Lompat ke isi

Bendera Pusaka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Cagar
 
(42 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox cagar budaya
[[Berkas:Indonesia flag raising witnesses  17 August 1945.jpg|thumb|Pengibaran pertama ''Bendera Pusaka'']]
| Name =Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
| Image =
| Caption =Pengibaran pertama 'Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih'
| Type = Nasional
| Criteria = Benda
| ID = CB.32
| Location =[[Jakarta Pusat]], [[DKI Jakarta]]
| Year =9 Januari 2015
| ownership = [[Sekretariat Presiden Republik Indonesia]]
| management = [[Sekretariat Presiden Republik Indonesia]]
| Session = SK Menteri No.003/M/2015
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015020100010/bendera-pusaka-sang-saka-merah-putih
| map_location = Indonesia Jakarta
| map_label = {{PAGENAME}}
| map_caption =Lokasi di Gedung [[Sekretariat Presiden Republik Indonesia]]
| coordinates = {{coord|-6.1763272|106.8128353}}
}}


'''''Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih''''' adalah sebutan bagi [[bendera Indonesia]] yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri presiden [[Soekarno]]. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di [[Monas]], Bendera Pusaka masih disimpan di [[Istana Negara]].
'''Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih''' adalah sebutan bagi [[bendera Indonesia]] yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Fatmawati, istri presiden [[Soekarno]]. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di [[Monas]], Bendera Pusaka masih disimpan di [[Istana Negara]].


=== Sejarah ===
== Sejarah ==
Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.<ref name=Torchia>{{harvnb|Torchia|2007|p=142}}</ref> Desain bendera dibuat berdasarkan bendera [[Majapahit]] pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.<ref name=FOTW>{{cite web |url=http://fotw.net/flags/id.html|title=Indonesia|author=Ian Macdonald|date=18 June 2010|publisher=Flags of the World|accessdate=12 July 2011}}</ref>
Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.<ref name=Torchia>{{harvnb|Torchia|2007|p=142}}</ref> Desain bendera dibuat berdasarkan bendera [[Majapahit]] pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.<ref name=FOTW>{{cite web |url=https://www.fotw.info/flags/id.html|title=Indonesia|author=Ian Macdonald|date=18 June 2010|publisher=Flags of the World|accessdate=12 July 2011}}</ref>


Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, [[Jakarta]], setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.<ref name=law>{{cite web |url=http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/UU_2009_24.pdf |title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan|trans_title=Law of the Republic of Indonesia Number 24 of the Year 2009 regarding the National Flag, Language, and Emblem as well as the National Anthem |language=Indonesia|date=9 July 2002 |publisher=Indonesian National Government |accessdate=11 July 2011}}</ref> Bendera dinaikkan pada tiang [[bambu]] oleh [[Paskibraka]] yang dipimpin oleh Kapten [[Latief Hendraningrat]]. Setelah dinaikkan, lagu "[[Indonesia Raya]]" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.<ref name=FOTW/><ref name=paskibraka>{{cite web |url=http://www.paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3:sejarah-paskibraka-indonesia&catid=3:sejarah&Itemid=2|title=Sejarah Pembentukan Paskibraka|trans_title=History of the Formation of Paskibraka|language=Indonesia|date=26 January 2011|publisher=Paskibraka|accessdate=12 July 2011}}</ref>
Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, [[Jakarta]], setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.<ref name=law>{{cite web |url=http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/UU_2009_24.pdf |title=Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan |trans_title=Law of the Republic of Indonesia Number 24 of the Year 2009 regarding the National Flag, Language, and Emblem as well as the National Anthem |language=Indonesia |date=9 July 2002 |publisher=Indonesian National Government |accessdate=11 July 2011 |archive-date=2011-06-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110626220937/http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/UU_2009_24.pdf |dead-url=yes }}</ref> Bendera dinaikkan pada tiang [[bambu]] oleh [[Paskibraka]] yang dipimpin oleh Kapten [[Latief Hendraningrat]]. Setelah dinaikkan, lagu "[[Indonesia Raya]]" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.<ref name=FOTW/><ref name=paskibraka>{{cite web|url=http://www.paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3:sejarah-paskibraka-indonesia&catid=3:sejarah&Itemid=2|title=Sejarah Pembentukan Paskibraka|trans_title=History of the Formation of Paskibraka|language=Indonesia|date=26 January 2011|publisher=Paskibraka|accessdate=12 July 2011|archive-date=2012-12-18|archive-url=https://archive.today/20121218130245/http://www.paskibraka-jp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3:sejarah-paskibraka-indonesia&catid=3:sejarah&Itemid=2|dead-url=yes}}</ref>


Pada tahun pertama [[Revolusi Nasional Indonesia]], Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke [[Yogyakarta]] dalam koper Soekarno. Ketika terjadi [[Operatie Kraai]], Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada [[Husein Mutahar]] untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di [[Pulau Bangka|Bangka]].<ref name=paskibraka/>
Pada tahun pertama [[Revolusi Nasional Indonesia]], Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke [[Yogyakarta]] dalam koper Soekarno. Ketika terjadi [[Operatie Kraai]], Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada [[Husein Mutahar]] untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di [[Pulau Bangka|Bangka]].<ref name=paskibraka/>


Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada [[Hari Kemerdekaan]].<ref name=Torchia/> Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.<ref>{{harvnb|International Business Publications|2008|p=76}}</ref>
Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada [[Hari Kemerdekaan]].<ref name=Torchia/> Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.<ref>{{harvnb|International Business Publications|2008|p=76}}</ref> Replika pertama ini dikibarkan selama 15 tahun sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985 yang mulai dikibarkan adalah replika kedua, sampai tahun 2014. Dan yang ketiga dikibarkan dari tahun 2015 sampai sekarang


=== Arti dan simbolisme ===
== Arti dan simbolisme ==
Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.<ref name=law/> Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan [[gula aren]] dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam [[masakan Indonesia]].<ref name=FOTW/>
Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.<ref name=law/> Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan [[gula aren]] dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam [[masakan Indonesia]].<ref name=FOTW/>


== Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ==
=== Dampak sosial ===
{{utama|Paskibraka}}
{{utama|Paskibraka}}
[[Berkas:Paskibrakaaceh.jpg|thumb|Paskibraka di [[Aceh]], ketika upacara bendera]]
[[Berkas:Upacara bendera indonesia.jpg|jmpl|Seorang Paskibraka membawa bendera duplikat pusaka merah putih untuk dikibarkan]]
Bendera Pusaka merupakan nama dari [[organisasi mahasiswa]] Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau kependekan nya Paskibraka; {{lang-en|Bendera Pusaka Flag Hoisting Troop}}). Organisasi yang dibentuk oleh [[Husein Mutahar]] pada tahun 1968 ini, bertugas sebagai pengibar bendera pada upacara bendera di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.<ref name=paskibraka/>
"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada [[Pasukan Pengibar Bendera Pusaka]], atau kependekan nya '''Paskibraka'''; ({{lang-en|Heirloom Flag Hoisting Troop}}). Organisasi yang dibentuk oleh [[Husein Mutahar]] pada tahun 1968 ini bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati [[Kemerdekaan Republik Indonesia]] di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.<ref name=paskibraka/>


== Pasukan Pengibar Bendera Pusaka ==
'''Paskibraka''' adalah singkatan dari '''Pasukan Pengibar Bendera Pusaka''' dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera Pusaka dalam upacara peringatan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Walikota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Negara). Anggotanya berasal dari pelajar SLTA Sederajat kelas 1 ATAU 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan [[April]] untuk persiapan pengibaran pada [[17 Agustus]]
=== Lambang ===
=== Lambang ===
Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai
Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai
* Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
* Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
* Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira
* Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira

=== Sejarah Paskibraka ===
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946,

pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1 Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) [[Husein Mutahar]], untuk menyiapkan pengibaran bendera Pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera Pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.

Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebertulan sedang berada di Yogyakarta. Lima orang tersebut melambangkan Pancasila. Sejak itu, sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.

Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera Pusaka. Pengibaran bendera Pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Tahun [[1967]], [[Husein Mutahar]] dipanggil presiden saat itu, [[Soekarno]], untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera Pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun [[1946]] di [[Yogyakarta]], dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
* Kelompok 17 / pengiring (pemandu),
* Kelompok 8 / pembawa (inti),
* Kelompok 45 / pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus [[1945]] (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di [[Jakarta]] dan menjadi anggota Pandu/[[Pramuka]] untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera Pusaka.
Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para [[mahasiswa]] [[AKABRI]] (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan. Usul lain menggunakan anggota [[pasukan khusus]] [[ABRI]] (seperti [[RPKAD]], [[PGT]], [[marinir]], dan [[Brimob]]) juga tidak mudah. Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (PASWALPRES) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di Istana Negara Jakarta.

Mulai tanggal 17 Agustus [[1968]], petugas pengibar bendera Pusaka adalah para pemuda utusan [[provinsi]]. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh ex-anggota pasukan tahun [[1967]].

Pada tanggal [[5 Agustus]] [[1969]], di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada [[Gubernur]]/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera Pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja.

Istilah yang digunakan dari tahun [[1967]] sampai tahun [[1972]] masih "Pasukan Pengerek Bendera Pusaka".
Baru pada tahun [[1973]], [[Idik Sulaeman]] melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan PASKIBRAKA. PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti Pusaka. Mulai saat itu, anggota pengibar bendera Pusaka disebut Paskibraka.


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}



== Bibliografi ==
== Bibliografi ==
{{http://sejabodetabeksimppahn.blogspot.com}}

* {{cite book|last1=Torchia|first1=Christopher|title=Indonesian Idioms and Expressions: Colloquial Indonesian at Work|url=http://books.google.ca/books?hl=en&lr=&id=YGTBFGOsOnQC&oi=fnd&pg=PA7&dq=%22gugur+bunga%22+ismail+marzuki&ots=UoHJS8Xsah&sig=AaiolLJztkKi29QP0FWqYJpxlKk#v=onepage&q=%22gugur%20bunga%22&f=false|year=2007|publisher=[[Tuttle Publishing|Tuttle]]|location=Singapore|isbn=0804838739|oclc=|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Torchia|first1=Christopher|title=Indonesian Idioms and Expressions: Colloquial Indonesian at Work|url=http://books.google.ca/books?hl=en&lr=&id=YGTBFGOsOnQC&oi=fnd&pg=PA7&dq=%22gugur+bunga%22+ismail+marzuki&ots=UoHJS8Xsah&sig=AaiolLJztkKi29QP0FWqYJpxlKk#v=onepage&q=%22gugur%20bunga%22&f=false|year=2007|publisher=[[Tuttle Publishing|Tuttle]]|location=Singapore|isbn=0804838739|oclc=|ref=harv}}
* {{cite book|last1=|first1=|title=Indonesia Diplomatic Handbook|url=http://books.google.ca/books?id=w7BuLvU3D3cC&pg=PA76&dq=%22Bendera+Pusaka%22&hl=en&ei=24sbTp2KF_DRmAWc1MTwBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CFkQ6AEwCA#v=onepage&q=%22Bendera%20Pusaka%22&f=false|year=2008|publisher=International Business Publications|location=Washington, DC|isbn=1433023393|oclc=|ref=harv}}
* {{cite book|last1=|first1=|title=Indonesia Diplomatic Handbook|url=http://books.google.ca/books?id=w7BuLvU3D3cC&pg=PA76&dq=%22Bendera+Pusaka%22&hl=en&ei=24sbTp2KF_DRmAWc1MTwBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CFkQ6AEwCA#v=onepage&q=%22Bendera%20Pusaka%22&f=false|year=2008|publisher=International Business Publications|location=Washington, DC|isbn=1433023393|oclc=|ref=harv}}

{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}


[[Kategori:Bendera Indonesia]]
[[Kategori:Bendera Indonesia]]
Baris 69: Baris 56:
[[Kategori:Simbol nasional Indonesia]]
[[Kategori:Simbol nasional Indonesia]]
[[Kategori:Bendera nasional]]
[[Kategori:Bendera nasional]]
[[Kategori:Benda cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Cagar budaya di Jakarta]]

Revisi terkini sejak 6 Agustus 2024 05.38

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Cagar budaya Indonesia
PeringkatNasional
KategoriBenda
No. RegnasCB.32
Lokasi
keberadaan
Jakarta Pusat, DKI Jakarta
No. SKSK Menteri No.003/M/2015
Tanggal SK9 Januari 2015
PemilikSekretariat Presiden Republik Indonesia
PengelolaSekretariat Presiden Republik Indonesia
Koordinat6°10′35″S 106°48′46″E / 6.1763272°S 106.8128353°E / -6.1763272; 106.8128353
Bendera Pusaka di Jakarta
Bendera Pusaka
Bendera Pusaka

Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih adalah sebutan bagi bendera Indonesia yang pertama. Bendera Pusaka dibuat oleh Fatmawati, istri presiden Soekarno. Bendera Pusaka pertama kali dinaikkan pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Walaupun seharusnya Bendera Pusaka disimpan di Monas, Bendera Pusaka masih disimpan di Istana Negara.

Bendera Pusaka dijahit oleh istri Soekarno yaitu Fatmawati.[1] Desain bendera dibuat berdasarkan bendera Majapahit pada abad ke-13, yang terdiri dari sembilan garis berwarna merah dan putih tersusun secara bergantian.[2]

Bendera Pusaka pertama dinaikkan di rumah Soekarno di Jalan Pengangsaan Timur 56, Jakarta, setelah Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[3] Bendera dinaikkan pada tiang bambu oleh Paskibraka yang dipimpin oleh Kapten Latief Hendraningrat. Setelah dinaikkan, lagu "Indonesia Raya" kemudian dinyanyikan secara bersama-sama.[2][4]

Pada tahun pertama Revolusi Nasional Indonesia, Bendera Pusaka dikibarkan siang dan malam. Setelah Belanda menguasai Jakarta pada 1946, Bendera Pusaka dibawa ke Yogyakarta dalam koper Soekarno. Ketika terjadi Operatie Kraai, Bendera Pusaka dipotong dua lalu diberikan kepada Husein Mutahar untuk diamankan. Mutahar diharuskan untuk "menjaga bendera dengan nyawa". Walaupun kemudian ditangkap lalu melarikan diri dari tentara Belanda, Mutahar berhasil membawanya kembali ke Jakarta, menjahit kembali, dan memberikannya pada Soedjono. Soedjono lalu kemudian membawa benderanya ke Soekarno, yang berada dalam pengasingan di Bangka.[4]

Setelah perang berakhir, Bendera Pusaka selalu dinaikkan sekali di depan Istana Negara pada Hari Kemerdekaan.[1] Namun karena kerapuhan bendera, sejak tahun 1968, bendera yang dinaikkan di Istana Negara adalah replika yang terbuat dari sutra.[5] Replika pertama ini dikibarkan selama 15 tahun sampai tahun 1984. Kemudian pada tahun 1985 yang mulai dikibarkan adalah replika kedua, sampai tahun 2014. Dan yang ketiga dikibarkan dari tahun 2015 sampai sekarang

Arti dan simbolisme

[sunting | sunting sumber]

Bendara Pusaka terdiri dari dua warna, merah di atas dan putih di bawah dengan ratio 2:3. Warna merah melambangkan keberanian, sementara warna putih melambangkan kesucian.[3] Namun, juga terdapat arti lain, salah satunya adalah merah melambangkan gula aren dan putih melambangkan nasi, keduanya adalah bahan yang penting dalam masakan Indonesia.[2]

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

[sunting | sunting sumber]
Seorang Paskibraka membawa bendera duplikat pusaka merah putih untuk dikibarkan

"Bendera Pusaka" digunakan namanya untuk merujuk kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau kependekan nya Paskibraka; (bahasa Inggris: Heirloom Flag Hoisting Troop). Organisasi yang dibentuk oleh Husein Mutahar pada tahun 1968 ini bertugas sebagai pengibar dan penurun bendera pusaka (kini duplikat) pada upacara memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat lokal dan nasional serta fungsi internasional untuk Indonesia di luar negeri.[4]

Lambang dari organisasi paskibraka adalah bunga teratai

  • Tiga helai daun yang tumbuh ke atas: artinya paskibra harus belajar, bekerja, dan berbakti
  • Tiga helai daun yang tumbuh mendatar/samping: artinya seorang paskibra harus aktif, disiplin, dan bergembira

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Torchia 2007, hlm. 142
  2. ^ a b c Ian Macdonald (18 June 2010). "Indonesia". Flags of the World. Diakses tanggal 12 July 2011. 
  3. ^ a b "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaaan" (PDF) (dalam bahasa Indonesia). Indonesian National Government. 9 July 2002. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-06-26. Diakses tanggal 11 July 2011. 
  4. ^ a b c "Sejarah Pembentukan Paskibraka" (dalam bahasa Indonesia). Paskibraka. 26 January 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-18. Diakses tanggal 12 July 2011. 
  5. ^ International Business Publications 2008, hlm. 76

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]