name="Reconsideration of Trinity Doctrine by Patrick Navas">Patrick Navas - [https://books.google.com/books?id=p_gezuVvXBgC&pg=PA267&lpg=PA267&dq=a+distinction+in+terms+of+theos&source=bl&ots=gpKyFG9ITA&sig=GC2Ws62vNukMUVHW8KmrIxIsFRY&hl=en&sa=X&ei=uRafUbnxCIbj4AOEu4HoCg&ved=0CDwQ6AEwAw#v=onepage&q=a%20distinction%20in%20terms%20of%20theos&f=false Divine Truth Or Human Tradition?: A Reconsideration Of The Orthodox Doctrine Of The Trinity in Light of the Hebrew and Christian Scriptures] - AuthorHouse, 2007, 2011 - p 267.</ref>{{Self-published source|date=November 2014}}<ref>[http://onlytruegod.org/defense/john1.1c.htm JOHN 1:1c: "God," "divine" or "a god" ?] - onlytrugod.org. Retrieved 24 November 2014.</ref><ref name="Kaiser - Doctrine of God">Kaiser, Dr. Christopher B., ''The Doctrine of God, A Historical Survey - Foundations For Faith'' - Westchester: Crossway Books, 1982, p. 31.</ref> Yang berarti bahwa bukan hanya mereka adalah pribadi berbeda, tetapi juga "Allah-Allah" yang berbeda, mengingat kenyataan bahwa munculnya "theos" kedua adalah suatu kata benda tak terbatas; dan bahwa hanya Bapa yang diperlakukan sebagai "Theos" absolut dalam Yohanes 1:1. Argumennya adalah hanya satu pribadi yang benar-benar disebut sebagai Allah Yang Mutlak, "ho Theos", dalam Yohanes 1:1, hakikat pribadi tersebut hanyalah Bapa, bukan Logos.<ref name="Reconsideration of Trinity Doctrine by Patrick Navas"/>{{Self-published source|date=November 2014}}<ref name="Kaiser - Doctrine of God"/> Alternatifnya, kalangan yang lain berpendapat bahwa frasa Yunani tersebut seharusnya diterjemahkan menjadi "dan Logos adalah ilahi" (memperlakukan ''theos'' sebagai suatu kata sifat), dan hakikat Logos ditafsirkan sebagai "rencana" atau "penalaran" demi keselamatan. Dengan demikian, menurut kalangan Modalis, ketika "Firman itu telah menjadi manusia" di dalam Yoh. 1:14, tidak untuk ditafsirkan sebagai suatu pra-eksistensi Yesus yang [[inkarnasi|menjelma]], tetapi lebih sebagai "rencana" atau "budi yang kekal" dari Allah yang terwujud dalam kelahiran manusia Yesus. Kalangan lainnya masih mempertimbangkan suatu terjemahan yang lebih sesuai atas ayat tersebut, menjadi "dan siapa Allah adalah Firman itu".<ref>{{Cite book|title = The NET Bible|last = |first = |publisher = Biblical Studies Press|year = 2005|isbn = 9780737501117|location = |pages = |url = https://lumina.bible.org/bible/John+1}}</ref>

===== Yohanes 10:30 =====
[[Yohanes 10]]:30 - Kalangan nontrinitarian seperti Arian meyakini bahwa ketika Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu," tidak berarti bahwa mereka benar-benar "satu substansi", atau "satu Allah", ataupun setara dan sama kekalnya, namun lebih kepada, menurut konteksnya, penggembalaan 'domba-domba', Yesus dan Bapa adalah "satu" dalam ''karya pastoral''. Pemikiran tersebut berarti suatu "kesatuan tujuan" dalam penyelamatan 'domba-domba'. Kalangan Arian juga mengutip Yoh. 17:21 yang menuliskan doa Yesus bagi para murid: "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita", dengan tambahan "supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu". Mereka menunjukkan bahwa Yesus menggunakan kata Yunani yang sama (''hen'') untuk kata "satu" di semua kasus itu dan menyatakan bahwa Yesus tidak berharap agar para pengikut-Nya secara harfiah menjadi "satu" entitas, atau "satu dalam substansi", antara satu dengan yang lainnya, atau dengan Allah, maka mereka menganggap bahwa Yesus juga tidak berharap para pendengar-Nya untuk berpikir bahwa Ia dan Allah Bapa adalah "satu" entitas. Kalangan Arian bersikeras bahwa kesatuan dalam konteks tersebut berarti satu kesatuan dalam tujuan, kasih, misi, dan karya ilahi.

===== Yohanes 20:28-29 =====
[[Yohanes 20]]:28-29 - "Tomas menjawab Dia: 'Ya Tuhanku dan Allahku!' Kata Yesus kepadanya: 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.{{'"}} Karena [[Tomas]] menyebut Yesus "Allah", pernyataan Yesus dibuat untuk mendukung penegasan Tomas. Kalangan nontrinitarian umumnya beralasan bahwa adalah masuk akal kalau Tomas menyebut Tuhan Yesus dan kemudian Bapa. Menurut mereka, kemungkinan jawaban lain adalah bahwa Yesus sendiri mengatakan, "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (Yoh. 10:34) dengan mengacu pada Mzm. 82:6-8. Kata "allah" dalam ayat 6 dan "Allah" dalam ayat 8 merupakan kata Ibrani yang sama ("'elohim"),<ref name="biblicalheritage.org">{{Cite web |url=http://www.biblicalheritage.org/Linguistic/HL/1-A/-elohiym.htm |title=Salinan arsip |access-date=2016-09-12 |archive-date=2009-10-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091029040650/http://www.biblicalheritage.org/Linguistic/HL/1-A/-elohiym.htm |dead-url=yes }}</ref> yang berarti, "allah dalam pengertian umum; namun secara khusus digunakan (dalam bentuk jamak karenanya, terutama dengan artikel) untuk Allah mahatinggi; kadang-kadang diterapkan sebagai penghormatan kepada para magistrat; dan terkadang sebagai suatu superlatif",<ref>{{cite web|url=http://strongsnumbers.com/hebrew/430.htm|title=Strong's Hebrew: 430. אֱלֹהִים (elohim) -- God, god|accessdate=5 March 2015}}</ref> namun dapat juga secara umum merujuk pada kekuasaan dan penguasa, atau sebagai "Allah, allah/dewa, allah-allah, para penguasa, hakim, ataupun malaikat",<ref name="biblicalheritage.org"/> dan juga sebagai "yang ilahi, dewi, yang seperti allah".<ref>{{cite web|url=http://www.biblestudytools.net/Lexicons/Hebrew/heb.cgi?number=0430|title=Old Testament Hebrew Lexicon|work=Bible Study Tools}}</ref>

===== 2 Korintus 13:14 =====
[[2 Korintus 13]]:14 - "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." Ayat ini dijadikan argumen oleh kalangan trinitarian bahwa karena "Bapa, Putra, dan Roh Kudus" secara sekaligus disebutkan bersama dalam doa [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] demi Kasih karunia bagi semua orang percaya, dan tentunya penting demi keselamatan, maka ketiganya tentu membentuk satu Ketuhanan tritunggal, dan karenanya harus setara dan sama kekalnya. Kalangan nontrinitarian seperti Arian menanggapi bahwa mereka tidak setuju jika ketiganya diperlukan demi keselamatan dan kasih karunia (rahmat), dan ayat ini tidak secara eksplisit mengatakan bahwa ketiganya setara dan sama kekal, ataupun harus demikian. Mereka berargumen kalau hal itu hanyalah suatu asumsi logis bahwa hanya karena ketiganya disebutkan bersama-sama dan adalah penting, maka ketiganya harus ''[[ipso facto]]'' membentuk satu Ketuhanan yang setara.<ref>{{cite web|url=http://sonofyah.wordpress.com/2010/10/09/2-cor13-14/|title=2 Corinthians 13:14 – Trinity? - The Son of Jehovah|work=The Son of Jehovah|accessdate=5 March 2015}}</ref>

===== Filipi 2:5-6 =====
[[Filipi 2]]:5-6 - "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan" (TB). Kata yang diterjemahkan dalam [[Terjemahan Baru]] sebagai "milik yang harus dipertahankan" adalah ἁρπαγμόν. Terjemahan dalam bahasa Inggris atas kata tersebut diperlihatkan dalam [[Holman Christian Standard Bible]]: "''Make your own attitude that of Christ Jesus, who, existing in the form of God, did not consider equality with God as something to be used for His own advantage''" [atau "''to be grasped''", atau "''to be held on to''"].<ref>{{Bibleverse||Philippians|2:5-6|HCSV}}</ref> Terjemahan dalam [[Alkitab Raja James]] (KJV) menyebutkan: "''Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God.''"<ref>{{Bibleverse||Philippians|2:5-6|KJV}}</ref> Seorang komentator daring mengkritik KJV karena menyampaikan suatu pemikiran yang menurutnya bertentangan dengan apa yang sebenarnya dikatakan, dan berpendapat bahwa teks tersebut seharusnya: "''Let this mind be in you, which also was in Christ Jesus, who, being in the form of God, did not consider equality with God as something to be grasped after''".<ref>{{cite web|url=http://www.goingtojesus.com/topic_bible.html?tname=tft12-27|title=ERRORS IN THE KING JAMES VERSION NO. 4 - ROBBERY - Going to Jesus.com|accessdate=5 March 2015}}</ref>

===== Ibrani 9:14 =====
[[Ibrani 9]]:14 – "Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Kebanyakan kalangan nontrinitarian mengakui bahwa Roh Kudus tidak memiliki awal, tetapi meyakini bahwa Roh Kudus bukan sungguh-sungguh pribadi sebagaimana Bapa. Mereka juga setuju kalau ketiganya penting, tetapi bersikeras bahwa jelas Allah Bapa adalah pokok, dan yang menjadi tujuan akhir seseorang, dan karenanya, kendati semuanya ilahi dan penting, "Allah [Bapa] yang hidup" tetap lebih besar daripada kedua entitas lainnya. Dan bahwa suatu "trinitas yang setara" tetap saja tidak diajarkan secara eksplisit di dalam ayat ini, tetapi sekadar disimpulkan ataupun diasumsikan.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=27YaIzmqaggC&pg=PA115&lpg=PA115&dq=eternal+spirit+hebrews+9+not+trinitarian+proof&source=bl&ots=QaxyXvksY_&sig=20Tw65JVJuY8Tq-9Lh0r6pj6vLU&hl=en&sa=X&ei=c-zAUbOrHo3W0gG-noH4Cw&ved=0CDgQ6AEwAg#v=onepage&q=eternal%20spirit%20hebrews%209%20not%20trinitarian%20proof&f=false|title=Is God a Trinity?|accessdate=5 March 2015}}</ref>

=== Terminologi ===
{{Refimprove section|date=Juli 2010}}

Kalangan nontrinitarian menyatakan bahwa doktrin Trinitas bersandar pada terminologi non-Biblika, bahwa istilah "Trinitas" tidak terdapat dalam Kitab Suci dan nomor tiga tidak pernah dengan jelas dikaitkan secara pasti dengan Allah, selain di dalam [[Comma Johanneum]] yang autentisitasnya diperdebatkan. Mereka berpendapat bahwa satu-satunya nomor di dalam Alkitab yang jelas diatribusikan kepada Allah adalah satu, dan bahwa Trinitas, secara harfiah berarti tiga-dalam-satu, mengaitkan suatu ketritunggalan yang setara kepada Allah yang tidak secara eksplisit tercantum dalam Alkitab.

Kalangan nontrinitarian menyebutkan contoh-contoh istilah lainnya yang tidak ditemukan di dalam Alkitab; beberapa "pribadi" sehubungan dengan Allah, yaitu istilah "[[Allah Anak]]" ("Allah Putra"), "[[Allah-manusia (Kekristenan)|Allah-Manusia]]", "[[Roh Kudus (Kekristenan)#Allah Roh Kudus|Allah Roh Kudus]]", "Putra yang kekal", dan "[[Tritunggal#Hubungan asal dari kekekalan|diperanakkan dalam kekalan]]". Kendali istilah trinitarianisme [[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]] (pribadi) ditemukan dalam Alkitab, namun hanya digunakan sekali untuk mengacu pada Allah<sup>Ibr. 1:3</sup> yang menyatakan bahwa Yesus adalah "gambar wujud [pribadi] Allah". Alkitab tidak secara eksplisit menggunakan istilah tersebut dalam kaitannya dengan Roh Kudus ataupun secara eksplisit menyebutkan kalau Putra memiliki suatu hipostasis yang berbeda dengan Bapa.

[[Konsili Nicea I]] menyertakan dalam Kredonya istilah utama ''[[Homoousion|homoousios]]'' (dari esensi yang sama), yang juga digunakan oleh [[Konsili Kalsedon]] untuk menyampaikan [[konsubstansialitas]] ganda Kristus, "yang sehakikat (konsubstansial) dengan Bapa dalam keilahian-Nya dan sehakikat dengan kita dalam kemanusiaan-Nya".<ref>{{cite web|url=http://pages.uoregon.edu/sshoemak/321/texts/chalcedonian_definition.htm|title=The Chalcedonian Definition|accessdate=5 March 2015}}</ref> Kalangan nontrinitarian menerima apa yang ditulis Pier Franco Beatrice: "Tesis utama dari makalah ini adalah bahwa ''homoousios'' datang langsung dari latar belakang [[Hermetisisme|Hermetik]] [[Konstantinus Agung|Konstantinus]]. [...] Pemanggilan Plato kembali oleh Konstantinus adalah sekadar suatu nama yang digunakan untuk menyelubungi secara tepat teologi Hermetik dan Mesir "konsubstansialitas" dari Logos-Putra dengan Nous-Bapa, memanfaatkan suatu argumen apologetik tradisional. Pada tahun-tahun merebaknya [[kontroversi Arian]], [[Lactantius|Laktansius]] mungkin telah memainkan suatu peran yang menentukan dalam mempengaruhi interpretasi Hermetik Konstantinus atas teologi Plato dan sebagai konsekuensinya keputusan sang kaisar untuk menyisipkan ''homoousios'' dalam [[Kredo Nicea]]."<ref>[http://noemon.net/noesis/The%20word%20Homoousios%20from%20Hellenism%20to%20Christianity.pdf ''The Word'' "Homoousios" ''from Hellenism to Christianity''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110723224453/http://noemon.net/noesis/The%20word%20Homoousios%20from%20Hellenism%20to%20Christianity.pdf |date=2011-07-23 }}, by P.F. Beatrice, ''Church History,'' Cambridge University Press on behalf of the American Society of Church History, Vol. 71, No. 2, (Jun., 2002), pp. 243-272. (retrieved @ noemon.net) {{wayback|url=http://noemon.net/noesis/The%20word%20Homoousios%20from%20Hellenism%20to%20Christianity.pdf |date=20110723224453 }}</ref>

Kalangan trinitarian memandang ketiadaan kata aktual "Trinitas" dan istilah-istilah lain terkait Trinitas di dalam Alkitab sebagai suatu hal yang tidak lebih berarti daripada ketiadaan kata "monoteisme", "kemahakuasaan", "keesaan", "Pentakostal", "apostolik", "inkarnasi" di dalam Alkitab, dan bahkan kata "Alkitab" itu sendiri.<ref>{{cite web|url=http://carm.org/christianity/christian-doctrine/word-trinity-not-bible|title=The word Trinity is not found in the Bible|work=CARM - The Christian Apologetics & Research Ministry|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=J4fZeuyXWXEC&pg=PA222&dq=trinity+word+%22not+in+the+Bible%22+incarnation+omnipotence&hl=en&sa=X&ei=T_C2UvnNManA7AaSqYC4CQ&ved=0CDEQ6AEwAA#v=onepage&q=trinity%20word%20%22not%20in%20the%20Bible%22%20incarnation%20omnipotence&f=false|title=The Voice...|accessdate=5 March 2015}}</ref> Mereka juga berargumen bahwa, "sekalipun kata ''Trinitas'' tidak terdapat dalam Alkitab, substansi doktrin tersebut pastinya alkitabiah".<ref name=Barclay/><ref name=Kelly/><ref>{{cite web|url=http://irr.org/biblical-basis-of-doctrine-of-trinity-introduction|title=Institute for Religious Research - The Biblical Basis of the Doctrine of the Trinity - Introduction|work=Institute for Religious Research|accessdate=5 March 2015}}</ref>

=== Roh Kudus ===
{{for|Penggunaan istilah ini dalam agama-agama lain|Roh Kudus}}
{{see also|Roh Kudus (variasi-variasi denominasional Kristen)}}

Pandangan-pandangan nontrinitarian mengenai Roh Kudus berbeda dalam cara-cara tertentu dengan doktrin Kristen arus utama dan umumnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berbeda. Menurut tradisi, kebanyakan ayat kitab suci yang digunakan untuk mendukung pandangan mengenai Trinitas mengacu pada [[Allah Bapa|Bapa]] dan [[Yesus|Putra]], bukan pada [[Roh Kudus]].

==== Unitarianisme dan Arianisme ====
Kelompok-kelompok dengan teologi [[Unitarianisme|Unitarian]] seperti [[Socinianisme|Socinian]], [[General Assembly of Unitarian and Free Christian Churches|Gereja Unitarian]] dari abad ke-19, dan [[Kristadelfian]], memahami Roh Kudus bukan sebagai suatu pribadi tetapi sebagai salah satu aspek kuasa Allah.<ref>''The Unitarian: a monthly magazine of liberal Christianity'' ed. Jabez Thomas Sunderland, Brooke Herford, Frederick B. Mott - 1893 "We believe in the Holy Spirit, man's sole reliance for guidance, safety, or salvation, not as a separate person, entity, reality, or consciousness, existent apart from man or God, but as the recognizing sympathetic inter-communication in love between God and the human soul, the direct converse or communion of man's consciousness with Deity."</ref> Kristadelfian meyakini bahwa frasa ''Roh Kudus'' mengacu pada budi/karakter atau kuasa Allah, tergantung konteksnya.<ref name="TrinityTrueOrFalse">{{cite book | last = Broughton | first = James H. | authorlink = | author2 = Peter J Southgate | title = The Trinity: True or False? | publisher = The Dawn Book Supply | location = UK | pages = | url = http://www.biblelight.org/trin/trinind.htm | doi = | id = | isbn = | access-date = 2016-09-12 | archive-date = 2011-11-18 | archive-url = https://web.archive.org/web/20111118003323/http://www.biblelight.org/trin/trinind.htm | dead-url = yes }}</ref>

Walaupun [[Arius]] sendiri meyakini bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi ataupun Malaikat berperingkat tinggi, yang memiliki suatu awal mula, kalangan [[Arianisme|Arian]] ataupun [[Semi-Arianisme|Semi-Arian]] seperti [[Dawn Bible Students Association]] dan [[Saksi-Saksi Yehuwa]], sama seperti kelompok-kelompok Unitarian, meyakini bahwa Roh Kudus adalah bukan suatu pribadi yang sebenarnya tetapi adalah "kuasa bertindak" Allah, "energi" atau "napas" ilahi, yang tidak memiliki awal mula, yang digunakan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Biasanya mereka tidak menggunakan huruf besar pada istilah tersebut.<ref name="Awake! Is the Holy Spirit a Person?">{{cite journal|journal=Awake!|title=Is the Holy Spirit a Person?|date=July 2006|pages=14–15|quote=In the Bible, God’s Holy Spirit is identified as God’s power in action. Hence, an accurate translation of the Bible’s Hebrew text refers to God’s spirit as “God’s active force.”}}</ref> Mereka mendefinisikan Roh Kudus sebagai "tenaga aktif Allah", dan meyakini kalau Roh Kudus hanya berasal dari Bapa.<ref name="Awake! Is the Holy Spirit a Person?"/>

==== Binitarianisme ====
Penganut [[Armstrongisme]], misalnya [[Living Church of God]], meyakini bahwa Logos dan Allah Bapa setara dan sama kekalnya, tetapi mereka tidak meyakini bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi yang sebenarnya, sebagaimana Bapa dan Putra. Mereka meyakini bahwa Roh Kudus adalah Kuasa, Pikiran, atau Karakter Allah, tergantung pada konteksnya. Mereka mengajarkan, "Roh Kudus adalah benar-benar esensi, budi, hidup dan kuasa Allah. [Roh Kudus] bukanlah suatu Hakikat. Roh ini ada di dalam Bapa dan Putra, dan [[Emanasionisme|berasal]] dari Mereka ke seluruh alam semesta". Kalangan Kristen arus utama mengkarakterisasi ajaran ini sebagai bidah Binitarianisme, ajaran bahwa Allah adalah suatu "Dualitas", atau "dua-dalam-satu", bukannya tiga.<ref>[http://reluctant-messenger.com/HWA/Mystery/Chapter1.html Who and What Is God?] - ''Mystery of the Ages'' - Herbert W. Armstrong. Retrieved 19 May 2012.</ref>

==== Kelompok Modalis ====
[[Pentakostalisme Keesaan]], sebagaimana kelompok [[Sabellianisme|modalis]] lainnya, mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah suatu ''mode'' Allah, bukannya suatu pribadi yang terpisah atau berbeda dalam Ketuhanan. Mereka mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah nama lain Allah Bapa. Menurut teologi Keesaan, Roh Kudus pada dasarnya ''adalah'' Bapa, beroperasi dalam suatu manifestasi atau kapasitas tertentu. United Pentecostal Church mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan pribadi antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.<ref>Peter Althouse ''Spirit of the last days: Pentecostal eschatology in conversation'' p12 2003 "The Oneness Pentecostal stream follows in the steps of the Reformed stream, but has a modalistic view of the Godhead"</ref><ref>See under heading "The Father is the Holy Ghost" in David Bernard, The Oneness of God, Chapter 6.</ref><ref name="basic.doctrine.list.father.is.holy.ghost">See also David Bernard, ''A Handbook of Basic Doctrines'', Word Aflame Press, 1988.</ref>

Gelar "Bapa" dan "Roh Kudus" (sebagaimana gelar lainnya) tidak mencerminkan "pribadi-pribadi" terpisah di dalam Ketuhanan, tetapi lebih kepada dua cara berbeda yang di dalamnya satu Allah menyatakan diri-Nya kepada makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, menurut teologi Keesaan, ketika Perjanjian Lama berbicara tentang "Tuhan Allah" dan "Roh-Nya" sebagaimana dalam Yes. 48:16, hal tersebut tidak mengindikasikan dua "pribadi". Sebaliknya, "Tuhan" mengindikasikan Allah dalam segala transendensi dan kemuliaan-Nya, sementara "Roh Kudus" mengacu pada Roh Allah sendiri yang bergerak dan berbicara kepada sang nabi. Pandangan Keesaan adalah bahwa hal ini tidak lagi berarti dua "pribadi" sebagaimana ditunjukkan sejumlah referensi kitab suci mengenai seseorang dan roh atau jiwanya (seperti dalam Luk. 12:19) yang mengimplikasikan dua "pribadi" di dalam satu tubuh.<ref>See under "The Lord God and His Spirit," in Chapter 7 of David Bernard, [http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm The Oneness of God] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080216034825/http://ourworld.compuserve.com/homepages/pentecostal/One-Top.htm |date=2008-02-16 }}.</ref>

==== Gerakan Orang Suci Zaman Akhir ====
{{seealso|Allah dalam Mormonisme}}

Dalam [[Gerakan Orang Suci Zaman Akhir]], sekumpulan kelompok independen yang berasal dari suatu gerakan primitivis Kristen yang didirikan oleh [[Joseph Smith]] pada tahun 1830, Roh Kudus ("''Holy Ghost''", biasanya diidentikkan dengan ''Holy Spirit'')<ref>{{Cite book |last= Wilson |first= Jerry A. |contribution= Holy Spirit |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3768 |page= 651 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 |quote= The Holy Spirit is a term often used to refer to the Holy Ghost. In such cases the Holy Spirit is a personage."}}</ref> dianggap sebagai anggota tersendiri yang ketiga dari ''[[Allah dalam Mormonisme|Ketuhanan]]'' (Bapa, Putra, dan Roh Kudus),<ref>{{Cite book |last= McConkie |first= Joseph Fielding |authorlink= Joseph Fielding McConkie |contribution= Holy Ghost |contribution-url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm/ref/collection/EoM/id/3766 |pages= 649–651 |editor-last= Ludlow |editor-first= Daniel H |editor-link= Daniel H. Ludlow |year= 1992 |title= [[Encyclopedia of Mormonism]] |location= New York |publisher= [[Macmillan Publishing]] |isbn= 0-02-879602-0 |oclc= 24502140 }}</ref> dan memiliki suatu tubuh dari "roh",<ref>[http://scriptures.lds.org/en/dc/131/7-8#7 D&C 131:7-8] ("There is no such thing as immaterial matter. All spirit is matter, but it is more fine or pure, and can only be discerned by purer eyes; We cannot see it; but when our bodies are purified we shall see that it is all matter.")</ref> yang menjadikan-Nya tidak seperti Bapa dan Putra yang dikatakan memiliki tubuh-tubuh "senyata [tubuh] manusia".<ref name="DC130_22">[http://scriptures.lds.org/en/dc/130/22#22 D&C 130:22].</ref> Menurut doktrin mereka, Roh Kudus diyakini sebagai suatu pribadi,<ref name="DC130_22"/><ref>{{citation |url= http://www.lds.org/ensign/1974/05/the-holy-ghost?lang=eng |title= The Holy Ghost |first= Marion G. |last= Romney |authorlink= Marion G. Romney |date=May 1974 |journal= [[Ensign (LDS magazine)|Ensign]]}}</ref> dengan suatu tubuh dari roh, mampu merasuki seluruh dunia.<ref name="MillennialStarXII">{{cite book |title= Millennial Star |volume= XII |date= October 15, 1850 |pages= 305–309 |url= http://contentdm.lib.byu.edu/cdm4/document.php?CISOROOT=/MStar&CISOPTR=2051&REC=12&CISOSHOW=2013 |accessdate= March 30, 2011}}</ref>

Gerakan Orang Suci Zaman Akhir meyakini bahwa Roh Kudus adalah bagian dari "Sidang Ilahi", tetapi Bapa lebih besar daripada Putra maupun Roh Kudus dalam hal posisi dan otoritas, bukan dalam hal kodrat (mereka sama-sama memiliki kesetaraan kodrat "Allah").<ref name="MillennialStarXII"/> Menurut ajaran resmi mereka, Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah tiga entitas dengan kesadaran diri masing-masing, terpisah secara ontologis, sama-sama memiliki suatu kodrat "Allah" yang berbeda dengan kodrat "manusia", yang adalah "Satu Allah" dalam suatu pengertian nonmatematis (sama seperti seorang suami dan istrinya seharusnya menjadi "satu" dalam suatu pengertian nonmatematis). Karena hal ini, beberapa kalangan memandang teologi Orang Suci Zaman Akhir sebagai salah satu bentuk "triteisme".

Bagaimanapun, sejumlah [[Daftar denominasi dalam gerakan Orang Suci Zaman Akhir|denominasi Orang Suci Zaman Akhir]], terutama [[Community of Christ]] (denominasi Orang Suci Zaman Akhir terbesar kedua) dan [[Church of Christ (Temple Lot)|Church of Christ]] (Temple Lot),<ref>{{cite web|title=Basic Beliefs Articles of Faith and Practice|url=http://www.churchofchrist-tl.org/basicBeliefs.html|publisher=Church of Christ|accessdate=21 January 2015|archive-date=2015-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20150121163919/http://www.churchofchrist-tl.org/basicBeliefs.html|dead-url=yes}}</ref> serta denominasi-denominasi yang memisahkan diri dari Community of Christ dan Church of Christ, menganut teologi trinitarian tradisional Protestan.

==== Kelompok lainnya ====
[[Unity Church]] menginterpretasikan istilah religius Bapa, Putra, dan Roh Kudus secara [[metafisika|metafisik]], sebagai tiga aspek tindakan budi: budi, gagasan, dan ekspresi. Mereka percaya bahwa hal ini merupakan proses yang melaluinya segala manifestasi terjadi.<ref>{{Cite web |url=http://www.unitypaloalto.org/beliefs/twenty_questions.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-09-12 |archive-date=2009-05-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20090521104550/http://www.unitypaloalto.org/beliefs/twenty_questions.html |dead-url=yes }}</ref>

Sebagai suatu gerakan yang berkembang dari Kekristenan, [[gerakan Rastafari|Rastafari]] memiliki interpretasi yang unik mengenai Trinitas Kudus maupun Roh Kudus. Kendati terdapat beberapa variasi kecil, mereka umumnya menyatakan bahwa adalah [[Haile Selassie I dari Ethiopia|Haile Selassie]] yang memanifestasikan Allah Bapa dan Allah Putra, sementara Roh Kudus (atau lebih tepatnya, "''Hola''") dapat ditemukan di dalam diri orang-orang beriman Rasta (lih. '[[Iyarik|Aku dan Aku]]'), dan di dalam diri setiap manusia. Penganut Rasta juga mengatakan bahwa gereja yang sejati adalah tubuh manusia, dan bahwa gereja (atau "''struktur''") tersebut yang mengandung Roh Kudus.

=== Dialog antaragama ===
Doktrin Trinitas merupakan bagian integral dalam perbedaan pendapat antaragama dengan kedua [[agama Abrahamik]] utama yang lain, [[Yudaisme]] dan [[Islam]]; yang pertama disebutkan menolak sepenuhnya misi ilahi Yesus, dan yang terakhir disebutkan menerima Yesus sebagai seorang nabi manusia dan [[Al-Masih]] ([[Mesias]]) tetapi bukan sebagai putra Allah, kendati menerima kelahirannya dari seorang perawan. [[Pandangan Islam tentang Trinitas|Konsep tentang trinitas yang setara]] ditolak sepenuhnya, ayat-ayat [[Al-Qur'an]] menyebutkan kalau pandangan mengenai Trinitas merupakan penghujatan.<ref>{{cite book|title=The Holy Qur'an|location=4:171}}</ref>

Penolakan terhadap doktrin Trinitas mengarah pada perbandingan antara teologi nontrinitarian Yudaisme dan Islam. Sebagai contoh, pada suatu artikel tahun 1897 yang diterbitkan dalam ''[[The Jewish Quarterly Review]]'', Montefiore mendeskripsikan Unitarianisme sebagai jembatan antara Yudaisme dan Kekristenan arus utama, menyebutnya sebagai suatu "fase Yudaisme" sekaligus suatu "fase Kekristenan".<ref>{{cite journal |title=Unitarianism and Judaism in Their Relations to Each Other |first=C. G. |last=Montefiore |work=The Jewish Quarterly Review |volume=9 |number=2 |date=January 1897 |pages=240–253 |publisher=University of Pennsylvania Press |url=http://www.jstor.org/stable/1450588 |accessdate={{date|18-06-2016}} |quote=You [Unitarian Christians] have relations and points of connexion with Judaism on the one side, and with orthodox Christianity on the other. You are in a position of vantage to absorb the permanent elements of truth and value lying at your right hand and at your left. For, looked at from one point of view, though you might yourselves deny it, you constitute a phase of Judaism; looked at from another, though many Christians deny it, you are a phase of Christianity. The paradox of the one assertion to some of yourselves is no greater than the paradox of the other to many beyond your pale}}</ref> Berkenaan dengan Islam, Islam perdana pada awalnya dianggap sebagai salah satu varian dari [[Arianisme]], salah satu [[ajaran sesat|bidah]] dalam Kekristenan Ortodoks dan Katolik, oleh kaisar Bizantin pada tahun 600-an. Pada tahun 700-an, banyak penganut Arian di Spanyol yang memandang Muhammad sebagai seorang nabi. Pada pertengahan tahun 1500-an, banyak penganut unitarian [[Socinianisme|Socinian]] yang diduga memiliki kecenderungan pada Islam. Kaum Socinian memuji Islam, kendati menganggap Al-Qur'an mengandung kesalahan-kesalahan, karena keyakinannya akan kemanunggalan Allah. Bilal Cleland mengklaim bahwa "seorang penulis anonim" dalam ''Sebuah Surat Resolusi tentang Doktrin Trinitas dan Inkarnasi'' (1693) menyatakan kalau jumlah penganut Islam yang lebih banyak dan keunggulan militernya disebabkan karena lebih ketat dalam mempertahankan doktrin yang benar daripada Kekristenan arus utama.<ref name=Islam>{{cite web|url=http://tellmeaboutislam.com/islam-and-unitarians.html|first=Bilal|last=Cleland|title=Islam and Unitarians|publisher=Tell me about Islam|accessdate=16 June 2016}}</ref>

Kalangan Kristen Trinitaris meliputi sebagian besar umat beriman dalam tradisi Kristen. Karena banyak kalangan Kristen Trinitaris memandang doktrin Trinitas sebagai bagian yang tak terpisahkan dari [[Iman dalam Kekristenan|iman Kristen]], penganut Nontrinitaris sering kali tidak dipandang sebagai umat Kristen oleh penganut Trinitaris.<ref>{{cite book |last=George |first=Maya |date=2009 |title=Faith & philosophy of Christianity |url=https://books.google.com/books?id=cSVVzG4bSPcC&pg=PA72#v=onepage&q&f=false |location=Delhi |publisher=Gyan Publishing House |page=72 |isbn=9788178357201 }}</ref>

== Klaim asal mula Trinitas dari pagan ==
{{Refimprove section|date=November 2010}}
[[Berkas:Egypte louvre 066.jpg|jmpl|150px|Horus, Osiris, dan Isis]]
[[Berkas:Autel tricephale MuseeStRemi Reims 1131a.jpg|jmpl|150px|Altar yang menggambarkan suatu dewa berkepala tiga yang diidentikasi sebagai [[Lugus]].]]

Orang Mesir kuno, yang pengaruhnya pada pemikiran religius awal dianggap mendalam, biasanya meyusun dewa dan dewi mereka dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga dewa/dewi, atau trinitas: terdapat trinitas ''[[Osiris]], [[Isis]], dan [[Horus]]'', trinitas ''[[Amun]], [[Mut]], dan [[Khonsu]]'', dan trinitas ''[[Khnum]], [[Satet]], dan [[Anuket]]''.

Beberapa kalangan nontrinitarian{{who|date=November 2010}} juga mengatakan bahwa suatu hubungan antara doktrin Trinitas dengan para teolog Kristen Mesir dari [[Aleksandria]] menunjukkan kalau teologi Aleksandrian, dengan penekanannya yang kuat pada keilahian Yesus, memiliki peranan dalam menanamkan warisan religius pagan Mesir ke dalam Kekristenan. Mereka menuduh Gereja mengadopsi ajaran-ajaran Mesir tersebut setelah mengadaptasinya ke dalam pemikiran Kristen dengan memanfaatkan filsafat Yunani.<ref>'At times he forms one of a trinity in unity, with Ra and Osiris, as in Fig. 87, a god with the two sceptres of Osiris, the hawk's head of Horus, and the sun of Ra. This is the god described to Eusebius, who tells us that when the oracle was consulted about the divine nature, by those who wished to understand this complicated mythology, it had answered, "I am Apollo and Lord and Bacchus," or, to use the Egyptian names, "I am Ra and Horus and Osiris." Another god, in the form of a porcelain idol to be worn as a charm, shows us Horus as one of a trinity in unity, in name, at least, agreeing with that afterwards adopted by the Christians--namely, the Great God, the Son God, and the Spirit God.'—[[Samuel Sharpe (scholar)|Samuel Sharpe]], [https://books.google.com/books?id=8hoGAAAAQAAJ&dq=%22egyptian+mythology+and+egyptian+christianity%22&pg=PP1&ots=TvSbe5lTjq&sig=Tvt3E5dmKHgD8egTh8F-OPc-iag&hl=el&prev=http://www.google.gr/search?hl=el&q=%22Egyptian+Mythology+and+Egyptian+Christianity%22&sa=X&oi=print&ct=title&cad=one-book-with-thumbnail ''Egyptian Mythology and Egyptian Christianity''], 1863, pp. 89-90.</ref>

Mereka mengatakan bahwa terdapat banyak pengaruh Platonis dan Yunani dalam pengembangan gagasan Ketuhanan tritunggal yang setara, banyak konsep dasar dari filsafat [[Aristotelianisme|Aristotelian]] yang dipadukan dan dimasukkan ke dalam Allah Alkitabiah. Sebagai salah satu bukti, mereka mengatakan bahwa [[Aristoteles]] sendiri mengatakan: "Semua hal ada tiga, dan tiga kali adalah semua: dan mari kita menggunakan nomor ini dalam ibadah kepada allah-allah; karena, sebagaimana dikatakan para [[Pythagoreanisme|Pythagorean]], segala sesuatu dan semua hal terikat tiga-tiga, sebab yang akhir, yang tengah, dan yang awal memiliki nomor ini dalam segala sesuau, serta hal ini menyusun nomor Trinitas."<ref>{{cite web|url=http://www.ucg.org/booklet/god-trinity/how-ancient-trinitarian-gods-influenced-adoption-trinity/|title=How Ancient Trinitarian Gods Influenced Adoption of the Trinity|work=United Church of God|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>Michael Barber - [https://books.google.com/books?id=u5hkIwXJVxoC&pg=PA78&lpg=PA78&dq=All+things+are+three,+and+thrice+is+all:+and+let+us+use+this+number+in+the+worship+of+the+gods;+for,+as+Pythagoreans+say,+everything+and+all+things+are+bound+by+threes,+for+the+end,+the+middle,+and+the+beginning+have+this+number+in+everything,+and+these+compose+the+number+of+the+Trinity.&source=bl&ots=QT7CVGhWqx&sig=2EkIr6wXjraUHglSvwfqwnODAbg&hl=en&sa=X&ei=39x-UsW2OtHh4APvxoDwCA&ved=0CCwQ6AEwAA#v=onepage&q=All%20things%20are%20three%2C%20and%20thrice%20is%20all%3A%20and%20let%20us%20use%20this%20number%20in%20the%20worship%20of%20the%20gods%3B%20for%2C%20as%20Pythagoreans%20say%2C%20everything%20and%20all%20things%20are%20bound%20by%20threes%2C%20for%20the%20end%2C%20the%20middle%2C%20and%20the%20beginning%20have%20this%20number%20in%20everything%2C%20and%20these%20compose%20the%20number%20of%20the%20Trinity.&f=false Should Christianity Abandon the Doctrine of the Trinity?] - Universal-Publishers, Nov 1, 2006 - Part Three - Page 78.</ref>

Kata-kata yang karenanya dikaitkan dengan Aristoteles itu berbeda dalam banyak cara dari apa yang telah dipublikasikan sebagai teks asli sang filsuf dalam [[bahasa Yunani]],<ref>{{cite web|url=https://el.wikisource.org/wiki/%CE%A0%CE%B5%CF%81%CE%AF_%CE%9F%CF%85%CF%81%CE%B1%CE%BD%CE%BF%CF%8D/1#.CE.9A.CE.B5.CF.86.CE.AC.CE.BB.CE.B1.CE.B9.CE.BF_1|title=Περί Ουρανού/1|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>{{cite web|url=http://remacle.org/bloodwolf/philosophes/Aristote/ciel1gr.htm|title=ARISTOTE : Traité du Ciel (livre I - texte grec)|accessdate=5 March 2015}}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.scribd.com/doc/95303712/Aristotle-Opera-I-Bekker-v2-Greek-De-Caelo-Libri-IV |title=Bekker edition of Aristotle's works, volume II, p. 211 |access-date=2016-09-12 |archive-date=2014-08-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140827163240/http://www.scribd.com/doc/95303712/Aristotle-Opera-I-Bekker-v2-Greek-De-Caelo-Libri-IV |dead-url=yes }}</ref> yang umpamanya tidak ada yang bersesuaian dengan "mari kita menggunakan nomor ini dalam ibadah kepada allah-allah" sebelum menyebutkan para Pythagorean. Selain itu juga berbeda dengan berbagai terjemahan karya-karya Aristoteles oleh para akademisi seperti Stuart Leggatt, [[W. K. C. Guthrie]], J.{{nbsp}}L. Stocks, [[Thomas Taylor (neoplatonis)|Thomas Taylor]] dan [[Jules Barthélemy-Saint-Hilaire]]. Terjemahan-terjemahan independen namun konkordan oleh Guthrie dan Stocks dari apa yang dituliskan Aristoteles, dalam ''[[Tentang Langit]]'' karyanya, mengenai apa yang ia anggap tiga dimensi satu-satunya dipandang sebagai "terjemahan-terjemahan Inggris yang baik",<ref>{{cite web|url=http://www.jstor.org/discover/10.2307/2998305?uid=3738232&uid=2129&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21102936533603|title=Review|publisher=}}</ref> dan suatu perbandingan dengan bagian dari kata-kata di atas itu yang dikaitkan dengan Aristoteles memperlihatkan bagaimana yang terakhir disebutkan menyimpang.

Terjemahan Guthrie adalah: "Ukuran yang dapat dibagi dalam satu arah ialah suatu garis, dalam dua arah ialah suatu permukaan, dalam tiga arah ialah suatu badan. Tidak ada ukuran yang tidak termasuk dalam hal-hal ini; karena tiga ialah semua, dan 'dalam tiga arah' ialah sama dengan 'ke segala arah'. Hal itu sama seperti yang dikatakan para Pythagorean, seluruh dunia dan segala sesuatu di dalamnya terangkum dalam nomor tiga tersebut; karena akhir, tengah, dan awal menyajikan nomor dari keseluruhan, dan nomor tersebut ialah tiga serangkai. Oleh karena itulah kita telah mengambil nomor ini dari alam, seolah-olah merupakan hukum-hukumnya, dan kita bahkan memanfaatkannya untuk ibadah kepada allah-allah."<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=tL72YkfYjB4C&pg=PA35&dq=%22magnitude+divisible+in+one+direction%22&hl=en&sa=X&ei=VEt9UvWQKOyS7Qb_uYD4Aw&redir_esc=y#v=onepage&q=%22magnitude%20divisible%20in%20one%20direction%22&f=false|title=Plato's Magnesia and Philosophical Polities in Magna Graecia|accessdate=5 March 2015}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>

Terjemahan Stocks adalah: "Suatu ukuran jika dapat dibagi dalam satu cara ialah suatu garis, jika dua cara suatu permukaan, dan jika tiga suatu badan. Di luar hal-hal ini tidak ada ukuran lainnya, karena ketiga dimensi ialah semua yang ada, dan yang dapat dibagi dalam tiga arah dapat dibagi dalam semua. Sebab, sebagaimana dikatakan para Pythagorean, dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya ditetapkan oleh nomor tiga itu, karena awal dan tengah dan akhir menyajikan nomor dari suatu 'semua', dan nomor yang disajikannya itu ialah tiga serangkai. Dan demikianlah, setelah mengambil ketiganya dari alam sebagaimana (dapat dikatakan) hukum-hukumnya, kita memanfaatkan nomor tiga itu lebih lanjut dalam ibadah kepada allah-allah."<ref>{{cite web|url=http://classics.mit.edu/Aristotle/heavens.1.i.html|title=The Internet Classics Archive - On the Heavens by Aristotle|accessdate=5 March 2015|archive-date=2011-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20111030005836/http://classics.mit.edu/Aristotle/heavens.1.i.html|dead-url=yes}}</ref>

Beberapa kalangan antitrinitarian juga mencatat bahwa Plato sang filsuf Yunani percaya akan suatu "ketritunggalan" istimewa dalam hidup dan dalam alam semesta. Dalam ''Phaedo'' karyanya, Plato memperkenalkan istilah "tiga serangkai" ({{lang-gr|τριάς}}),<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=to4f1ALslIYC&q=triad#v=snippet&q=triad&f=false|title=Phaedo (Second Edition)|accessdate=5 March 2015}}</ref> yang mereka terjemahkan menjadi "trinitas". Istilah tersebut diadopsi oleh orang-orang Kristen yang dikatakan berasal dari abad ke-3 dan ke-4 dengan arti yang kurang lebih bersesuaian dengan "Bapa, Putra, dan Roh (Jiwa)".<ref>Course of Ideas, pp 387-8.</ref> Kalangan nontrinitarian bersikeras bahwa gagasan dan adopsi semacam itu menjadikan doktrin Trinitas mencurigakan, sebagai konsep yang tidak Alkitabiah, tetapi ekstra-Alkitabiah.

Sebagai bukti akan hal tersebut, mereka mengatakan bahwa terdapat suatu sintesis yang diakui secara luas antara Kekristenan dengan [[filsafat]] [[Platonisme|Platonis]] yang terlihat dalam formula-formula trinitarian yang muncul pada akhir abad ke-3. Oleh karena itu, klaim mereka, sejak periode Konstantinian ide-ide pagan tersebut diterapkan secara paksa pada gereja-gereja sebagaimana doktrin Katolik berakar kuat dalam dasar Helenisme. Sebagian besar kelompok yang menganut teori [[Kemurtadan Besar]] pada umumnya sepakat dengan tesis tersebut.

Para apologis awal, misalnya [[Yustinus Martir]], [[Tertulianus]], dan [[Ireneus]], sering membahas kesejajaran dan kekontrasan antara Kekristenan, Paganisme, dan [[sinkretisme|agama sinkretis]] lainnya, serta menanggapi berbagai tuduhan peminjaman ide-ide dari paganisme dalam tulisan-tulisan [[Apologetik Kristen|apologetik]] mereka.

=== Pengaruh Helenis ===
{{see also|Helenisasi}}

Para pendukung argumen "pengaruh Helenis" berupaya untuk menelusuri pengaruh dari para filsuf Yunani, seperti Plato ataupun Aristoteles, yang menurut mereka mengajarkan suatu "ketritunggalan" yang esensial dari Realitas Tertinggi, dan juga konsep "asal mula dari kekekalan", yang merupakan "kelahiran tanpa menjadi". Mereka mengatakan bahwa para teolog dari abad ke-4, misalnya [[Athanasius|Atanasius dari Aleksandria]], menginterpretasikan Alkitab melalui suatu filter [[Platonisme Tengah|Platonis Tengah]] dan kemudian [[Neoplatonisme]].

Argumen mereka adalah banyak orang Kristen abad ke-3 dan ke-4 yang memadukan filsafat pagan Yunani dengan Kitab Suci, memasukkan Platonisme ke dalam konsep mereka tentang Allah Alkitabiah dan Kristus Alkitabiah. Para pendukung argumen ini menunjuk pada apa yang mereka lihat sebagai kesamaan antara filsafat Helenistik dengan Kekristenan pasca-Apostolik, dengan memeriksa faktor-faktor berikut:

* Stuart G Hall (pernah menjadi Profesor Sejarah Gerejawi di King's College, London) memaparkan proses penggabungan filosofis/teologis selanjutnya dalam ''Doctrine and Practice in the Early Church'' (1991). Ia menulis:

<blockquote>Para apologis tersebut mulai mengklaim bahwa budaya Yunani, sebagaimana Perjanjian Lama, merujuk pada dan disempurnakan dalam pesan Kristen. Proses ini dilakukan paling menyeluruh dalam sintesis Klemens dari Aleksandria. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Anda dapat menelusuri literatur Yunani, dan menemukan (terutama dalam [karya] para penyair dan pelihat tertua) referensi-referensi mengenai 'Allah' yang lebih kompatibel dengan monoteisme daripada dengan politeisme (maka secara terperinci [terdapat dalam karya] Atenagoras). Anda dapat menyusun suatu kronologi umum antara legenda-legenda Yunani prasejarah (Homeros) dan catatan biblis (maka Teofilus). Anda dapat mengadaptasi suatu karya apologetik Yahudi pra-Kristen, yang mengklaim bahwa Plato dan para [[filsafat Yunani kuno|filsuf Yunani]] mendapatkan ide-ide terbaik mereka secara tidak langsung dari ajaran-ajaran Musa dalam Alkitab, yang adalah jauh lebih awal. Teori ini mengombinasikan keuntungan dari menjadikan para tokoh Yunani itu para penjiplak (dan karenanya kelas dua ataupun kriminal), seraya mengklaim bahwa mereka mendukung Kekristenan melalui argumen-argumen mereka setidaknya dalam kurun waktu tertentu. Hal itu utamanya diterapkan pada pertanyaan mengenai Allah.<ref>Stuart George Hall (1992). ''Doctrine and Practice in the Early Church''. Wm. B. Eerdmans Publishing. p. 50. ISBN 0-8028-0629-5</ref></blockquote>

* Trinitas-trinitas [[Neoplatonisme|neo-Platonis]], seperti Yang Esa (Yang Satu), Nous, dan Jiwa, tidak dianggap sebagai suatu trinitas yang memeliki kesetaraan hakikat sebagaimana dalam Kekristenan arus utama. Bagaimanapun, trinitas neo-Platonis mengandung doktrin emanasi, atau "asal mula dari kekekalan" ("derivasi abadi"), suatu prosedur kemunculan/generasi yang tak lekang oleh waktu yang dialami sebagai suatu sumber Yang Satu dan diklaim dapat disejajarkan dengan kemunculan cahaya dari Matahari. Hal ini diadopsi oleh Origenes dan kemudian oleh Atanasius, serta diterapkan pada kemunculan Putra dari Bapa, karena mereka meyakini bahwa analogi tersebut dapat digunakan untuk mendukung gagasan bahwa Bapa, sebagai yang tak dapat berubah, selalu menjadi Bapa, dan bahwa kemunculan Putra oleh karena itu juga kekal dan tak lekang oleh waktu.<ref>''Select Treatises of St. Athanasius'' - In Controversy With the Arians - Freely Translated by John Henry Cardinal Newmann - Longmans, Green, and Co., 1911</ref>
* Sintesis Kekristenan dengan filsafat [[Platonisme|Platonis]] selanjutnya dimasukkan dalam formula-formula trinitarian yang muncul pada akhir abad ke-3. "Teologi filosofis Yunani" tersebut "dikembangkan sepanjang kontroversi Trinitarian atas hubungan antar pribadi Ketuhanan."<ref>A. Hilary Armstrong, Henry J. Blumenthal, Platonism. ''Encyclopædia Britannica.'' Retrieved May 13, 2008, from Encyclopædia Britannica 2006 Ultimate Reference Suite DVD.</ref> Beberapa orang menyatakan bahwa pemasukan ini dikenal selama abad ke-3, karena tuduhan atas peminjaman tersebut dikemukakan oleh beberapa orang yang berselisih ketika doktrin Nicea sedang diformalisasikan dan diadopsi oleh para uskup. Sebagai contoh, pada abad ke-4, [[Marcellus dari Ancyra|Marselus dari Ancyra]], yang mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah satu pribadi ([[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]), mengatakan dalam ''Tentang Gereja Kudus, 9'' karyanya:

<blockquote>Sekarang dengan ajaran sesat dari para Ariomaniak, yang telah merusak Gereja Allah...Mereka ini mengajarkan tiga hipostasis, sama seperti yang diciptakan oleh [[Valentinius|Valentinus]] si penyesat dalam buku yang ia beri judul 'Tentang Tiga Kodrat'. Sebab ia adalah orang pertama yang menciptakan tiga hipostasis dan tiga pribadi Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan ia didapati telah mencurinya dari [[Hermes Trismegistus|Hermes]] dan [[Plato]].<ref>Logan A. Marcellus of Ancyra (Pseudo-Anthimus), 'On the Holy Church': Text, Translation and Commentary. Verses 8-9. Journal of Theological Studies, NS, Volume 51, Pt. 1, April 2000, p.95.</ref></blockquote>

== Ringkasan ayat-ayat Alkitab yang dianggap bertentangan ==
Bagian [[Alkitab]] yang lazim dikutip oleh para penentang paham Tritunggal merupakan ayat-ayat yang dalam anggapan mereka adalah hanya ada satu Tuhan, yaitu [[Allah Bapa]]. Selain itu, terdapat ayat-ayat lain yang mengesankan bahwa Yesus adalah seorang makhluk ciptaan dan tidak [[persatuan hipostatik|sehakikat dengan Allah Bapa]]. Berikut adalah ayat-ayat Alkitab yang dikatakan lazim dikutip oleh mereka:


=== Hanya ada satu Tuhan ===
=== Hanya ada satu Tuhan ===
* [[Injil Matius|Matius]] 4:10 : "Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan '''hanya kepada Dia sajalah''' engkau berbakti!.'"
* [[Injil Matius|Matius]] 4:10: "Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:3 : "Inilah '''hidup yang kekal''' itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, '''satu-satunya Allah yang benar''', dan mengenal '''Yesus Kristus yang telah Engkau utus'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:3: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
* [[Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius|1 Timotius]] 2:5 : "Karena '''Allah itu esa''' dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"
* [[Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius|1 Timotius]] 2:5: "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"
* [[Surat Yakobus|Yakobus]] 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."
* [[Surat Yakobus|Yakobus]] 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."


=== Pengakuan Yesus sebagai Utusan ===
=== Pengakuan Yesus sebagai Utusan ===
* [[Injil Matius|Matius]] 10:40 : "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
* [[Injil Matius|Matius]] 10:40: "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
* [[Injil Matius|Matius]] 15:24 : "Jawab Yesus: "'''Aku diutus''' hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."
* [[Injil Matius|Matius]] 15:24: "Jawab Yesus: 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.{{'"}}
* [[Injil Markus|Markus]] 9:37 : "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan ''barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku''."
* [[Injil Markus|Markus]] 9:37: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 4:43 : "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain '''Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus'''."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 4:43: "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 9:48 : "dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 9:48: "dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 10:16 : "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan '''barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku'''."
* [[Injil Lukas|Lukas]] 10:16: "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 4:34 : "Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan '''kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 4:34: "Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:24 : "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya '''barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum''', sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:24: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:30-32 : "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:30-32: "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:36-43 : "Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada- Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan '''firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya'''. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 5:36-43: "Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada- Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 6:29 : "Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah '''pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 6:29: "Jawab Yesus kepada mereka: 'Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.{{'"}}
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 6:38-39 : "Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 6:38-39: "Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 7:16-18 : "Jawab Yesus kepada mereka: "'''Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku'''. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 7:16-18: "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 8:15-16 : "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, '''sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 8:15-16: "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 8:26 : "Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 8:26: "Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar daripada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 11:42 : "Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya '''mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 11:42: "Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 12:42-45 : "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada- Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah. Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 12:42-45: "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada- Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 12:48-50 : "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi '''Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan'''. Dan Aku tahu, bahwa perintah- Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 12:48-50: "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah- Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 14:23-24 : "Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 14:23-24: "Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:8 : "Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, '''dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku'''."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:8: "Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang daripada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:25 : "Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan '''mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku''';"
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:25: "Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;"


=== Ketebatasan Yesus dibanding Allah ===
=== Ketebatasan Yesus dibanding Allah Bapa ===
* [[Injil Markus|Markus]] 13:32 : "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
* [[Injil Markus|Markus]] 13:32: "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 14:28 : "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 14:28: "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:20-23 : "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, '''supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku'''. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 17:20-23: "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 20:17 : "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada ''Bapa-Ku dan Bapamu'', kepada ''Allah-Ku dan Allahmu''.'"
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 20:17: "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada ''Bapa-Ku dan Bapamu'', kepada ''Allah-Ku dan Allahmu''.'"
* [[Kisah Para Rasul]] 7:55-56 : "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'"
* [[Kisah Para Rasul]] 7:55-56: "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'"
* [[1 Korintus]] 8:4-6 : "Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian-- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
* [[1 Korintus]] 8:4-6: "Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi—dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian—namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
* [[Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose|Kolose]] 1:15 : "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"
* [[Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose|Kolose]] 1:15: "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"
* [[Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus|1 Korintus]] 15:24-28 : "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua."
* [[Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus|1 Korintus]] 15:24-28: "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 13:15-17 : "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun '''seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya'''. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."
* [[Injil Yohanes|Yohanes]] 13:15-17: "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."


== Kelompok Kristen dengan posisi nontrinitarian ==
== Lihat pula ==
{{Refimprove section|date=Desember 2011}}
{{col|2}}
* [[American Unitarian Conference]]
* [[Arianisme]]
* [[Assemblies of Yahweh]]
* [[Saksi-saksi yehuwa|Siswa-Siswa Alkitab]]
* [[Kristadelfian]]
* [[Church of Christ, Scientist]] ([[Christian Scientists]])<ref>Neusner, Jacob, ed. 2009. ''World Religions in America: An Introduction'', Fourth Ed. Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press, p. 257. ISBN 978-0-664-23320-4</ref><ref>Beit-Hallahmi, Benjamin. 1998. ''The Illustrated Encyclopedia of Active New Religions, Sects and Cults'', Revised Ed. New York, New York: Rosen Publishing Group, p. 73. ISBN 0-8239-2586-2</ref>
* [[Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir]] (LDS Church)
* [[Church of the Blessed Hope]] (terkadang disebut "Church of God of the Abrahamic Faith")
* [[Doukhobor]]
* [[Friends of Man]]
* [[Iglesia ni Cristo]] (''Gereja Kristus'')
* [[Israelite Church of God in Jesus Christ]]
* [[Saksi-Saksi Yehuwa]]
* [[Saksi-Saksi Yehuwa]]
* [[Members Church of God International]]
* [[Monoteisme]]
* [[Molokan]]
* [[Monarkianisme]]
* [[Muggletonian]]
* [[New Church]]
* Banyak jemaat [[Non-subscribing Presbyterian Church of Ireland]]
* [[Pentakostalisme Keesaan]]
* [[Serikat Persaudaraan Polandia]]
* Beberapa [[kaum Quaker]]{{Who|date=Augstus 2016}}{{Citation needed|date=Agustus 2016}}
* [[Umat Kristen Samaria]]
* [[Shakers]]
* [[Socinianisme]]
* [[Swedenborgianisme]]
* [[Sang Jalan Internasional]]
* [[Two by Twos]] (terkadang disebut ''Kebenaran'' atau [[Cooneyit]])<ref>Walker, James K. (2007). ''The Concise Guide to Today's Religions and Spirituality''. Eugene, Oregon: Harvest House Publishers. pp. 117–118. ISBN 978-0-7369-2011-7</ref>
* [[T’ongil-gyo]]
* [[Unitarianisme]]
* [[Unitarianisme]]
* [[Arianisme]]
* [[Unitarian Universalisme]]
* [[United Church of God]]
* [[Sacred Name Movement]]
* [[Yahweh's Assembly in Yahshua]]
{{EndDiv}}

== Tokoh ==
{{Refimprove section|date=Agustus 2011}}
{{col|2}}
* [[Sabellius]], ~220 ([[Sabellianisme|Modalis]]: diduga bidah [[Sabellianisme]] atau "modalisme monarkis")
* [[Origenes]] {{c.}} 230 (Bapa Ante-Nicea, [[Subordinasionisme|subordinationis]]: menganggap Putra sama kekalnya dengan Allah, tunduk pada kehendak Bapa, tetapi pada dasarnya tidak lebih rendah)<ref>Whether Origen taught a doctrine of God that was or was not reconcilable with later Nicene Christianity is a matter of debate (Cf. ANF Vol 4), although many of his other views, such as on [[metempsychosis]], were rejected. Origen was an ''economic subordinationist'' according to the editors of ANF, believing in the co-eternal aspect of God the Son but asserting that God the Son never commanded the Father, and only obeyed. This view is compatible with Nicene theology (as it is not held by Nicene Christians that the Son or Holy Spirit can command the Father), notwithstanding any other doctrines Origen held.</ref>
* [[Paulus dari Samosata]], 269
* [[Arius]], 336, presbiter Aleksandria, teolog utama doktrin [[Arianisme]] pada abad ke-4. Ia menentang deklarasi [[Homoousion|Homoousian]] dari Uskup Aleksandria [[Paus Aleksander dari Aleksandria|Aleksander dari Aleksandria]], menjadikannya salah satu topik utama dalam [[Konsili Nicea I]] pada tahun 325.
* [[Eusebius dari Nikomedia]], 341 (Arian)
* [[Konstantius II]], [[Daftar Kaisar Romawi Timur|Kaisar Bizantin]], 361
* [[Antipaus Feliks II]], 365
* [[Aëtius dari Antiokia]], 367
* [[Ulfilas]], Rasul suku Goth, 383
* [[Priscilianus]], 385, dianggap sebagai orang Kristen pertama yang dieksekusi karena [[ajaran sesat|bidah]]
* [[Muhammad]], 632, lihat pula [[pandangan Islam tentang Yesus]], [[tauhid]]
* [[Ludwig Haetzer]], 1529
* [[Michael Servetus]], 1553, [[Eksekusi pembakaran|dihukum bakar]] di Jenewa berdasarkan perintah [[Yohanes Calvin]]
* [[Sebastian Castellio]], 1563
* [[Ferenc Dávid]], 1579
* [[Justus Velsius]], c. 1581
* [[Fausto Sozzini]], 1604
* [[John Biddle (Unitarian)|John Biddle]], 1662
* [[Thomas Aikenhead]], 1697, orang terakhir yang dihukum gantung karena [[penghujatan]] di Britania
* [[John Locke]], 1704<ref name=dulles/>
* [[Isaac Newton]] tidak percaya pada trinitarianisme sebagaimana terdokumentasi dalam surat kepada temannya, sekarang disimpan di The New College Library di Oxford, Britania Raya, Manuskrip 361(4), Two Notable Corruptions of Scripture (part 1: ff. 1-41).<ref name=dulles>Avery Cardinal Dulles. [http://www.firstthings.com/article.php3?id_article=143 The Deist Minimum]. 2005.</ref> Ia mencantumkan "memuja [[Kristus]] sebagai God" dalam daftar "Idolatria" pada buku catatan teologisnya.<ref>Pfizenmaier, T.C., "Was Isaac Newton an Arian?" Journal of the History of Ideas 68(1):57–80, 1997.</ref> Bagaimanapun, ia tidak pernah menyatakannya kepada publik mengenai keyakinan antitrinitariannya karena takut kehilangan posisinya.<ref name="heretic">{{cite journal |last=Snobelen |first=Stephen D. |title=Isaac Newton, heretic : the strategies of a Nicodemite |journal=British Journal for the History of Science |volume=32 |issue=4 |pages=381–419 |year=1999 |url=http://www.isaac-newton.org/heretic.pdf |format=PDF |doi=10.1017/S0007087499003751 |access-date=2016-09-12 |archive-date=2013-10-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20131007005450/http://isaac-newton.org/heretic.pdf |dead-url=yes }}</ref>
* [[William Whiston]], 1752, diusir dari [[Universitas Cambridge]] pada tahun 1710 karena Arianisme; dikenal karena menerjemahkan karya [[Yosefus]]
* [[Jonathan Mayhew]], 1766
* [[Emanuel Swedenborg]], 1772, menyajikan teologi [[Swedenborgianisme]]
* [[Joseph Priestley]], 1804
* [[Joseph Smith]], 1805, [[Monolatrisme|monolatris]], pendiri [[gerakan Orang Suci Zaman Akhir]] ([[Mormonisme]])
* [[Mary Baker Eddy]], 1821, pendiri [[Christian Science]]
* [[William Ellery Channing]], 1842
* [[Robert Hibbert (Anti-Trinitarian)|Robert Hibbert]], 1849
* [[John Thomas (Kristadelfian)|John Thomas]] (Kristadelfian), 1871
* [[Ralph Waldo Emerson]], 1882
* [[Robert Roberts (Kristadelfian)|Robert Roberts]] (Kristadelfian), 1898
* [[Benjamin Wilson (akademisi kitab suci)|Benjamin Wilson]], 1900
* [[James Martineau]], 1900
* [[Félix Manalo]], 1914
* [[Charles Taze Russell]], 1916, pendiri [[gerakan Siswa Alkitab]] dan [[Saksi-Saksi Yehuwa]], penulis ''[[Millennial Dawn]]''
* [[Eliseo Soriano]], 1947
* [[William Branham]], 1965
* [[Herbert W. Armstrong]], 1986, pendiri [[Grace Communion International|Worldwide Church of God]], salah satu [[Sabat dalam gereja hari-ketujuh|Gereja Kristen Sabatarian]], dan salah seorang pendukung doktrin Binitarianisme.
{{EndDiv}}

== Lihat pula ==
{{Portal|Kristen}}
* ''[[Bibliotheca antitrinitariorum]]''
* [[Servetisme]]
* [[Tritunggal]]

== Catatan ==
{{Reflist|35em}}

== Bacaan lanjutan ==
* {{citation |last= Tuggy |first= Dale |contribution= History of Trinitarian Doctrines |contribution-url= http://plato.stanford.edu/entries/trinity/trinity-history.html |title= Trinity |url= http://plato.stanford.edu/entries/trinity/index.html |series= [[Stanford Encyclopedia of Philosophy]] |date= Summer 2014 }}

== Pranala luar ==
{{Pranala luar|date=Juni 2012}}
* [http://www.21stcr.org/multimedia-2011/sf-five_problems_trinity.html Five Major Problems With The Trinity] 21st Century Reformation by Dan J. Gill
* [http://www.thechristadelphians.org/htm/books/trinity/trinity_mainframe.htm The Trinity: True or False?] by James H. Broughton & Peter J Southgate
* [http://www.heraldmag.org/olb/Contents/doctrine/The%20Origin%20of%20the%20Trinity.htm The Origin of the Trinity: From Paganism to Constantine] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140805230456/http://www.heraldmag.org/olb/Contents/doctrine/The%20Origin%20of%20the%20Trinity.htm |date=2014-08-05 }}
* [https://archive.org/details/investigationoft00morguoft ''An investigation of the trinity of Plato and of Philo Judaeus, and of the effects which an attachment to their writings had upon the principles and reasonings of the father of the Christian church''], by Caesar Morgan, Cambridge University Press, 1853.
* [https://archive.org/details/antitrinitarianb03walluoft ''Antitrinitarian Biography; or, Sketches of the lives and writings of distinguished antitrinitarians, exhibiting a view of the state of the Unitarian doctrine and worship in the principal nations of Europe, from the reformation to the close of the seventeenth century, to which is prefixed a history of Unitarianism in England during the same period''], [[Robert Wallace (Unitarian)|Robert Wallace]], 1850.


{{Authority control}}
== Referensi ==
{{reflist}}


[[Kategori:Teologi]]
[[Kategori:Istilah Kristen]]
[[Kategori:Kristologi]]
[[Kategori:Kontroversi dalam teologi Kristen]]
[[Kategori:Nontrinitarianisme| ]]
[[Kategori:Skisma dalam Kekristenan]]
[[Kategori:Unitarianisme]]

Revisi terkini sejak 24 Juni 2023 21.06

Nontrinitarianisme mengacu pada sistem-sistem keyakinan di dalam Kekristenan yang menolak doktrin Kekristenan arus utama mengenai Trinitas, yaitu ajaran bahwa Allah merupakan tiga hipostasis atau pribadi berbeda yang sama kekalnya, sederajat, dan bersatu tanpa terpisahkan dalam satu hakikat atau ousia. Kelompok-kelompok tertentu yang timbul selama Reformasi Protestan secara historis dikenal sebagai antitrinitarian atau anti-Trinitas.

Menurut gereja-gereja yang memandang keputusan konsili-konsili ekumenis adalah final, Trinitarianisme telah dinyatakan secara definitif sebagai doktrin Kekristenan pada konsili-konsili ekumenis abad ke-14,[1][2] yakni Konsili Nikea I (325), yang menyatakan keilahian sepenuhnya Anak,[3] dan Konsili Konstantinopel I (381), yang menyatakan keilahian Roh Kudus.[4]

Dalam hal jumlah penganut, denominasi nontrinitarian merupakan minoritas kecil dalam Kekristenan modern. Hingga saat ini, tiga denominasi nontrinitarian terbesar adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir ("Mormon"), Saksi-Saksi Yehuwa, dan Iglesia ni Cristo, walaupun terdapat sejumlah denominasi lain yang lebih kecil, misalnya Kristadelfian, Christian Science, Dawn Bible Students Association, Living Church of God, Pentakostalisme Keesaan, Members Church of God International, Unitarian Universalist Christian Fellowship, Sang Jalan Internasional, The Church of God International, dan United Church of God.[5]

Pandangan di antara kelompok-kelompok nontrinitarian mengenai kodrat Allah, Yesus dan Roh Kudus, sangat beragam. Pandangan nontrinitarian seperti adopsionisme, monarkianisme, dan subordinasionisme telah ada sebelum penetapan resmi doktrin Trinitas pada tahun 325, 381, dan 431, berturut-turut di Nikea I, Konstantinopel I, dan Efesus.[6] Nontrinitarianisme kemudian diperbarui oleh kaum Katar pada abad ke-11 sampai ke-13, dalam gerakan Unitarian selama Reformasi Protestan, dalam Abad Pencerahan pada abad ke-18, dan dalam beberapa kelompok yang timbul selama Kebangunan Besar Kedua pada abad ke-19.

Doktrin Kristen tentang Trinitas tidak terdapat dalam agama-agama Abrahamik besar yang lain. Pandangan Yudaisme dan Islam mengenai doktrin tersebut dibahas pada artikel-artikel tersendiri.

Keyakinan-keyakinan

[sunting | sunting sumber]

Para Apologis Kristen serta Bapa Gereja lainnya dari abad ke-2 dan ke-3, telah mengadopsi dan merumuskan Kristologi Logos (Firman), memandang Putra Allah sebagai instrumen yang digunakan oleh Bapa, Allah Yang Mahakuasa, untuk menghadirkan ciptaan ke dalam eksistensinya. Yustinus Martir, Teofilus dari Antiokia, Hippolitus dari Roma, dan Tertulianus, secara khusus menyatakan bahwa Logos internal Allah (bahasa Yunani: Logos endiathetos, bahasa Latin: ratio), yakni budi impersonal ilahi-Nya, diperanakkan sebagai Logos terucap (bahasa Yunani: Logos proforikos, bahasa Latin: sermo, verbum) dan dengan demikian menjadi pribadi yang digunakan untuk tujuan penciptaan.[7]

Encyclopædia Britannica menyatakan bahwa, "Bagi beberapa kalangan Kristen, doktrin Trinitas tampak tidak konsisten dengan keesaan Allah. ... Oleh karena itu mereka menyangkalnya, dan menerima Yesus Kristus, bukan sebagai Allah yang menjelma, tetapi sebagai makhluk tertinggi Allah yang melalui-Nya semua yang lain diciptakan. ... pandangan [ini] dalam Gereja perdana berjuang sekian lama melawan doktrin ortodoks."[8] Kendati pandangan nontrinitarian menghilang pada Gereja perdana dan pandangan Trinitarian menjadi doktrin ortodoks Kekristenan modern, varian-varian dari pandangan nontrinitarian tetap dianut oleh sejumlah kecil denominasi dan kelompok Kristen.

Terdapat berbagai pandangan berkenaan dengan hubungan antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus:

  • Mereka yang meyakini bahwa Yesus bukan Allah, juga tidak mutlak setara dengan Allah, tetapi entah Putra subordinasi Allah, utusan dari Allah, atau nabi, ataupun manusia yang diciptakan secara sempurna.
    • Adopsionisme (abad ke-2 M) menyatakan bahwa Yesus menjadi ilahi saat Ia dibaptis (terkadang dikaitkan dengan Injil Markus) atau saat Ia bangkit (terkadang dikaitkan dengan Santo Paulus dan Gembala Hermas).
    • ArianismeArius (ca 250 atau 256–336 M) meyakini bahwa Putra Allah yang pra-eksisten diciptakan secara langsung oleh Bapa, merupakan subordinasi Allah Bapa. Posisi Arius adalah bahwa Putra telah dilahirkan sebagai yang pertama dari semua ciptaan Allah, dan bahwa Bapa kemudian menciptakan segala sesuatu melalui Putra. Arius mengajarkan bahwa dalam penciptaan alam semesta, Bapa adalah Pencipta tertinggi, menyediakan semua materi, memimpin perencanaan, sementara Putra mengerjakan materi-materi tersebut, menjadikan segala sesuatu sesuai permintaan dan dalam pelayanannya kepada Bapa, sehingga "melalui [Kristus] segala sesuatu ada". Arianisme menjadi pandangan dominan di beberapa daerah pada zaman Kekaisaran Romawi, khususnya daerah suku Visigoth sampai tahun 589 M.[9]
    • Psilantropisme - Ebionisme (abad ke-1 sampai ke-4 M) mempraktikkan hukum Yahudi, menolak pandangan kelahiran perawan, dan menganggap Yesus hanya seorang nabi.[10]
    • SocinianismeFotius mengajarkan bahwa Yesus, kendati sempurna dan tanpa dosa, serta adalah Mesias dan Penebus, hanya merupakan manusia Putra Allah yang sempurna, dan tidak memiliki eksistensi pra-manusia sebelum kelahiran dari perawan. Mereka menafsirkan ayat seperti Yoh. 1:1 semata-mata sebagai "rencana" Allah yang ada dalam Pikiran Allah, sebelum kelahiran Kristus.
    • Unitarianisme memandang Yesus sebagai putra Allah, subordinasi dan berbeda dari Bapa.[11]
    • Banyak tradisi Gnostik yang meyakini bahwa Kristus adalah Aeon surgawi kendati tidak satu dengan Bapa.
  • Mereka yang meyakini bahwa Bapa surgawi, Putra yang bangkit dan Roh Kudus adalah aspek-aspek berbeda dari satu Allah, sebagaimana dipersepesikan penganutnya, bukan tiga pribadi berbeda.
    • ModalismeSabellius (fl. ca 215) menyatakan bahwa Allah mengambil berbagai rupa baik di dalam Kitab Suci Ibrani maupun Kitab Suci Yunani Kristen, dan bahwa Allah menyatakan diri-Nya dalam tiga mode primer sehubungan dengan keselamatan umat manusia. Ia berpendapat bahwa "Bapa, Putra, dan Roh" merupakan peran-peran berbeda dari Pribadi Ilahi yang sama dalam berbagai keadaan di sepanjang sejarah.[12] Dengan demikian Allah adalah Bapa dalam penciptaan (Allah menciptakan Putra melalui kelahiran perawan), Putra dalam penebusan (Allah memanifestasikan diri-Nya sendiri ke dalam manusia Kristus Yesus yang diperanakkan untuk wafat di salib), dan Roh Kudus dalam kelahiran kembali (Roh Allah yang berdiam di dalam Putra dan di dalam jiwa umat beriman Kristen). Menurut pandangan ini, Allah bukan tiga pribadi berbeda, tetapi satu Pribadi yang mewujudkan diri-Nya dengan berbagai cara.[12] Kalangan Trinitarian mengutuk pandangan ini sebagai bidah. Kritikus utama terhadap Sabbelianisme adalah Tertulianus, yang menyebut gerakan itu sebagai "Patripassianisme", dari kata Latin pater untuk "bapa" dan kata kerja passus yang berarti "untuk menderita", karena pandangan ini menyiratkan bahwa Bapa menderita di Salib. Istilah tersebut dikemukakan oleh Tertulianus dalam karyanya yang berjudul Adversus Praxeas, Bab I, "Dengan ini, di Roma, Praxeas melakukan ibadah dua rangkap bagi iblis: ia mengusir nubuat, dan ia membawa ajaran sesat; ia menyebabkan perginya Parakletos, dan ia menyalibkan Bapa."
  • Mereka yang meyakini bahwa Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahakuasa, tetapi Bapa, Putra, dan Roh Kudus sebenarnya adalah tiga "Allah" berbeda yang mahakuasa dengan kodrat berbeda, bertindak sebagai satu Kelompok Ilahi, bersatu dalam tujuan.
    • TriteismeYohanes Filoponus, seorang penganut Aristotelian dan monofisit di Aleksandria, pada pertengahan abad ke-6, menganggap Trinitas meliputi tiga kodrat, substansi, dan ketuhanan, yang berbeda, sesuai jumlah pribadi ilahi. Ia berupaya untuk menjustifikasi pandangan ini dengan kategori-kategori Aristotelian: genus, species, dan individuum. Pada Abad Pertengahan, Roscelin dari Compiègne, penemu Nominalisme, menyampaikan argumennya mengenai tiga Allah Mahakuasa yang berbeda, dengan tiga kodrrat berbeda, yang satu dalam tujuan, bertindak bersama-sama sebagai satu Kelompok atau Ketuhanan yang ilahi. Meskipun, sebagaimana Filoponus, ia mengatakan bahwa kecuali Ketiga Pribadi adalah tres res (tiga hal dengan kodrat yang berbeda), keseluruhan Trinitas tentunya menjelma. Oleh sebab itu, karena hanya Logos yang menjadi manusia, kedua Pribadi lainnya tentu mempunyai "kodrat-kodrat" berbeda, terpisah dari Logos, dan dengan demikian tentunya Allah-Allah yang terpisah dan berbeda, kendati ketiganya adalah satu dalam rencana dan karya ilahi. Sehingga pandangan ini menganggap adanya "tiga Allah dalam satu". Gagasan ini dikutuk oleh St. Anselmus.
  • Mereka yang meyakini bahwa Roh Kudus bukan suatu pribadi.
    • Binitarianisme – orang-orang sepanjang sejarah yang meyakini bahwa Allah hanya dua pribadi yang setara dan sama kekalnya, yaitu Bapa dan Firman, bukan tiga pribadi. Mereka mengajarkan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi yang berbeda, tetapi kuasa aatau pengaruh ilahi dari Bapa dan Putra, memancar keluar ke alam semesta, dalam penciptaan, dan bagi orang-orang percaya.
    • Dualisme
    • MarsionismeMarsion (ca 110–160 M) meyakini bahwa ada dua Tuhan, satu yang mencipta dan menghakimi (dalam Alkitab Ibrani) serta satu yang menebus dan berbelas kasih (dalam Perjanjian Baru).
  • Konsep-konsep lain
    • Doketisme berasal dari kata Yunani δοκέω (dokeo), yang artinya "tampak". Pandangan ini menyatakan bahwa Yesus hanya tampaknya menjadi manusia dan hanya terlihat untuk mati.

Pengelompokan Kristen modern

[sunting | sunting sumber]
  • American Unitarian Conference yang berawal dari tanggapan terhadap Universalisme menjadi 'terlalu liberal secara teologis'. Mereka menahan diri dari aktivitas sosial serta meyakini bahwa agama dan sains dapat memperbaiki kondisi hidup manusia.
  • Asosiasi Siswa-Siswa Alkitab meyakini bahwa Bapa lebih besar dari Putra dalam segala hal, dan doktrin Trinitas tidak sesuai dengan kitab suci. Mereka memegang keyakinan yang serupa dengan Saksi-Saksi Yehuwa.[13][14][15]
  • Kristadelfian berpendapat bahwa Yesus Kristus secara harfiah adalah putra Allah, Bapa, dan Yesus adalah seorang manusia dalam arti sebenarnya[16] (dan perlu demikian agar dapat menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka[17]). Terminologi "roh kudus" di dalam Alkitab dijelaskan sebagai sebutan untuk kuasa Allah,[18] atau karakter/pikiran Allah[19] (tergantung pada konteksnya).
  • Church of God General Conference.[20]
  • Cooneyit adalah suatu sekte nontrinitarian yang memisahkan diri dari sekte Two by Twos pada tahun 1928 setelah ekskomunikasi Edward Cooney dari kelompok utama tersebut. Cooneyit menyangkal Doktrin Saksi Hidup; mereka memiliki jemaat di Irlandia, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.
  • Iglesia ni Cristo (bahasa Tagalog yang berarti Gereja Kristus) memandang bahwa Yesus Kristus adalah manusia tetapi diberkahi Allah atribut-atribut yang tidak terdapat dalam manusia biasa, meski tidak memiliki atribut yang dimiliki Allah. Mereka berpendapat bahwa adalah kehendak Allah untuk menyembah Yesus.[21] INC menganggap Trinitas sebagai ajaran sesat, dan mengadopsi salah satu versi unitarianisme.
  • Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa hanya Allah Bapa, Yehuwa, yang adalah satu Allah sejati Yang Mahakuasa, bahkan lebih dari Putra-Nya. Mereka menganggap Yesus sebagai "Putra Yang-Pertama-diperanakkan", satu-satunya ciptaan langsung Allah, dan ciptaan Allah yang paling pertama. Mereka memberikan "sembah sujud" (penghormatan, sebagaimana kepada seorang raja) atau "pemujaan" relatif kepada Kristus,[22] berdoa melalui-Nya sebagai satu-satunya Imam Besar Allah, menganggap Yesus Kristus sebagai Perantara dan Mesias, meyakini bahwa hanya Bapa yang tanpa awal, dan Bapa lebih besar dari Putra dalam segala hal; hanya Yehuwa Bapa yang layak menerima penyembahan tertinggi atau "ibadah kudus". Mereka meyakini bahwa Putra memiliki suatu permulaan, dan dilahirkan pada suatu titik tertentu, sebagai "yang sulung dari semua ciptaan" dan "satu-satunya yang diperanakkan". Mereka mengidentifikasi Yesus sebagai Malaikat Agung Mikhael, disebutkan di Alkitab dalam Yudas 1:9. Mereka meyakini bahwa ia meninggalkan surga untuk menjadi Yesus Kristus di bumi, dan setelah naik ke surga kembali pada identitas pra-manusianya. Keyakinan ini sebagian didasarkan pada 1 Tes. 4:16, yang mendeskripsikan suara Tuhan Yesus Kristus sebagai suara malaikat agung. Mereka juga mengutip ayat-ayat dari Kitab Daniel dan Kitab Wahyu untuk menjelaskan bahwa Yesus dan Mikhael melakukan tindakan serupa dan melaksanakan kewenangan yang sama, menyimpulkan bahwa ayat-ayat tersebut menunjukkan kalau mereka adalah pribadi yang sama.[23] Saksi-Saksi Yehuwa tidak percaya bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi, namun menganggapnya sebagai tenaga aktif ilahiah Allah.[24]
  • Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, sering disebut sebagai Mormonisme, mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah hakikat berbeda yang tidak disatukan dalam substansi, suatu pandangan yang kadang-kadang disebut trinitarianisme sosial. Jemaat gereja ini meyakini bahwa ketiga Tuhan individual itu adalah "satu" dalam kehendak atau tujuan, sebagaimana Yesus adalah "satu" dengan para murid-Nya, dan bahwa Bapa, Putra, Roh Kudus merupakan suatu Ketuhanan tunggal atau suatu Sidang Ilahi, serta dipersatukan dalam tujuan, dalam cara, dalam kesaksian, dalam misi.[25] Karena keyakinan resmi mereka mengatakan bahwa Bapa, Putra, dan Roh, masing-masing adalah "Allah" dalam satu Ketuhanan, Mormonisme dikatakan menganut suatu bentuk triteisme. Beberapa kalangan menganggap Mormonisme sebagai suatu bentuk Arianisme.[26][27] Sama seperti Arianisme, kaum Mormon percaya bahwa Allah menciptakan Kristus,[26][27][28] bahwa Kristus adalah subordinasi Allah Bapa,[29] dan bahwa Kristus menciptakan alam semesta.[29][30] Namun, doktrin Mormon berbeda signifikan dari ajaran-ajaran Arius.[31] Kaum Mormon tidak menganut gagasan bahwa Kristus tidak sama substansinya dengan Bapa,[32] bahwa Bapa tidak dapat muncul di bumi,[33] ataupun bahwa Kristus diadopsi oleh Bapa,[28] sebagaimana didapati dalam Arianisme.[30][34] Kaum Mormon menegaskan bahwa penggolongan Tuhan dalam hal substansi merupakan suatu kerusakan pasca zaman para rasul, dan Allah berbeda dari manusia bukan dalam hal subtansi, tetapi dalam hal kecerdasan. Sekalipun kaum Mormon menganggap Allah Bapa sebagai Yang Mahatinggi dan Bapa secara harfiah dari jiwa semua umat manusia, mereka juga mengajarkan bahwa Kristus dan Roh Kudus sama-sama ilahi karena mereka ambil bagian dalam "pemahaman [Bapa] akan segala sesuatu".[35]
  • Members Church of God International percaya akan keilahian Kristus tetapi menolak doktrin Trinitas. Mereka percaya pada konsep yang tampaknya menjadi suatu sudut pandang Subordinasionis yang menganggap Yesus Kristus adalah Putra Bapa satu-satunya Yang Diperanakkan Bapa (dalam bahasa Yunani yang di-Romanisasi: monogenestheos, yang berarti "allah satu-satunya yang diperanakkan").
  • Pentakostalisme Keesaan adalah salah satu bagian dari Pentakostalisme yang meyakini bahwa Allah hanya satu pribadi, dan ia memanifestasikan diri-Nya dalam berbagai cara, wajah, ataupun "mode": "Bapa, Putra, dan Roh Kudus merupakan sebutan-sebutan yang berbeda untuk satu Allah. Allah adalah Bapa. Allah adalah Roh Kudus. Putra adalah Allah yang terwujud dalam daging (manusia). Istilah Putra selalu mengacu pada Inkarnasi, dan tidak pernah pada Tuhan yang terpisah dari kemanusiaan."[36] Pentakostalisme Keesaan meyakini bahwa Yesus adalah "Putra" hanya ketika Ia menjadi daging di bumi, tetapi Ia adalah Bapa sebelum menjadi manusia. Mereka menyebut Bapa sebagai "Roh" dan Putra sebagai "Daging". Mereka menolak doktrin Trinitas, menganggapnya sebagai paganisme dan tidak sesuai dengan kitab suci, serta menganut doktrin Nama Yesus sehubungan dengan pembaptisan. Penganut Pentakostalisme Keesaan sering kali disebut sebagai "Modalis" atau "kaum Sabellian" atau "Hanya Yesus".
  • Denominasi-denominasi dalam tradisi Sabatarian (Armstrongisme) meyakini bahwa Kristus Putra dan Allah Bapa sama kekalnya, tetapi tidak mengajarkan kalau Roh Kudus adalah suatu hakikat ataupun pribadi. Kalangan Kristen arus utama mengkarakterisasi ajaran ini sebagai bidah Binitarianisme, ajaran bahwa Allah adalah suatu "Dualitas", atau "dua-dalam-satu", bukan tiga. Teologi Armstrong menyatakan bahwa Allah adalah suatu "Keluarga", yang akhirnya diperluas, bahwa "Allah mereproduksi Dirinya sendiri", tetapi pada awalnya adalah suatu "Dualitas" yang sama kekalnya, Allah dan Firman, bukan suatu "Trinitas".
  • Swedenborgianisme meyakini bahwa Trinitas terdapat dalam satu pribadi, Tuhan Allah Yesus Kristus. Bapa, hakikat atau jiwa Allah, lahir ke dalam dunia dan mengenakan tubuh dari Maria. Sepanjang hidup-Nya, Yesus menyingkirkan semua kecenderungan dan hasrat manusia sampai Ia sepenuhnya ilahi. Setelah bangkit, Ia memberikan pengaruh-Nya pada dunia melalui Roh Kudus, yang adalah aktivitas-Nya. Dengan demikian Yesus Kristus adalah satu Allah; Bapa sebagai jiwa-Nya, Putra sebagai tubuh-Nya, dan Roh Kudus sebagai aktivitas-Nya di dalam dunia ini.
  • Unitarian Christian Association dan Unitarian Universalist Christian Fellowship adalah Unitarianisme Roh Kudus.[butuh klarifikasi].

Doktrin nontrinitarian sering menimbulkan kontroversi di antara kalangan Kristen arus utama, karena sebagian besar trinitarian memandang sebagai kesesatan jika tidak percaya pada doktrin Trinitas. Terkadang kelompok-kelompok Kekristenan Nicea bereaksi dengan keras terhadap pandangan-pandangan nontrinitarian. Menyusul Reformasi Protestan, di antara beberapa kelompok Protestan seperti Unitarian dan Kristadelfian, pandangan-pandangan yang sama diakomodasi.

Universalisme Unitarian

[sunting | sunting sumber]

Jemaat Unitarian Universalisme mungkin atau mungkin juga tidak diidentifikasi sebagai Kristen. Menurut tradisi, Unitarianisme merupakan suatu bentuk Kekristenan yang menolak doktrin Trinitas. Unitarianisme ditolak oleh Kekristenan ortodoks dalam Konsili Nicea I, suatu konsili ekumenis yang diselenggarakan pada tahun 325, namun timbul kembali kemudian dalam sejarah Gereja, khususnya selama gejolak teologis Reformasi Protestan. Pada tahun 1961, American Unitarian Association (AUA) dikonsolidasikan dengan Universalist Church of America (UCA), membentuk Unitarian Universalist Association.

Templat:Sejarah teologi Kristen

Kekristenan awal

[sunting | sunting sumber]

Kebanyakan kalangan nontrinitarian berpandangan bahwa doktrin dari bentuk terawal Kekristenan (lih. Zaman Apostolik) adalah nontrinitarian, tetapi (tergantung pada jemaat atau kelompoknya) cenderung meyakini bahwa Kekristenan awal adalah entah Unitarian atau Binitarian ataupun Modalis, seperti dalam kasus Montanisme, Marsionisme, dan Gnostisisme. Bagi mereka, Kekristenan awal berubah setelah beberapa maklumat Kaisar Konstantinus I dan hukuman yang dinyatakannya terhadap Arius, yang kemudian diikuti Kaisar Teodosius I dengan mendeklarasikan Maklumat Tesalonika, 'cunctos populos' pada bulan Februari 380 yang menyatakan bahwa Kekristenan sebagaimana didefinisikan dalam Pengakuan Iman Nicea adalah agama resmi Kekaisaran Romawi. Setahun kemudian, Konsili Ekumenis Kedua menegaskan hal ini dalam Pengakuan Iman yang direvisi sedikit.

Konsili Nicea I yang terlukis dengan penggambaran Arius di bawah kaki Kaisar Konstantinus dan para uskup.

Karena mereka meyakini bahwa doktrin Trinitas mencapai perkembangan definitifnya selama suatu pergesaran dramatis dalam status Kekristenan, kalangan nontrinitarian umumnya menganggap doktrin tersebut meragukan. Kalangan nontrinitarian menganggap Pengakuan Iman Nicea dan hasil-hasil dari Konsili Kalsedon sebagai dokumen-dokumen yang pada dasarnya politis, dihasilkan dari subordinasi doktrin yang benar untuk kepentingan negara oleh para pemimpin Gereja Katolik, sehingga dalam pandangan mereka Gereja merupakan suatu perpanjangan dari Kekaisaran Romawi (lih. Caesaropapisme).

Meskipun keyakinan-keyakinan nontrinitarian terus bertambah banyak, dan dianut beberapa komunitas yang dominan selama beberapa ratus tahun setelah dicetuskannya (misalnya suku Langobardi, Ostrogoth, Visigoth, Vandal), kalangan Trinitarian pada akhirnya memperoleh pengakuan dalam Kekaisaran Romawi. Kalangan nontrinitarian biasanya berpendapat bahwa keyakinan-keyakinan nontrinitarian awal, misalnya Arianisme, ditekan secara sistematis (sering kali hingga titik kematian).[37] Setelah Konsili Nicea I, Kaisar Romawi Konstantinus I mengeluarkan suatu maklumat terhadap tulisan-tulisan Arius yang meliputi pembakaran buku secara sistematis.[38] Walaupun mengeluarkan dekret tersebut, Konstantinus tidak lama kemudian memerintahkan penerimaan Arius kembali ke dalam Gereja, menyingkirkan uskup-uskup yang, seperti Athanasius, memegang ajaran Nicea,[39] mengizinkan Arianisme berkembang di dalam Kekaisaran dan dengan demikian menyebar ke suku-suku Jermanik di perbatasan,[40] dan ia dibaptis oleh seorang uskup Arian, Eusebius dari Nikomedia.[41] Para kaisar penerusnya juga mendukung Arianisme, hingga Theodosius I naik takhta pada tahun 379 dan mendukung Kekristenan Nicea.

Surat Paskah yang dikeluarkan Atanasius pada tahun 367, ketika Kekaisaran Timur diperintah oleh Kaisar Arian Valens, mendefinisikan kitab-kitab apa saja yang termasuk dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, beserta dengan ketujuh kitab lain yang perlu dibaca "untuk pengajaran dalam perintah kesalehan"; pada saat bersamaan surat itu juga mengecualikan apa yang disebut Atanasius sebagai tulisan-tulisan apokrif, yang dengan keliru disajikan sebagai tulisan kuno.[42] Elaine Pagels menuliskan: "Pada tahun 367 M, Athanasius, uskup yang bersemangat dari Aleksandria... mengeluarkan suatu surat Paskah yang di dalamnya ia meminta agar para rahib Mesir menghancurkan semua tulisan yang tak dapat diterima tersebut, kecuali yang secara khusus tercantum sebagai 'dapat diterima' apalagi 'kanonik' — suatu daftar yang merupakan 'Perjanjian Baru' saat ini".[43][44] Beberapa kalangan nontrinitarian mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang dikecam itu adalah buku-buku Arian.[butuh rujukan]

Banyak akademisi yang menyelidiki Yesus historis, khususnya mereka yang tergabung dalam Jesus Seminar, menyatakan bahwa Yesus tidak mengajarkan kesetaraan dirinya dengan Allah ataupun Trinitas.

Kalangan nontrinitarian juga membantah kesesuaian Syahadat atau Pengakuan Iman Nicea dengan fakta berdasarkan penerapannya yang hampir 300 tahun setelah kehidupan Yesus sebagai hasil dari perselisihan di dalam Gereja perdana pra-Nicea. Kalangan nontrinitarian (baik Modalis maupun Unitarian) pada umumnya juga mengatakan kalau Atanasius dan yang lainnya di Nicea mengadopsi konsep dan filsafat Platonik Yunani, serta menyertakannya dalam pandangan mereka tentang Allah dan Kristus.[45] Kalangan nontrinitarian juga mengutip ayat-ayat kitab suci seperti Mat. 15:9 dan Ef. 4:14 untuk mendukung pandangan mereka.

Penulis H.G. Wells, yang kelak terkenal karena kontribusinya pada fiksi ilmiah, menulis dalam The Outline of History karyanya: "Kita akan saksikan sekarang bagaimana nanti seluruh Dunia Kristiani dikoyakkan oleh perselisihan mengenai Trinitas. Tidak ada bukti bahwa para rasul Yesus pernah mendengar tentang Trinitas, dalam hal apapun dari dia.[46]

Pertanyaan mengenai kenapa suatu doktrin sentral bagi keimanan Kristen tidak pernah dinyatakan secara eksplisit di dalam kitab suci ataupun diajarkan secara rinci oleh Yesus sendiri dianggap cukup penting bagi beberapa figur historis dari abad ke-16 seperti Michael Servetus dalam mengarahkan mereka untuk memperdebatkan pertanyaan tersebut. Konsili Kota Jenewa, seturut penilaian kanton Zürich, Bern, Basel, dan Schaffhausen, mengutuk Servetus dengan hukuman bakar pada tiang pancang karena hal itu dan penentangannya atas baptisan bayi.

Encyclopædia of Religion and Ethics mendeskripsikan kelima tahap yang mengarah pada perumusan doktrin Trinitas.[47]

  1. Penerimaan eksistensi pra-manusia Yesus sebagai Logos (platonis-tengah), yaitu sebagai media antara Allah berdaulat yang transenden dengan kosmos yang tercipta. Doktrin Logos diterima oleh para Apologis dan Bapa Gereja lainnya dari abad ke-2 dan ke-3, seperti Yustinus Martir, Hipolitus, Tertulianus, Ireneus, Klemens dari Aleksandria, Origenes, Laktansius, dan Arius dari abad ke-4.
  2. Doktrin kemunculan yang tak lekang oleh waktu (timeless generation) Putra dari Bapa sebagaimana diartikulasikan oleh Origenes dalam upayanya untuk mendukung imutabilitas ontologis Allah, bahwa Ia senantiasa menjadi bapa dan pencipta. Doktrin tersebut diadopsi oleh Atanasius dari Aleksandria.
  3. Penerimaan gagasan bahwa putra Allah adalah homoousios dengan bapanya, yaitu dari kodrat transenden yang sama. Posisi ini dinyatakan dalam Pengakuan Iman Nicea, yang secara khusus menyatakan bahwa putra Allah adalah sama-sama tiada berubah (immutable) sebagaimana bapanya.
  4. Penerimaan bahwa Roh Kudus juga memiliki kesetaraan ontologis sebagai pribadi ketiga dalam satu Trinitas ilahi dan merupakan terminologi final Trinitarian melalui ajaran Bapa-bapa Kapadokia.
  5. Penambahan Filioque ke dalam Pengakuan Iman Nicea, sebagaimana diterima oleh Gereja Katolik Roma.

Setelah Reformasi Protestan

[sunting | sunting sumber]

Sesaat setelah Reformasi Protestan, dan Perang Petani Jerman tahun 1524–1525, pada tahun 1530 sejumlah besar wilayah Eropa Utara merupakan wilayah Protestan, dan bentuk-bentuk nontrinitarianisme mulai tampil ke permukaan di antara beberapa kelompok "Reformasi Radikal", terutama Anabaptis. Antitrinitarian Inggris yang pertama tercatat adalah John Assheton (1548), seorang pastor Anglikan. "Konsili Venesia" (1550), suatu konsili Anabaptis Italia, dan pengadilan atas Michael Servetus (1553) menandai kejelasan timbulnya kalangan Protestan antitrinitarian secara nyata. Kendati satu-satunya kelompok nontrinitarian yang terorganisir adalah Serikat Persaudaraan Polandia, yang memisahkan diri dari kaum Calvinis (1565, tersingkir dari Polandia tahun 1658), dan Gereja Unitarian Transilvania (1568–sekarang). Kaum Nonkonformis, Dissenter, dan Latitudinarian di Britania kerap kali merupakan penganut Arian ataupun Unitarian, dan Doktrin Akta Trinitas 1813 mengizinkan ibadah nontrinitarian di Britania. Di Amerika, pandangan-pandangan Arian dan Unitarian juga ditemukan di antara beberapa kelompok Milenialis dan Adventis, kendati Gereja Unitarian itu sendiri mulai mengalami penurunan jumlah penganut dan pengaruhnya setelah tahun 1870-an.[48][49]

Poin-poin perbedaan pendapat

[sunting | sunting sumber]

Kaum Kristen nontrinitarian penganut Arian ataupun Semi-Arian bersikeras bahwa bukti-bukti dari Kitab Suci lebih cenderung ke arah Subordinasionisme, dengan merujuk pada ketundukan sepenuhnya Putra kepada Bapa, dan supremasi Bapa atas Putra dalam setiap aspek. Mereka memahami dan mengakui peringkat Putra yang mulia dan tinggi, di sebelah kanan Allah, namun mengajarkan bahwa Bapa tetap lebih besar daripada Putra dalam segala hal.

Kalangan nontrinitarian mengakui peranan penting Bapa, Putra, dan Roh dalam penciptaan dan keselamatan, tetapi bagi mereka hal itu sendiri belum tentu membuktikan kalau ketiganya setara dan sama kekalnya. Mereka juga berpendapat bahwa satu-satunya nomor yang secara jelas dihubungkan pada Allah di dalam Alkitab (baik Perjanjian Lama maupun Baru) adalah nomor "satu", dan Trinitas, secara harfiah berarti satu set dari tiga, mengaitkan suatu ketritunggalan yang setara kepada Allah yang tidak tercantum secara eksplisit di dalam Alkitab.

Dukungan kitab suci

[sunting | sunting sumber]

Para kritikus berpendapat bahwa Trinitas, sebagai suatu ajaran yang dideskripsikan sebagai fundamental, tidak memiliki dukungan secara langsung dari Kitab Suci. Para pembelanya menyatakan bahwa doktrin itu tidak dinyatakan secara langsung dalam Perjanjian Baru, tetapi merupakan suatu interpretasi dari elemen-elemen yang terkandung di dalamnya yang dipandang sebagai mengimplikasikan doktrin yang baru dirumuskan pada abad ke-4. Karenanya William Barclay, seorang pendeta Gereja Skotlandia, mengatakan: "Adalah penting dan berguna untuk mengingat bahwa kata Trinitas sendiri bukanlah suatu kata Perjanjian Baru. Ini bahkan benar setidaknya dalam satu hal jika mengatakan bahwa doktrin Trinitas bukanlah doktrin langsung Perjanjian Baru. Ini lebih merupakan suatu kesimpulan serta suatu interpretasi dari pemikiran dan bahasa Perjanjian Baru."[50] New Catholic Encyclopedia mengatakan: "Doktrin Tritunggal Mahakudus tidak diajarkan [secara eksplisit] dalam [Perjanjian Lama]", "Formulasi 'satu Allah dalam tiga Pribadi' belum secara solid ditetapkan [oleh suatu konsili]...sebelum akhir abad ke-4".[51]

Demikian pula, Encyclopedia Encarta menyatakan: "Doktrin tersebut tidak diajarkan secara eksplisit dalam Perjanjian Baru, tempat kata Allah hampir selalu mengacu kepada Bapa. [...] Istilah trinitas pertama kali digunakan pada abad ke-2, oleh seorang teolog Latin bernama Tertulianus, namun konsep tersebut dikembangkan dalam proses perdebatan mengenai kodrat Kristus [...]. Pada abad ke-4, doktrin tersebut akhirnya diformulasikan".[52] Encyclopædia Britannica mengatakan: "Baik kata Trinitas ataupun doktrin eksplisitnya tidak tampak dalam Perjanjian Baru, Yesus dan para pengikut-Nya juga tidak bermaksud untuk mempertentangkan Shema dalam Perjanjian Lama: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa" (Ulangan 6:4). [...] Doktrin tersebut berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak kontroversi. [...] pada akhir abad ke-4, di bawah kepemimpinan Basilius dari Kaisarea, Gregorius dari Nyssa, dan Gregorius dari Nazianzus (Para Bapa Kapadokia), doktrin Trinitas sejak saat itu secara substansial mendapatkan bentuk yang telah dipeliharanya."[53] Anchor Bible Dictionary menyatakan: "Orang tidak menemukan dalam PB paradoks trinitarian tentang koeksistensi Bapa, Putra, dan Roh dalam suatu kesatuan ilahi."[54]

Berbicara tentang pengembangan teologis yang resmi, seorang sejarawan Katolik bernama Joseph F. Kelly menuliskan: "Alkitab mungkin tidak menggunakan kata 'Trinitas', tetapi sering menyebutkan Allah Bapa; Injil Yohanes menekankan keilahian Putra; beberapa kitab Perjanjian Baru menganggap ilahi Roh Kudus. Para teolog kuno tidak menyalahi ajaran biblis tetapi berusaha untuk mengembangkan implikasinya. ... Argumen-argumen kuat [Arius] memaksa orang Kristen lainnya untuk menyempurnakan pemikiran mereka mengenai Trinitas. Dalam dua konsili ekumenis, Nicea I pada tahun 325 dan Konstantinopel I pada tahun 381, Gereja secara keseluruhan mendefinisikan Trinitas dengan cara yang sekarang begitu akrab bagi kita dari Syahadat Nicea. Hal ini menunjukkan contoh terbaik pengembangan doktrin. Alkitab mungkin tidak menggunakan kata 'Trinitas', tetapi teologi trinitarian tidak bertentangan dengan Alkitab. Sebaliknya, umat Katolik percaya bahwa trinitarianisme mengembangkan secara saksama suatu ajaran biblis bagi generasi-generasi berikutnya."[55]

Pertanyaan atas dugaan kesetaraan keilahian Yesus

[sunting | sunting sumber]

Kalangan nontrinitarian seperti Saksi-Saksi Yehuwa menunjuk ayat-ayat yang dimaksudkan untuk memperlihatkan kalau Yesus secara eksplisit menyatakan bahwa "Bapa lebih besar" daripada Yesus (Yoh. 14:28).[14] Kalangan nontrinitarian berargumen bahwa Yesus menolak kemahatahuan sebagai Putra (Yoh. 8:28; Mrk. 13:32), bahwa Yesus "belajar menjadi taat" (Ibr. 5:8); mempertanyakan yang disebut "baik" untuk menghormati Allah dalam kisah orang muda yang kaya (Mat. 19:16-17); mengatakan bahwa dalam Kitab Suci hanya Bapa yang disebut sebagai "satu Allah", dan "yang daripada-Nya berasal segala sesuatu" (1 Kor. 8:6); bahwa Kristus sebagai Putra disebut "yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan" (Kol. 1:15) dan "permulaan dari ciptaan Allah" (Why. 3:14); bahwa Yesus disebut naik kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu" (Yoh. 20:17) dan bahwa Yesus menyebut Bapa sebagai "satu-satunya Allah yang benar" (Yoh. 17:3).

Selain itu, Yesus mengutip Ul. 6:4 ketika mengatakan dalam Mrk. 12:29 "'Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.'" Telah dinyatakan[oleh siapa?] bahwa Mrk. 12 dalam bahasa Yunani aslinya tidak terdapat "pengubah jamak" untuk kata Yunani "esa" (eis), maka yang tercantum dalam Mrk. 12 hanyalah "esa" dalam bentuk tunggal maskulin. Dan karenanya tidak ada alasan valid untuk meyakini bahwa kata Yunani untuk "esa" dalam Ul. 6 ("echad") berarti "esa plural", sebaliknya hanya sekadar "esa" (satu) numerik.

Berkenaan dengan Perjanjian Baru, seorang Katolik dan trinitarian bernama Raymond E. Brown menuliskan bahwa Mrk. 10:18, Mat. 27:46, Yoh. 20:17, Ef. 1:17, 2 Kor. 1:3, 1 Ptr. 1:3, Yoh. 17:3, 1 Kor. 8:6, Ef. 4:4-6, 1 Kor. 12:4-6, 2 Kor. 13:14, 1 Tim. 2:5, Yoh. 14:28, Mrk. 13:32, Fil. 2:5-10, dan 1 Kor. 15:24-28 adalah "teks-teks yang tampaknya menyiratkan bahwa gelar Allah tidak digunakan untuk Yesus" serta merupakan "bukti negatif yang sering kali cenderung diabaikan dalam perlakuan Katolik terhadap subjek tersebut"; bahwa Gal 2:20, Kis. 20:28, Yoh. 1:18, Kol. 2:2, 2 Tes. 1:12, 1 Yoh. 5:20, Rom. 9:5, dan 2 Ptr. 1:1 merupakan "teks-teks yang, dengan alasan sintaksis atau varian tekstual, penggunaan 'Allah' untuk Yesus adalah meragukan"; bahwa Ibr. 1:8-9, Yoh. 1:1, dan Yoh. 20:28 merupakan "teks-teks yang jelas menyebut Yesus sebagai Allah".[56]

Kalangan trinitarian (yang meyakini bahwa Yesus Kristus berbeda dengan Allah Bapa), dan kalangan nontrinitarian yang meyakini kalau Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahakuasa (misalnya kalangan Modalis), mengatakan bahwa pernyataan-pernyataan tersebut didasarkan pada eksistensi Yesus sebagai Putra Allah dalam daging manusia; bahwa Yesus karenanya adalah Allah sekaligus manusia, yang menjadi "sedikit lebih rendah daripada malaikat-malaikat ... bagi semua manusia" (Ibr. 2:6-9) dan bahwa Yesus mengalami pencobaan sebagaimana manusia, tetapi tidak melakukan dosa (Ibr. 4:14-16).

Beberapa kalangan nontrinitarian membantah kalau Putra memiliki keterbatasan hanya selama kehidupan di dunia dengan mengutip "Kepala dari Kristus ialah Allah" (1 Kor. 11:3), menempatkan Yesus dalam suatu posisi inferior dibandingkan Bapa sekalipun setelah Yesus bangkit dan ditinggikan. Mereka juga mengutip Kis. 5:31 dan Fil. 2:9, yang mengindikasikan bahwa Yesus dimuliakan dan ditinggikan setelah naik ke surga, serta Ibr. 9:24, Kis. 7:55, dan 1 Kor. 15:24, 28, sehubungan dengan Yesus sebagai pribadi yang berbeda di surga, tetap dengan posisi yang lebih rendah dari Bapa, setelah kenaikan Kristus.

Pandangan tentang ayat-ayat kitab suci yang diduga trinitarian

[sunting | sunting sumber]

Kalangan nontrinitarian seperti Saksi-Saksi Yehuwa berpendapat bahwa seseorang yang benar-benar berusaha untuk mengetahui kebenaran tentang Allah tidak akan menelusuri Alkitab dengan harapan menemukan suatu teks yang dapat ia tafsirkan sesuai dengan apa yang telah ia yakini. Menurut mereka, patut diperhatikan sejak awal bahwa teks-teks tersebut digunakan sebagai "bukti" kalau Trinitas tidak secara eksplisit mengajarkan kesetaraan ataupun kekekalan yang sama dalam formulasi yang jelas, dan juga bahwa kebanyakan ayat tersebut sebenarnya hanya menyebutkan dua pribadi, bukan tiga; dengan demikian kalangan nontrinitarian mengatakan bahwa sekalipun penjelasan trinitarian atas teks-teks itu benar, hal ini tidak membuktikan kalau Alkitab mengajarkan Trinitas.[57]

Yohanes 1:1
[sunting | sunting sumber]

Yohanes 1:1 - Perbedaan pendapat mengenai ayat ini adalah seputar pembedaan antara Allah dengan Logos (atau "Firman"). Kalangan trinitarian berpendapat bahwa bagian ketiga ayat ini (Yohanes 1:1c) diterjemahkan menjadi "dan Firman itu adalah Allah", menunjuk suatu pembedaan subjek antara Allah dan Logos tetapi setara dalam kodrat.[58][59][60][61] Beberapa kalangan nontrinitarian (khususnya Saksi-Saksi Yehuwa) berpendapat bahwa frasa Yunani Koine tersebut ("kai theos ên ho logos") seharusnya diterjemahkan menjadi "dan Firman itu adalah suatu allah", atau sebagai apa yang mereka anggap terjemahan kata-demi-kata yang lebih harfiah sehingga menjadi "dan suatu Allah adalah Firman itu", mendasarkannya pada anggapan bahwa bagian tersebut merupakan contoh suatu anarthous, yaitu, "theos" tidak memiliki artikel yang pasti, artinya penggunaan kata itu tidak terbatas - "suatu allah", yang dapat mengindikasikan Allah Yang Mahakuasa ataupun suatu makhluk ilahi secara umum. Kalangan nontrinitarian juga berpendapat bahwa jika penulis Injil Yohanes ingin mengatakan "dan Firman itu adalah Allah" maka ia seharusnya menuliskan "kai ho theos ên ho logos", tetapi ia tidak melakukannya. Dengan cara demikian, kalangan nontrinitarian berpendapat bahwa Logos harus dianggap sebagai pra-eksistensi Yesus, yang sebenarnya berbeda dengan Allah. Karenanya argumen mereka adalah perbedaan antara Logos dengan Bapa tidak hanya dalam hal "pribadi", tetapi juga dalam hal "theos".[62][rujukan terbitan sendiri][63][64] Yang berarti bahwa bukan hanya mereka adalah pribadi berbeda, tetapi juga "Allah-Allah" yang berbeda, mengingat kenyataan bahwa munculnya "theos" kedua adalah suatu kata benda tak terbatas; dan bahwa hanya Bapa yang diperlakukan sebagai "Theos" absolut dalam Yohanes 1:1. Argumennya adalah hanya satu pribadi yang benar-benar disebut sebagai Allah Yang Mutlak, "ho Theos", dalam Yohanes 1:1, hakikat pribadi tersebut hanyalah Bapa, bukan Logos.[62][rujukan terbitan sendiri][64] Alternatifnya, kalangan yang lain berpendapat bahwa frasa Yunani tersebut seharusnya diterjemahkan menjadi "dan Logos adalah ilahi" (memperlakukan theos sebagai suatu kata sifat), dan hakikat Logos ditafsirkan sebagai "rencana" atau "penalaran" demi keselamatan. Dengan demikian, menurut kalangan Modalis, ketika "Firman itu telah menjadi manusia" di dalam Yoh. 1:14, tidak untuk ditafsirkan sebagai suatu pra-eksistensi Yesus yang menjelma, tetapi lebih sebagai "rencana" atau "budi yang kekal" dari Allah yang terwujud dalam kelahiran manusia Yesus. Kalangan lainnya masih mempertimbangkan suatu terjemahan yang lebih sesuai atas ayat tersebut, menjadi "dan siapa Allah adalah Firman itu".[65]

Yohanes 10:30
[sunting | sunting sumber]

Yohanes 10:30 - Kalangan nontrinitarian seperti Arian meyakini bahwa ketika Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu," tidak berarti bahwa mereka benar-benar "satu substansi", atau "satu Allah", ataupun setara dan sama kekalnya, namun lebih kepada, menurut konteksnya, penggembalaan 'domba-domba', Yesus dan Bapa adalah "satu" dalam karya pastoral. Pemikiran tersebut berarti suatu "kesatuan tujuan" dalam penyelamatan 'domba-domba'. Kalangan Arian juga mengutip Yoh. 17:21 yang menuliskan doa Yesus bagi para murid: "supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita", dengan tambahan "supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu". Mereka menunjukkan bahwa Yesus menggunakan kata Yunani yang sama (hen) untuk kata "satu" di semua kasus itu dan menyatakan bahwa Yesus tidak berharap agar para pengikut-Nya secara harfiah menjadi "satu" entitas, atau "satu dalam substansi", antara satu dengan yang lainnya, atau dengan Allah, maka mereka menganggap bahwa Yesus juga tidak berharap para pendengar-Nya untuk berpikir bahwa Ia dan Allah Bapa adalah "satu" entitas. Kalangan Arian bersikeras bahwa kesatuan dalam konteks tersebut berarti satu kesatuan dalam tujuan, kasih, misi, dan karya ilahi.

Yohanes 20:28-29
[sunting | sunting sumber]

Yohanes 20:28-29 - "Tomas menjawab Dia: 'Ya Tuhanku dan Allahku!' Kata Yesus kepadanya: 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.'" Karena Tomas menyebut Yesus "Allah", pernyataan Yesus dibuat untuk mendukung penegasan Tomas. Kalangan nontrinitarian umumnya beralasan bahwa adalah masuk akal kalau Tomas menyebut Tuhan Yesus dan kemudian Bapa. Menurut mereka, kemungkinan jawaban lain adalah bahwa Yesus sendiri mengatakan, "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? (Yoh. 10:34) dengan mengacu pada Mzm. 82:6-8. Kata "allah" dalam ayat 6 dan "Allah" dalam ayat 8 merupakan kata Ibrani yang sama ("'elohim"),[66] yang berarti, "allah dalam pengertian umum; namun secara khusus digunakan (dalam bentuk jamak karenanya, terutama dengan artikel) untuk Allah mahatinggi; kadang-kadang diterapkan sebagai penghormatan kepada para magistrat; dan terkadang sebagai suatu superlatif",[67] namun dapat juga secara umum merujuk pada kekuasaan dan penguasa, atau sebagai "Allah, allah/dewa, allah-allah, para penguasa, hakim, ataupun malaikat",[66] dan juga sebagai "yang ilahi, dewi, yang seperti allah".[68]

2 Korintus 13:14
[sunting | sunting sumber]

2 Korintus 13:14 - "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian." Ayat ini dijadikan argumen oleh kalangan trinitarian bahwa karena "Bapa, Putra, dan Roh Kudus" secara sekaligus disebutkan bersama dalam doa Paulus demi Kasih karunia bagi semua orang percaya, dan tentunya penting demi keselamatan, maka ketiganya tentu membentuk satu Ketuhanan tritunggal, dan karenanya harus setara dan sama kekalnya. Kalangan nontrinitarian seperti Arian menanggapi bahwa mereka tidak setuju jika ketiganya diperlukan demi keselamatan dan kasih karunia (rahmat), dan ayat ini tidak secara eksplisit mengatakan bahwa ketiganya setara dan sama kekal, ataupun harus demikian. Mereka berargumen kalau hal itu hanyalah suatu asumsi logis bahwa hanya karena ketiganya disebutkan bersama-sama dan adalah penting, maka ketiganya harus ipso facto membentuk satu Ketuhanan yang setara.[69]

Filipi 2:5-6
[sunting | sunting sumber]

Filipi 2:5-6 - "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan" (TB). Kata yang diterjemahkan dalam Terjemahan Baru sebagai "milik yang harus dipertahankan" adalah ἁρπαγμόν. Terjemahan dalam bahasa Inggris atas kata tersebut diperlihatkan dalam Holman Christian Standard Bible: "Make your own attitude that of Christ Jesus, who, existing in the form of God, did not consider equality with God as something to be used for His own advantage" [atau "to be grasped", atau "to be held on to"].[70] Terjemahan dalam Alkitab Raja James (KJV) menyebutkan: "Let this mind be in you, which was also in Christ Jesus: Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God."[71] Seorang komentator daring mengkritik KJV karena menyampaikan suatu pemikiran yang menurutnya bertentangan dengan apa yang sebenarnya dikatakan, dan berpendapat bahwa teks tersebut seharusnya: "Let this mind be in you, which also was in Christ Jesus, who, being in the form of God, did not consider equality with God as something to be grasped after".[72]

Ibrani 9:14
[sunting | sunting sumber]

Ibrani 9:14 – "Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup." Kebanyakan kalangan nontrinitarian mengakui bahwa Roh Kudus tidak memiliki awal, tetapi meyakini bahwa Roh Kudus bukan sungguh-sungguh pribadi sebagaimana Bapa. Mereka juga setuju kalau ketiganya penting, tetapi bersikeras bahwa jelas Allah Bapa adalah pokok, dan yang menjadi tujuan akhir seseorang, dan karenanya, kendati semuanya ilahi dan penting, "Allah [Bapa] yang hidup" tetap lebih besar daripada kedua entitas lainnya. Dan bahwa suatu "trinitas yang setara" tetap saja tidak diajarkan secara eksplisit di dalam ayat ini, tetapi sekadar disimpulkan ataupun diasumsikan.[73]

Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Kalangan nontrinitarian menyatakan bahwa doktrin Trinitas bersandar pada terminologi non-Biblika, bahwa istilah "Trinitas" tidak terdapat dalam Kitab Suci dan nomor tiga tidak pernah dengan jelas dikaitkan secara pasti dengan Allah, selain di dalam Comma Johanneum yang autentisitasnya diperdebatkan. Mereka berpendapat bahwa satu-satunya nomor di dalam Alkitab yang jelas diatribusikan kepada Allah adalah satu, dan bahwa Trinitas, secara harfiah berarti tiga-dalam-satu, mengaitkan suatu ketritunggalan yang setara kepada Allah yang tidak secara eksplisit tercantum dalam Alkitab.

Kalangan nontrinitarian menyebutkan contoh-contoh istilah lainnya yang tidak ditemukan di dalam Alkitab; beberapa "pribadi" sehubungan dengan Allah, yaitu istilah "Allah Anak" ("Allah Putra"), "Allah-Manusia", "Allah Roh Kudus", "Putra yang kekal", dan "diperanakkan dalam kekalan". Kendali istilah trinitarianisme hipostasis (pribadi) ditemukan dalam Alkitab, namun hanya digunakan sekali untuk mengacu pada AllahIbr. 1:3 yang menyatakan bahwa Yesus adalah "gambar wujud [pribadi] Allah". Alkitab tidak secara eksplisit menggunakan istilah tersebut dalam kaitannya dengan Roh Kudus ataupun secara eksplisit menyebutkan kalau Putra memiliki suatu hipostasis yang berbeda dengan Bapa.

Konsili Nicea I menyertakan dalam Kredonya istilah utama homoousios (dari esensi yang sama), yang juga digunakan oleh Konsili Kalsedon untuk menyampaikan konsubstansialitas ganda Kristus, "yang sehakikat (konsubstansial) dengan Bapa dalam keilahian-Nya dan sehakikat dengan kita dalam kemanusiaan-Nya".[74] Kalangan nontrinitarian menerima apa yang ditulis Pier Franco Beatrice: "Tesis utama dari makalah ini adalah bahwa homoousios datang langsung dari latar belakang Hermetik Konstantinus. [...] Pemanggilan Plato kembali oleh Konstantinus adalah sekadar suatu nama yang digunakan untuk menyelubungi secara tepat teologi Hermetik dan Mesir "konsubstansialitas" dari Logos-Putra dengan Nous-Bapa, memanfaatkan suatu argumen apologetik tradisional. Pada tahun-tahun merebaknya kontroversi Arian, Laktansius mungkin telah memainkan suatu peran yang menentukan dalam mempengaruhi interpretasi Hermetik Konstantinus atas teologi Plato dan sebagai konsekuensinya keputusan sang kaisar untuk menyisipkan homoousios dalam Kredo Nicea."[75]

Kalangan trinitarian memandang ketiadaan kata aktual "Trinitas" dan istilah-istilah lain terkait Trinitas di dalam Alkitab sebagai suatu hal yang tidak lebih berarti daripada ketiadaan kata "monoteisme", "kemahakuasaan", "keesaan", "Pentakostal", "apostolik", "inkarnasi" di dalam Alkitab, dan bahkan kata "Alkitab" itu sendiri.[76][77] Mereka juga berargumen bahwa, "sekalipun kata Trinitas tidak terdapat dalam Alkitab, substansi doktrin tersebut pastinya alkitabiah".[50][55][78]

Roh Kudus

[sunting | sunting sumber]

Pandangan-pandangan nontrinitarian mengenai Roh Kudus berbeda dalam cara-cara tertentu dengan doktrin Kristen arus utama dan umumnya dikelompokkan ke dalam beberapa kategori berbeda. Menurut tradisi, kebanyakan ayat kitab suci yang digunakan untuk mendukung pandangan mengenai Trinitas mengacu pada Bapa dan Putra, bukan pada Roh Kudus.

Unitarianisme dan Arianisme

[sunting | sunting sumber]

Kelompok-kelompok dengan teologi Unitarian seperti Socinian, Gereja Unitarian dari abad ke-19, dan Kristadelfian, memahami Roh Kudus bukan sebagai suatu pribadi tetapi sebagai salah satu aspek kuasa Allah.[79] Kristadelfian meyakini bahwa frasa Roh Kudus mengacu pada budi/karakter atau kuasa Allah, tergantung konteksnya.[19]

Walaupun Arius sendiri meyakini bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi ataupun Malaikat berperingkat tinggi, yang memiliki suatu awal mula, kalangan Arian ataupun Semi-Arian seperti Dawn Bible Students Association dan Saksi-Saksi Yehuwa, sama seperti kelompok-kelompok Unitarian, meyakini bahwa Roh Kudus adalah bukan suatu pribadi yang sebenarnya tetapi adalah "kuasa bertindak" Allah, "energi" atau "napas" ilahi, yang tidak memiliki awal mula, yang digunakan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Biasanya mereka tidak menggunakan huruf besar pada istilah tersebut.[80] Mereka mendefinisikan Roh Kudus sebagai "tenaga aktif Allah", dan meyakini kalau Roh Kudus hanya berasal dari Bapa.[80]

Binitarianisme

[sunting | sunting sumber]

Penganut Armstrongisme, misalnya Living Church of God, meyakini bahwa Logos dan Allah Bapa setara dan sama kekalnya, tetapi mereka tidak meyakini bahwa Roh Kudus adalah suatu pribadi yang sebenarnya, sebagaimana Bapa dan Putra. Mereka meyakini bahwa Roh Kudus adalah Kuasa, Pikiran, atau Karakter Allah, tergantung pada konteksnya. Mereka mengajarkan, "Roh Kudus adalah benar-benar esensi, budi, hidup dan kuasa Allah. [Roh Kudus] bukanlah suatu Hakikat. Roh ini ada di dalam Bapa dan Putra, dan berasal dari Mereka ke seluruh alam semesta". Kalangan Kristen arus utama mengkarakterisasi ajaran ini sebagai bidah Binitarianisme, ajaran bahwa Allah adalah suatu "Dualitas", atau "dua-dalam-satu", bukannya tiga.[81]

Kelompok Modalis

[sunting | sunting sumber]

Pentakostalisme Keesaan, sebagaimana kelompok modalis lainnya, mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah suatu mode Allah, bukannya suatu pribadi yang terpisah atau berbeda dalam Ketuhanan. Mereka mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah nama lain Allah Bapa. Menurut teologi Keesaan, Roh Kudus pada dasarnya adalah Bapa, beroperasi dalam suatu manifestasi atau kapasitas tertentu. United Pentecostal Church mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan pribadi antara Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.[82][83][84]

Gelar "Bapa" dan "Roh Kudus" (sebagaimana gelar lainnya) tidak mencerminkan "pribadi-pribadi" terpisah di dalam Ketuhanan, tetapi lebih kepada dua cara berbeda yang di dalamnya satu Allah menyatakan diri-Nya kepada makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, menurut teologi Keesaan, ketika Perjanjian Lama berbicara tentang "Tuhan Allah" dan "Roh-Nya" sebagaimana dalam Yes. 48:16, hal tersebut tidak mengindikasikan dua "pribadi". Sebaliknya, "Tuhan" mengindikasikan Allah dalam segala transendensi dan kemuliaan-Nya, sementara "Roh Kudus" mengacu pada Roh Allah sendiri yang bergerak dan berbicara kepada sang nabi. Pandangan Keesaan adalah bahwa hal ini tidak lagi berarti dua "pribadi" sebagaimana ditunjukkan sejumlah referensi kitab suci mengenai seseorang dan roh atau jiwanya (seperti dalam Luk. 12:19) yang mengimplikasikan dua "pribadi" di dalam satu tubuh.[85]

Gerakan Orang Suci Zaman Akhir

[sunting | sunting sumber]

Dalam Gerakan Orang Suci Zaman Akhir, sekumpulan kelompok independen yang berasal dari suatu gerakan primitivis Kristen yang didirikan oleh Joseph Smith pada tahun 1830, Roh Kudus ("Holy Ghost", biasanya diidentikkan dengan Holy Spirit)[86] dianggap sebagai anggota tersendiri yang ketiga dari Ketuhanan (Bapa, Putra, dan Roh Kudus),[87] dan memiliki suatu tubuh dari "roh",[88] yang menjadikan-Nya tidak seperti Bapa dan Putra yang dikatakan memiliki tubuh-tubuh "senyata [tubuh] manusia".[89] Menurut doktrin mereka, Roh Kudus diyakini sebagai suatu pribadi,[89][90] dengan suatu tubuh dari roh, mampu merasuki seluruh dunia.[91]

Gerakan Orang Suci Zaman Akhir meyakini bahwa Roh Kudus adalah bagian dari "Sidang Ilahi", tetapi Bapa lebih besar daripada Putra maupun Roh Kudus dalam hal posisi dan otoritas, bukan dalam hal kodrat (mereka sama-sama memiliki kesetaraan kodrat "Allah").[91] Menurut ajaran resmi mereka, Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah tiga entitas dengan kesadaran diri masing-masing, terpisah secara ontologis, sama-sama memiliki suatu kodrat "Allah" yang berbeda dengan kodrat "manusia", yang adalah "Satu Allah" dalam suatu pengertian nonmatematis (sama seperti seorang suami dan istrinya seharusnya menjadi "satu" dalam suatu pengertian nonmatematis). Karena hal ini, beberapa kalangan memandang teologi Orang Suci Zaman Akhir sebagai salah satu bentuk "triteisme".

Bagaimanapun, sejumlah denominasi Orang Suci Zaman Akhir, terutama Community of Christ (denominasi Orang Suci Zaman Akhir terbesar kedua) dan Church of Christ (Temple Lot),[92] serta denominasi-denominasi yang memisahkan diri dari Community of Christ dan Church of Christ, menganut teologi trinitarian tradisional Protestan.

Kelompok lainnya

[sunting | sunting sumber]

Unity Church menginterpretasikan istilah religius Bapa, Putra, dan Roh Kudus secara metafisik, sebagai tiga aspek tindakan budi: budi, gagasan, dan ekspresi. Mereka percaya bahwa hal ini merupakan proses yang melaluinya segala manifestasi terjadi.[93]

Sebagai suatu gerakan yang berkembang dari Kekristenan, Rastafari memiliki interpretasi yang unik mengenai Trinitas Kudus maupun Roh Kudus. Kendati terdapat beberapa variasi kecil, mereka umumnya menyatakan bahwa adalah Haile Selassie yang memanifestasikan Allah Bapa dan Allah Putra, sementara Roh Kudus (atau lebih tepatnya, "Hola") dapat ditemukan di dalam diri orang-orang beriman Rasta (lih. 'Aku dan Aku'), dan di dalam diri setiap manusia. Penganut Rasta juga mengatakan bahwa gereja yang sejati adalah tubuh manusia, dan bahwa gereja (atau "struktur") tersebut yang mengandung Roh Kudus.

Dialog antaragama

[sunting | sunting sumber]

Doktrin Trinitas merupakan bagian integral dalam perbedaan pendapat antaragama dengan kedua agama Abrahamik utama yang lain, Yudaisme dan Islam; yang pertama disebutkan menolak sepenuhnya misi ilahi Yesus, dan yang terakhir disebutkan menerima Yesus sebagai seorang nabi manusia dan Al-Masih (Mesias) tetapi bukan sebagai putra Allah, kendati menerima kelahirannya dari seorang perawan. Konsep tentang trinitas yang setara ditolak sepenuhnya, ayat-ayat Al-Qur'an menyebutkan kalau pandangan mengenai Trinitas merupakan penghujatan.[94]

Penolakan terhadap doktrin Trinitas mengarah pada perbandingan antara teologi nontrinitarian Yudaisme dan Islam. Sebagai contoh, pada suatu artikel tahun 1897 yang diterbitkan dalam The Jewish Quarterly Review, Montefiore mendeskripsikan Unitarianisme sebagai jembatan antara Yudaisme dan Kekristenan arus utama, menyebutnya sebagai suatu "fase Yudaisme" sekaligus suatu "fase Kekristenan".[95] Berkenaan dengan Islam, Islam perdana pada awalnya dianggap sebagai salah satu varian dari Arianisme, salah satu bidah dalam Kekristenan Ortodoks dan Katolik, oleh kaisar Bizantin pada tahun 600-an. Pada tahun 700-an, banyak penganut Arian di Spanyol yang memandang Muhammad sebagai seorang nabi. Pada pertengahan tahun 1500-an, banyak penganut unitarian Socinian yang diduga memiliki kecenderungan pada Islam. Kaum Socinian memuji Islam, kendati menganggap Al-Qur'an mengandung kesalahan-kesalahan, karena keyakinannya akan kemanunggalan Allah. Bilal Cleland mengklaim bahwa "seorang penulis anonim" dalam Sebuah Surat Resolusi tentang Doktrin Trinitas dan Inkarnasi (1693) menyatakan kalau jumlah penganut Islam yang lebih banyak dan keunggulan militernya disebabkan karena lebih ketat dalam mempertahankan doktrin yang benar daripada Kekristenan arus utama.[96]

Kalangan Kristen Trinitaris meliputi sebagian besar umat beriman dalam tradisi Kristen. Karena banyak kalangan Kristen Trinitaris memandang doktrin Trinitas sebagai bagian yang tak terpisahkan dari iman Kristen, penganut Nontrinitaris sering kali tidak dipandang sebagai umat Kristen oleh penganut Trinitaris.[97]

Klaim asal mula Trinitas dari pagan

[sunting | sunting sumber]
Horus, Osiris, dan Isis
Altar yang menggambarkan suatu dewa berkepala tiga yang diidentikasi sebagai Lugus.

Orang Mesir kuno, yang pengaruhnya pada pemikiran religius awal dianggap mendalam, biasanya meyusun dewa dan dewi mereka dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga dewa/dewi, atau trinitas: terdapat trinitas Osiris, Isis, dan Horus, trinitas Amun, Mut, dan Khonsu, dan trinitas Khnum, Satet, dan Anuket.

Beberapa kalangan nontrinitarian[siapa?] juga mengatakan bahwa suatu hubungan antara doktrin Trinitas dengan para teolog Kristen Mesir dari Aleksandria menunjukkan kalau teologi Aleksandrian, dengan penekanannya yang kuat pada keilahian Yesus, memiliki peranan dalam menanamkan warisan religius pagan Mesir ke dalam Kekristenan. Mereka menuduh Gereja mengadopsi ajaran-ajaran Mesir tersebut setelah mengadaptasinya ke dalam pemikiran Kristen dengan memanfaatkan filsafat Yunani.[98]

Mereka mengatakan bahwa terdapat banyak pengaruh Platonis dan Yunani dalam pengembangan gagasan Ketuhanan tritunggal yang setara, banyak konsep dasar dari filsafat Aristotelian yang dipadukan dan dimasukkan ke dalam Allah Alkitabiah. Sebagai salah satu bukti, mereka mengatakan bahwa Aristoteles sendiri mengatakan: "Semua hal ada tiga, dan tiga kali adalah semua: dan mari kita menggunakan nomor ini dalam ibadah kepada allah-allah; karena, sebagaimana dikatakan para Pythagorean, segala sesuatu dan semua hal terikat tiga-tiga, sebab yang akhir, yang tengah, dan yang awal memiliki nomor ini dalam segala sesuau, serta hal ini menyusun nomor Trinitas."[99][100]

Kata-kata yang karenanya dikaitkan dengan Aristoteles itu berbeda dalam banyak cara dari apa yang telah dipublikasikan sebagai teks asli sang filsuf dalam bahasa Yunani,[101][102][103] yang umpamanya tidak ada yang bersesuaian dengan "mari kita menggunakan nomor ini dalam ibadah kepada allah-allah" sebelum menyebutkan para Pythagorean. Selain itu juga berbeda dengan berbagai terjemahan karya-karya Aristoteles oleh para akademisi seperti Stuart Leggatt, W. K. C. Guthrie, J. L. Stocks, Thomas Taylor dan Jules Barthélemy-Saint-Hilaire. Terjemahan-terjemahan independen namun konkordan oleh Guthrie dan Stocks dari apa yang dituliskan Aristoteles, dalam Tentang Langit karyanya, mengenai apa yang ia anggap tiga dimensi satu-satunya dipandang sebagai "terjemahan-terjemahan Inggris yang baik",[104] dan suatu perbandingan dengan bagian dari kata-kata di atas itu yang dikaitkan dengan Aristoteles memperlihatkan bagaimana yang terakhir disebutkan menyimpang.

Terjemahan Guthrie adalah: "Ukuran yang dapat dibagi dalam satu arah ialah suatu garis, dalam dua arah ialah suatu permukaan, dalam tiga arah ialah suatu badan. Tidak ada ukuran yang tidak termasuk dalam hal-hal ini; karena tiga ialah semua, dan 'dalam tiga arah' ialah sama dengan 'ke segala arah'. Hal itu sama seperti yang dikatakan para Pythagorean, seluruh dunia dan segala sesuatu di dalamnya terangkum dalam nomor tiga tersebut; karena akhir, tengah, dan awal menyajikan nomor dari keseluruhan, dan nomor tersebut ialah tiga serangkai. Oleh karena itulah kita telah mengambil nomor ini dari alam, seolah-olah merupakan hukum-hukumnya, dan kita bahkan memanfaatkannya untuk ibadah kepada allah-allah."[105]

Terjemahan Stocks adalah: "Suatu ukuran jika dapat dibagi dalam satu cara ialah suatu garis, jika dua cara suatu permukaan, dan jika tiga suatu badan. Di luar hal-hal ini tidak ada ukuran lainnya, karena ketiga dimensi ialah semua yang ada, dan yang dapat dibagi dalam tiga arah dapat dibagi dalam semua. Sebab, sebagaimana dikatakan para Pythagorean, dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya ditetapkan oleh nomor tiga itu, karena awal dan tengah dan akhir menyajikan nomor dari suatu 'semua', dan nomor yang disajikannya itu ialah tiga serangkai. Dan demikianlah, setelah mengambil ketiganya dari alam sebagaimana (dapat dikatakan) hukum-hukumnya, kita memanfaatkan nomor tiga itu lebih lanjut dalam ibadah kepada allah-allah."[106]

Beberapa kalangan antitrinitarian juga mencatat bahwa Plato sang filsuf Yunani percaya akan suatu "ketritunggalan" istimewa dalam hidup dan dalam alam semesta. Dalam Phaedo karyanya, Plato memperkenalkan istilah "tiga serangkai" (bahasa Yunani: τριάς),[107] yang mereka terjemahkan menjadi "trinitas". Istilah tersebut diadopsi oleh orang-orang Kristen yang dikatakan berasal dari abad ke-3 dan ke-4 dengan arti yang kurang lebih bersesuaian dengan "Bapa, Putra, dan Roh (Jiwa)".[108] Kalangan nontrinitarian bersikeras bahwa gagasan dan adopsi semacam itu menjadikan doktrin Trinitas mencurigakan, sebagai konsep yang tidak Alkitabiah, tetapi ekstra-Alkitabiah.

Sebagai bukti akan hal tersebut, mereka mengatakan bahwa terdapat suatu sintesis yang diakui secara luas antara Kekristenan dengan filsafat Platonis yang terlihat dalam formula-formula trinitarian yang muncul pada akhir abad ke-3. Oleh karena itu, klaim mereka, sejak periode Konstantinian ide-ide pagan tersebut diterapkan secara paksa pada gereja-gereja sebagaimana doktrin Katolik berakar kuat dalam dasar Helenisme. Sebagian besar kelompok yang menganut teori Kemurtadan Besar pada umumnya sepakat dengan tesis tersebut.

Para apologis awal, misalnya Yustinus Martir, Tertulianus, dan Ireneus, sering membahas kesejajaran dan kekontrasan antara Kekristenan, Paganisme, dan agama sinkretis lainnya, serta menanggapi berbagai tuduhan peminjaman ide-ide dari paganisme dalam tulisan-tulisan apologetik mereka.

Pengaruh Helenis

[sunting | sunting sumber]

Para pendukung argumen "pengaruh Helenis" berupaya untuk menelusuri pengaruh dari para filsuf Yunani, seperti Plato ataupun Aristoteles, yang menurut mereka mengajarkan suatu "ketritunggalan" yang esensial dari Realitas Tertinggi, dan juga konsep "asal mula dari kekekalan", yang merupakan "kelahiran tanpa menjadi". Mereka mengatakan bahwa para teolog dari abad ke-4, misalnya Atanasius dari Aleksandria, menginterpretasikan Alkitab melalui suatu filter Platonis Tengah dan kemudian Neoplatonisme.

Argumen mereka adalah banyak orang Kristen abad ke-3 dan ke-4 yang memadukan filsafat pagan Yunani dengan Kitab Suci, memasukkan Platonisme ke dalam konsep mereka tentang Allah Alkitabiah dan Kristus Alkitabiah. Para pendukung argumen ini menunjuk pada apa yang mereka lihat sebagai kesamaan antara filsafat Helenistik dengan Kekristenan pasca-Apostolik, dengan memeriksa faktor-faktor berikut:

  • Stuart G Hall (pernah menjadi Profesor Sejarah Gerejawi di King's College, London) memaparkan proses penggabungan filosofis/teologis selanjutnya dalam Doctrine and Practice in the Early Church (1991). Ia menulis:

Para apologis tersebut mulai mengklaim bahwa budaya Yunani, sebagaimana Perjanjian Lama, merujuk pada dan disempurnakan dalam pesan Kristen. Proses ini dilakukan paling menyeluruh dalam sintesis Klemens dari Aleksandria. Hal itu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Anda dapat menelusuri literatur Yunani, dan menemukan (terutama dalam [karya] para penyair dan pelihat tertua) referensi-referensi mengenai 'Allah' yang lebih kompatibel dengan monoteisme daripada dengan politeisme (maka secara terperinci [terdapat dalam karya] Atenagoras). Anda dapat menyusun suatu kronologi umum antara legenda-legenda Yunani prasejarah (Homeros) dan catatan biblis (maka Teofilus). Anda dapat mengadaptasi suatu karya apologetik Yahudi pra-Kristen, yang mengklaim bahwa Plato dan para filsuf Yunani mendapatkan ide-ide terbaik mereka secara tidak langsung dari ajaran-ajaran Musa dalam Alkitab, yang adalah jauh lebih awal. Teori ini mengombinasikan keuntungan dari menjadikan para tokoh Yunani itu para penjiplak (dan karenanya kelas dua ataupun kriminal), seraya mengklaim bahwa mereka mendukung Kekristenan melalui argumen-argumen mereka setidaknya dalam kurun waktu tertentu. Hal itu utamanya diterapkan pada pertanyaan mengenai Allah.[109]

  • Trinitas-trinitas neo-Platonis, seperti Yang Esa (Yang Satu), Nous, dan Jiwa, tidak dianggap sebagai suatu trinitas yang memeliki kesetaraan hakikat sebagaimana dalam Kekristenan arus utama. Bagaimanapun, trinitas neo-Platonis mengandung doktrin emanasi, atau "asal mula dari kekekalan" ("derivasi abadi"), suatu prosedur kemunculan/generasi yang tak lekang oleh waktu yang dialami sebagai suatu sumber Yang Satu dan diklaim dapat disejajarkan dengan kemunculan cahaya dari Matahari. Hal ini diadopsi oleh Origenes dan kemudian oleh Atanasius, serta diterapkan pada kemunculan Putra dari Bapa, karena mereka meyakini bahwa analogi tersebut dapat digunakan untuk mendukung gagasan bahwa Bapa, sebagai yang tak dapat berubah, selalu menjadi Bapa, dan bahwa kemunculan Putra oleh karena itu juga kekal dan tak lekang oleh waktu.[110]
  • Sintesis Kekristenan dengan filsafat Platonis selanjutnya dimasukkan dalam formula-formula trinitarian yang muncul pada akhir abad ke-3. "Teologi filosofis Yunani" tersebut "dikembangkan sepanjang kontroversi Trinitarian atas hubungan antar pribadi Ketuhanan."[111] Beberapa orang menyatakan bahwa pemasukan ini dikenal selama abad ke-3, karena tuduhan atas peminjaman tersebut dikemukakan oleh beberapa orang yang berselisih ketika doktrin Nicea sedang diformalisasikan dan diadopsi oleh para uskup. Sebagai contoh, pada abad ke-4, Marselus dari Ancyra, yang mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah satu pribadi (hipostasis), mengatakan dalam Tentang Gereja Kudus, 9 karyanya:

Sekarang dengan ajaran sesat dari para Ariomaniak, yang telah merusak Gereja Allah...Mereka ini mengajarkan tiga hipostasis, sama seperti yang diciptakan oleh Valentinus si penyesat dalam buku yang ia beri judul 'Tentang Tiga Kodrat'. Sebab ia adalah orang pertama yang menciptakan tiga hipostasis dan tiga pribadi Bapa, Putra, dan Roh Kudus, dan ia didapati telah mencurinya dari Hermes dan Plato.[112]

Ringkasan ayat-ayat Alkitab yang dianggap bertentangan

[sunting | sunting sumber]

Bagian Alkitab yang lazim dikutip oleh para penentang paham Tritunggal merupakan ayat-ayat yang dalam anggapan mereka adalah hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah Bapa. Selain itu, terdapat ayat-ayat lain yang mengesankan bahwa Yesus adalah seorang makhluk ciptaan dan tidak sehakikat dengan Allah Bapa. Berikut adalah ayat-ayat Alkitab yang dikatakan lazim dikutip oleh mereka:

Hanya ada satu Tuhan

[sunting | sunting sumber]
  • Matius 4:10: "Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!."
  • Yohanes 17:3: "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
  • 1 Timotius 2:5: "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"
  • Yakobus 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar."

Pengakuan Yesus sebagai Utusan

[sunting | sunting sumber]
  • Matius 10:40: "Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku."
  • Matius 15:24: "Jawab Yesus: 'Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.'"
  • Markus 9:37: "Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku."
  • Lukas 4:43: "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
  • Lukas 9:48: "dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
  • Lukas 10:16: "Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku."
  • Yohanes 4:34: "Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."
  • Yohanes 5:24: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."
  • Yohanes 5:30-32: "Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar."
  • Yohanes 5:36-43: "Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada- Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat, dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya. Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Aku tidak memerlukan hormat dari manusia. Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah. Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia."
  • Yohanes 6:29: "Jawab Yesus kepada mereka: 'Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.'"
  • Yohanes 6:38-39: "Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman."
  • Yohanes 7:16-18: "Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri. Barangsiapa berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya."
  • Yohanes 8:15-16: "Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku."
  • Yohanes 8:26: "Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar daripada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia."
  • Yohanes 11:42: "Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
  • Yohanes 12:42-45: "Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada- Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia daripada kehormatan Allah. Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku."
  • Yohanes 12:48-50: "Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Dan Aku tahu, bahwa perintah- Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
  • Yohanes 14:23-24: "Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku."
  • Yohanes 17:8: "Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang daripada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
  • Yohanes 17:25: "Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku;"

Ketebatasan Yesus dibanding Allah Bapa

[sunting | sunting sumber]
  • Markus 13:32: "Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."
  • Yohanes 14:28: "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku."
  • Yohanes 17:20-23: "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."
  • Yohanes 20:17: "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'"
  • Kisah Para Rasul 7:55-56: "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'"
  • 1 Korintus 8:4-6: "Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain daripada Allah yang esa." Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi—dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian—namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
  • Kolose 1:15: "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,"
  • 1 Korintus 15:24-28: "Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya. Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua."
  • Yohanes 13:15-17: "sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya."

Kelompok Kristen dengan posisi nontrinitarian

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ The Trinity. Diakses tanggal 5 Maret 2015. 
  2. ^ The Story of Christian Theology. Diakses tanggal 5 Maret 2015. 
  3. ^ A Short History of Christian Doctrine. Diakses tanggal 5 Maret 2015. 
  4. ^ Constantinople and the West. Diakses tanggal 5 Maret 2015. 
  5. ^ Halsey, A. (13 Oktober 1988). British Social Trends since 1900: A Guide to the Changing Social Structure of Britain (dalam bahasa English). Palgrave Macmillan UK. hlm. 518. ISBN 9781349194667. his so called 'non-Trinitarian' group includes the Jehovah's Witnesses, Mormons, Christadelphians, Christian Scientists, Theosophists, Church of Scientology, Unification Church (Moonies), the Worldwide Church of God and so on. 
  6. ^ von Harnack, Adolf (1894-03-01). "History of Dogma". Diakses tanggal 2007-06-15. [In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptionist Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology) 
  7. ^ Justo L. González, The Story of Christianity: The Early Church to the Present Day, Prince Press, 1984, Vol. 1, pp. 159-161• Jaroslav Pelikan, The Christian Tradition: A History of the Development of Doctrine, The University of Chicago Press, 1971, Vol. 1, pp. 181-199
  8. ^ Encyclopædia Britannica 1942 edition p.634 "Christianity"
  9. ^ "HISTORY OF ARIANISM". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  10. ^ Stephen Goranson, “Ebionites,” ed. David Noel Freedman, The Anchor Yale Bible Dictionary (New York: Doubleday, 1992), 261.
  11. ^ "American Unitarian Conference". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-21. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  12. ^ a b David K. Bernard, Oneness and Trinity A.D. 100Templat:Nsnd300 – The Doctrine of God and Ancient Christian Writings – Word Aflame Press, Hazelwood Montana, 1991, p. 156.
  13. ^ Encyclopedia of Protestantism, page 474, J. Gordon Melton, 2005: "... for his many departures from traditional Christian and Protestant affirmations including the Trinity and the deity of Christ. ... 1 (1886; reprint, Rutherford, NJ: Dawn Bible Students Association, nd)"
  14. ^ a b Watch Tower, October 1881, Watch Tower Reprints page 290 As Retrieved 2009-09-23 Diarsipkan 2011-10-02 di Wayback Machine., page 4, ""He gave his only begotten Son." This phraseology brings us into conflict with an old Babylonian theory, viz.: Trinitarianism. If that doctrine is true, how could there be any Son to give? A begotten Son, too? Impossible. If these three are one, did God send himself? And how could Jesus say: "My Father is greater than I." John 14:28. [emphasis retained from original]"
  15. ^ "Z1882 July". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-22. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  16. ^ Flint, James; Deb Flint. One God or a Trinity?. Hyderabad: Printland Publishers. ISBN 81-87409-61-4. 
  17. ^ Pearce, Fred. Jesus: God the Son or Son of God? Does the Bible Teach the Trinity?. Birmingham, UK: The Christadelphian Magazine and Publishing Association Ltd (UK). hlm. 8. 
  18. ^ Tennant, Harry. The Holy Spirit: Bible Understanding of God's Power. Birmingham, UK: The Christadelphian Magazine and Publishing Association Ltd (UK). 
  19. ^ a b Broughton, James H.; Peter J Southgate. The Trinity: True or False?. UK: The Dawn Book Supply. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-18. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  20. ^ Nelson's guide to denominations J. Gordon Melton - 2007 "Later in the century, various leaders also began to express doubts about the Trinity, and a spectrum of opinion emerged. ... Still others, such as the Church of God General Conference (Abrahamic Faith) specifically denied the Trinity ..."
  21. ^ Manalo, Eraño G., Fundamental Beliefs of the Iglesia ni Cristo (Church of Christ) (Iglesia ni Cristo; Manila 1989)
  22. ^ The Watchtower: 23. January 15, 1992.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  23. ^ Insight on the Scriptures. 2. Watchtower Bible and Tract Society of Pennsylvania. 1988. hlm. 393–394. 
  24. ^ Should You Believe in the Trinity?. Watch Tower Society. hlm. 20. 
  25. ^ Holland, Jeffrey R. "The Only True God and Jesus Christ Whom He Hath Sent". Diakses tanggal 29 November 2013. 
  26. ^ a b "Arianism". Southern Grace Church. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  27. ^ a b "What is Arianism?". Unity in the Body of Christ. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  28. ^ a b Giles, Jerry C. (1992). "Jesus Christ: Firstborn in the Spirit". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 728. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. 
  29. ^ a b Millet, Robert L. (1992). "Jesus Christ: Overview". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 724–726. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. 
  30. ^ a b "Arianism". Christian Apologetics and Research Ministry. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  31. ^ "Are Mormons Arians?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-01. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  32. ^ Robinson, Stephen E. (1992). "God the Father: Overview". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 548–550. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. 
  33. ^ Backman, Milton V. (1992). "First Vision". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 515–516. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. 
  34. ^ "What is Arianism?". The Arian Catholic Church. Diakses tanggal 29 November 2013. 
  35. ^ "'The Glory of God Is Intelligence' - Lesson 37: Section 93", Doctrine and Covenants Instructor's Guide: Religion 324-325 (PDF), Institutes of Religion, Church Educational System, 1981, hlm. 73–74, diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2014-11-12 
  36. ^ "The Oneness of God". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2008. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  37. ^ Edict by Emperor Constantine against the Arians
  38. ^ "In addition, if any writing composed by Arius should be found, it should be handed over to the flames, so that not only will the wickedness of his teaching be obliterated, but nothing will be left even to remind anyone of him. And I hereby make a public order, that if someone should be discovered to have hidden a writing composed by Arius, and not to have immediately brought it forward and destroyed it by fire, his penalty shall be death. As soon as he is discovered in this offense, he shall be submitted for capital punishment." - Edict by Emperor Constantine against the Arians. Athanasius (23 January 2010). "Edict by Emperor Constantine against the Arians". Fourth Century Christianity. Wisconsin Lutheran College. Diakses tanggal 2 May 2012. 
  39. ^ Getting to Know the Church Fathers. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  40. ^ Encyclopedia of Barbarian Europe. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  41. ^ Early Controversies and the Growth of Christianity. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  42. ^ "NPNF2-04. Athanasius: Select Works and Letters". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  43. ^ Elaine Pagels, Beyond Belief: The Secret Gospel of Thomas (Random House, 2003), n.p.
  44. ^ "NPNF2-04. Athanasius: Select Works and Letters". Ccel.org. 13 July 2005. Diakses tanggal 21 January 2012. 
  45. ^ David Bernard's The Oneness of God, Word Aflame Press, 1983, ISBN 0-912315-12-1. pgs 264-274.
  46. ^ Wells, H. G. (n.d.). The Outline of History: being a plain history of life and mankind. Forgotten Books. 2. London, UK: The Waverley Book Company. hlm. 284. 
  47. ^ W. Fulton, ”Trinity”, Encyclopædia of Religion and Ethics, T. & T. Clark, 1921, Vol. 12, p. 459.
  48. ^ Unitarians face a new age: the report of the Commission of Appraisal. American Unitarian Association. ed. Frederick May Eliot, Harlan Paul Douglass - 1936 "Chapter III CHURCH GROWTH AND DECLINE DURING THE LAST DECADE Year Book data permit the calculation of growth or decline in membership for 297 Unitarian churches which existed throughout the last decade and ..."
  49. ^ Charles Lippy Faith in America: Changes, Challenges, New Directions p2 2006 "However, when the national interest in novel religious forms waned by the mid- nineteenth century, Unitarianism and Universalism began to decline.2 For the vast majority of religious bodies in America, growth continued unabated;"
  50. ^ a b The Apostles' Creed. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  51. ^ New Catholic Encyclopedia (1967) Volume XIV p.299
  52. ^ John Macquarrie, "Trinity," Microsoft Encarta Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. Retrieved on March 31, 2008.
  53. ^ "Trinity," Encyclopædia Britannica 2004 Ultimate Reference Suite DVD. Retrieved on March 31, 2008.
  54. ^ Jouette M. Bassler, "God in the NT", The Anchor Bible Dictionary, Doubleday, New York 1992, 2:1055.
  55. ^ a b An Introduction to the New Testament for Catholics. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  56. ^ "Theological Studies" (PDF). Diakses tanggal 5 March 2015. 
  57. ^ Reasoning from Scriptures, Watch Tower bible and tract society page 411 para 4
  58. ^ The Gospel According to John. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  59. ^ John (Understanding the Bible Commentary Series). Diakses tanggal 5 March 2015. 
  60. ^ Earl Radmacher, Nelson's New Illustrated Bible Commentary (Thomas Nelson Inc. 1999) ISBN 978-1-4185-8734-5
  61. ^ Commentary on John (Commentary on the New Testament Book #4). Diakses tanggal 5 March 2015. 
  62. ^ a b Patrick Navas - Divine Truth Or Human Tradition?: A Reconsideration Of The Orthodox Doctrine Of The Trinity in Light of the Hebrew and Christian Scriptures - AuthorHouse, 2007, 2011 - p 267.
  63. ^ JOHN 1:1c: "God," "divine" or "a god" ? - onlytrugod.org. Retrieved 24 November 2014.
  64. ^ a b Kaiser, Dr. Christopher B., The Doctrine of God, A Historical Survey - Foundations For Faith - Westchester: Crossway Books, 1982, p. 31.
  65. ^ The NET Bible. Biblical Studies Press. 2005. ISBN 9780737501117. 
  66. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-29. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  67. ^ "Strong's Hebrew: 430. אֱלֹהִים (elohim) -- God, god". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  68. ^ "Old Testament Hebrew Lexicon". Bible Study Tools. 
  69. ^ "2 Corinthians 13:14 – Trinity? - The Son of Jehovah". The Son of Jehovah. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  70. ^ [[|]] Philippians:2:5-6-HCSV
  71. ^ [[|]] Philippians:2:5-6-KJV
  72. ^ "ERRORS IN THE KING JAMES VERSION NO. 4 - ROBBERY - Going to Jesus.com". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  73. ^ Is God a Trinity?. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  74. ^ "The Chalcedonian Definition". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  75. ^ The Word "Homoousios" from Hellenism to Christianity Diarsipkan 2011-07-23 di Wayback Machine., by P.F. Beatrice, Church History, Cambridge University Press on behalf of the American Society of Church History, Vol. 71, No. 2, (Jun., 2002), pp. 243-272. (retrieved @ noemon.net) Diarsipkan 20110723224453 di noemon.net Galat: URL arsip tidak dikenal
  76. ^ "The word Trinity is not found in the Bible". CARM - The Christian Apologetics & Research Ministry. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  77. ^ The Voice... Diakses tanggal 5 March 2015. 
  78. ^ "Institute for Religious Research - The Biblical Basis of the Doctrine of the Trinity - Introduction". Institute for Religious Research. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  79. ^ The Unitarian: a monthly magazine of liberal Christianity ed. Jabez Thomas Sunderland, Brooke Herford, Frederick B. Mott - 1893 "We believe in the Holy Spirit, man's sole reliance for guidance, safety, or salvation, not as a separate person, entity, reality, or consciousness, existent apart from man or God, but as the recognizing sympathetic inter-communication in love between God and the human soul, the direct converse or communion of man's consciousness with Deity."
  80. ^ a b "Is the Holy Spirit a Person?". Awake!: 14–15. July 2006. In the Bible, God’s Holy Spirit is identified as God’s power in action. Hence, an accurate translation of the Bible’s Hebrew text refers to God’s spirit as “God’s active force.” 
  81. ^ Who and What Is God? - Mystery of the Ages - Herbert W. Armstrong. Retrieved 19 May 2012.
  82. ^ Peter Althouse Spirit of the last days: Pentecostal eschatology in conversation p12 2003 "The Oneness Pentecostal stream follows in the steps of the Reformed stream, but has a modalistic view of the Godhead"
  83. ^ See under heading "The Father is the Holy Ghost" in David Bernard, The Oneness of God, Chapter 6.
  84. ^ See also David Bernard, A Handbook of Basic Doctrines, Word Aflame Press, 1988.
  85. ^ See under "The Lord God and His Spirit," in Chapter 7 of David Bernard, The Oneness of God Diarsipkan 2008-02-16 di Wayback Machine..
  86. ^ Wilson, Jerry A. (1992). "Holy Spirit". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 651. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. The Holy Spirit is a term often used to refer to the Holy Ghost. In such cases the Holy Spirit is a personage." 
  87. ^ McConkie, Joseph Fielding (1992). "Holy Ghost". Dalam Ludlow, Daniel H. Encyclopedia of Mormonism. New York: Macmillan Publishing. hlm. 649–651. ISBN 0-02-879602-0. OCLC 24502140. 
  88. ^ D&C 131:7-8 ("There is no such thing as immaterial matter. All spirit is matter, but it is more fine or pure, and can only be discerned by purer eyes; We cannot see it; but when our bodies are purified we shall see that it is all matter.")
  89. ^ a b D&C 130:22.
  90. ^ Romney, Marion G. (May 1974), "The Holy Ghost", Ensign 
  91. ^ a b Millennial Star. XII. October 15, 1850. hlm. 305–309. Diakses tanggal March 30, 2011. 
  92. ^ "Basic Beliefs Articles of Faith and Practice". Church of Christ. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-21. Diakses tanggal 21 January 2015. 
  93. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-21. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  94. ^ The Holy Qur'an. 4:171. 
  95. ^ Montefiore, C. G. (January 1897). "Unitarianism and Judaism in Their Relations to Each Other". The Jewish Quarterly Review. University of Pennsylvania Press. 9 (2): 240–253. Diakses tanggal 18 Juni 2016. You [Unitarian Christians] have relations and points of connexion with Judaism on the one side, and with orthodox Christianity on the other. You are in a position of vantage to absorb the permanent elements of truth and value lying at your right hand and at your left. For, looked at from one point of view, though you might yourselves deny it, you constitute a phase of Judaism; looked at from another, though many Christians deny it, you are a phase of Christianity. The paradox of the one assertion to some of yourselves is no greater than the paradox of the other to many beyond your pale 
  96. ^ Cleland, Bilal. "Islam and Unitarians". Tell me about Islam. Diakses tanggal 16 June 2016. 
  97. ^ George, Maya (2009). Faith & philosophy of Christianity. Delhi: Gyan Publishing House. hlm. 72. ISBN 9788178357201. 
  98. ^ 'At times he forms one of a trinity in unity, with Ra and Osiris, as in Fig. 87, a god with the two sceptres of Osiris, the hawk's head of Horus, and the sun of Ra. This is the god described to Eusebius, who tells us that when the oracle was consulted about the divine nature, by those who wished to understand this complicated mythology, it had answered, "I am Apollo and Lord and Bacchus," or, to use the Egyptian names, "I am Ra and Horus and Osiris." Another god, in the form of a porcelain idol to be worn as a charm, shows us Horus as one of a trinity in unity, in name, at least, agreeing with that afterwards adopted by the Christians--namely, the Great God, the Son God, and the Spirit God.'—Samuel Sharpe, Egyptian Mythology and Egyptian Christianity, 1863, pp. 89-90.
  99. ^ "How Ancient Trinitarian Gods Influenced Adoption of the Trinity". United Church of God. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  100. ^ Michael Barber - Should Christianity Abandon the Doctrine of the Trinity? - Universal-Publishers, Nov 1, 2006 - Part Three - Page 78.
  101. ^ "Περί Ουρανού/1". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  102. ^ "ARISTOTE : Traité du Ciel (livre I - texte grec)". Diakses tanggal 5 March 2015. 
  103. ^ "Bekker edition of Aristotle's works, volume II, p. 211". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-27. Diakses tanggal 2016-09-12. 
  104. ^ "Review". 
  105. ^ Plato's Magnesia and Philosophical Polities in Magna Graecia. Diakses tanggal 5 March 2015. [pranala nonaktif permanen]
  106. ^ "The Internet Classics Archive - On the Heavens by Aristotle". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-30. Diakses tanggal 5 March 2015. 
  107. ^ Phaedo (Second Edition). Diakses tanggal 5 March 2015. 
  108. ^ Course of Ideas, pp 387-8.
  109. ^ Stuart George Hall (1992). Doctrine and Practice in the Early Church. Wm. B. Eerdmans Publishing. p. 50. ISBN 0-8028-0629-5
  110. ^ Select Treatises of St. Athanasius - In Controversy With the Arians - Freely Translated by John Henry Cardinal Newmann - Longmans, Green, and Co., 1911
  111. ^ A. Hilary Armstrong, Henry J. Blumenthal, Platonism. Encyclopædia Britannica. Retrieved May 13, 2008, from Encyclopædia Britannica 2006 Ultimate Reference Suite DVD.
  112. ^ Logan A. Marcellus of Ancyra (Pseudo-Anthimus), 'On the Holy Church': Text, Translation and Commentary. Verses 8-9. Journal of Theological Studies, NS, Volume 51, Pt. 1, April 2000, p.95.
  113. ^ Neusner, Jacob, ed. 2009. World Religions in America: An Introduction, Fourth Ed. Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press, p. 257. ISBN 978-0-664-23320-4
  114. ^ Beit-Hallahmi, Benjamin. 1998. The Illustrated Encyclopedia of Active New Religions, Sects and Cults, Revised Ed. New York, New York: Rosen Publishing Group, p. 73. ISBN 0-8239-2586-2
  115. ^ Walker, James K. (2007). The Concise Guide to Today's Religions and Spirituality. Eugene, Oregon: Harvest House Publishers. pp. 117–118. ISBN 978-0-7369-2011-7
  116. ^ Whether Origen taught a doctrine of God that was or was not reconcilable with later Nicene Christianity is a matter of debate (Cf. ANF Vol 4), although many of his other views, such as on metempsychosis, were rejected. Origen was an economic subordinationist according to the editors of ANF, believing in the co-eternal aspect of God the Son but asserting that God the Son never commanded the Father, and only obeyed. This view is compatible with Nicene theology (as it is not held by Nicene Christians that the Son or Holy Spirit can command the Father), notwithstanding any other doctrines Origen held.
  117. ^ a b Avery Cardinal Dulles. The Deist Minimum. 2005.
  118. ^ Pfizenmaier, T.C., "Was Isaac Newton an Arian?" Journal of the History of Ideas 68(1):57–80, 1997.
  119. ^ Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac Newton, heretic : the strategies of a Nicodemite" (PDF). British Journal for the History of Science. 32 (4): 381–419. doi:10.1017/S0007087499003751. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-10-07. Diakses tanggal 2016-09-12. 

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]